• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

9. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Dengan MEA 2015, ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan basis produksi, sehingga akan terjadi aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil antarnegara ASEAN. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan yang perlu disikapi oleh Indonesia secara cermat dan terintegrasi. Kesiapan Indonesia perlu dilakukan di segala bidang secara menyeluruh, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Edukasi masyarakat tentang peluang MEA 2015, peningkatan daya saing

perekonomian nasional dan daerah, serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja Indonesia akan menjadi aset berharga bagi Indonesia untuk meraih keberhasilan MEA 2015 bagi kepentingan pembangunan nasional.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada 2015. Adapun berikut karakteristik kunci dari perwujudan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015:

a) Pasar tunggal dan produksi dasar,

b) Sebuah ekonomi yang sangat kompetitif wilayah, c) Sebuah wilayah ekonomi yang adil pengembangan, dan

d) Sebuah wilayah sepenuhnya terintegrasi ke dalam perekonomian global.

Bidang kerjasama MEA meliputi pengembangan sumber daya manusia dan kapasitas; pengakuan kualifikasi profesional; konsultasi mengenai kebijakan makroekonomi dan keuangan; langkah-langkah pembiayaan dalam perdagangan; peningkatan infrastruktur dan konektivitas komunikasi; perkembangan elektronik transaksi melalui e-ASEAN; mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber di daerah; dan meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk bangunan MEA. Singkatnya, MEA akan mengubah ASEAN ke wilayah dengan pergerakan bebas dari barang, Jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan lebih bebas aliran modal.

Masyarakat Ekonomi ASEAN ini menjadi sebuah jalan baru untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan membuka arus investasi. Sesuai dengan arahan RPJPD 2005-2020 Ogan Komering Ulu Selatan yang ingin menjadikan Kabupaten yang ramah terhadap investor. Penguatan pasar lokal dan regional menjadi perhatian utama guna mempersiapkan pasar bebas yang berimplikasi pada eksistensi pengusaha lokal untuk dapat berdaya saing.

4.2.2. Rencana Pembangungan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018

Dengan mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai pada periode 2008-2013; memperhatikan hasil analisis isu strategis; mengacu visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur yang terpilih untuk masa bakti 2013-2018; mengikuti prioritas pembangunan RPJPD Provinsi Sumatera Selatan 2005-2025; memperhatikan prioritas pembangunan nasional; merujuk pada tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945; serta memperhatikan tujuan pembangunan millenium, maka visi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 adalah “Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih Maju dan Berdaya Saing Internasional”.

Berdasarkan visi pembangunan yang telah ditetapkan, misi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; 2. Memantapkan stabilitas daerah;

3. Meningkatkan pemerataan yang berkeadilan;

4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan penanggulangan bencana.

4.2.3. Rencana Aksi Daerah GAS Rumah Kaca (RAD GRK)

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26 persen dengan upaya sendiri jika dibandingkan dengan garis dasar pada kondisi Bisnis Seperti Biasa (BAU baseline) dan sebesar 41persen apabila ada dukungan internasional. Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) disusun sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut dan memberikan

kerangka kebijakan dan pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan dan pelaku usaha dalam pelaksanaanya untuk kurun waktu tahun 2010-2020.

RAD GRK adalah dokumen yang menyediakan arahan bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan penurunan emisi, baik berupa kegiatan langsung maupun tidak langsung menurunkan emisi Gas Rumah Kaca dalam kurun waktu tertentu. Adapun kegiatan inti untukmenurunkan emisi GRK meliputi 5 (lima) bidang, yaitu: pertanian, kehutanan dan lahan gambut, energi dan transportasi, industri, serta pengelolaan limbah.

Sumber emisi utama Provinsi Sumatera Selatan berasal dari sektor berbasis lahan dan sector energi. Di tahun 2011, Provinsi Sumatera Selatan mengeluarkan emisi sebesar 97,8 juta ton CO2eq. Sektor berbasis lahan berkontribusi sebesar 74 juta ton CO2eq atau sekitar 76 persen dari total emisi. Kelompok sektor energi (energi, transportasi dan industri) menghasilkan emisi sebesar 22,7 juta ton CO2eq (23 persen) dan sektor limbah sebesar 869.904 ton CO2eq (1 persen).

