• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAHAN MAHMOUD

3. Pandangan Mahmoud Ahmadinejad Terhadap Program Nuklir

Berangkat dari sebuah pertanyaan “Jika nuklir ini dinilai jelek dan kami tidak boleh menguasai dan memilikinya, mengapa kalian sebagai adikuasa memilikinya? Sebaliknya jika teknonuklir ini baik bagi kalian, mengapa kami tidak boleh juga memakainya?111, Ahmadinejad lalu mengembangkannya menjadi sebuah dasar pemikiran dan dari pemikiran revolusioner sederhana inilah lalu berkembang menjadi sebuah mainstream kebijakannya. Dalam kampanyenya ketika pemilihan presiden Iran, Ahmadinejad menggunakan isu ini sebagai salah satu isu sentral yang menjadi andalannya yaitu kebijakan program nuklir. Walaupun nuklir sudah tidak asing bagi Iran, namun di era Ahmadinejad hal tersebut menjadi booming. Hal ini dikarenakan ketika ia menjabat sebagai presiden, ia tak kenal kompromi menyangkut program nuklir Iran. Ia bahkan berusaha menerabas setiap halangan yang berusaha menghentikan program nuklir negaranya tersebut.

Mungkin untuk sebagian dari kita teknologi nuklir merupakan hal yang tidak penting, biasa-biasa saja atau bahkan asing. Namun disadari atau tidak, teknologi nuklir merupakan suatu pencapaian tinggi oleh manusia dalam bidang keilmuan. Hal inilah yang disadari oleh bangsa Iran. Oleh sebab itu, Iran berusaha

menggapai teknologi nuklir mengingat nilai prestise keilmuan yang terkandung dalam teknologi nuklir. Hal ini merupakan hal yang wajar mengingat Iran merupakan negara penghasil pemikir-pemikir ulung yang tidak sedikit, contohnya sudah penulis paparkan di bab sebelumnya. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa ternyata bangsa Iran merupakan bangsa yang suka berfikir. Maka tidaklah mengherankan jika Iran begitu ngotot berusaha mengembangkan teknologi nuklir, karena seperti yang kita tahu bahwa teknologi nuklir merupakan barometer dari suatu pencapaian kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah negara.

Tidak diragukan lagi bahwa ilmu merupakan salah satu alat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan hidupnya, dan dengan ilmu juga manusia bisa menjadikan dirinya sebagai pribadi-pribadi yang baik. Dan karena itulah Tuhan memberikan manusia ilmu.

“Tuhan, menganugrahkan ilmu kepada orang-orang suci, para nabi dan kaum saleh. Karena ilmu merupakan cahaya dan petunjuk serta sarana untuk kepentingan manusia… ilmu adalah jendela menuju Tuhan dan buahnya adalah amal”. Ahmadinejad juga mengatakan, “sebenarnya syiar Revolusi Islam kami adalah syiar perdamaian. Anda tahu bahwa syiar imam Khomeini sebagai pemimpin revolusi adalah: “kami bercita-cita suatu hari semua senjata akan berubah menjadi pena”112 kata Ahmadinejad.

Dari sinilah kita bisa menginterpretasikan bahwa baik secara tersirat maupun tersurat, ilmu merupakan salah satu pijakan dasar bagi tindakan Ahmadinejad dalam mengembangkan teknologi nuklir. Hal ini juga berkaitan erat bahwa teknologi nuklir merupakan tehnologi yang jika dikembangkan secara serius mampu menghasilkan keuntungan yang berlipat dan mampu menjadikan Iran sebagai negara yang mandiri sekaligus maju. Selain itu juga ia berkeyakinan

bahwa ilmu mampu membawa kemaslahatan bagi manusia, dan ini yang ia berusaha buktikan melalui program nuklirnya. Di lain kesempatan ia juga berkata,

Manusia mesti menyingkap kekuatan-kekuatan serta potensi-potensi alam ini dan digunakan untuk berkhidmad kepada-Nya, Tuhan menjadikan alam ini untuk tunduk kepada manusia. Artinya, Tuhan memberikan manusia potensi untuk bisa menguasai alam dengan memberikan kepada manusia berpikir, analisa, dan kreatifitas… dan dalam berbagai bidang ilmu manusia terus berkembang dalam rangka penguasaan terhadap alam dan menyingkap segala hakikatnya”.113 Ini menegaskan bahwa ia berusaha menjadikan ilmu sebagai basis kemajuan bangsanya.

