• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan politik republik Islam Iran pada masa pemerintahan Mahmud Ahmadinejad periode pertama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan politik republik Islam Iran pada masa pemerintahan Mahmud Ahmadinejad periode pertama"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

i 2005-2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.)

OLEH:

M. Andi Gilang R

NIM: 106022000895

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK M. Andi Gilang R

Kebijakan Politik Republik Islam Iran Pada Masa Pemerintahan Mahmoud Ahmadinejad Periode Pertama 2005-2009

Pada awal masa jabatannya sebagai presiden Iran, Ahmadinejad menyatakan ingin menciptakan Iran sebagai model pemerintahan yang maju, Islami, dan modern. Untuk tercapainya pemerintahan yang seperti itu maka diambilah berbagai kebijakan oleh pemerintah Iran, baik dalam dan luar negeri seperti, di dalam negeri; tekhnologi nuklir damai Iran, tabungan untuk rakyat, penghematan anggaran belanja negara, pemberantasan diskriminasi administratif dan korupsi, dll, sedangkan kebijakan luar negerinya seperti, penyangkalan holocaust, memperbaiki hubungan yang bermasalah dengan negara-negara sekawasan, dll. Berbagai kebijakan ini khususnya kebijakan nuklir damainya, membuat negara-negara Barat kesal, geram, dan marah bahkan mereka (negara-negara barat) menyebut Iran sebagai setan besar dan salah satu negara poros setan yang harus disingkirkan. Namun pemerintah Iran yang dimotori oleh Ahmadinejad tidak gentar dengan ancaman-ancaman negara barat. Pemerintah Iran justru bertambah semangat dan akan terus melanjutkan kebijakan-kebijakan negaranya.

Untuk menghadapi tekanan-tekanan yang dilakukan negara-negara barat, Iran menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa negara maju seperti Rusia dan Cina. Iran juga menjalin persahabatan yang cukup erat dengan negara-negara dunia ketiga seperti, Venezuela, Indonesia, Brazil, Nikaragua, Korea Utara dengan meningkatkan intensitas perdagangan diantara negara-negara sekutu. Iran juga berkomitmen memperbaiki hubungan dengan negara-negara kawasan timur tengah. Hal ini dimaksudkan agar Iran mendapat dukungan tandingan dari negara-negara yang berkerjasama dengan Iran dalam mendukung program-program negaranya.

(6)

vi Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Peta wilayah Iran

Lampiran 2 : Gambar Roket Safir

Lampiran 3 : Gambar Komplek Fasilitas Nuklir Iran di Busher

Lampiran 4 : Gambar Peta Lokasi-lokasi Reaktor Nuklir Iran

Lampiran 5 : Jalur Pipa Gas Alam Iran, Pakistan dan India

Lampiran 6 : Foto Khaled Meshal sedang bersama Ahmadinejad

Lampiran 7 : Foto Syekh Hassan Nasrullah bersama Ahmadinejad

Lampiran 8 : Neraca Perdagangan RI-Iran

Lampiran 9 : Foto Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ahmadinejad

Lampiran 10 : Foto Ahmadinejad Bersama Susilo Bambang Yudhoyono

Lampiran 11 : Foto Ahmadinejad bersama Hu Jintao

Lampiran 12 : Foto Ahmadinejad Bersama Hugo Chavez

Lampiran 13 : Foto Bersama Negara-negara Kaspia dalam Caspia Summit

Lampiran 14 : Salinan Isi Perjanjian NPT

Lampiran 15 : Foto Ujicoba Rudal Shahab-III

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT semata yang telah memberikan rahmat dan inayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada muara ilham, lautan ilmu, yang tidak pernah larut yakni keharibaan baginda nabi Muhammad saw, serta keluarga, para sahabat-sahabatnya dan seluruh pengikutnya. Amin.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak semata-mata berhasil dengan tenaga dan upaya sendiri, namun banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini baik yang bersifat moril maupun materil, karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih atas kerjasama dan dorongannya. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada :

1. Dr. H. Abdul Wahid Hasyim M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah memberikan persetujuan atas judul skripsi ini.

2. Drs. H. M. Ma’ruf Misbah MA, dan Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah banyak membantu dalam memproses berjalannya pembuatan skripsi ini.

3. Dr. H. Abd. Chair, MA selaku Dosen Pembimbing yang banyak sekali membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(8)

viii

5. Kedua orangtuaku tercinta, Bpk. Syaiful Bachri dan khususnya untuk ibuku tersayang Dwi Tarini dan keluarga di rumah yang telah memberikan perhatian dan curahan kasih sayangnya yang luar biasa, serta doa yang tulus sehingga penulis selalu dapat termotivasi dan dapat menyelesaikan penelitian ini. 6. Seluruh kawan-kawan di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, M. Shobahur

Rizky (Uje) yang telah “memperkenalkan” saya dengan sosok Ahmadinejad. Kepada Achmad Rizky Nugraha (Coki) dan Johan yang telah membantu saya sebagai guide dalam mencari sumber skripsi dan kepada anak SPI khususnya angkatan 2006, konsentrasi SPI kawasan Timur Tengah, Mamora Black, Macheda, Kapuy, Irhamni ‘Aki2’, bang MD, Romi, dan lain-lainnya serta kawan-kawan kawasan Asia Tenggara yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan, semangat, kritik, dan saran yang semuanya terangkum dalam sebuah kenangan indah.

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis menyerahkan segalanya, semoga amal kebaikan yang telah mereka berikan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin ya Robbal ‘alamin.

Ciputat, 21 September 2011

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Daftar Lampiran ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Metode Penelitian ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II NEGARA IRAN SELAYANG PANDANG DAN PROFIL MAHMOUD AHMADINEJAD A. Profile Negara Republik Islam Iran ... 15

1. Sistem Pemerintahan Iran ... 18

a. Pemimpin Agung ... 20

b. Eksekutif ... 20

c. Majelis Wali ... 21

(10)

e. Parlemen ... 22

f. Kehakiman ... 22

g. Majelis Ahli / Dewan Ahli ... 22

h. Dewan Kota ... 22

2. Revolusi Islam 1979 dan Perang Iran-Irak ... 23

3. Iran Pada Masa Pasca Revolusi dan Pasca Perang Iran-Irak .. 26

B. Biografi Mahmoud Ahmadinejad ... 29

1. Masa Kecil dan Pendidikan Mahmoud Ahmadinejad ... 29

2. Karir Politik Mahmoud Ahmadinejad ... 34

C. Iran masa Pemerintahan Ahmadinejad ... 43

BAB III KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMADINEJAD A. Kebijakan program Nuklir Iran ... 51

1. Sejarah Program Nuklir di Iran ... 52

2. Program Nuklir Iran Di era Ahmadinejad ... 55

3. Pandangan Mahmoud Ahmadinejad Terhadap Program Nuklir ... 58

B. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim ... 69

1. Hubungan Iran Dengan Palestina ... 73

2. Hubungan Iran Dengan Libanon (Hizbullah) ... 82

3. Hubungan Iran Dengan Indonesia ... 85

C. Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-negara Non-Muslim ... 90

(11)

2. Hubungan Iran Dengan Venezuela ... 95 3. Hubungan Iran Dengan Rusia ... 97

BAB IV DAMPAK KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN

MAHMOUD AHMADINEJAD

A. Dampak Kebijakan Program Nuklir Iran ... 100 B. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Dunia Muslim

... 117 C. Dampak Kebijakan Mempererat Hubungan Dengan Negara-Negara Non- muslim ... 120

BAB V PENUTUP

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern saat ini, sebagian besar negara Islam sedang berada dalam dominasi negara Barat, berbagai peristiwa yang bisa dibilang sangat memilukan bagi dunia Islam, sebut saja konflik Arab-Israel—yang sampai saat ini belum juga menemukan titik terang, perang Afghanistan, perang Irak, dll. Setelah invasi AS dan sekutunya ke Afghanistan dan runtuhnya Irak dibawah rezim Saddam Hussein pada tahun 2003, sebagian besar masyarakat Muslim menganggap bahwa Islam sudah ditaklukan oleh kekuatan imperial negara Barat dan bahwa negara Muslim sudah tidak memiliki lagi kekuatan untuk melawan. Bahkan sebagian besar masyarakat Muslim saat itu sedang dalam keadaan goyah dan putus asa karena hampir tidak ada lagi negara Muslim yang berdiri di garis depan menentang kekuatan imperialisme negara-negara Barat, kalaupun ada negara itu kurang memberikan efek yang kuat terhadap dunia Muslim.

(13)

beberapa contoh pemimpin tersebut. Namun ditengah serbuan dominasi Barat merekapun sedikit demi sedikit kehilangan tajinya, dan lebih parah lagi ada yang digulingkan secara ilegal seperti Saddam, saat ini Khadafi juga sedang mengalami nasib yang sama dengan Saddam.

