• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGETAHUAN PETANI DALAM PROSES PRODUKSI

3.2. Proses Produksi Tanaman Bunga

3.2.1. Proses Produksi Pada Media Greenhouse

3.2.1.1. Proses Pengolah Lahan

Sebelum melakukan proses pembudidayaan tanaman bunga proses awal yang dilakukan adalah pembersihan lahan dan pengolahan tanah yang akan dipakai sebagai media tanam. Pengolahan lahan dilakukan sebagai usaha untuk membersihkan lahan-lahan sebelumnya yang berisikan rumput-rumput liar, sampah dan akar-akar tanaman yang dapat mengganggu tanaman yang akan ditanam. Setelah selesai melakukan pembersihan lahan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menggemburkan tanah. Penggemburan tanah dilakukan dengan cara penggarapan tanah dengan menggunakan cangkul. Fungsi dari penggemburan tanah ini ialah selain untuk meratakan tanah juga untuk menghancurkan tekstur-tekstur tanah yang keras sehingga tidak mengganggu proses tanam nantinya.

Setelah selesai melakukan penggemburan tanah, langkah selanjutnya adalah membuat bedeng berkisar 1 meter atau lebih tergantung dari luas lahan yang dimiliki. Pembuatan bedeng ini dimaksudkan untuk pemudahan proses pemanenan sehingga tiap tanaman yang ditanam akan teratur susunannya. Setelah selesai membuat bedeng tanah yang sudah digarap dan digemburkan tadi disirami atau diberi air sampai menggenang seperti membentuk kolam. Cara penyiramannya cukup sederhana yaitu hanya dengan menggunakan alat penyiram tanaman seperti gembor dan selang air. Biasanya alat penyiram tanaman gembor digunakan petani yang menggunakan media alam terbuka sebagai lahan untuk membudidayakan tanaman bunganya. Hal ini dikarenakan petani yang menggunakan lahan media alam terbuka tidak terlalu luas sedangkan bagi petani yang menggunakan media greenhouse juga menggunakan alat penyiram gembor, akan tetapi mereka lebih memilih menggunakan alat penyiram berupa selang air sebagai alat penyiram utamanya, terutama bagi petani yang menggunakan media greenhouse yang cukup luas sehingga memudahkan mereka untuk menyiram lahan dan tanaman.

Tujuan dari tanah yang sudah digemburkan tadi disirami sampai tergenang dan terbentuk seperti kolam adalah agar tanah tersebut banyak mengandung air dan lembek/ lunak sehingga memudahkan dalam proses penanaman. Tanah yang disirami sampai membentuk seperti kolam tadi didiamkan selama satu malam sampai airnya meresap seluruhnya ke dalam tanah. Setelah airnya meresap, tanah tersebut diberi polomit agar tanah yang akan dipakai sebagai media tanam tersebut bagus dan subur.

Proses pengolahan lahan tidak sampai disitu saja, agar menghasilakan tanaman yang baik tidak hanya tanaman yang diberi pupuk, akan tetapi tanah yang akan dipakai sebagai media tanam juga diberi pupuk. Setelah tanah tadi diberi polomit, selanjutnya tanah tersebut diberi pupuk yang oleh petani bunga setempat menyebutnya Bokasi. Bokasi merupakan sejenis pupuk yang terbuat dari campuran kotoran ternak dan ampas padi (sekam). Biasanya ampas padi (sekam) sebelum dicampur bersama kotoran ternak dikeringkan terlebih dahulu selama 1-2 hari, setelah kering barulah sekam dicampur dengan kotoran ternak. Agar bokasi tersebut tercampur dengan tanah dengan merata petani mencangkul lagi tanah yang sudah tercampur dengan bokasi sampai merata. Setelah pemberian bokasi selesai para petani kemudian memberikan Mabar atau pupuk organik untuk dicampurkan kembali pada tanah.

Pemberian Mabar atau pupuk organik ini pada dasarnya tidak dilakukan oleh semua petani tertentu, hanya petani-petani yang memiliki modal lebih yang menggunakan lanjutan pemberian pupuk tersebut pada lahan yang akan ditanami bunga. Biasanya petani yang menggunakan pupuk lanjutan ini membudidayakan tanaman bunga pada media greenhouse yang cukup luas, akan tetapi selain modal alasan lain yang membuat petani-petani terutama bagi petani yang menggunakan media alam terbuka sebagai lahan untuk membudidayakan tanaman bunga adalah pemberian Mabar atau pupuk organik akan sia-sia. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang petani yang membudidayakan bunga dengan menggunakan media alam terbuka, menurutnya pemberian Mabar akan menjadi sia-sia karena mereka

menggunakan media terbuka yang tidak tahu kapan hujan akan datang menyirami lahan mereka sehingga pupuk organik tersebut akan menjadi percuma dan sia-sia. Sementara bagi petani yang menggunkan media greenhouse tidak akan khawatir dan rugi karena mereka membudidayakan bunga dalam satu lahan tertutup sehingga hujan tidak akan masuk dan membuang percuma pupuk organik tersebut. Hal senada juga dikatakan oleh seorang petani greenhouse yang merupakan salah satu informan yang bernama Ny. Edi br.Sembiring, dia mengatakan bahwa:

“Penambahan Mabar atau pupuk organik ke dalam proses pengolahan lahan dikarenakan selain untuk lebih menyuburkan tanah juga nantinya akan lebih menghasilkan jenis tanaman yang bagus dan memuaskan sehingga dapat mempertahankan harga jual bunga meskipun harga bunga sedang sedang turun dipasaran”.

Proses terakhir dari pengolahan lahan adalah menaikkan tanah atau yang sering disebut petani dengan sebutan gulut (tanah dinaikkan), akan tetapi sebenarnya

proses pengolahan lahan ini merupakan proses lanjutan untuk menanam bunga mawar. Sebagaimana yang diketahui bahwa Desa Raya merupakan daerah penghasil bunga Krisan terbesar di tanah Karo, akan tetapi untuk meragamkan tanaman para petani di sana juga menanam tanaman bunga mawar. Namun beberapa petani di Raya juga ada yang menggunakan gulut (tanah dinaikkan) untuk tanaman bunga Krisan.

Pembuatan gulut dalam setiap bedeng memiliki tinggi dan lebar yang berbanding 40:40. Fungsi dari gulut ini sendiri adalah agar tanah di dalam setiap bedengan tidak jatuh keluar area bedeng, sehingga jika terjadi hujan ataupun pada

saat proses penyiraman tanah dan pupuk tidak jatuh ke bawah melainkan terserap ke dalam tanaman. Agar gulut dapat berdiri tegak para petani menggunakan sejenis terpal yang terbuat dari bahan plastik di seluruh sisi dinding bedeng sedangkan untuk penyangga terpal digunakan bambu-bambu kecil sebagai pengikat atau penjepit agar terpal tidak jatuh ataupun miring. Setelah gulut selesai dibuat kemudian tanah diratakan kembali lalu disirami kembali dengan air. Semua proses pengolahan lahan biasanya dilakukan selama 2-3 hari sebelum akhirnya melakukan proses tanam.

Dokumen terkait