Ahmadinjead ingin menjadikan nuklir sebagai motor penggerak kemajuan bangsanya. Dengan cara memanfaatkan nuklir dari berbagai bidang termasuk secara politis.

Bagaimanapun proyek pengembangan energi nuklir di Iran tidak lain adalah masa dengan kehidupan bangsa Iran. Iran ingin memanfaatkan teknologi ini untuk menjadi bangsa yang besar dan beradab ditengah percaturan politik internasional dunia”.114 Dari sini kita bisa melihat visi dan misi Ahmadinejad terkait program nuklirnya.

Saat ini dunia sedang mengalami gejolak hebat, dan untuk memulihkannya dibutuhkan energi untuk melakukan berbagai pengembangan dan pembangunan. Hari ini dunia telah menggunakan 85 juta barrel minyak per hari dan sekitar 30% nya berasal dari OPEC115, dan menariknya lagi bahwa hampir semua negara-negara OPEC, kecuali Venezuela, adalah negara-negara dengan mayoritas penduduk

113.

Ibid. h. 81.

114. Kuliah Umum Presiden Republik Islam Iran, Dr. Mahmoud Ahmadinejad. Balai

Sidang UI. 11 Mei 2006, dalam Desti Nur Sakinah. Kepentingan Iran mengembangkan kembali

program nuklirnya. Tesis pasca sarjana UI 2006.

115. OPEC adalah Organization of Petroleum Exporting Countries. Organisasi ini adalah

Muslim.116 Hal ini mengindikasikan cepat atau lambat energi fosil khususnya minyak akan habis dan jika itu terjadi negara-negara Muslim, yang notabenenya adalah penghasil dan pengguna energi minyak, akan mengalami keruntuhan karena kehabisan sumber energi dan ini perlu membutuhkan solusi yang tepat. Hal inilah yang disadari oleh Iran, namun sayangnya ini kurang disadari, kalau tidak mau dikatakan tidak dipedulikan oleh negara-negara lain khususnya negara Muslim.

Iran kini telah dalam rangka menuju pemanfaatan energi nuklir secara maksimal. Mengingat kebutuhan akan energi cukup besar contohnya saat ini Iran telah memiliki 50.000 desa dengan penduduk sekitar 69 juta jiwa (saat ini mencapai 70 juta) yang mana lebih dari 95%nya telah mendapat akses listrik.117 Selain itu juga pertumbuhan akan keperluan listrik di Iran terus meningkat sekitar 7% - 8% pertahun, sementara itu produksi listrik di Iran pada 2003 hanya sebesar 31.000 megawatt dan pada 2005 meningkat menjadi 36.000 megawatt, ironisnya hampir semua kebutuhan energi listrik hanya bersumber dari minyak dan gas serta hidroelektrik ( hanya 7%)118. Mengingat betapa rentannya energi yang berasal dari fosil, selain tidak ramah lingkungan, sumber energi fosil juga tidak stabil, mengingat harga yang terus melonjak dan konsumsi BBM juga terus meningkat.

Hal ini menandai bahwa kebutuhan akan sumber energi baru adalah satu keniscayaan jika kedepannya Iran ingin mengahadapi perkembangan global. “Iran

116. Alan M. Herbst and George W. Hopley. Nuclear Energy Now; Why The Time Has

Come For The World’s Most Misunderstood energy Source (New Jersey; John Wiley & Sons, Inc, 2007), h. 63-65.