Namun ditengah keterpurukan mental dan krisis kepercayaan diri yang melanda dunia Islam, hadirlah sebuah sosok, yang ia dengan bangga menyebut dirinya sebagai ‘pelayan rakyat’, yang mampu menaikan kembali kondisi mental dan daya juang umat Islam, sebuah sosok dengan menjadikan Islam sebagai model kepemimpinannya dialah Mahmoud Ahmadinejad. Mahmoud Ahmadinejad adalah seorang presiden di sebuah negara teokratik dengan Islam sebagai agama mayoritas dan Syiah sebagai mazhab resminya, negara yang dijuluki negeri para Mullah1, negeri itu adalah Iran.

Dalam pandangannya, Ahmadinejad menganggap umat Islam harus mengakhiri dominasi dan hegemoni Barat. Ia beranggapan bahwa sudah saatnya Islam untuk bangkit dari keterpurukan dan mengejar berbagai ketertinggalannya, tentunya dalam berbagai bidang, dan Ahmadinejad ingin menjadikan Iran sebagai kepala gerbong lokomotif kebangkitan Islam. Ini tentunya bukanlah hal yang mudah namun Ahmadinejad mencoba membuktikannya melalui berbagai kebijakan, pandangan serta statemennya ketika ia menjabat sebagai presiden Iran.

Ahmadinejad mengawali masa kepresidenannya sesuai dengan apa yang diinginkannya: dengan perpaduan populisme dan nasionalisme religius. Setelah

(14)

terpilih sebagai presiden Iran yang keenam, pada statement publik pertamanya, di acara Radio Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan ingin menciptakan Iran sebagai model pemerintahan yang maju, modern dan islami. Model pemerintahan seperti ini menurutnya tidak bisa tidak harus berpijak pada management kerja yang kuat, professional, bebas korupsi, dan favoritisme politik. Sejak itulah setumpuk masalah negara Iran yang harus dia selesaikan.2

Dalam pidato pengukuhannya sebagai presiden Iran di Husayniyyah Imam Khomeini, Ahmadinejad kembali menekankan empat prioritas pemerintahannya: memenuhi rasa keadilan, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan rakyat kecil, melayani semua lapisan massa, dan meraih kemajuan material dan moral bagi negara dan bangsa. Berpijak pada budaya Islam yang murni dan memerhatikan semua kebutuhan rakyat bawah, pemerintahan baru akan menempatkan pelaksanaan keadilan di semua bidang, kesetaraan dalam memperoleh kesempatan, pemberantasan kemiskinan, dan pelenyapan diskriminasi administratif dan korupsi sebagai agenda utamanya3.

Sebagai bukti komitmennya terhadap keadilan sosial dan kesiapannya menggebrak elit berkuasa Iran, Ahmadinejad menyatakan bahwa dia akan menerapkan sejumlah kebijakan yang telah diambilnya sewaktu menjabat sebagai walikota Teheran untuk meredam dampak pengangguran massal dan

2. CNN, Sabtu, Juni 25, 2005 dlm; Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah

Angkara Goliath Dunia (Jakarta: Mizan, 2006), h. 154.

(15)

melambungnya harga barang dan jasa. Salah satunya adalah penetapan PPN baru kepada kelompok kaya4.

Kebijakan ekonomi, bagian pertama legislasi Ahmadinejad yang muncul dari pemerintahannya yang baru terbentuk adalah dana 12 triliun rial (sekitar 1,3 milliar dollar) yang disebut dana belas kasih Reza. Dengan membuka sumbatan hasil minyak yang sangat besar, pemerintahan Ahmadinejad mengklaim bahwa dana ini digunakan untuk membantu anak muda mendapatkan pekerjaan dan membantu menyelenggarakan pernikahan mereka dan juga membantu dalam membeli rumah mereka. Berkenaan dengan maraknya bank swasta di Iran, Ahmadinejad secara blak-blakan mengecam kebijakan swastanisasi bank yang dicanangkan bapak pembangunan Iran, Hasyemi Rafsanjani, dan dikukuhkan oleh pahlawan reformasi 1997 Muhammad Khatami. Menurutnya, sekarang ini bank-bank swasta itu sama sekali tidak punya peran positif atau konstruktif dalam perekonomian, sebaliknya malah memberikan peran destruktif. Pengauditan sejumlah kelembaga tinggi dan tertinggi negara, termasuk kantor pimpinan tertinggi Iran yang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan apalagi diaudit5.

Untuk meningkatkan ekonomi negaranya Ahmadinejad berupaya memajukan sektor industri serta bidang sains dan teknologi. Dia menganggap penggabungan kedua bidang ini akan memacu pertumbuhan negara Iran baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek serta akan menjadikan Iran sebagai negara maju dan ini tentunya akan berdampak pada naiknya posisi politik Iran di kancah internasional. Salah satu kebijakan ini adalah program nuklir damai.

4.Ibid. h. 159.

(16)

Program nuklir, pada 11 januari 2006, Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran akan segera mengembangkan teknologi nuklir damai. Dia juga menekankan bahwa pembuatan bom atom nuklir bukanlah kebijakan pemerintahannya, dia juga menambahkan sebuah bangsa yang mempunyai budaya, logika, dan peradaban tidak butuh senjata nuklir. Negara-negara yang mencari senjata nuklir adalah yang ingin memecahkan semua masalah dengan menggunakan kekuatan dan memiliki keterbelakangan pemikiran6.

Pada perkembangannya, program nuklir Iran mengalami kemajuan yang amat pesat, terbukti dengan kemampuan reaktor Iran mampu pengayaan uranium sehingga mereka mampu menyempurnakan fuel cycle nuklir secara laboratoris sampai mampu menghasilkan listrik dan juga hasil pengayaan ini bisa digunakan untuk berbagai macam riset baik itu dibidang kedokteran dan juga pertanian, disamping itu juga hal ini memperkuat posisi Iran dikawasan sebagai sebuah negara yang maju. Namun untuk satu atau berbagai alasan kemajuan ini sepertinya tidak disukai oleh banyak pihak, seperti, Amerika, Inggris, Prancis, Jerman, Israel, dan beberapa negara lainnya. Namun tidak sedikit juga negara yang mendukung kebijakan nuklir Iran ini, seperti, Rusia, Cina, Venezuela, Kuba, Korea Utara, 114 negara non-blok, dan beberapa negara lainnya7.

Untuk menghadapi tekanan-tekanan yang dilakukan negara-negara Barat, Iran menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa negara maju seperti Rusia dan Cina. Iran juga menjalin persahabatan yang cukup erat dengan negara-negara

6. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat! Republik Islam Iran Mematahkan

Arogansi Amerika & Israel— cet I—(Jakarta; Zahrah, 2008), h. 42.

7. Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang Nuklir Membidas

(17)

dunia ketiga seperti, Venezuela, Indonesia, Brazil, Nikaragua, Korea Utara dengan meningkatkan intensitas perdagangan diantara negara-negara sekutu. Iran juga berkomitmen memperbaiki dan meningkatkan hubungan dengan negara-negara kawasan Timur Tengah seprti Arab Saudi, Kuwait, Libanon, Suriah, Palestina, dll8. Hal ini dimaksudkan agar Iran mendapat dukungan tandingan dari negara-negara yang berkerjasama dengan Iran dalam mendukung program-program negaranya

Ahmadinejad juga adalah seorang revolusioner dalam pengertian ini menyangkut saat dia menyatakan bahwa rezim penjajah Yerusslem ini (Zionis) akan lenyap dari halaman sejarah. Menurut Ahmadinejad, satu-satunya solusi adalah kembali ke peta dunia sebelum tahun 1948, sebelum negara baru dengan penduduk baru yang bernama Israel itu muncul. Seandainya imigrasi kaum Yahudi ke tanah Palestina ini karena alasan Holocaust9 yang terjadi di Eropa, maka sebaiknya bangsa Eropa bertanggung jawab dan berbelas kasih memberikan sebagian tanah mereka untuk kaum Yahudi di Jerman, Austria, atau belahan negara lain di benua Eropa10.

Pada Desember 2005, Ahmadinejad menyerang undang-undang yang diberlakukan oleh negara-negara Eropa yang melarang siapapun menolak kejadian Holocaust. Katanya kendatipun dia tidak tahu apakah Holocaust itu dan sampai sejauh mana rincian kejadiannya, atau apakah ia benar-benar terjadi atau tidak.

8. Ibid. h. 85-116.

9. Holocaust adalah sebuah peristiwa pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman yang

dipimpin oleh Hitler ketika Perang Dunia II terjadi 1939-1945.

10. Dina Y. Sulaeman. Ahmadinejad On Palestine: Perjuangan Nalar dan Jiwa Seorang

(18)

Negara-negara Eropa haruslah mengganti kesalahan mereka kepada kaum Yahudi dengan memberikan tanah mereka untuk mendirikan negara Yahudi di Eropa (Jerman, Austria, atau Negara-negara lain), Amerika Serikat, Kanada, atau Alaska ketimbang bangsa Palestina yang tidak berdosa harus menanggung kejahatan ini11. Melalui berbagai macam kebijakan dan statmennya inilah, ia membangkitkan kembali semangat juang umat Islam, dan menaikan posisi dunia Islam umumnya dan Iran khususnya.

