• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGETAHUAN PETANI DALAM PROSES PRODUKSI

4.1. Masalah Petani Bunga

4.1.1. Hama dan Penyakit

Hambatan paling besar dalam pertanian termasuk pertanian bunga yang ada di Desa Raya adalah keberadaan hama penyakit tanaman yang dapat merusak tanaman para petani dan dapat mengakibatkan gagal panen sehingga dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi para petani. Di samping akan keberadaan hama penyakit sebagai faktor penghambat petani bunga dalam membudidayakan tanaman hias ini kendala lain yang menjadi masalah para petani bunga adalah faktor alam seperti keadaan iklim di daerah tersebut yang terkadang tidak menentu sehingga dapat merusak tanaman.

Ada beberapa jenis hama maupun penyakit yang dapat menyerang tanaman bunga sehingga dapat menyebabkan gagal panen dan dapat menimbulkan kerugian bagi para petani bunga. Sebagai tanaman hortikultura pembudidayaan tanaman bunga tidak bisa terlepas dari pengendalian hama dan penyakit. Walaupun pembudidayaan bunga ini cukup menguntungkan, namun tidak sedikit dari para petani bunga yang mengeluh akibat kehadiran pengganggu keberhasilan budidayanya. Kerugian yang

diakibatkan hama maupun penyakit telah membuat para petani mengalami kerugian dan mengeluh sehingga untuk mengatasi masalah kerugian banyak petani bunga yang ada di Desa Raya baik yang membudidayakan bunga pada media alam terbuka maupun pada media greenhouse menanam tanaman sampingan yang juga menjadi tanaman utama mereka. Seperti yang dikatakan salah satu dari petani bunga yang ada di Desa Raya yang bernama Pak Ketaren tentang keberadaan hama penyakit yang mengganggu tanaman mereka:

“Belum ada cara yang benar-benar ampuh untuk mengatasi hama maupun penyakit untuk tanaman bunga kami, meskipun sudah diberi pupuk serta penyemprotan dengan pestisida, hama tanaman tidak bisa benar-benar hilang”.

Berikut adalah beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bunga masyarakat Desa Raya dimulai dari merusak daun, batang, hingga pada bunga tanaman.

1. Penyakit Daun (Putu Hitam)

Masalah penyakit yang sering menyerang tanaman bunga para petani pada umumnya adalah penyakit daun, dimana penyakit daun ini disebabkan oleh serangan hama Thrips (Thrips sp). Thrips adalah hama pengganggu tanaman sejenis Tungau yang berukuran sangat kecil dan biasanya berwarna hitam dan merah. Thrips yang paling sering menyerang tanaman bunga khususnya bagian daun muda adalah Thrips

yang berwarna hitam. Serangan paling parah terjadi pada saat musim kemarau, namun tidak menutup kemungkinan pada saat musim hujan bisa juga terjadi serangan. Serangan yang paling membahayakan dari Thrips selain sebagai hama perusak juga

sebagai pembawa bibit penyakit yang menyebabkan penyakit pada tanaman bunga. Ciri dari penyakit daun yang ditimbulkan dari Thrips atau yang juga sering disebut petani setempat dengan putu hitam adalah bentol daun yang merusak daun hingga habis dan juga timbulnya bercak pada daun sehingga warna daun berubah menjadi hitam. Untuk mengantisipasi hama dan penyakit ini biasanya petani melakukan penyemprotan sebagai pengendalian hama.

2. Penyakit Batang (Ceda Batang)

Penyakit lainnya yang juga sering meresahkan para petani bunga adalah penyakit batang atau yang sering disebut petani setempat dengan ceda batang

(rusak/patah pada bagian batang), dimana penyakit ini disebabkan oleh sejenis ulat atau yang sering disebut petani dengan ulat peta. Ulat ini menyebabkan penyakit pada batang tanaman bunga di mana batang tanaman menjadi rapuh sehingga dapat menyebabkan terjadinya patah leher atau patah pada bagian batang bahkan jika tersentuh oleh tangan. Biasanya penyakit batang pada tanaman bunga sering menyerang tanaman bunga yang berusia 2 bulan sampai usia panen sehingga untuk mengantisipasinya selain melakukan perawatan pembersihan pada tiap-tiap batang yang sudah tidak bagus juga para petani memberikan penyangga berupa tali agar tanaman bunga dapat tetap berdiri tegak.

3. Penyakit Bunga (Pinakit Bunga)

Penyakit yang paling meresahkan para petani bunga selanjutnya adalah penyakit Sertung. Dimana bunga yang akan siap panen diserang oleh hama yang

merusak bunga sehingga menyebabkan warna bunga menjadi kusam. Sertung

merupakan sejenis hama Thrips (Tungau) berwarna merah yang paling sering merusak tanaman utama bunga. Pada umumnya hama ini hinggap dibagian tengah bunga yang menghisap inti sari bunga sehingga warna bunga menjadi tidak sempurna dan kusam. Untuk mengatasi hama ini biasanya para petani menyemprot tanaman bunga dengan pestisida, akan tetapi jika hama ini sudah menyerang sampai kepada bagian bunga petani sudah tidak bisa berbuat apa-apa karena sampai saat ini para petani setempat belum menemukan solusinya.

4.1.2. Iklim dan Tanah

Desa Raya terletak di dataran tinggi Karo yang keadaan alam desa ini umumnya beriklim sejuk dengan keadaan tanah yang tidak begitu merata. Meskipun demikian tanah di Desa Raya sangat subur sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman bunga terutama tanaman bunga potong Krisan. Tanaman bunga Krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi dengan toleran suhu udara agar tetap tumbuh berkisar 17 – 30º C. Sedangkan tanah yang ideal untuk tanaman bunga ini adalah bertekstur liat pasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 – 6,7, sedangkan ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman bunga antara 700 – 1200 m dpl. Semua kriteria tanah dan iklim ini sangat dipenuhi oleh keadaan wilayah yang ada di Desa Raya karena itulah mengapa banyak masyarakat yang ada di Desa Raya membudidayakan tanaman bunga terutama bunga potong Krisan. Meskipun demikian ada hal yang menjadi kekhawatiran para petani dalam

proses pembudidayaan bunga yaitu kawasan atau wilayah Desa Raya yang sering mengalami perubahan cuaca yang dapat menghambat proses produksi bunga akan tetapi hal tersebut tidak menjadi alasan bagi para petani bunga untuk tetap membudidayakan bunga dan terus memproduksi tanaman hias yang banyak digemari di kalangan masyarakat ini.

4.2. Variasi Pengetahuan Petani Dalam Pengolahan Dan Penggunaan Pupuk

Dokumen terkait