• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN OKU SELATAN 2016 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN OKU SELATAN 2016 2021"

Copied!
261
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

I-1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun sejumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi: 1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang merupakan kebijakan pembangunan dengan jangka waktu 20 tahun; 2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun; dan 3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.

Sejalan dengan berlangsungnya Pilkada pada tanggal 9 Desember 2015 dan telah ditetapkan pemenang oleh KPU pada tanggal 21 Desember 2015 dan berakhir masa berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 13 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2010-2015 dipandang perlu menyusun Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021. Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, enam bulan setelah kepala daerah dilantik, diwajibkan menetapkan RPJMD. RPJMD disusun dengan pendekatan: politik; teknokratik; partisipatif; atas-bawah (top-down); dan bawah-atas (bottom-up).

Pendekatan politik adalah pendekatan perencanaan pembangunan yang berasal dari proses politik. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik, bahwa perencanaan pembangunan dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan stakeholders

dimaksudkan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Dokumen rencana hasil proses perencanan atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah perencanaan pembangunan daerah.

(2)

Diagram Alir Penyusunan RPJMD

Sumber: Permendagri 54 Tahun 2010

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum penyusunan Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Babas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4347);

(3)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

I-3

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman, Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(4)

Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 14);

20. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 Nomor 17);

21. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2008 Nomor 32) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 4 Tahun 2014 tentang perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2014 Nomor 4);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2005-2025 (Lembar Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2012 Nomor 1);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kebupaten Ogan Komering Ulu Selatan provinsi sumatera selatan tahun 2012-2032 (Lembar Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembar Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 3).

1.3. Hubungan Antar Dokumen

(5)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

I-5 Gambar 1.2

Diagram Hubungan Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan

1.4. Sistematika Penulisan

Buku Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagai masukan bagi penyusunan Dokumen RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021, sehingga sistematika Rancangan Awal RPJMD meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Sistematika Penulisan 1.5. Maksud dan Tujuan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

KERANGKA PENDANAAN

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.3. Kerangka Pendanaan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

(6)

5.1. Visi 5.2. Misi

5.3. Tujuan dan Sasaran

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

10.1. Pedoman Transisi 10.2. Kaidah Pelaksanaan

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021 untuk mempersiapkan Peraturan Daerah tentang RPJMD, sehingga mempercepat dalam menyusun RPJMD Kabupaten Ogan komering Ulu Selatan setelah Bupati/Wakil Bupati dilantik. Penyusunan Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan juga dimaksudkan untuk mempadu selaraskan data

performance pembangunan daerah 5 (lima) tahun yang lalu dan menetapkan gambaran

permasalahan dan isu strategis pembangunan jangka menengah daerah dan untuk:

1. Menjadi bahan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021;

2. Menjadi masukan dalam penuntun langkah-langkah pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan menjadi semakin terencana menuju pada kondisi yang lebih baik; 3. Menjadi masukan dalam menyusun arahan pembangunan daerah jangka menengah,

sebagai pedoman penyusunan Renstra SKPD dan rencana tahunan (RKPD);

4. Menjadi masukan dalam menentukan tolok ukur kinerja kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta instrumen bagi DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan;

5. Menjadi masukan dalam melaksanakan pembangunan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Tujuan penyusunan Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan gambaran umum kondisi daerah sebagai dasar perumusan permasalahan dan isu strategis daerah, sebagai dasar prioritas penangan pembangunan daerah 5 (lima) tahun kedepan.

2. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan sebagai dasar penentuan kemampuan kapasitas pendanaan 5 (lima) tahun kedepan;

(7)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

I-7

4. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2016-2021;

(8)

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Secara geografis Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terletak antara 103022’ -104021’ BT dan 04014’-04055’ LS. Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki luas ±549.394 ha meliputi 19 Kecamatan dengan batas administratif sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Pengandonan, dan Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu.

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung.  Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu dan

Kecamatan Semendo Darat Ulu Kabupaten Muara Enim.

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung.

Gambar 2.1

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Sumber: Perda RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 2012

(9)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-2 Tabel 2.1

Luas Daerah dan Jumlah Desa/Kelurahan

Menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

No. Nama kecamatan

Luas Wilayah

(ha)

Persentase dari luas kabupaten

Jumlah Desa

Jumlah Kelurahan

1. Mekakau Ilir 26.115 4,75 15

-2. Banding Agung 27.638 5,03 22 1

3. Warkuk Ranau Selatan 23.948 4,36 16

-4. BPR Ranau Tengah 35.320 6,43 22 1

5. Buay Pemaca 71.452 13,01 22

-6. Simpang 34.229 6,23 7

-7. Buana Pemaca 19.010 3,46 8

-8. Muaradua 26.195 4,77 9 5

9. Buay Rawan 16.700 3,04 11

-10. Buay Sandang Aji 45.000 8,19 16

-11. Tiga Dihaji 15.345 2,79 8

-12. Buay Runjung 17.119 3,12 14

-13. Runjung Agung 15.741 2,87 9

-14. Kisam Tinggi 41.700 7,59 19

-15. Muaradua Kisam 21.980 4,00 18

-16. Kisam Ilir 13.602 2,48 9

-17. Pulau Beringin 47.651 8,67 13

-18. Sindang Danau 21.000 3,82 6

-19. Sungai Are 29.649 5,40 9

-JUMLAH 549.394 100,00 252 7

Sumber: Perda RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 2012

(10)

Luas Kecamatan Menurut Ketinggian Dari Permukaan Laut

No. Kecamatan Ketinggian Dari Permukaan Laut (meter)

0-100 100-500 500-1.000 >1.000 Jumlah

1. Mekakau Ilir - - 22.823 3.292 26.115

2. Banding Agung

- 4.259 48.071 34.576 86.906

3. BPR Ranau Tengah 4. Warkuk Ranau Selatan

5. Buay Pemaca - 55.018 15.005 1.429 71.452

6. Simpang

1.189 50.559 727 764 53.239

7. Buana Pemaca 8. Muaradua

- 42.895 - - 42.895

9. Buay Rawan 10. Buay Sandang Aji

- 49.483 10.862 - 60.345

11. Tiga Dihaji 12. Buay Runjung

- 16.078 16.782 - 32.860

13. Runjung Agung

14. Kisam Tinggi - - 13.673 28.027 41.700

15. Muaradua Kisam

- 653 26.096 8.833 35.582

16. Kisam Ilir 17. Pulau Beringin

- - 32.485 65.815 98.300

18. Sindang Danau 19. Sungai Are

Jumlah 1.189 218.945 186.524 142.736 549.394

Sumber: Perda RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 2012

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah 2.1.2.1. Rencana Sistem Perkotaan Wilayah

Pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan mengacu pada RTRWN dan RTRW Provinsi Sumatera Selatan, yang menetapkan Kawasan Perkotaan Muaradua sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sedangkan untuk Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) tidak ditetapkan, karena tidak berada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Kemudian untuk pusat-pusat lainnya, seperti Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) ditentukan oleh Kabupaten.