Dari latar belakang tersebut penulis berupaya untuk memberikan informasi bahwa, kebijakan pemerintah Iran di masa Mahmoud Ahmadinejad adalah suatu upaya untuk menaikan posisi Iran khususnya dan Islam umumnya dalam percaturan politik global.

Oleh karenanya penulis memutuskan untuk memilih peristiwa ini sebagai objek kajian dengan judul, “KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMADINEJAD

PERIODE PERTAMA 2005-2009”

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar dan meluas perlu diadakannya pembatasan masalah. Maka selanjutnya penulis membatasi masalah pada skripsi ini hanya fokus pada kebijakan politik yang dilakukan Ahmadinejad

11. Muhsin Labib, dkk.

(19)

selama menjabat sebagai presiden Iran periode 2005-2009 dan juga dampak dari kebijakan yang diambilnya tersebut.

Adapun perumusan masalah penelitian ini dapat dibaca dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut;

1. Kebijakan politik apa yang diambil pemerintah Iran saat Ahmadinejad menjabat sebagai presiden?

2. Mengapa Ahmadinejad mengambil kebijakan tersebut?

3. Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan diatas akan penulis jawab dalam uraian-uraian dan analisis yang didasarkan pada sumber-sumber yang penulis gunakan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian skripsi ini bertujuan Pertama, mengetahui kebijakan politik apa saja yang diambil Ahmadinejad, Kedua, mengetahui alasan mengapa dia mengambil kebijakan tersebut, Ketiga, dampak apa saja yang ditimbulkan dari kebijakan yang diambilnya.

Adapun Dalam penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut;

(20)

2. Memberikan manfaat bagi penulis dan para pencinta studi penelitian sejarah dalam rangka pengembangan sejarah Islam umumnya dan khususnya di Iran.

3. Menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan

4. Sebagai bahan perbandingan bagi penulis selanjutnya.

D. Kajian Pustaka

Buku yang saya jadikan sumber primer dan juga digunakan untuk menguatkan dan menginspirasi dalam penulisan skripsi yang berjudul “KEBIJAKAN POLITIK REPUBLIK ISLAM IRAN PADA MASA

PEMERINTAHAN MAHMOUD AHMADINEJAD PERIODE PERTAMA

(21)

digunakan dalam penulisan yaitu buku, Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS dan Zionis diterjemahkan dari:

Ahmadinejad Rajulun fii Qalbi’ aashifah. Buku ini ditulis oleh Adel El-Gogary. Buku ini memuat beberapa kebijakan yang dilakukan Ahmadinejad sebagai presiden Iran dan juga buku ini memuat beberapa perkembangan negara Iran saat dia menjadi presiden, baik itu politik maupun ekonomi, serta kondisi perpolitikan global pada saat Ahmadinejad menjabat sebagai presiden Iran. Kemudian buku yang menjadi sumber adalah Ahmadinejad Kisah Rahasia Sang Pemimpin Radikal Iran—diterjemahkan dari Ahmadinejad, The Secret History of Iran’s

(22)

informasi yang besangkutan dengan judul skripsi ini sebagai sumber primer. Sedangkan sumber sekunder dalam penulisan tugas ini adalah Mirza Maulana Ar-Rusydi Mahmoud Amadinejad ; Singa Persia VS Amerika Serikat, Indriana Kartini Indonesia and Iran’s Nuclear Issue, Smith Alhadar Iran Tanah Peradaban; Iran the Cradle of Civilization, Dina Y. Sulaeman Ahmadinejad On Palestine: Perjuangan Nalar dan Jiwa Seorang Presiden Untuk Palestina, Muhammad Alcaff Perang Nuklir? Angkatan Bersenjata Terbesar di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel, Sayyid Maulana Khan

The Lion From Aradan, Samuel P. Huntington The Clash of Civilization and The Remaking of World Order terj. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, Riza Sihbudi Menyandra Timur Tengah; kebijakan AS dan Israel atas negara-negara Muslim.

E. Metode Penelitian

Laporan Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan metode yang digunakan adalah metode historis. Metode historis merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau12. Poin-poin penting yang akan ditulis dipaparkan sesuai dengan bentuk, kejadian, suasana dan masanya. Adapun analisa pada faktor-faktor politik menjadi faktor pendukung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai penulisan sejarah oleh karena itu, upaya merekonstruksi masa lampau dari obyek yang diteliti itu di tempuh melalui metode sejarah dan menggunakan penelitian deskriptif analisis, yaitu

12. Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. terj: Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI

(23)

mencoba memaparkan kebijakan politik Iran di era Ahmadinejad periode pertama. Oleh sebab itu, dalam penelitian sejarah mencangkup seperti :

1. Heuruistik atau teknik mencari, mengumpulkan data atau sumber (Dokumen),13. Maka dalam hal ini, penulis mengumpulan data-data sebagai bahan penulisan dan melakukan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan merujuk kepada sumber-sumber yang berhubungan dengan tema dalam skripsi ini, bisa seperti buku-buku, majalah, koran, Buletin, video, dan sebagainya. Dalam hal ini, penulis mengunjungi beberapa tempat seperti Kedubes Iran dan Iran Corner yang bertempat di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah lantai dua, lalu penulis juga mengunjungi Kompas untuk memperoleh sumber primer media cetak. Sedangkan Perpustakaan yang penulis kunjungi, seperti Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, dan mengunjungi beberapa toko buku yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya seperti perpustakaan Freedome Institut dan Perpustakaan daerah Jakarta, penulis juga mengunjungi LIPI untuk memperkaya perbendaharaan sumber penulis, selain itu penulis juga menggunakan buku-buku dan berbagai media cetak koleksi pribadi yang berhubungan dengan tema sebagai sumber, baik itu sumber primer ataupun sekunder.

2. Tahap selanjutnya yaitu Verifikasi atau Kritik Sumber, di mana semua sumber-sumber telah terkumpul baik berupa buku-buku, majalah, Koran,

13. Dudung Abdurahman. Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta; Ar Ruzz Media.

(24)

video, dll. Maka penulis melakukan kritik dan uji terhadapnya untuk mengindentivikasi keabsahannya tentang keaslian sumber (Otentiksitas) yang dilakukan melalui kritik eksteren, dan keabsahan tentang kesahihan sumber (Kredibilitas) yang di telusuri melalui kritik interen.

3. Interpretasi atau penafsiran sejarah yang juga disebut dengan analisis sejarah, yaitu mencoba menguraikan sebab dan akibat kejadian tersebut. Karena itu, data-data yang sudah terkumpul dilakukan metode kritik sumber, biasannya masih berbeda-beda dalam isinya. Oleh sebab itu, dalam teknik interpretasi ini, diharapkan peneliti mampu menemukan berbagai faktor—faktor penyebab dan akibat terjadinya peristiwa tersebut, dalam hal ini adalah kebijakan politik Iran diera Ahmadinejad periode pertama.

4. Fase terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan atau laporan hasil penelitian sejarah yang telah di lakukan14. Tahap ini adalah rangkaian dari keseluruhan dari teknik metode pembahasan.

Adapun sumber pedoman yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian ini adalah buku pedoman penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi

yang diterbitkan oleh CeQDA, dengan harapan bahwa penulisan ini tidak hanya baik dari segi isi, tetapi juga baik dari segi metode penulisan.15

14. Ibid. h. 76.

15. Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi

(25)

F. Sistematika Penulisan

Untuk menyajikan laporan dan penulisan penelitian, sekaligus memberikan gambaran yang jelas dan sistematis tentang materi yang terkandung dalam skripsi ini. Penulis menyusun sistematika penulisan ini kedalam 5 bab beserta bibliografi dengan urutan sebagai berikut.

BAB I ; berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II ; merupakan bab inti pertama yang membahas tentang Iran dan Mahmoud Ahmadinejad. Jadi dalam bab ini akan dijelaskan tentang profile negara Iran dan biografi Ahmadinejad serta kondisi Iran pada masa Ahmadinejad.

BAB III ; merupakan bab inti kedua yang akan membahas kebijakan politik yang diambil Ahmadinejad.

BAB IV ; merupakan bab inti ketiga yang akan membahas dampak-dampak dari kebijakan politik Mahmoud Ahmadinejad.

(26)

15

AHMADINEJAD

A. Profile Negara Republik Islam Iran

Jumhuri_ye_Eslami_ye Iran; Iran (atau Persia) (bahasa Persia: ناﺮاﯾ) adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Nama Iran adalah sebuah kognat perkataan "Arya" yang berarti "Negeri Bangsa Arya". Luas tanah total adalah 1.648.195 km persegi (633.491 mil persegi), 1.636.100 km persegi ( 628.878 mil persegi) daratan dan 12.095 km persegi (4.612 mil persegi) perairan.16

Iran merupakan negara yang secara geografis memiliki beberapa keistimewaan karena letaknya yang sangat strategis. Iran berbatasan dengan Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35 km) di barat laut dan Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (1000 km) di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (500 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman di selatan. Iran dengan ibukotanya Teheran, memiliki sebuah bentuk pemerintahan yang berbentuk Republik Islam dengan pemimpin

16. Smith Alhadar. Iran Tanah Peradaban; Iran The Cradle of Civilization (Jakarta;

(27)

tertingginya adalah Ayatullah Ali Khamenei dan presidennya Mahmoud Ahmadinejad17.

