• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI YANG DISAMPAIKAN PEMERINTAH TENTANG POKOK-POKOK PEMBICARAAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN

KETUA RAPAT:

Terima kasih kepada Saudara Rinto Subekti, SE. MM. dari Fraksi Partai Demokrat. Berikutnya yang terhormat Saudara Ir. Ahmad Rizki Sadiq, Nomor Anggota A-490 juru bicara dari Fraksi Partai Amanat Nasional, kami persilahkan.

F-PAN (Ir. AHMAD RISKI SADIG):

PANDANGAN

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

MATERI YANG DISAMPAIKAN PEMERINTAH TENTANG POKOK-POKOK PEMBICARAAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 2016

Dibacakan oleh : Ir. Ahmad Rizki Sadiq Nomor Anggota : A-490

Daerah Pemilihan : Jawa Timur VI

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati,

Saudara Menteri Keuangan yang kami hormati beserta jajarannya.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat menjalankan tugas konstitusional dalam rangka memberikan pandangan fraksi terhadap materi yang disampaikan Pemerintah tentang Pokok-pokok Pembicaraan Pendahuluan Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 yang disampaikan oleh Saudara Menteri Keuangan pada tanggal 20 Mei 2015 yang lalu.

Pimpinan, Anggota Dewan yang kami hormati, dan Hadirin sekalian.

Pada kesempatan Rapat Paripurna ini, Fraksi PAN akan memberikan beberapa pandangan sesuai dengan isu-isu penting sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi saat ini mengalami perlambatan dan diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun 2016 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen hingga 6,2 persen pada tahun 2016 mendatang, Fraksi PAN menganggap bahwa target pertumbuhan ekonomi yang diajukan pemerintah terlalu optimis mengingat situasi saat ini mengarah kepada perlemahan ekonomi nasional sementara itu keadaan ekonomi global cenderung mengalami penurunan sehingga kita dihadapkan pada situasi yang tidak kondusif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, apalagi dengan capaian pertumbuhan triwulan I yang hanya sebesar 4,7 persen sulit untuk mengejar target pertumbuhan diatas 5 persen secara komulatif pada tahun 2015.

2. Melihat realisasi penerimaan negara dari sektor pajak di kuartal I tahun 2015 yang baru mencapai 27,9 persen dari target pencapaian 45 persen, Fraksi PAN berpendapat pemerintah perlu meninjau kembali target penerimaan pajak tersebut agar lebih realistis. Peningkatan penerimaan pajak yang tidak berorientasi pada business friendly juga akan menyumbang perlambatan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

3. Pemerintah di tahun 2016 memperkirakan asumsi nilai tukar sebesar Rp12.800 hingga Rp13.200 per dolar Amerika Serikat kisaran yang cukup lebar dan cenderung melemah jika dibandingkan pada tahun 2015, menunjukkan semakin tingginya tekanan terhadap nilai tukar rupiah, baik karena faktor global mulai dari menguatnya ekonomi Amerika, melemahnya perekonomian Tiongkok, belum pulihnya perekonomian eropa maupun karena lemahnya manajemen pengelolaan ekonomi oleh pemerintah. Dengan pertimbangan di atas, Fraksi PAN memandang pemerintah perlu segera mendorong kebijakan moneter yang lebih kondusif untuk suku bunga agar investasi asing ke Indonesia dapat dipertahankan.

4. Pemerintah memperkirakan inflasi pada tahun 2016 akan berkisar diantara 4 lebih kurang 1 persen, meski demikian kenaikan harga minyak dunia juga terus membayangi inflasi di dalam negeri yang akan mempengaruhi komoditas bahan pangan dari sisi domestik dengan pengalaman kenaikan harga beras beberapa waktu lalu menunjukkan kerentanan sisi produksi dan distribusi sehingga mengacu kenaikan harga pangan yang pada akhirnya memicu inflasi. Fraksi PAN meminta pemerintah untuk dapat mengatur administriced price yang lebih serius sehingga kebijakan menetapkan harga BBM yang mengikuti mekanisme pasar tanpa diikuti skema pengendalian yang konstruktif dapat dihindari.

