Klien dengan identitas Ny. B, mengaku hamil anak kedua dan usia klien saat ini 27 tahun. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang direncanakan.
Selama kehamilan ini Ny. B memeriksakan kehamilannya kembali secara teratur sebab Ny. B tidak ingin terjadi masalah dengan kehamilan ini serta menghindari terjadinya m asalah pada persalinan nanti. Pada trimester I Ny. B melakukan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) sebanyak 2 kali , pada trimester II sebanyak 3 kali, pada trimester III sebanyak 5 kali. Frekuensi pemeriksaan ini telah
memenuhi standar sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa WHO m enganjurkan sedikitnya ibu hamil melakukan 4 kali kunjungan Antenatal C are (ANC) selama kehamilan yaitu dengan frekensi
pemeriksaan ANC pada trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali, trimester III minimal 2 kali. (saifuddin, 2002)
Ny. B tidak mengalami keluhan yang berarti dalam kehamilan ini, keluhan yang dialami Ny. B hanyalah keluhan yang fisiologis seperti lelah jika sehabis melakukan pekerjaan rumah tangga dan pegal-pegal di kaki. Keluhan ini merupakan keluhan yang normal dikarenakan dalam pelaksanaan aktivitas tersebut banyak tenaga yang dikeluarkan, beratnya beban pekerjaan rumah tangga ditambah dengan beratnya beban kandungan membuat klien kehilangan banyak energi dan rasa pegal khususnya didaerah kaki sehingga wajar bila klien merasa lelah dan letih. Seperti yang dikemukakan Wiknjosastro (2005) yang menjelaskan bahwa ibu hamil akan merasa cepat lelah pada trimester III karena disebabkan oleh beban kehamilan yang semakin bertambah.
(Wiknjosastro, 2005)
Keluhan ini dapat teratasi dengan diberikannya nasehat dan anjuran dari bidan kepada Ny. B untuk mengurangi pekerjaan rumah tangga atau dengan dibantu oleh suami atau keluarga lain dalam
melakukan pekerjaan rumah tangga, beristirahat yang cukup. Ny. B dapat bekerjasama dan m enjalankan anjuran yang diberikan sehingga keluhan berangsur-angsur dapat teratasi.
Dalam anamnesa Ny. B mengaku dapat merasakan gerakan janin. Gerakan ini dirasakan pertama kali pada usia kehamilan ±20 mingggu dengan pergerakan janin yang dirasakan ±16 kali dalam 24 jam. Sesuai dengan kepustakaan menurut Mochtar (1998) bahwa salah satu tanda pasti hamil adalah terdapat
gerakan janin.
Pada kehamilan ini Ny. B mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebanyak 2 kali. Imunisasi ini berfungsi memberikan kekebalan terhadap infeksi tetanus pada ibu dan infeksi tetanus neonatorum pada bayi baru lahir.
dijumpai anemia sebab dalam kehamilan keperluan akan zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan pada darah. (Wiknjosastro, 2005). Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil kadar hemoglobin Ny. B 8,2 gr%. Sehingga ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak sayuran hijau seperti bayam, kangkung, daun sinkong dll dan susu juga mengkonsumsi makanan dengan gizi seim bang secara teratur. Ny. B juga diberi tablet Fe dengan dosis 2xsehari, vitamin C dan kalsium 1xsehari. 4 minggu dilakukan pemeriksaan kembali didapatkan hasil kadarsSetelah hemoglobin Ny. B 9,6 gr%. Terdapat peningkatan pada kadar hemoglobin Ny. B walaupun ibu masih dalam anemia ringan. Terjadinya peningkatan kadar hemoglobin pada Ny. B dikarenakan ibu mau mengikuti anjuran yang diberikan bidan.
Kenaikan berat badan Ny. B selama kehamilan ini 10,5 Kg. Hal ini merupakan hal yang normal. Kenaikan berat badan normal dapat terjadi karena selama hamil ibu tidak mengalami perubahan nafsu makan serta mau mengikuti anjuran bidan. Ibu mau mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, serta buah-buahan. Kenaikan berat badan Ny. B dikatakan normal seperti
diungkapkan oleh Wiknjosastro (2005) bahwa kenaikan berat badan normal selama kehamilan adalah 6,5 kg 16,5 kg.