Iran mempunyai 30 Provinsi: Ardabil, Azerbayjan-e Gharbi, Azerbayjan-e Sharqi, Bushehr, Chahar Mahall va Bakhtiari, Esfahan, Fars, Gilan, Golestan, Hamadan, Hormozgan, Ilam, Kerman, Kermanshahan, Khorasan Utara, Khorasan, Khorasan Selatan, Khuzestan, Kohkiluyeh va Buyer Ahmadi, Kordestan, Lorestan, Markazi, Mazandaran, Qom, Qarvin, Semnan, Sistan va Baluchestan, Tehran, Yazd, Zanjan. Provinsi-provinsi tersebut dikepalai oleh Gurbenur Jendral. Provinsi tersebut selanjutnya terbagi menjadi kabupaten, distrik dan pedesaan.18

Iran adalah sebuah negara yang memiliki banyak suku dan agama. Iran merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di Timur Tengah, yakni pada tahun 2007 jumlah penduduknya 70 juta jiwa. Terdiri dari beberapa Etnis;

Tingkat pertumbuhan penduduk di Iran menurun dibandingkan semenjak setengah abad yang lalu, yaitu sekitar 2.7% menjadi 1.4% dan diperkirakan akan

17. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS Amerika

Serikat—Cet I—(Jogjakarta; GARASI, 2007), h. 18-20 dan Lih, lampiran no. 1.

18. Ibid. h. 27.

(28)

menurun lagi di masa depan. Tingkat penduduk berpendidikan di Iran juga meningkat sejak 50 tahun yang lalu dari 30% menjadi 85% dan 97% berusia dibawah 40 tahun dengan jumlah Universitas dan Perguruan Tinggi (UPT) mencapai 1600 dan lebih dari 4 juta mahasiswa didalamnya, namun uniknya sekitar 60% dari jumlah mahasiswa tersebut adalah perempuan.20

Iran mempunyai sejarah yang panjang dalam ilmu pengetahuan, kesenian, musik, puisi, filsafat dan ideologi. Iran telah lama mempengaruhi kebudayaan-kebudayaan lain di Timur Tengah dan Asia Tengah bahkan Barat. Bahkan sebelum Islam datangpun bangsa Persia sudah mengenal ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dengan adanya kota Jundishapur sebagai pusat bagi kegiatan ilmu pengetahuan. Banyak hasil karya bangsa Persia yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab kemudian diterjemahkan lagi ke bahasa latin. Kebanyakan hasil tulisan dari bahasa Persia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab semasa ke khalifahan Islam21.

Pada zaman awal Islam di Persia atau Iran, orang-orang Iran (Persia) sudah nampak kejeniusannya contohnya seperti Salman Al-Farisi salah satu sahabat nabi yang cerdas. Walaupun di era Bani Umayyah kejeniusan bangsa Iran sempat ternafikan, untuk sekedar diketahui bahwa waktu itu bangsa Persia termasuk golongan kelas kedua, namun di era berikutnya yaitu di era Abbasyiah yang pada saat itu adalah zaman keemasan Islam. Hal ini dibenarkan dengan kebanyakan karya ilmiah bangsa Persia ditulis dalam bahasa Arab, Ini

20. Ibid. h. 26-28.

21. Ali Akbar Velayati. Ensiklopedia Islam & Iran; Dinamika Budaya dan Peradaban

(29)

dikarenakan waktu itu banyak ilmuan Persia yang menetap di Baghdad. Iran juga banyak menyumbang ilmu pengetahuan kepada peradaban dunia khususnya peradaban Islam dengan ditandai banyaknya kontribusi para filosof Iran seperti, Al-Farabi, Al-Khawarizm, Al-Razi, Al-Biruni, dll. Selain ilmu pengetahuan sastrawan sekaligus para sufi Iran yang terkenal ialah Hafizh al-Shirazi, Rumi, Ferdawsi, Saadi, dll. Mereka merupakan ahli sufi dan banyak menyumbang dalam puisi-puisi sufi22.

Hal ini mengindikasikan kepada kita bahwa sejak zaman dahulu kala bahkan sebelum Islam hadir, bangsa Iran telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi yang hal tersebut terus berlanjut sampai masa-masa seterusnya. Jadi, tidak heran jika bangsa Iran sangat mencintai ilmu pengetahuan karena hal tersebut sudah berurat dan berakar dalam kebudayaan bangsa Iran sendiri maka tidak heran jika saat ini Iran berusaha mengembangkan teknologi salah satunya adalah teknologi nuklir damai Iran.

1. Sistem Pemerintahan Iran

Imam Khomeini berkata, “Pemerintahan Islam adalah pemerintahan yang berdasarkan hukum-hukum Ilahi (Tuhan) atas manusia (makhluk)”.23 Jadi, dalam pandangan Imam Khomeini, pemerintahan Islam haruslah berdasarkan hukum Tuhan yang sudah tertuang dalam Al-Quran dan As-Sunnah Nabi. Inilah yang membuat Republik Islam Iran memiliki sistem pemerintahan yang berbeda dengan

22. Ibid. h. 109-119 dan 339-343.

23. Imam Khumaini. Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan; Konsep Wilayah

(30)

negara-negara lain di dunia. Sistem politik di Iran berasaskan konstitusi yang dinamakan "Qanun-e Asasi" (Undang Undang Dasar). Dalam UUD tersebut dinyatakan bahwa Republik Islam Iran sebagai negara Syi’ah modern karena konstitusinya mengacu kepada konsep wilayah al-faqih Imam Khomeini. Pada bagian Mukaddimah UUD tersebut tertulis bahwa “rencana pemerintahan Islam yang berdasarkan wilayah al-faqih yang disarankan oleh Imam Khomeini” dan dinyatakan bahwa: “berdasarkan prinsip-prinsip wilayah al-amr dan kepemimpinan yang terus- menerus (Imamah), UUD harus mempersiapkan lahan bagi terwujudnya kepemimpinan bagi seorang faqih yang memenuhi persyaratan dan diakui sebagai pemimpin oleh rakyat”. Dari rumusan ini, dapat disimpulkan bahwa peran ulama yang memegang tampuk kekuasaan dididentifikasikan sebagai

wilayah al-amr dan jabatan tertingginya sebagai “kepemimpinan”.24

Kepemimpinan tertinggi dalam negara ini dipegang oleh seorang Wali Faqih atau ulama dengan kriteria yang sangat banyak: memiliki keilmuan yang dibutuhkan untuk memberi fatwa dalam urusan agama, memiliki integritas dan kesucian akhlak yang dibutuhkan untuk memimpin umat Islam, dan memiliki visi politik dan sosial, kebijaksanaan, keberanian, kemampuan adiministrasi, dan kemampuan pemimpin yang memadai. Namun pelaksana pemerintahan tetaplah dijalankan oleh presiden selaku pemimpin eksekutif negara.

Republik Islam Iran menerapkan empat pemilihan umum di negeri ini. Keempat pemilihan umum tersebut adalah pemilu Dewan Ahli Kepemimpinan

24. Didin Saefuddin. Biografi Intelektual 17 Tokoh Pemikiran Modern dan Postmodern

(31)

(Majles-e Khebregan-e Rahbari), Parlemen (Majles-e Shura-e Islami), Presiden dan Dewan Kota. Dewan Ahli Kepemimpinan berfungsi untuk memilih Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, yang juga diistilahkan dengan Wali Faqih. Selain itu, para anggota Dewan Ahli Kepemimpinan yang dipilih rakyat, juga mengawasi kinerja Wali Faqih yang kini dijabat oleh Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Sementara Dewan Kota berfungsi memilih Walikota dan mengawasi kinerjanya.

a. Pemimpin Agung

Pemimpin Agung Iran bertanggung jawab terhadap "kebijakan-kebijakan umum Republik Islam Iran". Ia juga merupakan ketua pasukan bersenjata dan badan intelijen Iran dan mempunyai kuasa mutlak untuk menyatakan perang. Ketua kehakiman, stasiun radio dan rangkaian televisi, ketua polisi dan tentara dan enam dari dua belas anggota Majelis Wali Iran juga dilantik oleh Pemimpin Agung. Majelis Ahli bertanggung jawab memilih dan juga memecat Pemimpin Agung atas justifikasi kelayakan dan popularitas individu itu. Majelis ini juga bertanggung jawab memantau tugas Pemimpin Agung

b. Eksekutif

(32)

mempraktikkan kekuasaan eksekutif. Tetapi presiden tidak berkuasa atas perkara-perkara yang di bawah kekuasaan Pemimpin Agung.

