• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Ajar Tema Air Sehat

Dalam dokumen ANGGRAENI MASHINTA S (Halaman 66-76)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

8. Materi Ajar Tema Air Sehat

Soendjojo Dirdjosoemarto (1996: 405) mendefinisikan air merupakan

zat cair yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, meliputi hampir

tiga perempat permukaan bumi. Air murni dibentuk dari molekul-molekul

kecil yang masing-masing terdiri atas dua macam atom, yaitu atom oksigen

dan atom hidrogen. Rumus kimia air yang ditemukan oleh para ilmuwan

adalah H2O, ini berarti bahwa satu molekul air terdiri atas dua atom hidrogen

dan satu atom oksigen.

Rukaesih Achmad (2004: 15) menyatakan bahwa Air merupakan

senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan

makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan

dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang

dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi),

membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan

minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Ruslan H. Prawiro (1988:

63) menjelaskan air ialah senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia

H2O, disebut juga hidrogen oksida.

Air alam tidak diam, melainkan bergerak melalui siklus yang disebabkan

oleh pengaruh panas matahari. Air menguap oleh panas matahari, kemudian

naik karena ringan, dan karena kedinginan mengembun menjadi titik-titik air

yang disebut awan, dan kemudian jatuh menjadi hujan, mengalir di atas

terus dibawa ke laut. Tabel 2.2 berikut ini akan dijelaskan sifat-sifat penting

dari air menurut Rukaesih Achmad (2004: 18)

Tabel 2.2 Sifat-sifat Air

Sifat Efek dan kegunaan

Pelarut yang sangat baik Transport zat-zat makanan dan bahan buangan yang dihasilkan proses biologi

Konstanta dielektrik paling tinggi diantara cairan murni lainnya

Kelarutan dan ionisasi dari senyawa ini tinggi dalam larutannya

Tegangan permukaan lebih tinggi daripada cairan lainnya

Faktor pengendali dalam fisiologi, membentuk fenomena tetes dan permukaan

Transparan terhadap cahaya nampak dan sinar yang mempunyai panjang gelombang lebih besar dari ultraviolet

Tidak berwarna, mengakibatkan cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis mencapai kedalaman tertentu

Bobot jenis tertinggi dalam bentuk cairan (fasa cair) pada 4 0C

Air beku (es) mengapung, sirkulasi vertikal menghambat stratifikasi badan air

Panas penguapan lebih tinggi dari material lainnya

Menentukan transfer panas dan molekul air antara atmosfer dan badan air

Kapasitas kalor lebih tinggi dibandingkan dengan cairan lain kecuali ammonia

Stabilisasi dan temperatur organisme dan wilayah geographis

Panas laten dan peleburan lebih tinggi daripada cairan lain kecuali ammonia

Temperatur stabil pada titik bekunya

Wisnu Arya Wardhana (2004: 71) mengutarakan bahwa dewasa ini air

menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat.

Untuk mendapatkan air yang sehat, sesuai dengan standar tertentu, saat ini

menjadi barang yang mahal karena sudah banyak tercemar oleh bermacam-

macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah

air yang sehat tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan tetapi didasarkan

pada keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal

maka hal itu berarti air tersebut telah mengalami pencemaran/tidak sehat. Air

dari mata air di pegunungan, apabila lokasi pengambilannya lain, akan

menghasilkan keadaan normal yang lain. Air yang ada di bumi ini tidak

pernah terdapat dalam keadaan sehat, tetapi selalu ada senyawa atau mineral

(unsur) lain yang terlarut di dalamnya. Hal ini tidak berarti semua air di bumi

ini telah tercemar. Sebagai contoh, air dari mata air di pegunungan dan air

hujan. Keduanya dapat dianggap sebagai air yang sehat, namun senyawa atau

mineral (unsur) yang terdapat di dalamnya berlainan seperti tampak pada

keterangan yaitu air hujan mengandung SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, O2, debu

dan air dari mata air mengandung Na, Mg, Ca, Fe, O2

Air yang tercemar adalah air yang tidak sehat. Indikator atau tanda

bahwa air lingkungan telah tercemar (tidak sehat) adalah adanya perubahan

atau tanda yang dapat diamati melalui:

1. Adanya perubahan suhu air

Suhunya lebih baik sejuk dan tidak panas.

2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. pH yaitu derajat

keasaman atau kebasaan dari suatu zat.