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berada di Kecamatan Muaradua. PKL Muaradua ini diarahkan sebagai pusat pemerintahan tingkat kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala regional/lokal, pusat pengembangan pertanian tanaman pangan, pusat pengembangan perkebunan dan tanaman keras, dan pusat pengembangan permukiman dan pelayanan umum.

b. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)

(11)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-4 c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Berdasarkan hasil analisis pusat pelayanan kabupaten, kecamatan yang merupakan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah Kota Kecamatan Buay Pemaca, Kota Kecamatan Pulau Beringin, Kota Kecamatan Simpang, Kota Kecamatan Buay Sandang Aji, dan Kota Kecamatan Muaradua Kisam.

d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Berdasarkan hasil analisis pusat pelayanan kabupaten, kecamatan yang termasuk dalam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Kota Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kota Kecamatan Mekakau Ilir, Kota Kecamatan BPR Ranau Tengah, Kota Kecamatan Buay Rawan, Kota Kecamatan Kisam Tinggi, Kota Kecamatan Runjung Agung, Kota Kecamatan Sungai Are, Kota Kecamatan Buay Runjung, Kota Kecamatan Sindang Danau, Kota Kecamatan Tiga Dihaji, Kota Kecamatan Kisam Ilir, dan Kota Kecamatan Buana Pemaca.

2.1.2.2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah a. Jaringan Jalan

Rencana pengembangan jaringan jalan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan hingga tahun 2031 terdiri dari rencana jaringan jalan berdasarkan status dan berdasarkan fungsinya. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten, Jalan Kota, dan Jalan Desa:

Jalan Nasional (Jalan Kolektor Primer I)

Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 630/KPTS/M/2009 tanggal 31 Desember 2009 tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri dan Jalan Kolektor 1, maka tidak ada Jalan Nasional/Jalan Kolektor Primer I di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

Jalan Provinsi (Kolektor Primer 2)

Jalan Provinsi menurut Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor: 553/KPTS/V/2010 dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 631/ KPTS/M/2009 meliputi: Ruas Jalan Simpang Martapura-Muaradua; Ruas Jalan Simpang Martapura-batas Kabupaten Ogan Komering Ulu; Ruas Jalan Simpang Martapura-batas Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur; Ruas Jalan Muaradua-Kota Batu batas Provinsi Lampung; Ruas Jalan Muaradua-Simpang Aji; Ruas Jalan Simpang Aji-Simpang Campang; dan Ruas Jalan Simpang Campang-Ujanmas batas Provinsi Bengkulu.

Jalan Kabupaten (Kolektor Primer 3 )

Jalan Kabupaten ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Ogan Komering Ulu Selatan Nomor: 072/KPTS/PU/2006 tentang Penetapan Ruas Jalan dan Jembatan Dalam Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang berstatus Jalan Kabupaten.

Jalan Lokal

(12)

Duku; Ruas Jalan Sipatuhu-Peninggiran; Ruas Jalan Simpang Sipatuhu-Sipatuhu; Ruas Jalan Banding Agung-Air Rupik; Ruas Jalan Muara Sindang-Ulu Danau; dan Ruas Jalan Gedung Wani-Curup Papan.

b. Jaringan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan yang tersedia di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah terminal penumpang. Adapun rencana pengembangan terminal penumpang di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terdiri dari pengembangan Terminal B, C dan pangkalan angkutan umum:

 Terminal lama merupakan Terminal Tipe C di Kelurahan Batu Belang Jaya Kecamatan Muaradua yang akan ditingkatkan menjadi Terminal Tipe B.

 Rencana Terminal Terpadu Tipe C di Kecamatan Pulau Beringin.

 Terminal Tipe C di Kelurahan Bandar Agung Kecamatan Banding Agung.  Rencana Terminal Tipe C di Kecamatan Simpang.

 Pengembangan pangkalan angkutan umum di setiap ibukota kecamatan untuk menghubungkan antar ibukota kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

c. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Rencana pengembangan jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan diarahkan untuk mengembangkan jalur yang sudah ada dengan meningkatkan jumlah armada angkutan penumpang dan barang. Hal tersebut dikarenakan jumlah yang ada saat ini masih terbatas. Seluruh trayek terpusat ke Muaradua sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Dengan begitu, aksesibilitas menuju pusat kegiatan dapat dicapai dari seluruh kecamatan.

Untuk Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), sama halnya dengan angkutan yang melayani pergerakan internal, semua terpusat di Muaradua sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pergerakan, menghubungkan PKL dengan PKW, dan PKN, dan mendorong perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

Dalam rencana pengembangan rute trayek AKAP juga dibutuhkan prasarana transportasi pendukung seperti Terminal Tipe A. Namun dalam hal ini, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan belum dapat merencanakan pembangunan Terminal Tipe A pada simpulnya yaitu Muaradua. Namun Terminal Muaradua ini dapat berkembang menjadi Terminal Tipe A apabila didukung dengan ketersediaan jalan arteri primer serta dikembangnya pusat-pusat kegiatan skala nasional.

d. Jaringan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

Jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan meliputi rencana pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan alur pelayaran dan penyeberangan untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang terletak di Kecamatan Banding Agung.

2.1.2.3. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara

(13)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-6

sebagai jalur penerbangan untuk Bandar Udara di Danau Ranau ini adalah dari Palembang-Banding Agung (PP).

2.1.2.4. Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian

Untuk meningkatkan pergerakan antar wilayah, telah direncanakan pengembangan jalur kereta api di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan jalur kereta api Provinsi Sumatera Selatan. Rencana pembangunan ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan PT Inti Rajawali Nusantara. Rencana pengembangan ini sudah tahapan studi AMDAL. Jalan kereta api yang direncanakan adalah dari Tanjung Enim-Pelabuhan Linau berupa jalan kereta api satu jalur (single track) sepanjang ±181.640 m. Dari sepanjang ±181.640 m tersebut, yang masuk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah 80.047 m yang terdiri dari 24.574 m dalam kawasan hutan dan 55.473 m di luar kawasan hutan, melewati 6 Kecamatan (27 desa).

2.1.2.5. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi a. Pembangkit Tenaga Listrik

Arahan pemanfaatan sumber daya energi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagai energi listrik adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLTMH)

Hingga kini, masih banyak desa-desa di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan belum menerima aliran listrik. Padahal potensi sumber daya energi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan untuk melistriki penduduk pedesaan cukup besar, khususnya apabila memanfaatkan sumber energi air (air terjun), dalam hal ini pembangkit listrik tenaga air skala mikrohidro (PLTMH).

2. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, kawasan yang memiliki sumber energi panas bumi adalah Kecamatan Pulau Beringin dengan potensi daya 6 MWe, Kecamatan Muaradua Kisam (WKP Lumut Balay dan Marga Bayur) dengan potensi daya 35 MWe, WKP Danau Ranau (Kecamatan Banding Agung, Warkuk Ranau Selatan, BPR Ranau Tengah).

