• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II NEGARA IRAN SELAYANG PANDANG DAN PROFIL

B. Biografi Mahmoud Ahmadinejad

1. Masa Kecil dan Pendidikan Mahmoud Ahmadinejad

Tepat pada tanggal 28 Oktober 1956, lahirlah seorang anak laki-laki ke empat dari pasangan Ahmad Sabaghian dan Syedeh Khanum. Mereka memberi nama anak itu dengan Mahmoud Sabaghian. Sabaghian berarti “tukang celup”—

41. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 45-46

42. NCRI (National Council of Resistance of Iran) atau Badan Nasional Perlawanan Iran

dulunya dikenal sebagai MKO atau Mojahideen-e Khalq Organization adalah sebuah organisasi

terlarang di Iran hal ini dikarenakan dukungannya terhadad Saddam Husein sewaktu perang Iran-Irak meletus, selain itu MKO juga dicap teroris oleh sebagian negara-negara Eropa dan AS. Lih

Ali M. Ansari. Supermasi Iran; Poros Setan Atau Super Power Baru?. h. 224-225.

orang yang bekerja mencelupkan benang sebelum ditenun menjadi karpet. Namun beberapa tahun kemudian sang ayah mengubah nama putranya menjadi Ahmadinejad—artinya “ras Ahmadi” atau “orang Ahmadi”. Ahmadi sebuah kata yang berasal dari Ahmad, nama yang cukup populer dikalangan Muslim yang berasal dari kata hamd—“menyembah Allah”44. Setelah itu, Mahmoud Sabaghian yangmana ia dilahirkan di Garmsar, namanya berubah menjadi Mahmoud Ahmadinejad atau dieja dengan nama Mahmud Ahmadinezhad.45

Walaupun sebagian besar hidupnya dihabiskan di Teheran, namun Ahmadinejad sebenarnya bukan berasal dari sana. Ia berasal dari kota Aradan, sebuah kota yang berjarak 120 km dari tenggara Teheran atau sekitar dua jam perjalanan mobil. Ia dan keluarganya tinggal di Aradan sampai setahun setelah kelahiran Ahmadinejad. Di Teheran keluarga Ahmadinejad hidup dengan sederhana, ia tinggal di sebuah rumah rumah kontrakan berlantai dua, seorang jurnalis yang sempat melihat rumah itu pasca Ahmadinejad menang pemilu 2005 menggambarkan bahwa kondisi rumah itu telah lapuk dan tak terawat, perkarangannya penuh ilalang, dan sumurnya pun telah mengering. Ayahnya menafkahi keluarganya dengan membuka sebuah toko namun sampai akhirnya sang ayah memutuskan untuk pindah ke Teheran.46Meskipun ayah saya tidak

44. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia Sang Pemimpin Radikal (Jakarta; PT.

Gramedia, 2009), h. 3-5.

45. Stephen Kinzer. Iran: The Essensial Guide to a Country on The Brink (New Jersey;

John Wiley & Sons, Inc. 2006), h. 21.

pernah terpikat oleh daya tarik kemakmuran kehidupan kota, tekanan hidup memaksanya pindah ke Teheran hanya setahun setelah kelahiran saya47

Setelah pindah dari kota kelahirannya Aradan keluarga Ahmadinejad menetap di Narmak sebuah kota di sebelah pinggiran timur Teheran. Dahulu ketika pindah Narmak adalah sebuah kota gersang yang belum terkena sentuhan pembangunan. Sewaktu pindah, keluarga Ahmadinejad tinggal bersama dengan kakak perempuan ayahnya disebuah rumah yang disewa bersama. Keluarga Ahmadinejad tinggal dilantai dua sedangkan kakak perempuan ayahnya dilantai satu.

Ahmadinejad memulai pendidikannya di sekolah dekat bengkel sang ayah, Saadi, setelah itu ia pindah ke sekolah Daneshmand48. Setelah menyelesaikan sekolahnya, ia melanjutkan ke universitas. Ahmadinejad bisa dikatakan sebagai orang yang cukup pintar, ia lulus di peringkat 132 dari 200.000 ribu siswa yang bersaing memperebutkan 10.000 tempat di universitas, walaupun dengan nilai itu ia bisa masuk Universitas Teheran, namun ia memilih masuk ke Universitas Elm-o-Sanat yang artinya Universitas Sains dan Teknologi49. Ini membuktikan kepada kita bahwa Ahmadinejad merupakan mahasiswa yang pintar, sehingga tidak mengherankan ketika ia menjabat sebagai pemerintahan, Ia memiliki pemikiran-pemikiran yang cerdas.

47. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia. h. 5.

48. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 74.

Ia lulus pada tahun 1976 dibidang teknik sipil, kemudian ia melanjutkan studinya di universitas yang sama, dengan memasuki program Master of Science

di bidang yang sama pula pada tahun 1984 dan pada tahun 1987 menerima gelar Ph.D dalam rekayasa dan perencanaan transportasi dan lalulintas.50 Selain sebagai mahasiswa akademis, Ahmadinejad juga seorang aktivis. Seperti yang kita ketahui diera Ahmadinejad kuliah, Iran sedang dalam keadaan kacau dimana Revolusi Islam sedang berlangsung. Ia dan teman-temannya selaku pendukung Imam Khomeini, berusaha mencetak dan menyebarkan selembaran pidato-pidato Khomeini yang berasal dari pengasingan. Sampai akhirnya Revolusi Islam meletus.

Setelah kemenangan Khomeini dalam Revolusi Islam, sebuah pemerintahan baru siap terbentuk. Berbagai elemen memberikan gagasannya terhadap bentuk pemerintahan model terbaru Iran. Ahmadinejad juga tercatat sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (Anjoman e Eslami ye Danesyjuyan) dimana organisasi ini sebagai pendukung gagasan negara ala Khomeini bahkan Ahmadinejad beberapa kali berkunjung dan ikut rapat sebagai wakil dari kampusnya51.

Ahmadinejad lambat-laun muncul sebagai seorang aktivis mahasiswa pendukung Imam Khomeini dikampusnya. Pada umumnya, kampus ia menetap beraliran Kanan—dalam arti mendukung ide-ide Khomeini sepenuhnya— sementara dikampus lain lebih ke Kiri. Para mahasiswa pendukung Khomeini

50. Robert E. Quirk, dkk. Poros Setan, Kisah Empat Presiden Revolusioner: Fidel Castro,

Mahmoud Ahmadinejad, Evo Morales, Hugo Chaves (Yogjakarta; Prismasophie, 2007), h. 84.

dikampus Ahmadinejad juga mulai menerbitkan sebuah surat kabar bernama Jigh-o-Daad yang artinya “Menjerit dan Berteriak”, dengan citra sebagai anti gerakan kiri. “Sejak pagi hari ketika memasuki kampus, ratusan selembaran dan browsur menghujani kita. Kelompok-kelompok kecil berkumpul di sana-sini mendebatkan politik. Rapat-rapat dan ceramah diadakan dimana-mana,” 52 kata Ahmadinejad, melukiskan suasana kampus ketika ia menjadi mahasiswa.

Selain itu Ahmadinejad juga terlibat dalam pembentukan Daftar-e Tahkim-e, adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang terlibat dibalik penyerbuan ke kedubes Amerika Serikat di Teheran53. Maka tak heran jika sewaktu ia menjabat sebagai presiden, ia dituduh sebagai salah satu penyandera kedutaan AS di Teheran, karena ada sebuah foto yang mirip dengan wajahnya.

Ketika drama penyandraan masih berlangsung, ada sesuatu yang penting terjadi dalam hidup Ahmadinejad, ia jatuh cinta dengan teman wanita sekampusnya. Wanita itu adalah Farahani, seorang wanita bercadar yang berprofesi sebagai guru dan kemudian dosen di Universitas Kharazmi. Ahmadinejad dan Farahani menikah pada 1980, mereka mendapatkan tiga orang anak, dua laki-laki dan satu wanita.54

Pada bulan September 1980, belum tuntas revolusi di Iran, Irak negara tepat disebelah barat Iran, yang ketika itu dipimpin oleh Saddam Husein, Menyerang Iran. Serangan Irak ini bukan tanpa alasan, serangan ini ditujukan

52. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 17.

53.Ikhwanul Kiram Mashuri, dkk. Kesederhanaan & Keberanian Ahmadinejad (Jakarta:

PT. Visi Gagas Komunika, 2007), h. 9

untuk membendung Revolusi Islam agar tidak melebar sampai ke Irak karena akan membahayakan posisi Saddam, selain itu serangan ini juga ditujukan untuk menguasai daerah Khuzestan, sebuah daerah kaya akan kandungan minyak. Namun hal yang paling disayangkan dari peristiwa itu adalah komunitas internasional tidak menunjukan reaksi apa-apa, bahkan negara adidaya Amerika pun mendukung perang tersebut.55