Proyeksi BAU (Bussines as Usual) lahan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2020. Sektor berbasis lahan diprediksi akan menghasilkan emisi sebesar 203 juta ton CO2eq dari total 241 juta ton CO2eq. Ini berarti bahwa sektor berbasis lahan menghasilkan 80 persen emisi dari total prediksi emisi untuk tahun 2020. Kelompok sektor energi berkontrobusi sebesar 15 persen (36,4 juta ton CO2eq) dan sektor limbah sebesar 1 persen (1,4 juta ton CO2eq).

Rencana aksi mitigasi di sektor energi di Provinsi Sumatera Selatan mencakup penggunaan peralatan hemat energi di rumah tangga dan efisiensi produksi pada pembangkit. Di sektor transportasi, Provinsi Sumatera Selatan berusaha melakukan pengurangan angkutan barang dan mobil penumpang melalui pembangunan sistem kereta api, jalan tol dan angkutan sungai (transportasi multi-moda).

Provinsi Sumatera Selatan merupakan contoh acuan dalam perhitungan dan perencanaan untuk bidang pengolahan limbah dalam penyusunan RAD GRK. Untuk aksi mitigasi, program minimasi sampah dengan prinsip 3R, Program peningkatan pengelolaan gas sampah dan pembangunan/revitalisasi TPA diharapkan dapat mengurangi emisi GRK secara signifikan.

4.2.4. Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya

Dalam rangka penyelarasan pelaksanaan pembangunan antar daerah dalam Provinsi Sumatera Selatan, maka perencanaan pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan meninjau kebijakan pembangunan daerah sekitarnya melalui dokumen RPJMD masing-masing Kabupaten/Kota. Telaahan RPJMD daerah yang berbatasan dengan kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan disajikan pada Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Identifikasi Kebijakan RPJMD Kabupaten/Kota Lain

No. Nama daerah lain Keterkaitan Ket

1. Kabupaten Ogan Komering Ulu CS. Kesejahteraan masyarakat sama

Cs. Daya Saing Daerah Berbeda/jelaskan

2. Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung

3. Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu 4. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 5. Kabupaten Way Kanan Provinsi

Lampung

4.2.5. Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ogan

Komering Ulu Selatan 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan) merupakan dokumen induk perencanaan pembangunan daerah untuk masa 20 tahun ke depan (2005-2025). Dokumen tersebut memuat visi, misi dan arah kebijakan pembangunan yang digunakan sebagai dasar untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan daerah.

Penyusunan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan didasarkan pada kondisi obyektif, potensi riil, permasalahan dan kebutuhan nyata daerah dengan merangkum seluruh aspirasi masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan serta mempertimbangkan segala konsekuensi di masa mendatang dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

Visi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Yang Mandiri dan Sejahtera Tahun 2025. Visi ini dijabarkan berturut-turut ke dalam misi, sasaran dan arah pembangunan. Dalam mewujudkan Visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ditempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagai berikut:

1. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

2. Mewujudkan pengembangan perekonomian dan daya saing daerah. 3. Mewujudkan Tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, profesional dan akuntabel. 4. Mewujudkan pengembangan infrastruktur.

5. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Tahapan pembangunan Kabupaten ogan komering ulu selatan berdasarkan tahap ketiga RPJMD (2016-2021), ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan kepada pengembangan infrastruktur yang kuat guna menunjang investasi dan perekonomian melalui upaya-upaya: Pemantapan kondisi infrastruktur; Pemantapan kualitas sumber daya manusia dengan memperluas akses pendidikan dan pelayanan kesehatan; Pemantapan kapasitas, kemampuan dan etos kerja aparatur; Pemantapan produksivitas UMKM dan koperasi; Pemantapan infrastruktur strategis terutama pembangunan infrastruktur pertanian; Pemantapan produksi dan nilai tambah usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan pendapatan petani; Pemantapan produksivitas indutri kecil menegah; Pemantapan sarana prasarana perdagangan; Pemantapan pelayanan investasi; Pemantapan pemanfaatan sumber daya alam; Pemantapan pengembangan budaya daerah dan kepariwisataan. Hal ini mengamanatkan bahwa pembangunan pada periode tahun 2016-2020, harus diarahkan pada kebijakan-kebijakan terkait hal-hal sebagaimana telah disebutkan di atas.

Dokumen terkait