• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

4. Matematika

12

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini akan membahas dan menguraikan empat bagian yaitu kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka

Pada bagian kajian Pustaka akan membahas tentang teori-teori yang mendukung keterampilan kreativitas, hasil belajar, model pembelajaran, metode, media, pelajaran matematika, dan materi bangun datar.

1. Keterampilan Abad 21

Fadel (dalam Sani, 2019: 53) mengatakan bahwa keterampilan belajar dan inovasi yang dibutuhkan pada abad 21 adalah kreativitas (creativity), kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kemampuan berkolaborasi (collaboration), dan kemampuan berkomunikasi (communication). Sedangkan Saavedra dan Opfer (2019: 93) mendefinisikan keterampilan abad 21 ke dalam empat kategori berikut: (1) cara berpikir: kreativitas dan inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan belajar bagaimana belajar (atau metakognisi); (2) cara kerja: komunikasi dankerja sama dalam kelompok; (3) alat untuk kerja: pengetahuan umum dan literasi teknologi komunikasi informasi (ICT); (4) Hidup sebagai warganegara: kewarganegaraan, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial, termasuk kesadaran budaya dan kompetensi. Definisi atau pengertian keterampilan abad 21 tersebut di atas disampaikan dengan cara berbeda, namun penekanannya pada: berpikir kompleks atau tingkat tinggi (kreativitas,

metakognisi), komunikasi, kolaborasi dan lebih menuntut mengajar dan belajar daripada menghafal. Keempat keterampilan tersebut merupakan keterampilan utama abad 21 yang disingkat dengan 4C. Keterampilan yang pertama adalah kreativitas atau daya cipta, merupakan proses mental yang memunculkan yang memunculkan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada (Yani dan Ruhimat, 2018: 51). Kedua, adalah berpikir kritis menurut Sies (dalam Sani, 2019: 14) merupakan proses berpikir terampil dan bertanggungjawab ketika seseorang mempelajari suatu permasalahan dari semua sudut pandang, dan terlibat dalam penyelidikan sehingga dapat memperoleh opini, penilaian, atau pertimbangan terbaik menggunakan kecerdasan untuk menarik kesimpulan. Ketiga, adalah kolaborasi menurut Yani dan Ruhimat (2018: 50) merupakan bentuk interaksi sosial yaitu aktivitas kerjasama yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling memahami tugas masing-masing. Selanjutnya, C yang terakhir adalah komunikasi menurut Kawengian dkk (4: 2017) merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Menurut beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan abad 21 penting untuk diberikan kepada siswa saat proses pembelajaran karena keterampilan tersebut membekali siswa untuk siap menghadapi persaingan di dunia kerja kelak. Keterampilan yang harus dikuasi siswa adalah kreativitas (creativity), kemampuan berpikir kritis

(critical thinking), kemampuan berkolaborasi (collaboration), dan kemampuan berkomunikasi (communication) yang disingkat dengan 4C.

2. Keterampilan Kreativitas a. Pengertian Kreativitas

Menurut Downing (dalam Sani, 2014: 12) kreativitas dapat didefinisikan sebagai proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Sedangkan menurut Yani dan Ruhimat (2018: 51) kreativitas atau daya cipta adalah proses mental yang memunculkan yang memunculkan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Harris (dalam Susanto, 2013: 100) mengemukakan bahwa kreativitas sebagai suatu kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali ide-ide yang telah ada. Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan oleh beberapa ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kreativitas merupakan proses untuk memunculkan gagasan atau konsep baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali ide-ide yang telah ada.

b. Indikator kreativitas

Tabel 2.1 Kesimpulan Indikator Keterampilan Kreativitas Nea (dalam Mahanal,

2014: 4)

Menurut Diknas (dalam Susanto, 2013: 103) Torrence (dalam Sani, 2019: 10) Kesimpulan indikator a. Mampu mengunakan berbagai cara untuk menghasilkan ide misalnya melalui curah pendapat (diskusi) a) Mengajukan pertanyaan yang berbobot. b) Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu. 1) Kelancaran (fluency): Mampu mengemukan ide 1. Mengajukan pertanyaan yang berbobot. 2. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu. b) Membuat ide-ide baru dan menambahkan ide c) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkanny a, tidak terpengaruh orang lain. 2) Keaslian (originality) Ide-ide yang dihasilkan tidak umum atau unik

3. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkann ya, tidak terpengaruh orang lain. c) Mengelaborasi, memperbaiki, menganalisa, dan mengevaluasi ide-ide orisinal untuk meningkatkan dan memaksimalkan usaha kreatif. d) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain (orisinal) e) Mampu

mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).