5. Dalam asumsi makro tahun 2016 pemerintah juga menargetkan suku bunga SPM 3 bulan sebesar 4 persen hingga 6 persen. Kisaran suku bunga yang lebar menandakan bahwa terdapat potensi tingginya suku bunga SPM 3 bulan. Fraksi PAN DPR RI meminta pemerintah untuk melakukan upaya serius dalam penanganan laju inflasi yang diperkirakan pada tahun 2015 ini dapat lebih dari 5 persen. Selain itu kebijakan finansial deepening yang diterapkan perlu dilihat efek finansial pada sektor keuangan dan perbankan dalam negeri yang sangat terpukul pada triwulan I pada tahun 2015 ini.

6. Pada tahun 2016 mendatang, pemerintah memberikan ruang kisaran harga minyak mentah ICP sebesar 60 sampai 80 US$ per barel. Dengan kisaran tersebut menunjukkan kenaikan harga minyak dunia, Fraksi PAN meminta agar kenaikan tersebut perlu diantisipasi dengan kebijakan penentuan harga BBM di dalam negeri. Pemerintah diharapkan untuk secara bertahap melakukan penyesuaian harga sehingga uncertainty dalam dunia usaha dapat dikurangi. Perlu diingat, bahwa kenaikan harga BBM memicu kenaikan harga barang-barang ditengah masyarakat, namun penurunan harga BBM belum tentu diiringi dengan penurunan harga di tengah masyarakat.

7. Lifting minyak direncanakan sebesar 830 hingga 850 ribu barel per hari atau meningkat minimal 5.000 barel per hari. Kenaikan tersebut banyak digantungkan dengan semakin meningkatnya lifting blok Cepu. Fraksi PAN melihat bahwa kenaikan target lifting yang sedikit tersebut perlu dibarengi dengan upaya investasi yang besar di sektor eksplorasi dan eksploitasi. Meski demikian, Fraksi PAN juga mengapresiasi langkah pemerintah untuk membubarkan Petral sebagai salah satu bentuk anak perusahaan Pertamina yang justru merugikan masyarakat dan Pemerintah Indonesia.

8. Fraksi PAN memahami bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini, tapi kadangkala

perlu dicatat bahwa menurut pandangan kami masih ada beberapa keputusan yang kontra produktif. Dalam hal pemberian PMN, Fraksi PAN memandang sesuai dengan temuan BPK, Fraksi PAN melihat bahwa pemberian PMN masih tidak tepat sasaran.

Saudara Pimpinan, Menteri Keuangan dan Anggota Dewan, serta Hadirin yang kami hormati.

Berdasarkan catatan tersebut, beberapa materi yang harus diperhatikan pada kebijakan fiskal tahun anggaran 2016 antara lain:

1. Di tengah melambatnya kondisi perekonomian yang dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7 persen pada triwulan I pada tahun 2015 maka hal ini akan berpengaruh pula kepada penerimaan perpajakan. Penerimaan perpajakan pada triwulan I tahun 2015 hanya mencapai 235,8 triliun atau 15,8 persen dari target APBNP tahun 2015.

Apabila dibandingkan triwulan I tahun 2014 yang lalu, maka realisasi penerimaan perpajakan lebih rendah 4,3 persen atau turun sebesar 10,6 triliun padahal kenaikan pajak dalam APBNP tahun 2015 sebesar 22,9 persen atau sebesar 342,5 triliun. Berdasarkan kinerja yang kurang menggembirakan tersebut maka diperkirakan akan terjadi short Fall penerimaan pajak pada tahun 2015 antara 100 sampai dengan 150 triliun yang tentunya berimbas pada tahun 2016 yang akan datang.