3. Potensi panas bumi di Kecamatan Mekakau Ilir (sampai dengan rancangan RPJMD ini disusun masih dalam tahap penelitian yang dilakukan oleh Badan Geologi Bandung) nantinya akan menjadi WKP Way Selabung.

4. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).

(14)

Sandang Aji (Desa Kenali dan Desa Negeri Cahya) telah memiliki izin prinsip; dan Kecamatan Buay Runjung.

5. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terletak di Kecamatan Muaradua, Kecamatan Buay Pemaca, Kecamatan Simpang, dan Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah;

6. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh kecamatan.

b. Gardu Induk

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan PLN Ranting Muaradua diketahui bahwa terdapat rencana pengembangan gardu induk di Desa Bumi Jaya Kecamatan Buay Rawan.

c. Jaringan Transmisi Tenaga Listrik

Berdasarkan rencana Jaringan Transmisi Nasional, belum ada jaringan yang berada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Jaringan yang berada paling dekat adalah jaringan transmisi 150 kV untuk Provinsi Sumatera Selatan yang simpulnya berlokasi di Baturaja (Kabupaten Ogan Komering Ulu). Namun PLN telah merencanakan proyek T/L 150 kV Muaradua-Phi Connection yang berlokasi di Kecamatan Buay Rawan, Muaradua, Buana Pemaca, Simpang, dan Martapura (Ogan Komering Ulu Timur).

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana Alam

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki beberapa kawasan yang memiliki potensi bencana alam. Adapun bencana alam yang rawan terjadi adalah bencana gempa bumi, gerakan tanah/longsor, bencana banjir dan puting beliung. Kawasan potensi bencana alam ini membutuhkan perhatian khusus, agar dalam pengembangan ke depannya pun disertai upaya pengendalian pemanfaatan ruang serta mitigasi bencananya. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kawasan rawan bencana di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan:

a. Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah/Longsor

Dalam peta risiko bencana erosi/longsor yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berpotensi mengalami bencana longsor, yaitu; Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Muaradua, Kecamatan Muaradua Kisam, Kecamatan Pulau Beringin, Kecamatan Simpang, Kecamatan Buay Sandang Aji, Kecamatan Kisam Tinggi dan Kecamatan Mekakau Ilir.

b. Kawasan Rawan Gempa Bumi

(15)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-8 c. Kawasan Rawan Bencana Banjir

Potensi bencana alam lainnya yang dimiliki oleh Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah bencana banjir. Kawasan yang rawan terhadap bencana banjir ini terdapat di Kecamatan Simpang dan Kecamatan Buay Sandang Aji. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki tingkat resiko bencana banjir yang rendah apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya di Provinsi Sumatera Selatan. Walaupun begitu, mitigasi bencana untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana pun tetap harus dipersiapkan.

d. Kawasan Rawan Puting Beliung

Selain bencana tanah longsor, banjir, dan gempa bumi, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan pun rawan akan bencana angin puting beliung. Dari data yang tercatat pada tahun 2008, telah terjadi bencana tersebut pada beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Sungai Are, Kecamatan Kisam Tinggi, dan Kecamatan Simpang.

2.1.4. Demografi

Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan pada tahun 2011 sampai dengan 2015 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan yaitu sebesar 22.846. Walaupun jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, akan tetapi jika dibandingkan dengan luas wilayah seluas 5.493,94 km2 sehingga kepadatan hanya 74,06 jiwa/km2, maka Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan belum termasuk wilayah yang padat penduduknya. Artinya jumlah penduduk masih bisa dikendalikan, dan luas lahan masih dapat dioptimalkan untuk lahan pertanian.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk (jiwa)

No. Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

1. Muaradua 41.284 46.754 47.134 47.508 50.607

2. Pulau Beringin 26.658 29.999 30.272 30.273 32.513

3. Banding Agung 24.342 25.557 25.618 25.094 26.915

4. Muaradua Kisam 18.008 20.165 19.916 20.082 21.616

5. Simpang 15.751 16.429 16.520 16.798 17.252

6. Buay Sandang Aji 23.587 23.298 22.222 22.029 23.615

7. Buay Runjung 14.231 14.175 13.896 13.727 14.480

8. Mekakau llir 21.521 23.601 23.502 23.732 25.237

9. Buay Pemaca 41.759 46.458 45.894 45.079 42.802

10. Kisam Tingi 21.816 22.124 21.372 21.515 20.272

11. Kisam Ilir 7.805 8.299 7.960 7.940 8.004

12. BPR. Ranau Tengah 26.935 26.956 26.043 26.276 25.872

13. Warkuk Ranau Selatan 23.878 25.674 25.347 25.396 23.184

14. Runjung Agung 15.669 16.051 15.580 15.648 13.372

15. Sungai Are 9.887 10.362 10.492 10.704 10.301

16. Sindang Danau 10.124 10.658 10.806 10.900 10.270

17. Buana Pemaca 13.842 14.688 14.711 14.809 11.129

18. Tiga Dihaji 12.526 12.802 12.369 12.293 13.963

19. Buay Rawan 14.433 15.703 16.059 16.177 15.498

Jumlah 384.056 409.753 405.713 405.980 406.902

(16)

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015

No. Kecamatan Jenis kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. Muaradua 25.930 24.677 50.607

2. Pulau Beringin 16.723 15.790 32.513

3. Banding Agung 13.871 13.044 26.915

4. Muaradua Kisam 11.243 10.373 21.616

5. Simpang 8.872 8.380 17.252

6. Buay Sandang Aji 12.302 11.313 23.615

7. Buay Runjung 7.506 6.974 14.480

8. Mekakau llir 13.076 12.161 25.237

9. Buay Pemaca 22.587 20.215 42.802

10. Kisam Tingi 10.648 9.624 20.272

11. Kisam Ilir 4.149 3.855 8.004

12. BPR. Ranau Tengah 13.573 12.299 25.872

13. Warkuk Ranau Selatan 12.008 11.176 23.184

14. Runjung Agung 6.949 6.423 13.372

15. Sungai Are 5.410 4.891 10.301

16. Sindang Danau 5.272 4.998 10.270

17. Buana Pemaca 5.866 5.263 11.129

18. Tiga Dihaji 7.354 6.609 13.963

19. Buay Rawan 8.045 7.453 15.498

Jumlah 211.384 195.518 406.902

Sumber: Disdukcapil Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2016

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Pertumbuhan PDRB

(17)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-10 Tabel 2.5

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2010-2014

No. Lapangan Usaha/Industry 2010 2011 2012 2013 2014

(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

A Pertanian, kehutanan, dan perikanan 1.472.547,10 40,19 1.538.495,00 39,92 1.608.053,80 39,64 1.673.236,40 39,20 1.721.335,10 38,27

B Pertambangan dan penggalian 64.653,00 1,76 70.008,20 1,82 74.972,30 1,85 78.762,20 1,85 83.548,30 1,86