117. Indriana Kartini. Indonesia And Iran’s Nuclear Issue. h. 12.

tengah dalam perjalanan mencapai produksi 200.000 megawatt listrik dan peningkatan pemanfaatan teknologi ini (nuklir) dibidang ilmu kedokteran dan perindustrian”,119 katanya.

Iran kini dalam proses meraih kemajuan dan dengan kemajuan tersebut bisa menjadikan Iran sebagai negara yang maju, mandiri dan modern, serta mampu menjadi inspirasi bagi negara-negara lain khususnya negara Muslim. Ahmadinejad meyakini dengan menguasai teknologi nuklir yang maju dan modern, akan meningkatkan rasa percaya diri di kalangan rakyat Iran,

Perasaan bahwa sekalipun banyak tekanan dan ancaman, bangsa Iran masih juga berhasil menggapai puncak yang tertinggi berpijak dengan pengetahuan dan sumber-sumber dayanya sendiri akan memberikan momentum untuk lompatan-lompatan yang lebih besar disemua bidang lain.” Ia menambahkan, “tak ada kata akhir untuk kerja dan kita selalu berpeluang meningkatkan laju kemajuan dan mengurangi efek-efek sampingnya dengan melalui berbagai inovasi, inisiatif, dan invensi”.120

Dari sini kita bisa melihat bahwa, dengan Iran mampu menguasai teknologi nuklir, Iran akan dengan cepat mampu memenuhi kebutuhan negaranya hampir di semua lini secara mandiri. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan baik secara politis maupun secara ekonomis. Secara ekonomis energi nuklir membawa keuntungan, mengingat kebutuhan energi di Iran yang cukup besar dan semakin mahalnya harga minyak dunia dan dimasa yang akan datang tentu sumber energi tersebut akan menipis, dan nuklir bisa menjadi alternatif bagi solusi masalah energi di Iran dan dengan hal tersebut pemerintah Iran secara jangka panjang akan mampu memenuhi kebutuhan energi negaranya dan Iran bisa

119. Muhammad Alcaff. Perang Nuklir?, h. 114.

menjadi pemasok listrik dikawasan atau dengan kata lain kedepannya Iran dapat menjadi eksportir energi, ini tentunya akan sangat menguntungkan Iran kedepannya. Selain itu juga dengan pemanfaatan teknologi secara maksimal, teknologi nuklir memungkinkan dimanfaatkan di berbagai bidang lainnya seperti di zaman ini pencarian air didalam tanah dan penyulingan air asin menjadi air tawar juga dapat dilakukan dengan teknologi nuklir.

Di samping secara ekonomis, dalam bidang politispun hal ini sangat menguntungkan karena dengan keuntungan yang diperoleh Iran dalam bidang ekonomi tadi, ditambah pula posisi geografis Iran yang sangat strategis, akan menjadikan Iran sebagai negara yang maju, ini secara otomatis akan memposisikan Iran sebagai negara ‘inti’ dalam percaturan politik regional dan global serta menaikan posisi tawar dunia Islam umumnya dan Iran khususnya dalam kancah perpolitikan internasional. Energi nuklir merupakan teknologi yang cukup canggih. Hal ini akan membawa Iran berubah dari negara berkembang menjadi negara maju, dan ini tentunya akan menaikan harga diri bangsa Iran secara politis. Dalam salah satu ayat Al-Quran surah Al-Anfaal ayat 60 menyebutkan;

ﱢر ﻦِﻣَو ٍةﱠﻮُﻗ ﻦﱢﻣ ﻢُﺘْﻌَﻄَﺘْﺳاﺎﱠﻣ ﻢُﮭَﻟ اوﱡﺪِﻋَأَو

ﱠوُﺪَﻋ ِﮫِﺑ َنﻮُﺒِھْﺮُﺗ ِﻞْﯿَﺨْﻟا ِطﺎَﺑ

ﻦِﻣ اﻮُﻘِﻔْﻨُﺗﺎَﻣَو ْﻢُﮭُﻤَﻠْﻌَﯾ ُﷲا ُﻢُﮭَﻧﻮُﻤَﻠْﻌَﺗَﻻ ْﻢِﮭِﻧوُد ﻦِﻣ َﻦﯾِﺮَﺧاَءَو ْﻢُﻛﱠوُﺪَﻋَو ِﷲا