Adapun ciri-ciri dari asam dan basa pada Tabel 2.3 yaitu :

Tabel 2.3 Sifat Asam dan Basa

Asam Basa

a.Memiliki rasa masam, misalnya cuka yang memiliki rasa asam dari asam asetat, dan lemon serta buah-

a. Memiliki rasa pahit

b. Terasa licin, misalnya sabun yang mengandung basa memiliki sifat

Asam Basa buahan sitrun lainnya yang

mengandung asam sitrat.

b.Menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan, misalnya mengubah warna lakmus biru dari biru menjadi merah. c.Bereaksi dengan logam tertentu

seperti seng, magnesium, dan besi menghasilkan gas hidrogen.

d.Bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat menghasilkan gas karbon dioksida.

e.Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik.

f. pH < 7

ini.

c. Menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan, misalnya mengubah warna lakmus dari merah menjadi biru. d. Larutan basa dalam air

menghantarkan arus listrik. e. pH > 7

Raymond Chang (2004: 96)

Departemen Kesehatan merekomendasikan untuk pH air yang

dikonsumsi adalah berkisar antara 6,5 – 7,5. Jika air minum dengan pH

di bawah 6,5 itu adalah air yang sifatnya asam, air yang asam tidak

baik bagi kesehatan karena darah yang asam akan menimbulkan

beberapa gejala seperti gangguan pencernaan, rendahnya energi,

mudah lelah, rasa sakit pada sendi, kanker, dll.

3. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air

4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut

5. Adanya mikroorganisme

Keberadaan mikroorganisme dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan

buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan, baik

sungai, danau, maupun laut. Kalau bahan buangan yang didegradasi

yang sehat adalah air yang tidak mengandung mikroorganisme seperti

mikroba pathogen. Mikroba patogen adalah penyebab timbulnya

penyakit (Wisnu Arya Wardana, 2004: 77)

6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan

Pencemaran air dapat disebabkan oleh pencemaran kimiawi, fisis dan

biologi seperti limbah rumah tangga, senyawa anorganik dan organik agen

penyebab penyakit, limbah industri, limbah pertanian, dan lain-lain.

Permasalahan utama yang ada dalam air di permukaan terutama di perairan

sungai adalah pengeringan atau gangguan terhadap kondisi alam seperti

dampak pembuatan waduk, irigasi, pengeringan lahan basah serta pencemaran.

Eutrofikasi merupakan perubahan fisik, kimiawi dan biologis yang terjadi

dalam suatu bahan perairan (yang diam atau mengalir lambat) akan

melimpahnya masukan zat hara (umumnya N & P) dari luar. Masukan ini

dapat terjadi secara alami atau akibat berbagai kegiatan manusia. Wisnu Arya

Wardhana (2004: 78-85) menyatakan bahwa komponen pencemar air

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Bahan buangan padat

Bahan yang dimaksud di sini adalah bahan yang berbentuk padat baik

kasar maupun halus. Bahan tersebut jika dibuang ke air lingkungan sungai

maka kemungkinan dapat terjadi pelarutan dalam air yang menyebabkan

air menjadi pekat, berubah warna dan akan mengurangi penetrasi sinar

matahari ke dalam air. Akibatnya, proses fotosintesis tanaman dalam air

dalam dasar air sehingga mengganggu kehidupan organisme dalam air

baik dalam perkembangbiakan ikan dan menghalangi sumber makanan

yang ada di dasar air.

b. Bahan buangan organik

Bahan ini merupakan limbah yang dapat membusuk dan terdegradasi oleh

mikroorganisme yang apabila dibuang secara langsung ke sungai dapat

menyebabkan meningkatnya populasi organisme dalam air seperti bakteri

patogen yang berbahaya bagi manusia. Bakteri yang paling banyak

digunakan sebagai indikator sanitasi adalah Eschericia coli, karena bakteri

ini umumnya patogen menyebabkan penyakit perut. Keberadaan E. coli

dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan

ditemukannya patogen pada pangan. Bahan ini sebaiknya dikumpulkan

dan diproses menjadi pupuk kompos yang berguna bagi tanaman dengan

cara mendaur ulang limbah organik.

c. Bahan buangan anorganik

Bahan buangan anorganik umumnya berupa limbah yang tidak membusuk

dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan ini masuk ke

dalam air dapat meningkatkan jumlah ion logam di dalam air. Bahan ini

berasal dari industri kimia yang mengandung kalsium, magnesium, air

raksa dan lain-lain. Kandungan kalsium dan magnesium dapat

menyebabkan air bersifat sadah. Kandungan air raksa, timbal dan arsen

d. Bahan buangan sabun

Buangan sabun dan detergen dapat menyebabkan kenaikan pH air

sehingga menganggu organisme di dalam air. Bahan antiseptik dalam

sabun dapat menyebabkan kematian bagi organisme air.

Upaya untuk mengatasi pencemaran air dilakukan sebagai berikut :

a. Pengelola industri wajib membuat Instalasi Pengelolaan Air Limbah

(IPAL).

b. Menggunakan pupuk buatan dan pestisida sesuai dengan dosis yang

dianjurkan.

c. Di rumah tangga wajib membuat unit teknologi sederhana dalam

pengelolaan lingkungan. Teknologi sederhana ini dapat dibuat sendiri

dengan biaya yang sangat murah. Teknologi sederhana ini menggunakan

teknik pemisahan campuran.