C I ndustri pengolahan 251.632,90 6,87 267.219,70 6,93 280.650,50 6,92 300.280,60 7,03 322.089,30 7,16

D Pengadaan listrik dan gas 1.184,30 0,03 1.350,90 0,04 1.535,10 0,04 1.754,70 0,04 1.949,50 0,04

E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

1.011,10 0,03 1.015,00 0,03 1.188,40 0,03 1.242,60 0,03 1.323,40 0,03

F Konstruksi/construction 565.566,20 15,44 597.657,40 15,51 618.337,60 15,24 658.405,60 15,42 690.372,00 15,35 G Perdagangan besar dan eceran; reparasi

mobil dan sepeda motor

558.806,90 15,25 605.547,50 15,71 655.025,30 16,15 696.095,00 16,31 754.026,90 16,76

H Transportasi dan pergudangan 24.198,70 0,66 26.908,70 0,70 31.214,30 0,77 34.103,90 0,80 37.024,90 0,82

I Penyediaan akomodasi dan makan minum

23.457,80 0,64 25.390,40 0,66 27.574,30 0,68 29.838,20 0,70 32.504,60 0,72

J Informasi dan komunikasi/information and communication

12.622,60 0,34 15.399,10 0,40 18.586,30 0,46 20.805,20 0,49 22.541,70 0,50

K Jasa keuangan dan asuransi/financial and insurance activities

31.944,50 0,87 34.689,80 0,90 38.984,10 0,96 43.324,10 1,01 47.115,30 1,05

L Real estat 142.352,70 3,89 158.996,30 4,13 182.945,70 4,51 204.671,90 4,79 219.884,90 4,89

MN Jasa perusahaan 789 0,02 818,2 0,02 858,8 0,02 896,5 0,02 973,9 0,02

O Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

306.572,50 8,37 284.405,00 7,38 266.999,20 6,58 258.720,30 6,06 269.375,90 5,99

P Jasa pendidikan 126.144,20 3,44 139.504,20 3,62 160.069,10 3,95 174.125,00 4,08 197.081,30 4,38

Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial/human

42.201,60 1,15 46.088,90 1,20 50.289,20 1,24 54.096,20 1,27 59.395,20 1,32

RSTU Jasa lainnya 38.016,80 1,04 40.891,70 1,06 39.691,30 0,98 38.395,40 0,90 37.542,60 0,83

(18)

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2010-2014

No. Lapangan Usaha/Industry 2010 2011 2012 2013 2014

(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)

A Pertanian, kehutanan, dan perikanan 1.472.547,10 40,19 1.638.275,00 39,63 1.814.531,40 38,84 2.000.699,30 38,30 2.148.322,70 36,84

B Pertambangan dan penggalian 64.653,00 1,76 74.908,00 1,81 88.070,00 1,88 100.524,00 1,92 112.978,00 1,94

C I ndustri pengolahan 251.632,90 6,87 281.835,20 6,82 322.469,00 6,90 370.174,80 7,09 426.506,70 7,31

D Pengadaan listrik dan gas 1.184,30 0,03 1.258,70 0,03 1.666,90 0,04 2.235,70 0,04 2.898,20 0,05

E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

1.011,10 0,03 1.031,40 0,02 1.259,50 0,03 1.439,90 0,03 1.981,60 0,03

F Konstruksi/construction 565.566,20 15,44 666.887,80 16,13 761.658,40 16,30 858.509,80 16,43 955.361,20 16,38

G Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor

558.806,90 15,25 659.788,40 15,96 783.170,30 16,76 879.612,40 16,84 1.011.586,20 17,35

H Transportasi dan pergudangan 24.198,70 0,66 27.062,50 0,65 31.655,00 0,68 36.975,30 0,71 45.424,30 0,78

I Penyediaan akomodasi dan makan minum 23.457,80 0,64 27.504,50 0,67 32.254,60 0,69 37.717,30 0,72 45.380,00 0,78 J Informasi dan komunikasi/information and

communication

12.622,60 0,34 16.198,50 0,39 19.863,70 0,43 23.021,70 0,44 27.679,70 0,47

K Jasa keuangan dan asuransi/financial and insurance activities

31.944,50 0,87 36.296,70 0,88 42.729,50 0,91 49.963,00 0,96 56.739,40 0,97

L Real estat 142.352,70 3,89 165.565,80 4,01 195.622,10 4,19 230.367,80 4,41 265.113,50 4,55

MN Jasa perusahaan 789 0,02 846,8 0,02 922 0,02 1.056,10 0,02 1.190,10 0,02

O Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

306.572,50 8,37 298.357,50 7,22 302.216,30 6,47 316.524,20 6,06 356.832,10 6,12

P Jasa pendidikan 126.144,20 3,44 148.051,10 3,58 180.598,90 3,87 213.326,90 4,08 261.348,70 4,48

Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial/human 42.201,60 1,15 46.849,90 1,13 52.948,90 1,13 59.228,40 1,13 68.492,80 1,17

RSTU Jasa lainnya 38.016,80 1,04 42.859,30 1,04 40.587,50 0,87 42.570,30 0,81 44.024,00 0,75

(19)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-12

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan periode tahun 2010-2014 selalu dalam trend yang positif dan terus naik, baik berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

b. Laju Inflasi

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Perkembangan laju inflasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan periode tahun 2010-2014 tersaji pada Tabel 2.7 berikut ini.

Tabel 2.7

Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2010-2014

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

Inflasi (Provinsi Sumatera Selatan) 6,02 3,78 2,72 7,04 8,38 Inflasi (Kabupaten OKU Selatan) 9,10 7,83 7,60 7,12

-Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.7 di atas menunjukkan bahwa tingkat laju inflasi setelah tahun 2010 cenderung menurun. Pada tahun 2010 inflasi mencapai 9,10 persen dan terus menurun hingga tahun 2013 menjadi sebesar 7,12 persen. Setelah mengkaji data laju inflasi dapat disimpulkan bahwa secara umum inflasi adalah sebuah hal yang tidak bisa dihindari, setiap tahun selalu terjadi peningkatan harga-harga. Namun demikian, laju inflasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan nilainya selalu lebih besar dari laju inflasi di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi tidak wajar dan tidak terkendali.

c. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per-kepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu daerah. Perkembangan PDRB per kapita penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan periode tahun 2010-2014 tersaji pada Tabel 2.8 berikut ini.

Tabel 2.8

Perkembangan PDRB Per Kapita

Uraian Tahun (juta Rp)

2010 2011 2012 2013 2014

PDRB Perkapita 11,51 12,91 14,38 15,61 17,18

Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Berdasarkan Tabel 2.8 di atas menunjukkan bahwa PDRB per kapita pada tahun 2010 sebesar Rp.11,51,- juta meningkat menjadi Rp.17,18,- juta pada tahun 2014. Peningkatan tersebut cukup menjadi dasar untuk memprediksikan bahwa lima tahun ke depan cenderung akan terus meningkat.

d. Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan

(20)

pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak. Perkembangan persentase penduduk di atas garis kemiskinan periode tahun 2010-2014 tersaji pada Tabel 2.9 berikut ini.