Secara keseluruhan tidak ada kelainan maupun komplikasi yang terjadi pada Ny. B, hal ini dikarenakan Ny. B mau bekerjasama dan mau mengikuti anjuran yang diberikan oleh bidan. Ny. B juga mengerti akan pentingnya kesehatan dirinya dan kehamilannya serta pentingnya persaiapan persalinan nanti.
B. PERSALINAN
Ny. B memasuki masa persalinan dengan usia kehamilan 38 minggu 4 hari. Tidak ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan dimana menurut teori persalinan normal adalah proses pengeluaran j anin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). (Saifuddin, 2002)
Pemantauan persalinan kala I pada Ny. B didokumentasikan langsung kedalam partograf sebab ketika Ny. B datang pembukaan serviks telah mencapai fase aktif yaitu 9 cm, maka dari itu pada catatan data Ny. B tidak terdapat dokumentasi fase laten. Pemantauan dengan partograf ini bertujuan untuk
mengobservasi keadaan ibu dan bayi serta memantau kemajuan persalinan apakah persalinan berjalan dengan normal atau tidak.
Pada kala I juga dilakukan gerakkan asuhan sayang ibu, ibu diberikan dukungan dan kenyamanan posisi. Ibu memilih posisi berbaring miring kekiri, hal ini dilakukan setelah ibu mendapat informasi bahwa berbaring miring kekiri dapat membantu janin memdapatkan suplai oksig en yang cukup, sebaliknya jika ibu berbaring terlentang, maka bobot tubuh ibu akan menekan pembuluh darah yang membawa
oksigen kejanin, sehingga suplai oksigen bayi dapat berkurang dan dapat m enyebabkan gawat janin. Selain pilihan posisi, ibu juga diberikan asupan nutrisi dan cairan, ibu diberikan segelas teh manis hangat, hal ini dapat membantu karena selama proses persalinan berlangsung ibu akan mudah mengalami dehidrasi. (Depkes RI, 2004)
Persalinan kala II Ny. B berlangsung 15 menit. Pada teorislamanya waktu persalinan kala II secara fisiologis pada primigravida berlangsung selama 2 jam dan pada multigravida berlangsung selama 1 jam. (Saifuddin). Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan untuk lamanya waktu kala I I. Selama proses persalinan, diterapkan prinsip pencegahan infeksi dengan menggunakan alat-alat yang steril atau yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu, bayi dan penolong, untuk itu tindakan pencegahan infeksi harus bisa diterapkan dalam setiap
aspek asuhan. (Depkes RI, 2004)
Persalinan kala III berlangsung 10 menitsdan menurut teori kala III pada primigravida 30 menit dan pada multigravida 15 menit. (Mochtar, 1998). Pada proses kala III berjalan dengan baik, hal ini karena dilakukan manajemen aktif kala III sesuai dengan standar. Sehingga plasenta dapat lahir spontan, koteledon lengkap, selaput utuh serta perdarahan pasca persalinan dapat terhindari dengan baik. Pada kala IV dilakukan observasi pada Ny. B selama 2 jam. Ibu dan bayi dalam keadaan normal. Perdarahan yang terjadi pada Ny. B berlangsung normal, dan jumlah perdarahan juga berada dalam batas normal. Menurut teori dianggap perdarahan normal jika jumlah darah kurang dari 400 sampai 500 cc. (Mochtar, 1998)
Pada keseluruhan proses persalinan pada Ny. B berjalan dengan normal dan baik, hal ini terjadi karena adanya observasi dan tindakan serta asuhan yang tepat dari awal persalinan hingga bayi dapat lahir, kelancaran persalinan ini juga berkat adanya kerjasama y ang baik dari ibu, ibu dapat mengontrol emosinya serta dapat meneran dengan baik. I bu juga mau mengikuti anjuran yang diberikan bidan. C. MASA NIFAS
Pada masa nifas Ny. B prosesnya berlangsung dengan normal. Masa involusi dan penurunan fundus sesuai dengan teori dimana TFU pada 1 jam post partum adalah 2 jari dibawah pusat, pada kunjungan 6 hari post partum TFU pertengahan pusat dan symphisis, pada kunjungan 2 ming gu post partum TFU tidak teraba diatas symphisis dan bertambah kecil pada kunjungan 6 minggu post partum (Mochtar, 1998).