Presiden melantik dan mengepalai Kabinet Iran, dan berkuasa membuat keputusan mengenai administrasi negara. Terdapat delapan wakil presiden dan dua puluh satu menteri yang ikut serta membantu presiden dalam administrasi, dan mereka semua mesti mendapat persetujuan badan perundangan. Tidak seperti negara-negara lain, cabang eksekutif tidak memiliki kekuasaan dalam pasukan bersenjata, tetapi presiden Iran berkuasa melantik Menteri Pertahanan dan Intelijen dan harus mendapat persetujuan Pemimpin Agung dan badan perundangan.

c. Majelis Wali

Majelis Wali Iran mempunyai dua belas ahli undang-undang, dan enam dari mereka dilantik oleh Pemimpin Agung. Ketua Kehakiman akan mencadangkan enam aanggota selebihnya dan mereka akan dilantik secara resmi oleh parlemen Iran atau Majelis. Majelis ini akan menafsirkan konstitusi dan mempunyai hak veto untuk keputusan dan keanggotaan parlemen Iran. Jikalau terdapat undang-undang yang tidak sesuai dengan hukum syariah, maka akan dirujuk kembali oleh parlemen.

d. Majelis Kebijaksanaan

(33)

e. Parlemen

Parlemen atau Majles-e Shura-ye Eslami (Majelis Perundingan Islam) mempunyai 290 anggota yang dilantik dan akan bertugas selama empat tahun. Semua calon Majles dan ahli undang-undang dari parlemen haruslah mendapat persetujuan Majelis Wali.

f. Kehakiman

Pemimpin Agung akan melantik ketua kehakiman Iran, dan ia pula akan melantik Mahkamah Agung dan juga ketua penuntut umum. Terdapat beberapa jenis mahkamah di Iran termasuk mahkamah umum yang bertanggung jawab atas kasus-kasus umum dan kejahatan. Terdapat juga "Mahkamah Revolusi" yang mengadili beberapa kasus tertentu termasuk isu mengenai keselamatan negara.

g. Majelis Ahli / Dewan Ahli

Majelis Ahli yang bermusyawarah selama seminggu setiap tahun mempunyai 86 anggota yang ahli dalam ilmu-ilmu agama. Mereka dipilih secara umum dan akan bertugas selama delapan tahun. Majelis ini akan menentukan kelayakan calon-calon presiden dan anggota parlemen. Majelis ini juga akan memilih untuk jabatan Pemimpin Agung dan juga berkuasa untuk memecatnya.

h. Dewan Kota

(34)

kota hingga menjaga kepercayaan rakyat. 25 Dari sistem ini kita dapat melihat bahwa, Iran berusaha mensinergikan antara kepemimpinan dalam Islam dan sistem negara modern. Dan tampaknya Iran berhasil dalam melakukannya. Hal ini sekaligus mematahkan berbagai pandangan sinis terhadap kesesuaian antara ajaran Islam dan demokrasi.

2. Revolusi Islam 1979 dan Perang Iran-Irak

Setelah 25 tahun lebih dipimpin oleh Syah Reza Pahlevi, dengan banyak kebobrokan dan korupsi, rakyat Iran mulai menentangnya, dipimpin oleh Ayatollah Imam Khomeini. Pada awal 1970 Imam Khomeini dalam Velayat-e Faqih Islami mendeklarasikan bahwa pemerintahan monarki Shah tidak selaras dengan Islam. Ia juga menyebut bahwa pemerintahan itu “lembaga kafir” yang “zalim” yang diadopsi dari kerajaan Roma dan Sassanid26. Khomeini juga terus mengkritik, karena Shah mendukung AS dan Israel melawan dunia Arab; menginjak-injak kebebasan berpolitik, khususnya hukum konstitusi; membuat negara semakin bergantung kepada Barat; dan menggunakan budaya imperialis untuk merusak Islam dan Iran27. Akan tetapi, sekeras apapun kritikan itu, banyak rakyat Iran yang menganggapnya sebagai utopia belaka. Namun setelah sekian lama dizalimi rakyat Iran melawan. Di tempat pembuangannya, Neauphle-le Chateau di Prancis, Khomeini terus mengobarkan semangat revolusi.

25. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata Terbesar di

Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel (Jakarta; Zahra, 2008), h. 15-18

dan Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren Sang Nuklir Membidas

Hegemoni AS dan Zionis. h. 329-337.

26. Ervand Abrahamian. Khomeinism: Essay on The Islamic Republik (London; I.B Tauris

& Co Ltd Publishers, 1993), h. 24.

(35)

Pada bulan September setengah juta penduduk Iran turun ke jalan-jalan untuk menentang pemerintahan Syah. Ini demonstrasi terbesar dalam sejarah Iran dan Syah meresponsnya dengan mengerahkan segala kekuatan militernya. Pada bulan Desember, demonstrasi mencapai puncaknya protes menentang Shah semakin meningkat dan akhirnya terjadilah Revolusi Iran. Shah Iran terpaksa melarikan diri ke negara lain, setelah kembalinya Khomeini dari pembuangan pada 1 Februari 1979 walaupun bandara sempat ditutup oleh Bakhtiar (Perdana Menteri terakhir Iran diera Shah) dan tiga hari kemudian Imam Khomeini menunjuk Mehdi Bazargan sebagai perdana menteri28. Setelah itu, Khomeini mengadakan pungutan suara untuk membentuk sebuah Republik Islam. Keputusan undian menunjukkan lebih dari 98% rakyat Iran setuju dengan pembentukan itu. Sistem pemerintahan baru yang dibentuk berasaskan undang-undang Islam.29

Tetapi, hubungan Iran dengan Amerika menjadi keruh setelah revolusi ini, terutama saat mahasiswa-mahasiswa Iran menawan kedutaan Amerika pada 4 November 1979, atas alasan kedutaan itu menjadi pusat intelijen Amerika. Khomeini tidak mengambil tindakan apapun mengenai tindakan ini sebaliknya memuji mahasiswa-mahasiswa itu. Krisis ini juga menandai Revolusi Islam pertama dalam zaman modern. Sebagai balasan, Iran menginginkan Shah Mohammad Reza Pahlavi dikembalikan ke Iran, tetapi ini tidak mereka setujui.

28. Nikki R. Keddie. Roots of Revolution; An Interpretive History of Modern Iran (New

Haven and London; Yale University Press, 1981), h. 257.

(36)

Setelah 444 hari di dalam tawanan, akhirnya Krisis ini diakhiri melalui perjanjian Algiers, tapi Iran menuduh AS sampai saat ini belum mematuhi janjinya30.

Pada saat yang sama Saddam Hussein, presiden Irak saat itu, berusaha memanfaatkan situasi dengan mengambil kesempatan di atas kesempitan, setelah Revolusi Islam Iran dan juga kekurangan popularitas Iran di negara-negara Barat, untuk melancarkan perang atas Iran. Tujuan utama peperangan ini ialah menaklukkan beberapa wilayah yang dituntut Irak, terutamanya wilayah Khuzestan yang kaya dengan sumber minyak. Saddam pula ketika itu mendapat dukungan dari Amerika Serikat, Uni Soviet dan beberapa negara Arab lainnya. Tentara Iran pula yang suatu masa dahulu merupakan sebuah tentara yang kuat, telah dibubarkan saat itu. Walau bagaimanapun, berkat kegigihan dan perjuangan yang tak kenal lelah akhirnya rakyat Iran berhasil mencegah bahaya tentara Irak, dan seterusnya menaklukkan kembali wilayah Iran yang ditaklukkan Irak.

Namun yang menarik adalah bahwa telah terjadi skandal antara para petinggi AS dan Iran, yang dalam skandal ini memuat perjanjian pertukaran sandera dan senjata, dan tetap menyandra sisanya selama pemilu berlangsung untuk merendahkan Carter dan memenangkan Reagen ketika itu, akhirnya sandera dibebaskan pada 20 Januari 1981, hari dimana pelantikan Reagan berlangsung.31 Dalam peperangan ini puluhan ribu nyawa, baik penduduk awam maupun laskar Iran, menjadi korban. Jumlah korban diperkirakan antara 500.000 hingga

30. Mirza Maulana Ar-Rusydi. Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS Amerika Serikat.

h. 63.

31. Amy Goodman & David Goodman. Perang Demi Uang (Bandung; Mizan, 2005), h.

(37)

1.000.00032. Pada tanggal 20 Juli 1988, dengan ‘terpaksa’, Imam Khomeini akhirnya setuju untuk mengakhiri perang dengan syarat-syarat yang disebutkan dalam Resolusi 598 Dewan Keamanan PBB, dalam sebuah pernyataan panjang, yang beliau sebut pengambilan keputusan itu seperti meminum racun.33

3. Iran Pada Masa Pasca Revolusi dan Pasca Perang Iran-Irak

Mentalisme diserang dan keteguhan hati yang ditimbulkan hujan bom Irak membawa dampak sosial penting berupa persatuan nasional Iran. Perang total ini, perang total pertama yang dialami Iran dimasa modern dan juga sebagai negara Islam, menimbulkan efek yang berbeda daripada yang dibayangkan Saddam dan kemudian membentuk politik pada dasawarsa berikutnya.

