• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian yang Relevan

Dalam dokumen ANGGRAENI MASHINTA S (Halaman 76-81)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Anggraeni Mashinta Sulistyani (2012) tentang perbedaan penerapan

model problem based learning dan cooperative learning tipe group

investigation dalam meningkatkan keterampilan observasi dan kemampuan

pengetahuan siswa pada pembelajaran IPA terpadu tema pencemaran air.

Penelitian ini sudah menggunakan IPA terpadu yang disesuaikan dengan

materi SMP. Pembelajaran IPA di SMP menggunakan IPA terpadu dengan

tema, tidak terpisah antara Fisika, Kimia, dan Biologi. Pembelajaran

menggunakan model pembelajaran PBL dan GI dapat meningkatkan

keterampilan observasi dan kemampuan pengetahuan siswa. Model

pembelajaran IPA terpadu dengan PBL ini menjadi acuan dalam

kapas

air kotor

pasir

kerikil

ijuk

hasil penjernihan

mengembangkan modul pembelajaran IPA terpadu dengan model PBL tema

Air Sehat.

2. Penelitian Oon Seng Tan (2009) tentang PBL dan kreativitas. Penelitian ini

berupa penelitian pustaka yang dilaksanakan selama 9 tahun (2000-2008)

untuk menjelaskan efektivitas PBL dalam mengembangkan kreativitas siswa.

Hasil eksplorasi pustaka ini menunjukkan indikasi bahwa meskipun ada

sebuah kumpulan tulisan yang mempelajari efek positif PBL, kekakuan

akademik dan kualitasnya dipertanyakan. Perhatian seharusnya dilatihkan

dalam penggunaan PBL sebagai suatu tambahan untuk kekurangan sistem

pendidikan Indonesia dalam memelihara kreativitas siswa. Dapat disimpulkan

bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk kemajuan pengetahuan.

Sebagai tindak lanjut penelitian ini, dikembangkan sebuah penelitian

pengembangan sebuah modul IPA terpadu dengan model PBL untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Penelitian I Nyoman Suardana (2006) tentang penerapan strategi pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif berbantuan modul untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan

Kimia Fisika. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan modul dan

menerapkannya melalui penelitian tindakan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan

kemampuan mahasiswa melakukan pemecahan masalah, meningkatkan

aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar

berharap agar strategi pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan

kooperatif berbantuan modul dapat dilanjutkan dan dikembangkan pada

pembelajaran Kimia Fisika. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa

pembelajaran berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hal tersebut, maka dikembangkan modul IPA terpadu dengan

model PBL.

4. Penelitian Rai Sujanem, I Nyoman Putu Suwindra, I ketut Tika (2009) tentang

pengembangan modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web untuk

Siswa Kelas 1 SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul Fisika SMA

sebaiknya dikembangkan secara eksplisit memuat materi pembelajaran yang

kontekstual. Pembelajaran Fisika di SMA sebaiknya dilakukan dengan model

pembelajaran berbasis masalah yang merupakan salah satu trategi pendekatan

kontekstual. Hasil pengujian menunjukkan bahwa modul Fisika yang

dikembangkan efektif digunakan sebagai fasilitas belajar siswa dalam

pembelajaran Fisika. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan modul IPA terpadu

berbasis pembelajaran berdasarkan masalah untuk mengoptimalkan hasil

belajar siswa.

5. Penelitian Paul van Kampen, Caroline Banahan, Michael Kelly, Eilish

McLoughlin, dan Eoin O’Learly (2003) tentang mengajar menggunakan

modul tunggal Fisika melalui Problem Based Learning dalam kurikulum

perkuliahan. Penelitian ini mendesain modul Pendahuluan Fisika Termal

melalui PBL dalam kurikulum perkuliahan dan mendiskusikan keuntungan

kemampuan mengajar dalam peningkatan motivasi mahasiswa dapat

direalisasikan dalam kerangka penelitian seperti yang dilakukan oleh peneliti.

Peneliti mendeskripsikan bahwa transisi dari pembelajaran berbasis ceramah

menuju pembelajaran PBL telah mengambil posisi dan mengilustrasikan

pengembangan dan implementasi metodologi dengan dua permasalahan dalam

modul. Penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam menganalisis

hasil penelitian pengembangan modul IPA terpadu dengan modul PBL untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

6. Penelitian Pei-Di Shen, Tsang-Hsiung Lee, dan Chia-Wen Tsai (2007) tentang

aplikasi web aktif berbasis PBL dan pembelajaran yang diatur sendiri untuk

meningkatkan keterampilan komputasi mahasiswa kejuruan Taiwan.

Penelitian ini merupakan studi kuasi-eksperimental dari modul jangka pendek.

Penelitian ini menguji efek dari pembelajaran aplikasi web berbasis PBL,

pembelajaran berbasis studi mandiri, dan kombinasi kedua jenis pembelajaran

tersebut untuk meningkatkan kemampuan komputasi mahasiswa dalam modul

jangka pendek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain yang signifikan

ialah pembelajaran pedagogi berbasis web untuk modul jangka pendek di

sekolah kejuruan. Web yang dikembangkan dalam penelitian ini berbasis

PBL. Penggunaan PBL diacu dalam pengembangan modul IPA terpadu

dengan model PBL tema Air Sehat.

7. Penelitian dari Wiyadi (2013) tentang pengembangan modul IPA terpadu

berbasis masalah dengan tema otot. Penelitian ini mempunyai keunggulan

modul IPA terpadu berbasis PBL dengan tema otot ini menjadi acuan untuk

mengembangkan modul IPA terpadu dengan model PBL tema Air Sehat.

Keterpaduan yang digunakan peneliti adalah tipe integrateddari Forgarty.

8. Ike Festiana (2013) tentang pengembangan modul fisika berbasis masalah

pada materi listrik dinamis untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa SMA. Penelitian ini mengembangkan modul berbasis masalah atau PBL

yang telah dinyatakan layak atau baik oleh beberapa validator dan diuji

keefektifannya. Modul fisika berbasis masalah tersebut dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa SMA pada materi listrik dinamis. Modul

berbasis PBL meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar sehingga

melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan kelebihan

pembelajaran menggunakan modul dan model pembelajaran PBL, maka

peneliti menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam mengembangkan

modul IPA terpadu dengan modul PBL tema Air Sehat.

9. Mukhayyarotin Niswati Rodliyatul Jauhariyah (2013) tentang pengembangan

modul fisika berbasis PBL pada materi fluida untuk siswa cerdas istimewa

berbakat istimewa (CIBI). Diferensiasi kurikulum dengan menggunakan

model PBL dilakukan berdasarkan teori pembelajaran penemuan yang

dikemukakan oleh Bruner. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar

penemuan menunjukkan bahwa pengetahuan bertahan lama dalam ingatan

atau lebih mudah diingat dari pada mempelajari dengan cara lain, hasil

penemuan memiliki efek transfer yang lebih baik dari pada hasil belajar

bebas. Dengan beberapa pertimbangan tersebut maka peneliti

mengembangkan modul IPA terpadu dengan model PBL pada tema Air Sehat.

Dalam dokumen ANGGRAENI MASHINTA S (Halaman 76-81)

Dokumen terkait