Pada hari pertama post parum, kurang dari 1 jam pertama ibu sudah memberikan ASI pada bayi, hal ini bisa terjadi sebab ibu mau mencoba memberikan kolostrum setelah ibu mendengar informasi yang diberikan bidan bahwa kolostrum bukanlah susu yang basi, justru susu yang pertama inilah yang dapat memberikan kekebalan tubuh pada bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit dan
mengandung banyak gizi.
Pada hari pertama post partum Ny. B sudah dapat buang air kecil sendiri ke kamar mandi, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa mi ksi harus secepatnya, dilakukan sendiri sesudah bersalin. (Mochtar, 1998)
Pengeluaran lochea pada Ny. B berjalan dengan normal, sesuai dengan kepustakaan dari hasil
pengawasan yang dilakukan lochea yang keluar sampai 2 m inggu post partum didapat hasil, pada hati pertama darah berwarna merah segar, pada hari keenam didapat lochea sanguinolenta berwarna merah kecoklatan, pada kunjungan hari keempat belas didapat lochea serosa berwarna kuning. (Mochtar, 1998)
Proses nifas pada Ny. B secara keseluruhan prosesnya berjalan dengan normal tanpa adanya masalah yang berarti, hal ini dikarenakan ibu mau mengikuti anjuran dan pendidikan kesehatan yang diberikan oleh bidan. Pada masa nifas kali ini, ibu juga mengikuti salah satu anjuran bidan yaitu untuk segera ber-KB. Dengan informasi yang diberikan oleh bidan, ibu dan suami memutuskan untuk memilih metode KB pil untuk menyusui.
D. BAYI BARU LAHIR
Pada kasus Ny. B bayi lahir spontan, menangis kuat, tidak ada cacat bawaan, warna kulit kemerahan. Jenis kelamin perempuan, berat badan 3000 gram, panjang badan 49 cm, A/S 9/10, ekstrimitas (+)/(+),
pergerakkan aktif, anus (+), ditandai dengan keluarnya mekonium dan bayi sudah buang air kecil dan buang air besar dengan normal. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menerangkan bahwa bayi yang sehat akan menangis kuat, bernafas, menggerakkan tangan dan kakinya dan kulit bewarna kemer ahan. (Mochtar, 1998).
Ketika bayi lahir, pengikatan tali pusat dilakukan dengan menggunakan penjepit umbilikal dalam keadaan steril dan dibungkus dengan kassa kering steril. Dengan melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar maka tetanus neonatorum dapat terhindarkan.
Setelah bayi lahir, bayi tidak langsung dimandikan. Hal ini sesuai dengan teori kepustakaan untuk tidak memandikan bayi minimal 6 jam setelah lahir untuk mencegah hipotermi. (Depkes RI, 2004). Bayi Ny. B hanya dibersihkan dan segera diselimuti serta ditutupi bagian kepalanya dengan kain bersih, keri ng, dan hangat agar bayi terhindar dari hipotermi atau kehilangan panas.
Bayi sudah menyusu setelah ± 2 jam setelah persalinan
Berat badan bayi 3000 gram merupakan berat badan bayi normal. Hal ini sesuai dengan teori bahwa berat bayi normal adalah 2500-4000 gram. (Depkes RI, 1993)
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan selama hamil, bersalin, dan nifas serta asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny.B di BPS Soraya Palembang yang dimulai pada usia kehamilan 32 minggu sampai masa nifas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada masa kehamilan Ny. B melakukan ANC secara teratur sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan.