} َنﻮُﻤَﻠْﻈُﺗَﻻ ْﻢُﺘﻧَأَو ْﻢُﻜْﯿَﻟِإ ﱠفَﻮُﯾ ِﷲا ِﻞﯿِﺒَﺳ ﻲِﻓ ٍءْﻰَﺷ

60

{

Artinya ; “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang

dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”.121

Pesan dan peringatan dari Tuhan ini menunjukan kepada kita, bahwa kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi skenario terburuk dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Hal tersebut disadari betul oleh pemerintah Iran di bawah kepemimpinan Ahmadinejad. Oleh karena itu pemerintah Iran berusaha sekuat mungkin memiliki modal persiapan, pengembangan teknologi nuklir salah satunya, dalam menghadapi tantangan-tantangan kedepan yang lebih besar lagi yang dihadapi Iran khususnya dan Islam umumnya.

“Saat energi fosil telah habis terkuras di dunia, mereka akan mulai menjual energi nuklir pada semua bangsa lain dengan harga yang sangat tidak terjangkau dan dengan begitu mereka bisa terus mempertahankan dominasinya di dunia” ia lalu menambahkan, “kalangan adidaya sebenarnya tidak menolak senjata nuklir, lantaran mereka sudah memilikinya, tapi mereka menolak kemajuan dan perkembangan saintifik bangsa-bangsa lain”, kata Ahmadinejad.122

Hal ini diamini oleh Henri Kissinger yang pernah menjabat sebagai menlu AS;

Iran adalah produsen minyak terbesar. Ia memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Dalam kondisi pertumbuhan yang teratur, ia juga siap menjadi salah satu kekuatan (negara) industri”. Ia melanjutkan, “melalui kepemilikan teknologi nuklir, Teheran ingin menjadikan dirinya sebagai perisai pelindung yang menghalangi intervensi pihak lain dalam urusan-urusannya”.123

121. Q.S Al-Anfaal; 60

122. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 190.

Ini menunjukan bahwa Barat pun menyadari akan kemajuan yang dicapai Iran jika berhasil menguasai teknologi nuklir yang akan menempatkan Iran sebagai negara industri. Hal inilah yang sesungguhnya menjadi kekhawatiran Barat bukan isu senjata pemusnah massal yang digembor-gemborkan oleh Barat selama ini, dan yang lebih ditakutkannya lagi kalau hal ini menjadi inspirasi negara-negara lain.

Bukan rahasia lagi bahwasanya Barat, yang dimotori AS, menuduh Iran mengembangkan senjata pemusnah massal walaupun sampai saat ini tidak ditemukan hal tersebut. Hal ini begitu naif tentunya, mengingat mereka (Barat) memiliki senjata tersebut dan yang lebih ironisnya lagi Amerika yang notabenenya adalah motor negara Barat ialah negara pertama, kalau tidak mau dikatakan satu-satunya, yang pernah secara langsung menggunakan senjata pemusnah massal terhadap kedaulatan negara lain atau lebih tepatnya ke Jepang, saat AS mengebom Hirosima dan Nagasaki pada PD II. Di tambah lagi Israel yang bukanlah anggota NPT (Non-Proliferation Treaty) tetapi memiliki sekitar 100 sampai 200 hulu ledak nuklir. Hal ini diperoleh dari keterangan dan data dari Mordechai Vanunu, yang seorang mantan teknisi pada fasilitas nuklir Israel, Dimona.124 Selain Israel beberapa negara lain seperti India dan Pakistan memiliki senjata nuklir juga namun mereka bukanlah negara penandatangan perjanjian NPT.