3) Fleksibelitas Variasi ide yang diajukan/dikem bangkan 4) Elaborasi Kerincian ide yang dikembangkan 4. Mampu memvariasi ide yang diajukan/di-kembangkan. 5. Mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan

(kemampuan elaborasi).

3. Hasil Belajar a. Belajar

Menurut Surya (dalam Rusma, 2017: 76) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Burton (dalam Hosnan, 2014: 3) mendefiinisikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Woolfolk dan Nicolish (dalam Hosnan, 2014: 3) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang ada dalam diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai sebuah perubahan perilaku sebagai hasil pengalamannya baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2009: 49) hasil belajar adalah usaha perwujudan keampuan akibat perubahan prilaku yang dilakukan oleh usaha Pendidikan. Hasil belajar adalah pencapaian dalam bentuk perubahan perilaku yang cenderung menentap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (dalam Suprihatiningrum, 2013: 37) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner performance).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu pencapain yang dihasilkan melalui suatu usaha dari proses belajar berbentuk suatu perubahan perilaku dari dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dalam waktu tertentu yang dapat diamati dari perilaku/penampilan seseorang. Baik atau buruknya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal dalam diri siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar akan dijelaskan di paragraph selanjutnya.

c. Macam-macam Hasil Belajar

Rosyid (2018: 45) mengemukakan bahwa pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga macam ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

2) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan otot

dan kekuatan fisik. Ranah psikomorik adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul, melompat, dan sebagainya.

3) Ranah Afektif

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Ranah afekif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai pada siswa.

Berdasarkan penjelasan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dikelompokan menjadi ranah kognitif berupa kemampuan berpikir, dan kedua ranah psikomotorik yang berkaitan dengan kemampuan fisik, dan yang terakhir adalah ranah afektif yang berkaitan dengan sikap siswa. Pada penelitian ini menilai kemampuan belajar siswa pada ranah kognitif. Baik maupun buruk hasil belajar yang siswa peroleh didasari oleh berbagai faktor.

d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Baharudin dan Wahyuni (2015: 23) secara umum faktor-faktor yang mepengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar, sebagai berikut:

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisologis dan psikologis.

a) Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruhi positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapinya hasil belajar. Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar. Pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditanggkap oleh manusia. Panca indra yang yang memiliki peran besar dalam proses belajar adalah mata dan telinga. Pencaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar yang baik pula.

b) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar beberapa faktor

psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

2) Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

a) Lingkungan Sosial

lingkungan sosial dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama adalah lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi untuk belajar lebih baik di sekolah. Kedua, lingkungan sosial masyarakat. Kondisi masyarakat yang kumuh dan banyak anak yang telantar akan mempengaruhi siswa dalam belajar. Siswa akan kesulitan untuk mendapatkan teman untuk berdiskusi dan belajar Bersama. Ketiga, adalah lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini meliputi ketegangan orang tua, sifat-sifat keluarga, demografi keluarga (letak rumah), dan pengelolaan keluarga. Hubungan yang baik antara keluarga akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar yang baik. Faktor yang mempengaruh hasil belajar salah satunya berasal dari guru, dalam melaksanakan proses mengajar tentunya guru memerlukan media dan juga metode yang tepat. Pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan mempenaruhi hasil belajar siswa. Teori tentang

media pembelajaran juga didukung oleh beberapa ahli sebagai berikut:

(1) Pengertian Media

Arsyad (2014: 4) mengemukakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Gerlach & Elly (dalam Jelinus dan Ambiyar, 2016: 2) media jika dipahami secara garis besar adalah manusia materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan manusia mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Gagne (dalam Sanaky, 2013: 4) mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajaran untuk belajar.

Berdasarkan pemaparan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu yang digunakan untuk mempermudah suatu pekerjaan, sedangkan bagi siswa media adalah suatu wahana yang digunakan untuk menyalurkan suatu informasi belajar. Dalam pembelajaran matematika materi bangun datar yang peneliti lakukan menggunakan beberapa media yaitu papan geoboard, mimileter blok dan kertas berwarna. Manfaat media yang

peneliti gunakan adalah agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran, lebih menarik perhatian, dan lebih menyenangkan sehingga lebih termotivasi untuk belajar. (2) Manfaat Media

Manfaat media pembelajaran menurut Sanaky (2013: 5): (a) Pengajaran lebih menarik perhatian, pembelajar sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar

(b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, sehingga memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

(c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata lisan pengajar, pemebelajaran tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

(d) Pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarka pejelasan dari pengajar saja tetapi juga kativitas lainnya seperti mengamati, melakukan, mendemonstraskan, dan lain-lain

Sedangkan Encyclopedia of Rducation Research (dalam Arsyad, 2014: 28) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:

(a) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu menurangi verbalisme.