2. Pada masa kehamilan Ny.B berjalan dengan baik, tidak ada keluhan yang bersifat abnormal, klien mengeluh mudah merasa lelah, sering buang air kecil dan susah tidur. Tetapi keadaan tersebut
merupakan hal yang fisiologis dan dapat diatasi dengan baik karena mendapat perhatian khusus dari bidan serta kerjasama yang baik dari klien yang mau mengikuti anjuran dan pendidikan kesehatan yang diberikan bidan.
3. Pada proses persalinan pada Ny. B dari kala I sampai kala IV berlangsung dengan normal dan lancar, tidak terjadi perdarahan yang abnormal. B ayi lahir pukul 18.07 WIB, jenis kelamin perempuan, berat badan 3000 gr, panjang badan 49 cm, bayi dalam keadaan sehat.
4. Pada masa nifas tidak terjadi perdarahan dan infeksi yang ditandai dengan tidak ada keluarnya lochea yang berlebihan dan tidak berbau, pada payudara tidak ada kelainan dan tidak ada tanda bahaya infeksi ataupun bendungan ASI, masa involusi dan penurunan fundus uteri pada Ny. B berlangsung dengan baik dan tidak ada kesenjangan antara teori yang didapat dengan kenyataan di lahan praktik.
asuhan yang diberikan dapat bermanfaat dan terlaksana dengan baik dan tepat sehingga kelainan maupun komplikasi dapat terdeteksi sedini mungkin dan petugas kesehatn khususnya bidan dapat segera memberikan tindakan dengan baik dan tepat.
B. SARAN
1. Bagi Bidan Praktek Swasta (BPS)
a. Sebaiknya setiap BPS, dapat menerapkan pelayanan kebidanan seperti inisiasi menyusui dini dengan melakukan skin to skin pada saat bayi baru lahir.
b. Diharapkan dapat menyediakan alat perlindungan diri (APD) sesuai yang dinjurkan bagi penolong persalinan sebagai langkah pencegahan yang intensif untuk menurunkan resiko penularan infeksi dari klien kepada penolong persalinan atau sebaliknya.
2. Bagi Mahasiswa
a. Sebaiknya setiap mahasiswa (penulis) dapat terus menerapkan manajemen dan asuhan kebidanan yang telah dimiliki serta terus mengikuti kemaj uan dan perkembangan dalam dunia kesehatan khusunya dalam dunia kebidanan.
b. Sebaiknya dilakukan peningkatan dalam pemberian asuhan pada ibu dalam masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, khusunya peningkatan dalam pemberian pendidikan kesehatan.
3. Bagi klien
Sebaiknya setiap wanita yang siap menjadi ibu mau bekerjasama dan mau mengikuti anjuran yang diberikan bidan, karena sangat bermanfaat bagi k esehataannya dan janinnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2007. Ang ka Kematian Ibu. (www.bkkbn.go.id, diakses tanggal 25 November 2008)
Budiarso. 1990. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Masih Tinggi. Jakarta (www.google.comhttp://www.iloveblue.com, Diakses tanggal
20 November 2008)
Depkes RI. 1993. Asuhan Kesehatan Dalam Konteks Keluarga. Depkes RI : Jakarta
Depkes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Depkes RI : Jakarta
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2008. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Dinas Kesehatan Kota : Palembang
Healthy life. 2006. Inisiasi Menyusui Dini, Manfaatnya Seumur Hidup. Jakarta (www.google.com:http://www.ibudananak.com, diakses tanggal
09 Maret 2009)
Manuaba IB Gde, DSOG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Penerbit ECG : Jakarta
Novita. 2008. Sejarah Perkembangan Upaya Penurunan AKI dan AKB Di Dunia dan Indonesia : Jakarta
(pusat www. one.indoskripsi.com, diakses tanggal 20 November 2008)
