• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Tujuan penataan ruang Kabupaten Ogan komering ulu Selatan adalah mewujudkan ruang wilayah yang seimbang, serasi, aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata dan pertambangan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan dan mensinergikan pemanfaatan sumber daya.

Mengacu pada RTRWN dan RTRW Provinsi Sumatera Selatan, yang menetapkan Kawasan Perkotaan Muaradua sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sedangkan untuk Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) tidak ditetapkan,

pusat-pusat lainnya, seperti Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) ditentukan oleh Kabupaten. Secara umum kriteria fungsi sistem perkotaan/pusat kegiatan yang digunakan untuk lingkup wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, dapat dilihat sebagai berikut:

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berada di Kecamatan Muaradua. PKL Muaradua ini diarahkan sebagai pusat pemerintahan tingkat Kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala regional/lokal, pusat pengembangan pertanian tanaman pangan, pusat pengembangan perkebunan dan tanaman keras dan pusat pengembangan permukiman dan pelayanan umum

b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)

Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) diarahkan di Kecamatan Banding Agung. Kecamatan tersebut memiliki potensi di sektor perdagangan dan jasa, perikanan (kawasan minapolitan), perkebunan dan pariwisata diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan lokal yang akan melayani kecamatan-kecamatan disekitarnya

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Berdasarkan hasil analisis pusat pelayanan Kabupaten, Kecamatan yang merupakan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah: Kota Kecamatan Buay Pemaca; Kota Kecamatan Pulau Beringin; Kota Kecamatan Simpang; Kota Kecamatan Buay Sandang Aji; dan Kota Kecamatan Muaradua Kisam.

d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Berdasarkan hasil analisis pusat pelayanan Kabupaten, Kecamatan yang termasuk dalam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah: Kota Kecamatan Warkuk Ranau Selatan; Kota Kecamatan Mekakau Ilir; Kota Kecamatan BPR Ranau Tengah; Kota Kecamatan Buay Rawan; Kota Kecamatan Kisam Tinggi; Kota Kecamatan Runjung Agung; Kota Kecamatan Sungai Are; Kota Kecamatan Buay Runjung; Kota Kecamatan Sindang Danau; Kota Kecamatan Tiga Dihaji; Kota Kecamatan Kisam Ilir; Kota Kecamatan Buana Pemaca.

Pada rencana kawasan strategis, terdapat beberapa kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu:

a. Kawasan Pusat Kota Muaradua

Kawasan ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi perkotaan dan berperan melayani kegiatan ekonomi kawasan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Berdasarkan struktur ruang yang akan dibentuk, kawasan perkotaan Muaradua direncanakan menjadi PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Dengan demikian kawasan perkotaan Muaradua memiliki fungsi sebagai kawasan yang penting secara ekonomi seperti kawasan pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa yang melayani Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan secara keseluruhan sehingga kawasan ini diharapkan menjadi kawasan yang memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh. Selain itu, di Desa Pendagan pun terdapat potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan industri. Letak dan luas wilayah yang masih sangat memungkinkan untuk kawasan industri dan juga tidak berada pada kawasan lindung. Lokasi ini pun mendekati tambang/sumber bahan baku (semen) dan arus transportasi yang mudah

b. Kawasan sentra pertanian hortikultura (agropolitan)

Pengembangan kawasan sentra pertanian hortikultura di Kabupaten ogan Komering Ulu Selatan ini terletak hampir diseluruh Kecamatan, namun memiliki 2 lokasi inti, yaitu:

 Inti 1 yaitu Desa Mekarsari (Kecamatan Warkuk Ranau Selatan) dengan kawasan penyangganya yaitu Kecamatan Banding Agung, BPR Ranau Tengah, dan Mekakau Ilir.

 Inti 2 yang berlokasi di Desa Tanjung Kari (Kecamatan Pulau Beringin) dengan kawasan penyangganya yaitu Kecamatan Sindang Danau, Sungai Are, Kisam Ilir dan Kecamatan Muaradua Kisam

Tanaman hortikultura yang dimaksudkan berupa sayur-sayuran, buah-buahan. Biofarmaka dan tanaman hias. Kawasan hortikultura di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ini juga dikembangkan sebagai sentra produksi agriindustri dan agribisnis baik untuk kebutuhan lokal, regional dan diharapkan dapat berkiprah dalam skala nasional. Selain itu keberadaan kawasan sentra pertanian hortikultura ini dapat dijadikan sebagai kawasan wisata pendidikan untuk pengenalan bentuk dan jenis sayuran serta buah-buahan juga mengetahui tentang teknik pengelolaannya.

c. Kawasan Koridor Muaradua-Banding Agung

Kawasan ini berpotensi tumbuh cepat karena merupakan koridor pada jalur jalan kolektor primer, yang menghubungkan antara Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Barat. Kawasan ini juga merupakan kawasan yang berbukit dengan kemiringan lereng antara 15% hingga 40%. Kawasan ini perlu dijaga kelestariannya karena berfungsi sebagai kawasan resapan air, perkebunan, perikanan dan pariwisata.

Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diharapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Barat dan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan melakukan kerja sama dalam pembangunan infrastruktur khususnya peningkatan jaringan jalan, menjaga kualitas jalan serta pengamanan areal Damija dan Dawasja terhadap kawasan terbagun disekitarnya.

d. Kawasan Panas Bumi (Geothermal)

Panas bumi merupakan sumber daya energi baru terbarukan yang ramah lingkungan (clean energy) dibandingkan dengan sumber energi fosil. Dalam proses eksplorasi dan eksploitasinya tidak membutuhkan lahan permukaan yang terlalu besar. Energi panas bumi bersifat tidak dapat diekspor, maka sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan energi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

Dengan adanya Undang-undang 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi diharapkan akan memberikan kepastian hukum dalam pengembangan panas bumi di Kabupaten Ogan komering Ulu Selatan Untuk mempercepat investasi di bidang panas bumi, perlu disiapkan informasi mengenai Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi yang dapat dikembangkan. Adapun pengembangan kawasan panas bumi di Danau Ranau (Kecamatan Warkuk Ranau Selatan dan Kecamatan Banding Agung), Way Selabung (Kecamatan Mekakau Ilir), Aromantai (Kecamatan Pulau Beringin), Ulu Danau (Kecamatan Sindang Danau) dan Marga Bayur (Kecamatan Muaradua Kisam), sehingga potensi pengembangan panas bumi (Geothermal) tersebut diharapkan dapat memenuhi target untuk membangkitkan energi listrik sebesar 6000 MWe di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

4.2.6. Isu-Isu Strategis Kabupaten

Berdasarkan hasil analisis dan masukan dari berbagai pihak, isu strategis Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang akan difokuskan 5 (lima) tahun kedepan, sebagai berikut:

1. Kurang memadainya pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana dasar permukiman serta belum terkelolanya sumber daya alam secara optimal;

2. Masih kurangnya sarana dan prasarana konservasi sumber daya air untuk mengatasi permasalahan kelebihan dan kekurangan baik air baku maupun air irigasi;

3. Masih kurangnya aksesibilitas mutu pendidikan sarana dan prasarana dan peran serta masyarakat.

4. Masih kurang representatifnya sarana dan prasarana kesehatan yang berpengaruh pada kurangnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang kesehatan;

5. Belum optimalnya peran BKPRD dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam tertib penataan ruang;

6. Belum optimalnya kualitas perencanaan pembangunan serta semakin menurunya tingkat partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan karena kurangnya konsistensi antara perencanaan pembangunan yang dihasilkan melalui proses musrenbang dengan alokasi penganggaran di APBD;

7. Belum optimalnya peran serta fungsi kelembagaan masyarakat desa dan tata kelola pemerintahan desa;

8. Masih kurangnya pendapatan petani/peternak dan daya saing produk pertanian dalam arti luas;

9. Masih kurang optimalnya pembinaan terhadap sektor usaha kecil, menengah dan koperasi;

10. Belum optimalnya pengembangan produk unggulan daerah; 11. Pengembangan pariwisata dan budaya lokal;

12. Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik;

13. Masih kurang efektifnya penanggulangan kemiskinan dan kurang perhatiannya terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial;

14. Masih kurangnya kemampuan dan kesiapan aparatur dan masyarakat dalam penanganan bencana, pengurangan risiko bencana;

15. Belum optimalnya penglolaan Investasi dan pelayanan perizinan secara online;

16. Sarana penyelenggaaraan pelatihan kerja belum sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar kerja;

17. Belum optimalnya upaya penanggulangan kerusakan lingkungan;

18.Masih minimnya kontribusi PAD terhadap APBD;

19.Masih tingginya inkonsistensi data sektoral dari SKPD;

20.Masih luasnya lahan kritis;

21.Terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olahraga;

22.Belum optimalnya pengelolaan data kependudukan dan pencatatan sipil;

23.Belum optimalnya pelayanan kepada masyarakat disebabkan masih kurangnya profesionalisme aparatur;

24. Belum optimalnya kelembagaan institusi pengelolaan sampah;

BAB V

Dokumen terkait