(b) Memperbesar perhatian siswa.

(c) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

(d) Memeberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

(e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu. (f) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu

perkembangan kemammpuan berbahasa.

(g) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Sudjana & Ridfai (dalam Jelinus dan Ambiyar, 2016: 7) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa:

(a) Dapat menumbuhka motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka,

(b) Makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan

terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran.

(c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata.

(d) Siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.

Beberapa ahli di atas mengemukakan manfaat media dalam proses pembelajaran, dan dapat disimpulkan manfaat media pembelajaran adalah 1) menumbuhkan motivasi belajar, 2) makna pembelajaran akan lebih jelas diterima oleh siswa, 3) membantu perkembangan berbahas, 4) Memberikan metode yang bervariasi dan tidak membosankan, 5) Lebih banyak melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran. (3) Jenis Media

Menurut Rusman (2017: 228) secara garis besar media dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

(a) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra pengelihatan. Misalnya, guru

menjelasakan dengan menggunakan beberapa media gambar mati atau bergerak

(b) Media Grafis

Media grafis termasuk di dalamnya grafik, bagan, diagram, poster, dan kartun.

(c) Model dan Realia

Realia dan model adalah alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung. Relia merupakan model objek nyata dari suatu benda.

(d) Media Audio

Media audio adalah media yang hanya dapat didengar dengan menggunakan indra pendengaran saja. Media ini mengandung pesan auditif segingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kreativitas dan inovatif siswa tetapi menuntut kemampuan daya dengar dean menyimak siswa. (e) Audiovisual

Media audiovisual adalah alat bantu yang dapat digunakan melalui pendengaran dan melalui pengelihatan.

Berdasarkan jenis-jenis media di atas, pada penelitian ini peneliti menggunakan media visual yaitu model dan realia karena siswa belajar secara langsung dari objek yang sedang dipelajarinya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 3

media, yaitu papan geoboard, milimeter block, dan kertas berwarna. selain menggunakan media pembelajaran, untuk membantu meningkatkan keterampilan kreativitas dan hasil belajar matematika materi bangun datar siswa. Selain menggunakan media peneliti menggunakan juga metode pembelajaran.

(1) Pengertian Metode

Menurut Kurniawan (2014: 42) metode adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan khusus tertentu. Sedangkan Dedi (2016: 166) mengemukan bahwa metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis). Pada penelitian ini metode digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan Sagala (dalam Rubini, 2018: 33) mengungkapkan metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya. Menurut beberapa ahli di atas metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode pembelajaran adalah yang digunakan oleh guru untuk mengorganisasikan kelas yang diajar untuk menyajikan bahan pelajaran.

(2) Jenis-jenis Metode

Jenis-jenis Metode menurut Kurniawan (2014: 42) adalah sebagai berikut:

(a) Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu penuturan bahasan/materi pelajaran secara lisan oleh guru kepada sekelompok siswa. Metode ceramah digunakan ketika akan memberikan uraian penerangan atau penjelasan tentang sesuatu. Dalam metode ini guru menjelaskan pesan yang sebelumnya telah diolah sendiri, sementara siswa lebih banyak menerima pesan yang telah jadi.

(b) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah bentuk komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya dialog antara guru dan siswa. Metode ini secara umum digunakan untuk mengadakan dialog terutama hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran. Selain dari pada itu, metode tanya jawab dapat digunakan pula antara lain untuk (1) mendiagnosa perkembangan siswa, (2) menentukan tingkat kemampuan kognitif siswa, (3) menetapkan studi tamabahan, dan (4) memperkaya materi pelajaran.

(c) Metode Diskusi

Diskusi adalah tukar-menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Tujuan diskusi adalah untuk mencari alternatif jawaban atau solusi tertentu dari sekian kemungkinan yang ada.

(d) Metode Latihan (Drill)

Pada umumnya metode latihan digunakan untuk membentuk keterampilan atau ketangkasan atas apa yang telah dipelajari. Latihan bisa digunakan untuk membentuk keterampilan motorik: menulis, permainan, pembuatan; kecakapan mental; hitungan menggunakan rumus; dan keterampilan menggunakan suatu alat tertentu.