Practical Hints on Breasfeeding.2007. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta (www.google.comhttp://www.tempointeraktif.com, diakses tanggal 09 Maret 2009)
Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. ECG. Jakarta
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Penerbit ECG : Jakarta Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. FK UNPAD : Bandung Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2002. Ilm u Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
BBL (BBLR) download
BBL (HIPOTERMI) download
BBL (CAPUT SUCEDENEUM) download BBL (ASFIKSIA) download
BBL (LAHIR KOTOR) download
BBL (TETANUS NEONATORUM) download BBL (ASFIKSIA RINGAN) download
BBL (ASFIKSIA SEDANG) download BBL (MEKONIUM) download BBL (HIPOGLIKEMI) download BBL (KEJANG) download BBL (IKTERUS) download BBL (BBLR) download BBL (NORMAL) download
BBL (FRAKTUR CLAVIKULA) download BBL (BAYI TIDAK MENANGIS) download BBL (CHEPALHEMATOM) download Kehamilan (ANEMIA RINGAN) download Kehamilan (LETAK SUNGSANG) download Kehamilan (MOLA HIDATIDOSA) download Kehamilan (DIABETES MELITUS) download Kehamilan (HIDRAMNION) download
Kehamilan (PLASENTA PREVIA PARSIALIS) download Kehamilan (TANDA-TANDA GAWAT JANIN) download Kehamilan (EKTOPIK) download
Kehamilan (PREEKLAMPSI SEDANG) download Kehamilan (PREEKLAMSIA) download
Kehamilan (PLASENTA PREVIA TOTAL) download Kehamilan (ANEMIA RINGAN) download
Kehamilan (ABORTUS INSIPENS) download Kehamilan (ABORTUS KOMPLET) download Kehamilan (PRE EKLAMSI RINGAN) download Kehamilan (ANEMIA SEDANG) download Kehamilan (ABORTUS IMINENS) download Kehamilan (SOLUSIO PLASENTA) download
Kehamilan (PLASENTA LETAK RENDAH) download Nifas (POST PARTUM BLUES) download
Nifas (BABY BLUES) download
Nifas (RUPTURE PERINEUM) download Nifas (TROMBOFLEBITIS) download Nifas (BENDUNGAN ASI) download Nifas (DENGAN KESEDIHAN) download
Nifas (GANGGUAN POLA ELIMINASI) download Nifas (KRAM PADA BETIS) download
Nifas (METRITIS) download Nifas (PPH) download
Nifas (INFEKSI RUPTUR PERINEUM) download Nifas (MASTITIS) download
Nifas (ADAPTASI ORANG TUA) download Nifas (NORMAL) download
Nifas (DEPRESI POSTPARTUM) download
Nifas (POST PARTUM HEAMORAGI-SP) download
Nifas (ASI TIDAK KELUAR BAYI TIDAK MAU MENYUSU) download Nifas (PPH SEKUNDER) download
Nifas (PEGAL-PEGAL SETELAH MELAHIRKAN) download Persalinan (KETUBAN PECAH DINI) download
Persalinan (ROBEKAN JALAN LAHIR) download Persalinan (INERSIA UTERI) download
Persalinan (PARITAS KURANG DARI 1 TAHUN) download Persalinan (RUPTUR UTERI) download
Persalinan (EMBOLI CAIRAN KETUBAN) download Persalinan (GRANDE MULTIPARA) download Persalinan (TALI PUSAT MENUMBUNG) download Persalinan (PRESENTASI MAJEMUK) download Persalinan (PARTUS PRESIPITATUS) download Persalinan (PARTUS LAMA) download
Persalinan (NORMAL) download
Persalinan (MALPRESENTASI) download Persalinan (EPISIOTOMI) download
Persalinan (RETENSIO PLASENTA) download Persalinan (PERINEUM KAKU) download Persalinan (LILITAN TALI PUSAT) download Persalinan (KEGAGALAN KB) download
Persalinan (FASE LATEN MEMANJANG) download Persalinan (ATONIA UTERI) download
Persalinan (ROBEKAN PADA SERVIKS) download Persalinan (GEMELI) download
Persalinan (SELANG 15 MENIT PLASENTA TIDAK LAHIR) download Persalinan (SEROTINUS) download
Persalinan (PERSALINAN PALSU) download Persalinan (INERSIA UTERI) download Persalinan (INDUKSI) download
Persalinan (RIWAYAT CAESAR) download Persalinan (ANEMIA SEDANG) download