Tabel 2.9

Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah penduduk miskin (jiwa) 36.715 34.719 34.075 - 38.178

2. Penduduk miskin (%) 11,53 10,84 10,49 11,57 11,21

3. Garis kemiskinan (Rp/kapita/bulan) 199.259 215.919 224.039 235.288

4. Penduduk diatas garis kemiskinan (%) 88,47 89,16 89,51 88,43 88,79 Sumber: TKPKD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Berdasarkan Tabel 2.9 di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 persentase penduduk diatas garis kemiskinan menunjukkan tren meningkat. Pada tahun 2010 persentase penduduk diatas garis kemiskinan sebesar 88,47 persen, meningkat pada tahun 2014 menjadi 88,79 persen. Kenaikan persentase jumlah penduduk diatas garis kemiskinan menunjukkan keberhasilan pemerintah menciptakan lingkungan usaha yang mendukung penciptaan lapangan kerja baru. Penyerapan tenaga kerja membuat penduduk yang semula berada pada kategori miskin ke golongan penduduk diatas garis kemiskinan. Kenaikan persentase juga menggambarkan keberhasilan pemerintah membuat masyarakat berpenghasilan rendah lebih produktif melalui berbagai program yang dijalankan.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat a. Pendidikan

a.1. Angka Melek Huruf (AMH)

AMH (dewasa) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Perkembangan angka melek huruf periode tahun 2011-2015 tersaji pada Tabel 2.10 berikut ini.

Tabel 2.10 Angka Melek Huruf

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Angka melek huruf (AMH) 97,93 97,35 98,36 98,37 98,39*

Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 2015

(21)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-14 a.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Lamanya sekolah atau years of schooling adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan tingkat pendidikan terakhir (TPT). Perkembangan angka rata-rata lama sekolah periode tahun 2011-2015 tersaji pada Tabel 2.11 berikut ini.

Tabel 2.11

Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Angka rata-rata lama sekolah 6,88 6,92 7,26 7,30 7,32*

Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.11 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 angka rata-rata lama sekolah sebesar 6,88 tahun meningkat menjadi 7,32 tahun pada tahun 2015 (angka sementara). Nilai rata-rata lama sekolah menunjukkan tingginya tingkat pendidikan penduduk di suatu wilayah. Pada periode tahun 2011-2015 nilai rata-rata lama sekolah sebesar 7,14 tahun yang artinya rata-rata penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan bersekolah sampai 7 tahun (kelas 1 SMP). Rata-rata lama sekolah penduduk tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan belum memenuhi target nasional yaitu wajib belajar 12 tahun.

a.3. Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Semakin tinggi nilai APK semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100 persen karena terdapat murid yang berusia di luar usia resmi sekolah. Perkembangan angka partisipasi kasar periode tahun 2011-2015 tersaji pada Tabel 2.12 berikut ini.

Tabel 2.12

Angka Partisipasi Kasar

Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015

SD/MI 102,15 106,33 113,74 111,1 111,15

SLTP/MTS 96,58 87,26 80,19 85,31 85,41

SLTA/SMK/MA 68,00 70,56 65,78 71,43 71,53

Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

(22)

APM adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Indikator APM digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Perkembangan angka partisipasi murni periode tahun 2011-2015 tersaji pada Tabel 2.13 berikut ini.

Tabel 2.13

Angka Partisipasi Murni

Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015

SD/MI 91,29 94,42 98,15 98,53 99,53*

SMP/MTs 71,41 70,38 71,64 77,96 78,28*

SMA/SMK/MA 48,01 50,47 55,97 61,05 62,15*

Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.13 di atas menunjukkan bahwa, Angka Partisipai Murni SD/MI mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 91,29 persen meningkat mejadi 99,53 pada tahun 2015 (angka sementara). Artinya bahwa pada tahun 2015 anak sekolah setingkat SD/MI di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang sesuai dengan usia sekolah dari jenjang yang ada sebesar 99,53 persen, selebihnya 0,47 persen merupakan siswa SD/MI yang tidak atau belum berusia 7-12 tahun. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 71,41 persen meningkat menjadi 78,28 persen pada tahun 2015 (angka sementara). Artinya bahwa pada tahun 2015 masih ada anak usia lebih atau kurang dari 13-15 tahun duduk di jenjang sekolah SMP/MTs dengan persentase sebesar 21,72 persen dari jumlah keseluruhan siswa yang ada. Kemudian pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun 2011 sebear 48,01 persen meningkat menjadi 62,15 persen pada tahun 2015 (angka sementara). Artinya bahwa pada tahun 2015 siswa jenjang sekolah SMA/SMK/MA dengan kelompok usia 16-18 tahun sebesar 61,05 persen selebihnya 37,85 persen berada di kelompok usia di bawah atau di atas 16-18 Tahun.

b. Kesehatan

b.1. Angka Usia Harapan Hidup

Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Perkembangan angka harapan hidup bayi baru lahir periode tahun 2011-2015 tersaji pada Tabel 2.14 berikut ini.

Tabel 2.14

Angka Usia Harapan Hidup

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

Angka Usia Harapan Hidup (tahun) 69,44 69,51 69,59 69,68 69,78*

Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

(23)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-16 c. Ketenagakerjaan

c.1. Rasio Penduduk Yang Bekerja

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Perkembangan rasio penduduk yang bekerja periode tahun 2011-2015 tersaji pada Tabel 2.15 berikut ini

Tabel 2.15

Rasio Penduduk Yang Bekerja

No. Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

1. Penduduk yang bekerja 163.752 178.351 179.421 288.566 288.566

2. Angkatan kerja 169.356 183.503 184.553 294.189 294.189

3. Rasio (1/2) 0,97 0,97 0,97 0,98 0,98

Sumber: Dinkesosnakertrans Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan tabel 2.15 di atas diperoleh kesimpulan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 98,00 persen penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memperoleh kesempatan kerja dari kesempatan kerja yang ada, sedangkan 2,00 persen masih mencari atau pengangguran.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga a. Kebudayaan

a.1. Jumlah Grup dan Gedung Kesenian

Perkembangan jumlah grup dan gedung kesenian periode tahun 2011-2015 tersaji pada Tabel 2.16 berikut ini.

Tabel 2.16

Prasarana Seni dan Budaya

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah grup kesenian 19 19 19 19 19

2. Jumlah gedung kesenian 1 1 1 1 1

Sumber: Disbudpar Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

b. Pemuda dan Olahraga b.1. Jumlah Gedung Olahraga

Perkembangan jumlah gedung olahraga periode tahun 2011-2015 tersaji pada Tabel 2.17 berikut ini.

Tabel 2.17

Jumlah Klub dan Gedung Olahraga

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah gedung olahraga 1 1 1 1 1

(24)

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib a. Pendidikan

a.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Perkembangan angka partisipasi sekolah menurut kelompok umur periode tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 2.18 berikut ini.