Walaupun terjadi diskriminasi Iran tetap berkomitmen untuk tidak mengembangkan senjata pemusnah massal. Berkali-kali Ahmadinejad

menegaskan bahwa negaranya tidak membutuhkan senjata semacam itu. Bahkan Ahmadinejad menegaskan bahwa orang-orang yang ingin memiliki bom atom adalah mereka-mereka yang terbelakang pemikirannya. “Yang menginginkan senjata nuklir adalah politikus yang terbelakang pemikirannya125. Lebih jauh ia mengatakan;

“Mereka yang membuat bom atom serta memiliki bom atom terbelakang dalam sisi politik dalam kamus kita. Saya katakan, sangat tidak adil, mereka tidak memiliki uang untuk diberikan tapi menciptakan bom atom. Apa gunanya? Uni Soviet memiliki ribuan galea atom, tapi galea atom tidak bisa melindunginya dari keruntuhan. Sekarang mereka yang berjarak ribuan kilometer berada di Irak, semuanya memiliki atom, bisakah atom menyelamatkan Irak? Tidak akan mampu! Apa gunanya! Uang rakyat dipakai menciptakan bom generasi keempat dan kelima dan mengarsenalkannya. Bawalah uang tersebut, berikanlah kepada 40 juta fakir miskin di negara ini (Amerika). Bila mereka mengejar suara dalam PEMILU, 40 juta paling tidak, sama dengan 40 juta suara untuk mereka, itukan menguntungkan kalian juga”. Ia juga menambahkan, “bangsa Iran ketika setiap orang rakyatnya memiliki satu gunung api cinta, kerja, perhatian dan keberanian, mereka butuh apa dengan bom atom?.126

Baik secara langsung ataupun tidak, Ahmadinejad memberikan penjelasan bahwa bangsa Iran yang dikenal sebagai bangsa pemikir tidak akan menggunakan senjata pemusnah massal dalam agenda kebijakannya, toh lagi pula senjata nuklir tidak mampu menyelamatkan sebuah negara dari jurang kehancuran. Walaupun Iran sedang berusaha untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan global ke depannya, bukan berarti Iran akan mengembangkan senjata nuklir, Ahmadinejad bahkan lebih memilih dukungan pemuda dunia Islam dari pada senjata nuklir. “Bagi kami, dukungan kalian dan para pemuda di dunia Islam

125. Mahmoud Ahmadinejad. Ahmadinejad Menggugat!, h. 42.

lebih ampuh daripada senjata nuklir” katanya ketika memberikan ceramah di UI.127

Untuk membuktikan komitmen Iran terkait penggunaan senjata nuklir, pemimpin spiritual Iran sekaligus orang kesatu di Iran, Ayatollah Sayyid Ali Khamenei memfatwakan haram hukumnya atas penggunaan senjata nuklir. “Kami menetapkan bahwa penggunaan senjata nuklir itu haram” katanya128. Ini jelas sebagai pertanda bahwa pemerintah Iran dibawah Ahmadinejad tidak mungkin memproduksi apalagi menggunakan senjata nuklir karena sudah difatwakan oleh Ayatollah Ali Khamenei selaku pimpinan tertinggi di Republik Islam Iran.

Namun begitu, teknologi nuklir tetap penting adanya, karena selain merupakan barometer capaian kemajuan teknologi, bagi bangsa Iran teknologi nuklir merupakan sebuah simbol kemandirian dan terlepasnya Iran dari ketergantungan terhadap Barat, bahkan lebih jauh lagi pemerintahan Iran di era Ahmadinejad menganggap energi nuklir merupakan harga mati karena ini kehormatan bangsa Iran juga dipertaruhkan disini.