(38)

Ditangan Rafsanjani Iran kemudian memasuki era baru. Pragmatisme berada dipuncak. Rafsanjani mengawali era stabilitas yang gagal diperjuangkan Bazargan dan Bani Sadr. Hal ini diikuti dengan langkah menghidupkan kembali proyek besar yang memerlukan keahlian orang asing. Salah satu pembangunan yang dilakukannya adalah pembangunan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Pada 1990, Rusia dan Cina bersedia untuk mendukung program nuklir Iran, ditahun yang sama pihak Rusia mulai mengirimkan bantuan teknisi untuk pendirian reaktor nuklir, dan pada 1991 Cina mulai mengirim 1.800 gram Uranium35.

Namun sangat disayangkan pihak Rusia setengah-setengah dalam pembangunan nuklir di Bushehr, hal ini membuat Rafsanjani tidak puas dan ia sempat ingin membuat kesepakatan dengan Clinton agar AS bersedia membangun pembangkit listrik tenaga gas alam. Namun itu hanyalah sekedar wacana dan tidak pernah terealisasikan36. Walaupun bagitu, pembangunan reaktor nuklir di Iran terus berlanjut sampai diera presiden berikutnya.

Rafsanjani juga mengandalkan sejumlah penasihat ekonomi lulusan universitas ternama Barat. Di tangan ekonom neoliberalis, ekonomi Iran berganti halauan dari walfare-state37 menjadi ekonomi pro-pasar. Perlahan para penasihat Rafsanjani memperkenalkan gagasan swastanisasi. Mereka meyakini pembukaan pasar bakal mendorong pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya mengentaskan kemiskinan. Di bidang politik, Rafsanjani mengawali era penuh keterbukaan. Ini

35.Adel El-Gogary. Ahmadinejad: The Nuclear Savior Of Tehren, h. 129.

36. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 226.

(39)

modal bagi kelancaran pembangunan. Dia menampilkan Iran sebagai negara yang bersahabat, bukan pengekspor Revolusi. Orang-orang di Iran perlahan-lahan melihat sosok Gorbachev dibalik jubah Rafsanjani. Namun Rafsanjani membayar semua kebijakannya itu dengan biaya yang sangat besar; kekecewaan rakyat kebanyakan38.

Sayyed Mohammad Khatami adalah seorang ulama tingkat menengah dengan karier ortodoks. Dia juga seorang doktor bidang ilmu perpustakaan yang pernah tinggal lama di Jerman. Namun, sebagai pendukung revolusi pada 1979, dia memiliki pandangan yang idealis sekaligus kosmopolitan39. Dalam pemilu Iran pada 1998, dia tampil sebagai pemenang. Dia menang mutlak atas saingannya Nateq Nuri. Khatami maju dengan ide-ide reformasi.

Semasa menjabat sebagai presiden dia melanjutkan politik yang dilakukan Rafsanjani. Dia bahkan menelorkan adanya dialog antar peradaban. Di dalam negeri, dia aktif mengkampanyekan kebebasan pers, kebebasan kaum wanita, liberalisme dan sebagainya40. Tapi dibidang pembangunan, Khatami tak banyak membawa perubahan. Menteri-menterinya ekonominya adalah orang-orang dulu yang bekerja untuk Rafsanjan. Iranpun tetap tak bisa menarik investor asing.

Menjelang pemilihan umum kedua, Khatami dan kubu Kiri mengaku gagal dalam menciptakan reformasi yang mereka janjikan karena selalu dihambat oleh parlemen dan dewan garda yang dikuasai oleh kubu mullah Kanan. Pada

38. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 40.

39. Ali M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 179.

(40)

pemilihan umum parlemen rakyat memilih kubu Kiri demi menanti bukti nyata dari janji reformasi Khatami. Ternyata dukungan dari mullah Kiri diparlemen tidak mampu mengatasi setumpuk persoalan negara, terutama penganguran dan kemiskinan, lagi-lagi, Khatami menganggap keterbatasan dan sempitnya ruang kekuasaan eksekutif sebagai faktor utama kegagalannya41.

Hal ini diperburuk lagi dengan adanya salah paham antara Iran dengan dunia internasional, mengenai reaktor nuklir di Arak dan Natanz setelah NCRI (National Council of Resistance of Iran) atau Badan Nasional Perlawanan Iran42 melaporkan. Oktober 2003 Khatami sepakat untuk menghentikan dan meratifikasi protokol tambahan mengenai program nuklir Iran43, suatu hal yang nantinya akan menjadi targer sasaran kritikan bagi Ahmadinejad, Ketegangan kancah politik ini, dalam dan luar negeri, terus belangsung sampai akhir pemerintahan Khatami pada awal 2005.

B. Biografi Mahmoud Ahmadinejad

1. Masa kecil dan Pendidikan Mahmoud Ahmadinejad

Tepat pada tanggal 28 Oktober 1956, lahirlah seorang anak laki-laki ke empat dari pasangan Ahmad Sabaghian dan Syedeh Khanum. Mereka memberi nama anak itu dengan Mahmoud Sabaghian. Sabaghian berarti “tukang celup”—

41. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 45-46

42. NCRI (National Council of Resistance of Iran) atau Badan Nasional Perlawanan Iran

dulunya dikenal sebagai MKO atau Mojahideen-e Khalq Organization adalah sebuah organisasi

terlarang di Iran hal ini dikarenakan dukungannya terhadad Saddam Husein sewaktu perang Iran-Irak meletus, selain itu MKO juga dicap teroris oleh sebagian negara-negara Eropa dan AS. Lih

Ali M. Ansari. Supermasi Iran; Poros Setan Atau Super Power Baru?. h. 224-225.

(41)

orang yang bekerja mencelupkan benang sebelum ditenun menjadi karpet. Namun beberapa tahun kemudian sang ayah mengubah nama putranya menjadi Ahmadinejad—artinya “ras Ahmadi” atau “orang Ahmadi”. Ahmadi sebuah kata yang berasal dari Ahmad, nama yang cukup populer dikalangan Muslim yang berasal dari kata hamd—“menyembah Allah”44. Setelah itu, Mahmoud Sabaghian yangmana ia dilahirkan di Garmsar, namanya berubah menjadi Mahmoud Ahmadinejad atau dieja dengan nama Mahmud Ahmadinezhad.45

Walaupun sebagian besar hidupnya dihabiskan di Teheran, namun Ahmadinejad sebenarnya bukan berasal dari sana. Ia berasal dari kota Aradan, sebuah kota yang berjarak 120 km dari tenggara Teheran atau sekitar dua jam perjalanan mobil. Ia dan keluarganya tinggal di Aradan sampai setahun setelah kelahiran Ahmadinejad. Di Teheran keluarga Ahmadinejad hidup dengan sederhana, ia tinggal di sebuah rumah rumah kontrakan berlantai dua, seorang jurnalis yang sempat melihat rumah itu pasca Ahmadinejad menang pemilu 2005 menggambarkan bahwa kondisi rumah itu telah lapuk dan tak terawat, perkarangannya penuh ilalang, dan sumurnya pun telah mengering. Ayahnya menafkahi keluarganya dengan membuka sebuah toko namun sampai akhirnya sang ayah memutuskan untuk pindah ke Teheran.46 “Meskipun ayah saya tidak

44. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia Sang Pemimpin Radikal (Jakarta; PT.

Gramedia, 2009), h. 3-5.

45. Stephen Kinzer. Iran: The Essensial Guide to a Country on The Brink (New Jersey;

John Wiley & Sons, Inc. 2006), h. 21.

(42)

pernah terpikat oleh daya tarik kemakmuran kehidupan kota, tekanan hidup

memaksanya pindah ke Teheran hanya setahun setelah kelahiran saya”47

Setelah pindah dari kota kelahirannya Aradan keluarga Ahmadinejad menetap di Narmak sebuah kota di sebelah pinggiran timur Teheran. Dahulu ketika pindah Narmak adalah sebuah kota gersang yang belum terkena sentuhan pembangunan. Sewaktu pindah, keluarga Ahmadinejad tinggal bersama dengan kakak perempuan ayahnya disebuah rumah yang disewa bersama. Keluarga Ahmadinejad tinggal dilantai dua sedangkan kakak perempuan ayahnya dilantai satu.

Ahmadinejad memulai pendidikannya di sekolah dekat bengkel sang ayah, Saadi, setelah itu ia pindah ke sekolah Daneshmand48. Setelah menyelesaikan sekolahnya, ia melanjutkan ke universitas. Ahmadinejad bisa dikatakan sebagai orang yang cukup pintar, ia lulus di peringkat 132 dari 200.000 ribu siswa yang bersaing memperebutkan 10.000 tempat di universitas, walaupun dengan nilai itu ia bisa masuk Universitas Teheran, namun ia memilih masuk ke Universitas Elm-o-Sanat yang artinya Universitas Sains dan Teknologi49. Ini membuktikan kepada kita bahwa Ahmadinejad merupakan mahasiswa yang pintar, sehingga tidak mengherankan ketika ia menjabat sebagai pemerintahan, Ia memiliki pemikiran-pemikiran yang cerdas.

47. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia. h. 5.

48. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 74.

(43)

Ia lulus pada tahun 1976 dibidang teknik sipil, kemudian ia melanjutkan studinya di universitas yang sama, dengan memasuki program Master of Science

di bidang yang sama pula pada tahun 1984 dan pada tahun 1987 menerima gelar Ph.D dalam rekayasa dan perencanaan transportasi dan lalulintas.50 Selain sebagai mahasiswa akademis, Ahmadinejad juga seorang aktivis. Seperti yang kita ketahui diera Ahmadinejad kuliah, Iran sedang dalam keadaan kacau dimana Revolusi Islam sedang berlangsung. Ia dan teman-temannya selaku pendukung Imam Khomeini, berusaha mencetak dan menyebarkan selembaran pidato-pidato Khomeini yang berasal dari pengasingan. Sampai akhirnya Revolusi Islam meletus.

Setelah kemenangan Khomeini dalam Revolusi Islam, sebuah pemerintahan baru siap terbentuk. Berbagai elemen memberikan gagasannya terhadap bentuk pemerintahan model terbaru Iran. Ahmadinejad juga tercatat sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (Anjoman e Eslami ye Danesyjuyan) dimana organisasi ini sebagai pendukung gagasan negara ala Khomeini bahkan Ahmadinejad beberapa kali berkunjung dan ikut rapat sebagai wakil dari kampusnya51.

Ahmadinejad lambat-laun muncul sebagai seorang aktivis mahasiswa pendukung Imam Khomeini dikampusnya. Pada umumnya, kampus ia menetap beraliran Kanan—dalam arti mendukung ide-ide Khomeini sepenuhnya— sementara dikampus lain lebih ke Kiri. Para mahasiswa pendukung Khomeini

50. Robert E. Quirk, dkk. Poros Setan, Kisah Empat Presiden Revolusioner: Fidel Castro,

Mahmoud Ahmadinejad, Evo Morales, Hugo Chaves (Yogjakarta; Prismasophie, 2007), h. 84.

(44)

dikampus Ahmadinejad juga mulai menerbitkan sebuah surat kabar bernama Jigh-o-Daad yang artinya “Menjerit dan Berteriak”, dengan citra sebagai anti gerakan kiri. “Sejak pagi hari ketika memasuki kampus, ratusan selembaran dan browsur menghujani kita. Kelompok-kelompok kecil berkumpul di sana-sini mendebatkan

politik. Rapat-rapat dan ceramah diadakan dimana-mana,” 52 kata Ahmadinejad, melukiskan suasana kampus ketika ia menjadi mahasiswa.

Selain itu Ahmadinejad juga terlibat dalam pembentukan Daftar-e Tahkim-e, adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang terlibat dibalik penyerbuan ke kedubes Amerika Serikat di Teheran53. Maka tak heran jika sewaktu ia menjabat sebagai presiden, ia dituduh sebagai salah satu penyandera kedutaan AS di Teheran, karena ada sebuah foto yang mirip dengan wajahnya.

Ketika drama penyandraan masih berlangsung, ada sesuatu yang penting terjadi dalam hidup Ahmadinejad, ia jatuh cinta dengan teman wanita sekampusnya. Wanita itu adalah Farahani, seorang wanita bercadar yang berprofesi sebagai guru dan kemudian dosen di Universitas Kharazmi. Ahmadinejad dan Farahani menikah pada 1980, mereka mendapatkan tiga orang anak, dua laki-laki dan satu wanita.54

Pada bulan September 1980, belum tuntas revolusi di Iran, Irak negara tepat disebelah barat Iran, yang ketika itu dipimpin oleh Saddam Husein, Menyerang Iran. Serangan Irak ini bukan tanpa alasan, serangan ini ditujukan

52. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 17.

53.Ikhwanul Kiram Mashuri, dkk. Kesederhanaan & Keberanian Ahmadinejad (Jakarta:

PT. Visi Gagas Komunika, 2007), h. 9

(45)

untuk membendung Revolusi Islam agar tidak melebar sampai ke Irak karena akan membahayakan posisi Saddam, selain itu serangan ini juga ditujukan untuk menguasai daerah Khuzestan, sebuah daerah kaya akan kandungan minyak. Namun hal yang paling disayangkan dari peristiwa itu adalah komunitas internasional tidak menunjukan reaksi apa-apa, bahkan negara adidaya Amerika pun mendukung perang tersebut.55

2. Karir Politik Mahmoud Ahmadinejad

Secara teknis, aktifitas politik seorang Ahmadinejad itu terjadi ketika revolusi Islam, dimana ia terlibat didalamnya sebagai seorang mahasiswa dan ia juga turut andil dan terlibat dalam beberapa organisasi yang mendukung mentornya, Imam Khomeini. Namun karir politiknya yang pertama ialah ketika awal-awal peperangan Iran-Irak.

Ketika itu Ahmadinejad baru menjabat sebagai kepala distrik Maku, sebuah distrik dari provinsi di Azebaizan Barat. Setelah dua tahun di Maku, ia dipindah tugaskan ke distrik yang lebih besar yaitu Khoy setelah dua tahun menjabat, Ahmadinejad dipindahkan lagi ke Sanandaj. Semasa menjabat ia juga menggunakan waktunya untuk menyelesaikan studinya sampai pada tahun 1984. Baru setelah itu ia terjun ke medan perang, bergabung ke Pasukan Khusus

(46)

Kermanshah. Operasi militer yang paling berhasil dilakukan oleh korps Ahmadinejad adalah operasi bawah tanah peledakan kilang minyak Kirkuk. Operasi Kirkuk dilaksanakan pada Jumat, 18 September 1987. Ahmadinejad bekerja sebagai korps Zeni. Pengalaman ini menjadi sangat berharga dan berguna kelak ketika ia mencalonkan diri sebagai presiden Iran.57

Usai perang yang berkepanjangan dengan Irak, selama delapan tahun, dengan korban diperkirakan mencapai 500.000 sampai 1.000.000 jiwa. Perang pun berakhir dengan gencatan senjata. Ahmadinejad sendiri setelah perang lebih banyak aktif di kampus. Dia termasuk salah satu pendiri dan anggota aktif Ikatan Teknisi Terowongan, anggota Ikatan Insinyur Iran, dan anggota Ikatan Insinyur Jalan dan Lalulintas Asia-Oceania.58 Seiring dengan keterlibatannya diberbagai organisasi, karir politik Ahmadinejad pun meningkat. Musthafa Muin, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi dalam kabinet Rafsanjani memilih Ahmadinejad sebagai penasihat pribadinya. Ini adalah titik awal dimana Ahmadinejad mulai aktif dalam percaturan politik dalam negeri.59

Pada tahun 1993, menteri dalam negeri saat itu, Ali Mohammad Besharati, memilih Ahmadinejad sebagai gurbernur bagi provinsi Ardabil, sebuah provinsi yang baru saja terbentuk. Ardabil adalah provinsi yang didominasi oleh masyarakat Syi’ah yang berbahasa Azeri dengan jumlah penduduk kurang dari

tertinggi Iran. Lih, Muhammad Alcaff. Perang Nuklir? Militer Iran Angkatan Bersenjata Terbesar

di Dunia Dengan 12 juta Personil, Siap Melibas Amerika dan Israel. Bab III.

57. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 33-38.

58. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, David Ditengah Angkara Goliath Dunia. h. 115.

59. D. Danny H. Simanjuntak. Ahmadinejad Menentang Amerika; Dari Nuklir Iran,

(47)

satu juta jiwa60. Perang dengan Irak telah berakhir, Ahmadinejad sadar bahwa pembangunan adalah hal utama yang akan ia lakukan untuk memperbaiki kondisi provinsi tersebut.

Di era kepemimpinannya, provinsi Ardabil termasuk sebagai yang paling agresif dalam melakukan rekonstruksi. misalnya, pada periode 1994-1995, menurut data statistik Badan Perencanaan dan Anggaran, provinsi Ardabil dikenal sebagai yang teratas dalam aktifitas pembangunan, buktinya 7500 unit rumah yang hancur akibat gempa dibangun kembali dengan waktu yang cukup singkat sekitar tujuh bulan. Selain itu ia juga berhasil dalam merestrukturisasi dan reformasi sistem ketenagakerjaan di provinsi itu. Ia bahkan sampai terpilih sebanyak tiga kali sebagai gurbenur teladan. Ahmadinejad menjabat sebagai gurbenur di Ardabil sampai tahun 1996 bulan Oktober61.

Pasca menjabat sebagai gurbenur di Ardabil, Ahmadinejad kembali lagi ke kampus, namun sekarang ia bekerja sebagai dosen bukan mahasiswa. Ia juga seorang anggota Dewan Akademis Fakultas tekhnik Pembangunan. di tempatnya bekerja ia mengajar sesuai dibidang keahliannya yaitu transportasi, tepatnya ia mengajar mata kuliah lalu-lintas, ia mengajar untuk program S1, S2 maupun S3, pengalamannya sebagai pengajar terbukti berguna ketika ia nantinya menjabat sebagai walikota dan presiden, dimana ia harus berbicara banyak dari hati kehati dengan rakyat biasa62. Walaupun ia mengajar sebagai dosen bukan berarti ia

60.Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 40.