Tabel 2.18

Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur

Kelompok umur 2011 2012 2013 2014 2015

7-12 97,07 98,24 99,20 100,00 100,00*

13-15 93,12 89,64 88,91 91,60 92,06*

16-18 51,69 59,28 63,16 66,78 67,19*

Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.18 di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi umur, angka partisipasi sekolah semakin kecil. Mengindikasikan bahwa masih banyak penduduk yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Angka partisipasi sekolah anak-anak usia 7-12 tahun (usia SD) tahun 2015 sebesar 100 persen (angka sementara). Ini berarti seluruh penduduk usia SD (7-12 tahun) bersekolah pada tahun 2015. Untuk kelompok umur 13-15 tahun (usia SLTP), angka partisipasi sekolah sebesar 92,06 persen pada tahun 2015 (angka sementara). Berarti ada sekitar 7,94 persen penduduk usia 13-15 tahun yang sudah tidak bersekolah lagi. Kemudian pada kelompok umur 16-18 tahun (usia SLTA), pada tahun 2015 angka partisipasi sekolah sebesar 67,19 persen (angka sementara). Berarti ada sekitar 32,81 persen penduduk usia 16-18 tahun yang sudah tidak bersekolah lagi.

a.2. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar dan menengah per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar dan menengah. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar dan menengah. Perkembangan rasio ketersediaan sekolah periode tahun 2013-2015 disajikan pada Tabel 2.19 berikut ini.

Tabel 2.19

Rasio Ketersediaan Sekolah

No. Jenjang pendidikan 2013 2014 2015

1. Pendidikan Dasar

a. Jumlah sekolah (SD/MI) + (SMP/MTs) 340 345 345

b. Jumlah penduduk kelompok usia (7-12 tahun) + (13-15 tahun)

55513 57290 50.860

Rasio (a/b x 10.000) 61,25 60,22 67,83

2. Pendidikan Menengah

c. Jumlah sekolah (SMA/MA/SMK) 34 34 34

d. Jumlah penduduk kelompok usia 16-19 tahun 17766 19543 7375

Rasio (c/d x 10.000) 19,14 17,40 46,10

(25)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-18

Berdasarkan Tabel 2.19 di atas menunjukkan bahwa rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan periode tahun 2013-2015 pada jenjang pendidikan dasar meningkat dari 61,25 menjadi 67,83 pada tahun 2015, sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada tahun 2013 sebedar 19,14 meningkat menjadi 46,10 pada tahun 2015. Semakin rendah rasio berarti semakin baik kondisi pelayanan pendidikan sebuah daerah. Rasio ketersediaan sekolah yang rendah memiliki arti bahwa penambahan jumlah murid diikuti dengan penambahan jumlah sekolah. Meninjau bahwa nilai rasio ketersediaan sekolah di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan menunjukkan tren yang menurun, berarti kecepatan penambahan kapasitas sekolah oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan mampu mengikuti kecepatan penambahan murid.

a.3. Rasio Guru/Murid

Rasio guru terhadap murid mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Perkembangan rasio guru/murid periode tahun 2013-2015 disajikan pada Tabel 2.20 berikut ini.

Tabel 2.20 Rasio Guru dan Murid

No. Jenjang pendidikan 2013 2014 2015

1. Pendidikan dasar

a. Jumlah guru (SD/ MI) + (SMP/ MTs) 4.682 4.106 4.667 b. Jumlah murid (SD/MI) + (SMP/ MTs) 54.750 55.331 55.394

Rasio (a/b x 10.000) 855,16 742,08 842,51

2. Pendidikan menengah

c. Jumlah guru (SMA/MA/SMK) 1.085 1.037 1.038

d. Jumlah murid (SMA/MA/SMK) 9.087 9.828 9.833

Rasio (c/d x 10.000) 1.194,01 1.055,15 1.055,63

Sumber: Diknas Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.20 di atas menunjukkan bahwa rasio ketersediaan guru di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan untuk jenjang pendidikan dasar per 10.000 jumlah murid mengalami kenaikan, di mana pada tahun 2015 rasio ketersediaan guru pendidikan dasar mencapai 742,08 dan pada tahun 2015 mencapai 842,51. Demikian pula rasio ketersediaan guru pendidikan menengah pada tahun 2015 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2014, di mana pada tahun 2014 rasio ketersediaan guru pendidikan menengah mencapai 1055,15 dan pada tahun 2015 mencapai 1055,63.

b. Kesehatan

b.1. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Per Satuan Penduduk

(26)

Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per Satuan Penduduk

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah puskesmas 15 15 19 19 19

2. Jumlah poliklinik swasta 4 4 4 5 5

3. Jumlah pustu 37 37 37 39 39

4. Jumlah penduduk 384.056 409.753 405.713 405.980 406.902

5. Rasio (1+2+3 : 4 x 1000) 0,15 0,14 0,15 0,16 0,15

Sumber: Dinkes Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.21 di atas menunjukkan bahwa rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan pada tahun 2014 sebesar 0,16 turun menjadi 0,15 pada tahun 2015. Semakin tinggi nilai rasio fasilitas kesehatan maka semakin banyak penduduk yang dilayani oleh puskesmas, poliklinik, dan pustu. Sedangkan semakin rendah nilai rasio fasilitas kesehatan maka semakin sedikit penduduk yang dilayani oleh puskesmas, poliklinik, dan pustu.

b.2. Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk

Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 1.000 penduduk. Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah penduduk. Perkembangan rasio rumah sakit per satuan penduduk periode tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 2.22 berikut ini.

Tabel 2.22

Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah rumah sakit 1 1 1 1 1

2. Jumlah penduduk 384.056 409.753 405.713 405.980 406.902

3. Rasio (1/2 x 1000) 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002

Sumber: Dinkes Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Berdasarkan Tabel 2.22 di atas menunjukkan bahwa nilai rasio rumah sakit per satuan penduduk dirasa nilainya terlalu kecil, sehingga diperlukan perencanaan pelayanan kesehatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan agar kedepannya pelayanan kesehatan tetap optimal dalam melayani penduduk.

b.3. Rasio Dokter Per Satuan Penduduk

(27)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-20 Tabel 2.23

Rasio Dokter Per Satuan Penduduk

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah dokter 24 26 15 29 29

2. Jumlah penduduk 384.056 409.753 405.713 405.980 406.902

3. Rasio (1/2 x 1000) 0,062 0,063 0,037 0,071 0,071

Sumber: Dinkes Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Berdasarkan Tabel 2.23 di atas menunjukkan bahwa rasio dokter per satuan penduduk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Berdasarkan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu setiap dokter melayani 2.500 penduduk. Berdasarkan fakta yang ada, di Indonesia jumlah dokter dan dokter spesialis belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk Indonesia. Selain itu distribusi dokter di Indonesia belum merata serta perlu ditingkatkan kualitasnya. Oleh karena itu diperlukan penanganan agar pemenuhan tenaga kesehatan terpenuhi.

b.4. Cakupan Puskesmas

Cakupan puskesmas diperlukan karena bermanfaat untuk mengetahui cakupan pelayanan fasilitas kesehatan di masyarakat. Puskesmas biasanya cakupannya adalah Kecamatan tergantung jumlah penduduknya. Perkembangan Cakupan Puskesmas periode tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 2.24 berikut ini.