Pemerintah Iran bahkan menilai bahwa program nuklir Iran harus segera direalisasikan dan penundaan program nuklir Iran itu akan sama saja dengan mundur ke belakang. Pemerintah Iran bahkan membandingkan hal tersebut

127. Muhsin Labib, dkk. Ahmadinejad, h. 195.

128. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah rahasia , h. 134-135 dan Muhammad Alcaff. Perang

Nuklir?, h. 122-123. Fatwa ini baru diblow-up oleh media massa di Indonesia pada April 2010 ketika Konferensi Internasional Pelucutan dan Nonproliferasi di Teheran tengah berlangsung. Lih,

dengan perjanjian Turkmanchai129 yang memalukan serta menghina harga diri bangsa Iran dan jika Iran menunda programnya akibat tekanan Barat ini sama saja mengulangi kesalahan di masa lampau yang membuat Iran kehilangan martabatnya sebagai negara besar.130 Lebih jauh lagi pemerintah Iran bahkan menerbitkan pecahan uang kertas senilai 50.000 riyal atau setara dengan 5,4 dollar AS dicetak dalam warna oranye, hijau, dan biru, dengan simbol nuklir, yaitu elektron yang mengelilingi inti atom diatas gambar peta Iran. Di dekat simbol itu tertulis sebuah kutipan singkat dari Nabi Muhammad SAW berbunyi; “Orang dari tanah Persia akan meraih pengetahuan meskipun sejauh Pleiades”.131 Pleiades adalah kelompok bintang.132 Hal ini dilakukan semata-mata sebagai bukti kesungguhan tekad pemerintahan Ahmadinejad terkait dalam meraih teknologi nuklir dan juga menunjukan betapa pentingnya program nuklir tersebut dimata bangsa Iran. Ahmadinejad juga menyatakan bahwa yang ditakutkan Barat bukanlah program nuklir Irannya.

Karena mereka (Barat) melihat kemajuan dan kemakmuran negara-negara Islam akan menghabiskan dan akan menyelesaikan ambisi politik mereka.

129. Perjanjian Turkmanchai adalah perjanjian antara Iran (Dinasti Qajar) dengan Rusia

pada tahun 1828, perjanjian ini sebetulnya akibat kalahnya Iran dalam perang Iran-Rusia, secara garis besar perjanjian ini sangat menghina Iran selaku pihak yang kalah perang, dimana Iran kehilangan sebagian besar teritorinya khususnya diwilayah Kaukasus dan juga pihak Iran harus mengganti rugi sebesar 20 juta rubel. Hal inilah yang menandai kemunduran dinasi Qajar. Lih, Ali

M. Ansari. Supermasi Iran;, h. 22-23.

130. Kasra Naji. Ahmadinejad; Kisah Rahasia, h. 140.

131. Penulis juga menemukan hadis yang hampir sama dengan itu di dalam pengantar buku

karangan Murthada Muthahhari yang ditulis oleh Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat. Hadis itu

berbunyi, “Seandainya iman itu terletak di bintang Tsurayya, orang-orang dari kalangan

penduduk Parsi akan dapat menggapainya”. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari

Qais bin Sa’ad bin Ubadah. Lih, Murthada Muthahhari. Membumikan Kitab Suci Manusia dan

Agama. Bandung; Mizan, 2007. h. 44.

132. Lih, “Israel Inginkan Solusi Damai, Iran Luncurkan Mata Uang Dengan Simbol

Karena kalau negara-negara Islam mendapatkan kemajuan dan kemakmuran, mereka tidak bisa lagi menghina negara-negara Islam”.133 Dalam pandangan revolusionernya Ahmadinejad mempercayai bahwa sesungguhnya yang ditakuti Barat bukanlah kemampuan Iran akan nuklirnya, namun karena ketakutan akan hilangnya hegemoni Barat atas dunia Islam, karena jika Iran berhasil mengembangkan nuklir damai dan ditiru oleh negara-negara lainnya maka dominasi Barat atas dunia ketiga khususnya negara Muslim akan hilang dan negara-negara tersebut dapat melepaskan diri dari pengaruh Barat.