61.Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 116.

(48)

vakum dari dunia perpolitikan Iran, terbukti pada tahun 2003 ia terpilih sebagai walikota Teheran.

Walaupun ia sudah beberapa kali menjabat sebagai kepala pemerintahan suatu daerah, namun Ahmadinejad tetaplah bukan seorang figur politik yang begitu dikenal oleh masyarakat Iran pada umumnya. Hanya segelintir saja yang mungkin mengenal dia. Hal ini kemudian berubah secara drastis ketika pada 3 Mei 2003,63 ia dipilih sebagai walikota Teheran setelah kemenangan Aliansi Pembangunan Islam Iran (Ettelaf-e Abadgaran-e Iran-e Islami) di Teheran.

Seiring dengan pengangkatannya sebagai walikota Teheran, nama Ahmadinejad pun kian dikenal oleh publik, terlebih ketika ia mampu mengatasi atau minimal mengurangi persoalan-persoalan rakyat Teheran melalui kebijakannya yang populis. Salah satu masalah yang penyelesaiannya dapat dirasakan oleh rakyat Teheran adalah bidang keahliannya: transportasi.

Seperti halnya ibukota negara lain, Teheran menjadi sebuah kota dengan penduduk terpadat di Iran. Kota dengan sejuta paradoks yang menyertainya. Teheran tidak ubahnya dengan kota metropolitan yang lainnya seperti Jakarta, New York, Tokyo, London, dll yang mengidap penyakit klasik khas ala kota metropolitan; kemacetan. Untuk menekan kemacetan di Teheran, Ahmadinejad melepas semua lampu lalu lintas di perempatan-perempatan besar dan

(49)

mengubahnya menjadi jalur putar balik yang efektif, hal ini secara dramatis menekan angka kemacetan dan arus lalu lintas di Teheran64.

Tidak cukup di bidang transportasi saja, kepopulisan Ahmadinejad juga turut dirasakan oleh warga Teheran, ia tidak segan turun kejalan dan menyapu jalanan dan membersihkan selokan. Ia bahkan menolak tinggal di rumah dinasnya sebagai walikota dan kendaraan dinasnya, namun ia memilih tetap tinggal di rumahnya yang sekarang dengan mobil Peugeot 1977.65 Tidak hanya itu saja, sebagai seorang mojtahed66 (orang religius yang terpelajar) ia begitu menjunjung tinggi nilai-nilai islam, maka tak heran bila ia memberikan hibah kepada masjid-masjid di Teheran, memberikan hadiah kepada pelantun dan pembaca Al-Qur’an, ia juga membuka dapur umum setiap bulan Ramadhan menjelang, dan juga ia memerintahkan agar para syuhada perang dikubur di lapangan-lapangan di Teheran.67

Di masanya pemerintah kota Teheran juga menaikan pinjaman lunak kepada pasangan muda yang hendak menikah sebanyak dua kali lipat dari 6 juta rial menjadi 12 juta rial. Ia juga mengadakan pembagian sup gratis kepada warga miskin setiap seminggu sekali. Namun kebijakannya yang paling unik adalah ketika ia melarang penjamuan pisang kepada tamu, dikarenakan pisang adalah

64.Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 121.

65.Ikhwanul Kiram Mashuri, dkk. Kesederhanaan & Keberanian Ahmadinejad. h. 10.

66. Dalam sistem hierarki pendidikan di Syi’ah ada empat tingkatan seseorang dalam

keagamaan, pertama; Talebehs, siswa atau pencari-pencari ilmu, setelah belajar bertahun-tuhun

sang siswa diharapkan mampu ketingkat berikutnya, kedua; Mojtahed atau Mujtahid, adalah

seseorang yang sudah terpelajar atau “Ahli hukum” yang memiliki hak menginterprestasikan

hukum Islam, ketiga Hojjat Al-Islam, “penegak agama Islam”, yang terakhir dan yang berada

dipuncak, Ayatollah, atau “cahaya Allah”. Lih. Terence Ward. The Hidden Face of Iran (Jakarta;

Rajut Publishing, Maret 2007), h. 490.

(50)

buah yang cukup mahal di Teheran. Yang mengejutkan lagi ia juga pernah berselisih dengan presiden Khatami, dikarenakan Khatami terlambat hadir dalam satu buah acara karena terjebak macet, namun ia mengomentari keterlambatan itu, “untunglah, jika kita punya presiden yang baru kali ini merasakan problematika seharian rakyat”, katanya, inilah yang menyebabkan ia tidak diperkenankan hadir oleh Khattami disidang kabinet. Hanya dua tahun menjabat sebagai walikota Teheran, ia kemudian dinominasikan sebagai calon walikota terbaik sedunia World Mayor 2005, dari 550 peserta nominasi, hanya 9 peserta yang berasal dari Asia.68 Namun perhatiannya bukanlah tertuju kepada pemilihan walikota terbaik dunia, melainkan pada pemilu yang akan diselenggarakan sebentar lagi di Iran.

Pada awalnya banyak yang tidak menyangka bahwa Ahmadinejad akan maju mencalonkan diri sebagai calon presiden Iran, hal ini dikarenakan ia belum memiliki basis massa yang kuat, terlebih lagi masyarakat kebanyakan di Iran belum banyak mengenalnya dengan baik. Terlebih ia baru menjabat sebagai walikota Teheran selama 2 tahun. Namun hal ini berubah ketika sekelompok orang yang menamai dirinya sebagai Komunitas Insinyur Islam (Jomie’eye Eslamiye Mohandesin) memintanya mencalonkan diri sebagai presiden Iran yang ke 6, selain itu dukungan juga mengalir dari Aliansi Pembangunan Islam Iran (Ettelaf-e Abadgaran-e Iran-e Islami). Pada 2 Februari 2005 melalui Departemen Dalam Negeri ia mendaftarkan diri sebagai calon presiden.69 Sampai pada penutupan pendaftaran ada sekitar 6 calon presiden Iran. Mereka adalah Hasyemi

68. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 119-122.

(51)

Akbar Rafsanjani, Mohammad Baqer Qalibaf, Mehdi Karroubi, Ali Larijani, Muhsin Mehralizadeh, dan Mahmoud Ahmadinejad.

Di saat kontestan lain menghamburkan biaya besar untuk kampanye, seperti membuat poster, baliho, dan juga melalui iklan di media baik cetak maupun elektronik, Ahmadinejad hanya membuat sebuah film semi dokumenter dengan biaya yang murah dan seadanya, tentu saja hasilnya juga sepadan dengan biaya yang dikeluarkan, film itu menampilkan sosoknya yang bersahaja yang sedang berbicara dengan beberapa pemuda. Film dengan gambar yang buram, dan kualitas buruk itu justru memperlihatkan sosok sederhana dirinya.

Pada 17 Juni 2005 pemilihan putaran pertama dimulai, dengan total parisipasi rakyat Iran sebesar 29.317.042 atau sekitar sebesar 62.66 persen. Keesokan harinya, 18 Juni 2005, terjadi hal yang diluar perkiraan banyak orang, bagaimana tidak Ahmadinejad berada diposisi kedua dengan perolehan lebih dari 19 persen suara, ia hanya kalah dari Rafsanjani yang memperoleh 21 persen suara, ini pertama kalinya sejak revolusi Iran, pemilihan umum sampai terjadi pada dua putaran. 70

Hanya seminggu jeda waktu yang ada sampai pemilahan umum putaran kedua dilaksanakan, namun tentu kontestan yang diunggulkan adalah Rafsanjani, mengingat ia adalah seorang saudagar kaya dan juga mantan presiden Iran yang menjabat dari 1989-1997, ia memiliki basis pemilih yang mendukungnya yang berasal dari kaum pengusaha dan elit kalangan perkotaan. Rafsanjani pun cukup

Referensi

Dokumen terkait

Emosi akan berpengaruh pada perilaku pembelian yang merupakan jawaban bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini didukung, namun hipotesis ketiga ditolak karena

surat yang akan ditandatangani oleh Walikota/Wakil Walikota terlebih dahulu harus diparaf oleh Sekretaris Daerah yang sebelumnya harus diparaf oleh Asisten Sekretaris Daerah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. © Tiara Ayudia Virgiawati 2014 Universitas

lembaga (badan) yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang keuangan yang secara.. langsung maupun tidak langsung menghimpun dana dengan cara

Based on the finding, the following suggestions are given to the English teacher of SMAN 3 Pontianak are suggested to give the students more exercises and also

Variabel LDR, IPR, LAR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER

Tes Kemampuan akhir siswa dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran materi redoks dengan menerapkan model kooperatif tipe course

Kohesi leksikal berupa kata atau frase bebas yang mampu mempertahankan hubungan kohesif dengan kalimat mendahului atau yang mengikuti.Kohesi leksikal terdiri atas