Tabel 2.24

Cakupan Puskesmas Per 30.000 Penduduk

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah puskesmas 15 19 19 19 19

2. Jumlah penduduk 384.056 409.753 405.713 405.980 406.902

3. Rasio (1/2 x 30000) 1,17 1,39 1,40 1,40 1,40

Sumber: Dinkes Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

b.5. Cakupan Puskesmas Pembantu

Cakupan puskesmas pembantu (pustu) diperlukan karena bermanfaat untuk mengetahui cakupan pelayanan fasilitas kesehatan dimasyarakat. Puskesmas pembantu biasanya cakupannya adalah desa dan atau kelurahan tergantung jumlah penduduknya. Perkembangan cakupan puskesmas pembantu periode tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 2.25 berikut ini.

Tabel 2.25

Cakupan Puskesmas Pembantu

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah pembantu puskesmas 37 37 37 39 39

2. Jumlah seluruh desa 252 252 252 252 252

3. Persentase (1/2 x 100) 14,68 14,68 14,68 15,48 15,48

Sumber: Dinkes Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

(28)

c.1. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan baik Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Informasi mengenai proporsi panjang jalan dalam kondisi baik dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas jalan dari keseluruhan panjang jalan. Perkembangan proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik periode tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 2.26 berikut ini.

Tabel 2.26

Proporsi Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Panjang jalan kondisi baik (km) 357,37 360,20 321,36 361,67 149,682 2. Panjang jalan keseluruhan (km) 550,33 584,01 702,51 702,51 708,129

3. Persentase (1/2 x 100) 64,94 61,68 45,74 51,48 21,14

Sumber: DPU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Berdasarkan Tabel 2.26 di atas menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2015 panjang jalan keseluruhan sebesar 708,129 km dengan kondisi baik sepanjang 149,682 km atau baru 21,14 persen. Semakin tinggi nilai proporsi panjang jaringan jalan akan memberikan dampak yang baik bagi penduduknya ataupun bagi daerah itu sendiri. Kondisi jalan yang 21,14 persen dalam kondisi baik dirasa kurang untuk sebuah daerah. Pembangunan wilayah akan terhambat karena tidak didukung oleh infrastruktur jaringan jalan yang memadai. Pada periode pemerintahan 5 tahun mendatang, isu peningkatan kualitas jaringan jalan perlu menjadi perhatian Pemerintah Daerah.

c.2. Luas Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik

Luas irigasi Kabupaten di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan seluruhnya 18.616,9 ha pada tahun 2015 dan dalam kondisi baik baru mencapai 5,26% atau sekitar 978,6 ha. Masih kurangnya irigasi dalam kondisi baik disebabkan kondisi jaringan irigasi yang kurang dan masih kurang optimalnya pemanfaatan air untuk lahan pertanian. Perkembangan luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik disajikan pada Tabel 2.27 berikut ini.

Tabel 2.27

Luas Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik

3.760 3.760 4.200 5.000 978,6

2. Luas irigasi kabupaten 23.150 24.830 26.307 26.707 18.616,9

3. Persentase (1/2 x 100) 16,24 15,14 15,97 18,72 5,26

Sumber: DPU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

c.3. Drainase Dalam Kondisi Baik/Pembuangan Aliran Air Tidak Tersumbat

(29)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-22 Tabel 2.28

Drainase Dalam Kondisi Baik/Pembuangan Aliran Air Tidak Tersumbat

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Panjang drainase tersumbat pembuangan aliran air (km)

16,2 16,5 16,8 27,1 34,4

2. Panjang seluruh drainase di daerah kabupaten (km)

96,45 99,25 111,25 126,25 139,45

3. Persentase (1/2 x 100) 16,80 16,62 15,10 21,47 24,67

Sumber: DPU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

d. Perumahan

d.1. Rumah Tangga Pengguna Air Bersih

Rumah tangga pengguna air bersih adalah persentase rumah tangga yang memanfaatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota rumah tangga. Perkembangan rumah tangga pengguna air bersih periode tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel 2.29 berikut ini.

Tabel 2.29

Rumah Tangga Pengguna Air Bersih

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Persentase rumah tangga dengan sumber air minum layak

38,42 40,65 48,73 59,54 62,54

Sumber: DPU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.29 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2015 rumah tangga di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang mengunakan sumber air minum layak sebesar 62,54 persen. Hal ini menunjukan bahwa masih ada sekitar 37,46 persen rumah tangga di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang belum minum dari sumber air minum yang layak. Oleh karena itu, pemerintah harus terus melakukan upaya agar semua rumah tangga dapat minum dari sumber air yang layak minum.Terlebih pada daerah yang belum tersentuh pelayanan PDAM dan tidak terdapat sumber mata air terlindung yang layak konsumsi.

d.2. Rumah Tangga Pengguna Listrik

Rumah tangga pengguna listrik adalah persentase rumah tangga yang memanfaatkan listrik sebagai penerangannya. Perkembangan persentase rumah tangga pengguna listrik periode tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 2.30 berikut ini.

Tabel 2.30

Rumah Tangga Pengguna Listrik

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Persentase rumah tangga dengan penerangan listrik

30,96 36,88 41,95 42,86 45,5

Sumber: Distamben Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

(30)

Ogan Komering Ulu Selatan secara merata.

d.3. Rumah Tangga Ber-sanitasi

Rumah tangga ber-sanitasi merupakan persentase rumah tangga yang memiliki sanitasi/jamban sendiri disetiap rumah atau dengan kata lain tidak menggunakan jamban bersama serta memiliki tangki septik sendiri. Indikator mengenai rumah tangga ber-sanitasi bermanfaat untuk analisis mengenai perumahan khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Data rumah tangga ber-sanitasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ditunjukkan pada tabel 2.31 berikut ini.

Tabel 2.31

Rumah Tangga Ber-Sanitasi

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Persentase rumah tangga dengan jamban sendiri yang dilengkapi tangki septik

18,92 22,37 27,20 32,08 36,96

Sumber: DPU Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.31 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2015 rumah tangga dengan jamban sendiri yang dilengkapi tangki septik baru mencapai 36,96 persen (angka sementara). Padahal pemerintah telah menggiatkan program perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan membangun sanitasi bersih melalui Pamsimas. Pemerintah harus tetap mengusahakan peningkatan indikator ini sehingga kondisi perumahan dan kesehatan masyarakat akan semakin membaik.

e. Perencanaan Pembangunan e.1. Dokumen Perencanaan

Indikator yang digunakan untuk menggambarkan urusan perencanaan pembangunan berdasarkan lampiran Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 adalah ketersediaan dokumen perencanaan seperti:

 RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda;  RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda;  RKPD yang telah ditetapkan dengan Perkada.