(e) Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Demonstrasi dan eksperimen adalah dua hal yang berbeda tapi memiliki kesamaan. Kesamaanya adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang terjadinya atau cara kerja sesuatu. Perbedaanya terletak pada pelakunya, kalau demonstrasi dilakukan oleh guru, siswa memperhatikan. Sedangkan eksperimen siswa yang mencoba melakukan dengan diawasi oleh guru.

(f) Metode Pemberian Tugas

Pengertian yang sangat umum tugas diartikan dengan pekerjaan rumah atau PR. Tugas lebih dari sekedar pekerjaan rumah, karena tugas meliputi tiga fase: guru memberikan tugas, siswa mengerjakan tugas, dan siswa mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pendidik. Prinsip utama pemberian tugas adalah adanya tujuan dab petunjuk yang jelas. Sehingga siswa bisa mengerjakan tugas secara benar dan maksimal.

(g) Metode Karyawisata (Field-trip)

Karyawisata sebagai metode pembelajaran artinya mengajak sisa keluar dari kelas dalam rangka belajar. Karyawisata dilakukan selama jam pelajaran saja. Karyawisata yang dilakukan ke tempat jauh dinamakan study tour. Dengan metode ini siswa akan memperoleh informasi dari tangan pertama, juga akan mendekatkan siswa dengan lingkungan kehidupan sekitar.

(h) Metode Kerja Kelompok

Penggunaan metode kerja kelompok memandang siswa dalam satu kelas sebagai suatu kelompok, atau dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi. Kelompok bisa dibuat dengan cara ditetapkan menurut kategori tertentu misalnya berdasarkan minat, jenis

pekerjaan, wilayah, jenis kelamin dan sebagainya. Dapat juga dibuat dengan cara dirandom.

Berdasarkan jenis-jenis metode di atas, pada penelitian ini peneliti menggunakan metode campuran antara lain; (1) metode ceramah yang digunakan saat menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, (2) metode tanya jawab yang digunakan pada saat menyampaikan materi dan pada saat siswa melakukan presentasi, (3) metode diskusi yang digunakan pada saat siswa berdiskusi dalam kelompok saat mengerjakan lembar kerja siswa, (4) metode latihan yang digunakan pada saat peneliti meminta siswa mencoba menyelesaikan permasalahan menggunakan media di depan kelas, (5) metode demonstrasi yang dilakukan peneliti saat memberikan contoh penggunaan media kepada siswa di depan kelas, (6) metode pemberian tugas yang dilakukan pada saat peneliti memberikan lembar kerja siswa, (7) metode kerja kelompok yang dilakukan pada saat mengerjakan lembar kerja siswa. Penggunaan metode belajar ini tujuannya adalah untuk mempermudah siswa dalam belajar di dalam kelas, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Penggunaan model, metode, dan media di atas sudah dipetimbangkan berdasarkan teori perkembangan anak pada bangku sekolah dasar.

b) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor lingkungan nonsosial yang pertama adalah faktor alamiah, seperti kondisi udara segar, sinar yang tidak terlalu sialu/kuat atau lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Faktor tersebut dapat mempengaruhi siswa belajar karena jika kondisi tersebut tidak nyaman maka belajar siswapun juga akan menjadi tidakk nyaman. Kedua, faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang digolongkan dua macam yaitu hardware dan software. Hardware seperti Gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas sekolah, dan sebagainya. Software seperti kurikulum sekolah, peraturan sekolah, dan lain sebagainya. Ketiga, faktor materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa, maka dari itu pemberian pembelajaran harus sesuai dengan usai dan kemampuan siswa.

Berdasarkan pendapat ahli yang telah dipaparkan di atas peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar seperti lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa di dalam kelas. Pada

penelitian ini berkaitan dengan hasil belajar matematika materi bangun datar.

4. Matematika

a. Pengertian matematika

James (dalam Hasratuddin, 2014: 30) mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan goemetri. Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Trizulfianto dkk, 2017: 196) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Sedangkan menurut Novitasari (2016: 8) pelajaran matematika adalah suatu pelajaran yang berhubungan dengan banyak konsep.

Berdasarkan teori-teori menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa matematika adalah Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang digunakan untuk mempermudah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga memiliki tujuan yang baik untuk siswa.

b. Tujuan matematika

Menurut KTSP 2006 yang disempurnakan pada kurikulum 2013 (dalam Latif & Akib, 2016: 208), mencantumkan tujuan pembelajaran

Dokumen terkait