Menurut Purwoko, Ari Sulistyorini dan Wahyu Prihartini (2008: 226)

menjelaskan pencemaran air sungai dapat dicegah dengan usaha-usaha antara

lain:

a. Membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang ke aliran air sungai

b. Tidak menggunakan pupuk buatan secara berlebihan dan membuangnya

ke aliran sungai

c. Tidak membuang limbah sembarangan dan membuat tempat pengolahan

limbah cair sebelum dibuang ke perairan sehingga air limbah yang sudah

Pengolahan air bertujuan untuk mengolah air limbah agar aman untuk

dibuang ke lingkungan. Pengolahan dapat dilakukan secara fisika, kimia

maupun biologi. Pengolahan fisika dilakukan untuk menghilangkan kotoran

pada air berupa zat padat, misalnya sampah dan pasir. Dapat dilakukan

melalui pengendapan atau sedimenasi. Pengolahan air secara kimia digunakan

dengan bahan-bahan kimia. Hal ini dilakukan agar air dapat memenuhi

parameter kimia, misalnya mengontrol pH air supaya netral. Pengolahan

secara biologi antara lain dengan pemanasan dan penyinaran dengan sinar UV

sehingga bakteri dan virus yang terdapat dalam air akan mati (Purwoko, Ari

Sulistyorini, dan Wahyu Prihantini, 2008: 105). Pengolahan secara biologi

dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme. Pengolahan limbah ini

disebut dengan bioremediasi (Sutrisno, 2007: 49).

Pengolahan air limbah dapat terjadi secara alami. Saat air limbah

mengalir di sungai, tersimpan dalam waduk, berupa air terjun, kemudian

meresap ke dalam tanah. Selanjutnya terjadi proses sedimentasi, filtrasi,

proses biologis, oksidasi dan lain lain (Sutrisno, 2007: 72). Air yang sudah

tercemar sebelum digunakan harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan air

dimaksudkan untuk mendapatkan air yang layak dikonsumsi. Adapun

persyaratan parameter-parameter tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Parameter fisika yaitu tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan

harus jernih. Air harus memiliki suhu yang sejuk (+25oC)

b. Parameter kimia, yaitu air tidak boleh mengandung zat-zat kimia

c. Parameter biologi, yaitu air tidak boleh mengandung E. Coli tinja. E.

Coli tinja berarti air tersebut tercemar oleh tinja dan dapat

menyebabkan tipus.

Penyaring Air dan Penjernih Air, kedua-duanya adalah kata benda

namun memiliki makna yang berbeda. Penyaring air lebih mengandung arti

alat atau perangkat yang diisi media pasir silika, karbon aktif atau yang

lainnya yang digunakan untuk menjalankan proses menjernihkan air dari

berbagai partikel. Sedangkan penjernih air lebih mengandung arti suatu

bahan/cairan/bubuk tertentu yang digunakan untuk memisahkan air dari

partikel dan atau juga untuk membunuh bakteri dan virus. Bahan penjernih air

seperti:

a. Tawas befungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air.

Lama pengendapan berkisar 12 jam. Fungsi tawas hanya untuk

mengendapkan, tidak berfungsi untuk membunuh kuman atau menaikkan

pH dalam air.

b. Kaporit berfungsi untuk membunuh bakteri, kuman dan virus dalam air,

juga menaikkan pH air. Kaporit tidak digunakan untuk pengendapan,

karena proses pengendapannya sangat lama.

c. Kapur gamping berfungsi untuk pengendapan, namun prosesnya cukup

lama hingga 24 jam. Berfungsi untuk menaikkan pH air namun tidak

berfungsi untuk membunuh kuman, virus dan bakteri.

d. Arang batok kelapa berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak

Berdasarkan penjelasan di atas idealnya adalah pencampuran antara

tawas dan kaporit. Untuk tandon air 1200 liter takaran tawas 4 sendok makan

penuh, kaporit 1 sendok makan penuh. Cara mencampurkannya bergantian.

Pertama, kaporit diaduk dalam 1 ember air kemudian dimasukkan dalam

tandon dan diaduk merata. Kedua, masukkan tawas dalam 1 ember air dan

masukkan dalam tandon dan aduk secara merata (Anonim.

2009.http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/lingkungan/305-pencemaran-air).

Teknik penjernihan air dapat dilakukan dengan berbagai cara atau

metode, di antaranya adalah secara Fisika dengan cara Penyaringan (Filtrasi).

Penyaringan adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran

dari partikel-partikel komponen campuran. Penyaring yang digunakan harus

memiliki pori yang ukurannya lebih kecil dari ukuran partikel salah satu

komponen penyusun campuran, tetapi lebih besar dari komponen yang

lainnya. Sebagai contoh, terdapat campuran heterogen antara zat padat dan

cairan di mana ukuran partikel zat padat lebih besar dari ukuran partikel zat

cair. Untuk memisahkan keduanya, dapat menggunakan penyaring yang

memiliki ukuran pori lebih kecil dari ukuran partikel zat padat dan lebih besar

dari ukuran partikel zat cair. Gambar 2.4 ini menyajikan contoh rangkaian alat

Gambar 2.4 Rangkaian Alat Penjernihan Air Sederhana Sumber: (http://www.ryanwidyantono.blogspot.com)

Dalam dokumen ANGGRAENI MASHINTA S (Halaman 66-76)

Dokumen terkait