Ketiga dokumen di atas ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan telah di PERDA-kan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang telah di-Perda-kan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 1 Tahun 2012 dan berlaku mulai tahun 2005 hingga tahun 2025. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang lalu telah di-Perda-kan dengan Perda Nomor 13 Tahun 2010. Berlaku pada tahun 2010-2015, dan saat ini sedang disusun RPJMD yang baru. Rencana Kerja Pemerintah Daerah disusun setelah RPJMD disahkan dan berlaku selama satu tahun. Pada dasarnya RKPD dibuat dengan mengacu pada RPJMD.

e.2. Penjabaran Program RPJMD Kedalam RKPD

(31)

RANCANGAN AWAL RPJMD

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN 2016-2021

II-24 Tabel 2.32

Penjabaran Program RPJMD Kedalam RKPD

No. Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah program RKPD tahun berkenaan 76 0 82 64 76

2. Jumlah program RPJMD yang harus dilaksanakan tahun berkenaan

172 173 173 170 170

3. Persentase (1/2 x 100) 44,19 0,00 47,40 37,65 44,71

Sumber: BAPPEDA PM Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2015

Berdasarkan Tabel 2.32 di atas menunjukkan bahwa RKPD belum mengakomodir muatan RPJMD. Hal tersebut adalah sebuah ketidakkonsistenan dalam tata kelola pemerintahan yang perlu dibenahi di masa mendatang. Untuk itu, pada periode pembangunan 5 tahun ke depan untuk melakukan perencanaan lebih baik lagi dengan membuat e-planning.

f. Perhubungan

f.1. Terminal Bis dan Pelabuhan Udara

Terminal penumpang yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terdapat di Kecamatan Muaradua yaitu Terminal Muaradua. Terminal ini temasuk dalam kategori Terminal tipe B yang melayani angkutan antar kota antar provinsi, angkutan perkotaan (angkot) dan angkutan perdesaan (angdes). Keberadaan terminal tersebut sangat penting dalam rangka pergantian antar moda dan menghubungkan antar pusat kota di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dengan kawasan sekitarnya. Selain itu di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan juga terdapat pelabuhan udara yang terletak di Kecamatan Banding Agung yang diresmikan pada tahun 1995. Selanjutnya, selama tahun 2010 sampai dengan 2014 fasilitas sarana dan prasarana transportasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tidak mengalami peningkatan. Namun jumlah penumpang dan jumlah kendaraan terus meningkat. Dengan demikian diperlukan perencanaan pembangunan fasilitas baru apabila peningkatan jumlah penumpang dan jumlah kendaraan terus terjadi.

f.2. Pemasangan Rambu-Rambu

Rambu-rambu lalulintas dan ketertiban lalulintas merupakan salah satu tugas dari Dinas Perhubungan. Selain pemasangan rambu-rambu juga diperlukan perawatan secara berkala. Dengan demikian rambu-rambu dapat mengatur lalu lintas dalam jangka waktu yang lama. Setelah melakukan diskusi dengan Dishubkominfo sampai dengan tahun 2015 telah terpasang sebanyak 154 rambu-rambu. Tidak tersedianya data jumlah rambu-rambu yang seharusnya terpasang, disebabkan oleh Dishubkominfo belum melakukan uji petik terkait dengan kebutuhan pemasangan rambu-rambu.

g. Lingkungan Hidup

g.1. Persentase Penanganan Sampah

(32)

Persentase penanganan sampah

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah sampah yang ditangani (m3) 8.760 8.760 13.323 13.323 14.058 2. Jumlah volume produksi sampah per hari 256.232 259.868 267.760 274.462 281.164

3. Persentase 3,42 3,37 4,98 4,85 5,00

Sumber: KLH Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Berdasarkan Tabel 2.33 di atas menunjukkan bahwa, sampai dengan tahun 2015 persentase penanganan sampah baru mencapai 5,00% meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 4,85 persen. Semakin tinggi nilai persentase penanganan sampah, kondisi lingkungan semakin terjaga. Terjaganya kondisi lingkungan akan menciptakan kenyamanan bagi penduduknya. Peningkatan persentase penanganan sampah dengan berbagai program dan dikung oleh penduduknya dapat menghindarkan dari berbagai musibah yang disebabkan oleh sampah. Diharapkan program-program yang berkaitan dengan sampah terus ditingkatkan agar tercipta Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang lebih sejahtera.

g.2. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal

Perkembangan cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal periode tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 2.34 berikut ini.

Tabel 2.34

Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah perusahaan wajib amdal yang telah diawasi 5 6 6 8 8

2. Jumlah seluruh perusahaan wajib amdal 5 6 6 8 8

3. Persentase (1/2 x 100) 100 100 100 100 100

Sumber: KLH Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

g.3. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per satuan Penduduk

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan Penduduk periode tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel 2.35 berikut ini.

Tabel 2.35

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah daya tampung TPS (m3) 8.760 8.700 13.323 13.323 13.323

2. Jumlah penduduk 384.056 409.753 405.713 405.980 406.902

3. Persentase (1/2 x 100) 2,28 2,12 3,28 3,28 3,27

Sumber: KLH Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

h. Kependudukan dan Catatan Sipil h.1. Kepemilikan KTP

Gambar

Gambar 1.1Diagram Alir Penyusunan RPJMD
Tabel 2.2Luas Kecamatan Menurut Ketinggian Dari Permukaan Laut
Tabel 2.4Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015
Tabel 2.47Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

BPR Damata arta Nugraha Brondong perlu melakukan pengendalian resiko secara efektif dan efisien untuk menghindari penyimpangan atau kejadian yang tidak diharapkan

Allah memberikan kepada mereka kebutaan hati dan kekerasan hati karena dosa mereka.[1] Ia tidak memberikan kepadanya kasih karunia yang dapat membuat hati dan akal budi

Adapun berdasarkan hasil penelitian mengenai sistem akuntansi alokasi dana desa yang dilaksanakan di desa Kampangar Kecamatan Balantak Utara, diketahui pencatatan

BIDANG WIRAUSAHA // HAL TERSEBUT DISAMPAIKAN OLEH DIDIK INDRA DEWA / SELAKU KETUA JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN / FAKULTAS PERTANIAN UGM / KETIKA MENGHADIRI ACARA PEMBUKAAN PAMERAN

Angket/kuesioner diartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui penyerbaran daftar pertanyaan terhadap subjek penelitian (Noor, 2013, hlm. Dalam penelitian ini

The following is the result of observation from four aspects: (a) lesson plan (RPP) observation in cycle II get value 92,85%, observation of teacher aspect in cycle II get value

Tomato ( Lycopersicon esculentum L.) was grown with polyethylene mulch and drip irrigation on a Millhopper fine sandy soil testing very high in P and low in organic matter

Melihat transaksi menggunakan layanan Branchlees banking masih terbilang relatif baru di BRI Syariah maka hal yang menarik untuk diteliti adalah sejauh mana