Berdasarkan situasi tersebut, Fraksi PAN meminta pemerintah justru melakukan koreksi atas target yang dituangkan dalam asumsi penerimaan pajak tahun 2016 yakni kenaikan pajak sebesar 11 sampai 12 persen dibandingkan APBNP tahun 2015.

2. Dari sisi belanja, pada tahun 2016 mendatang, pemerintah menaikkan belanja pemerintah sebesar 16 sampai 19 persen dari produk domestik bruto. Namun demikian, jika dilihat triwulan I tahun 2015 maka terdapat masalah yang perlu diselesaikan yaitu lebih rendahnya belanja modal dibandingkan triwulan I tahun 2014 yang lalu. Triwulan I tahun 2014, pemerintah telah membelanjakan untuk belanja modal sebesar 7,8 triliun namun pada triwulan I tahun 2015 pemerintah hanya membelanjakan sebesar 3,9 triliun. Penyebabnya karena selain pergantian pejabat di kementerian lembaga juga kapasitas kementerian lembaga yang belum mampu membelanjakan belanja modal yang meningkat lebih besar.

Dengan pertimbangan tersebut, Fraksi PAN meminta pemerintah untuk secepatnya menyelesaikan seluruh pergantian pejabat sampai dengan level terendah hingga bulan Juni tahun 2015 agar belanja modal dapat segera berjalan secara optimal. Selain itu, Fraksi PAN juga meminta kementerian lembaga yang mendapatkan kenaikan anggaran terbesar pada APBNP tahun 2015 yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat serta Kementerian Perhubungan untuk lebih selektif memilih proyek yang dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Dengan rencana kenaikan belanja pemerintah maka belanja untuk transfer daerah dan dana desa juga akan meningkat pada tahun 2016.

Namun demikian, seiring dengan menurunnya harga minyak sejak tahun 2014 terus berlanjut hingga tahun 2016 maka hal tersebut akan memiliki dampak bagi daerah-daerah penghasil Migas karena dana bagi hasil Migas akan turun. Berangkat dari hal tersebut, Fraksi PAN meminta pemerintah memberikan kebijakan dana penyesuaian bagi daerah yang terkena dampak penurunan dana bagi hasil Migas tersebut. Jika trend penurunan harga minyak terus berlanjut maka akan membuat daerah-daerah tersebut akan semakin terhambat pembangunannya.

4. Pada tahun 2016 mendatang, pemerintah juga akan menargetkan penurunan angka kemiskinan sebesar 9 sampai 10 persen serta angka pengangguran sebesar 5,2 sampai 5,5 persen padahal dengan melambatnya angka pertumbuhan dan meningkatnya inflasi maka mau tidak mau angka kemiskinan akan semakin bertambah dan pengangguran juga meningkat. Fraksi PAN meminta pemerintah melakukan kebijakan stimulus fiskal untuk kelompok masyarakat bawah, hal ini dapat dilakukan melalui program padat karya ataupun pendanaan lain ke daerah diluar skema anggaran yang sudah ada. Hal ini diperuntukan bagi daerah-daerah yang penghasil komoditas ekspor yang mengalami kerugian akibat melemahnya harga komoditas ekspor dalam 2 tahun terakhir.

5. Pada tahun 2016 pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar 1,7 hingga 2,1 persen dari PDB. Triwulan I tahun 2015, realisasi pembayaran hutang mencapai 138 triliun atau sekitar 49,4 persen dari target APBNP tahun 2015. Bila dibandingkan triwulan I tahun 2014 yang sebesar 111,6 triliun maka terjadi kenaikan sebesar 23,6 persen dengan kata lain dalam waktu relatif cepat pemerintah mudah sekali melakukan pembiayaan yang bersumber dari hutang. Fraksi PAN meminta agar pemerintah dalam membuat laporan keuangan tidak hanya berdasarkan pada histori tahun ke tahun tapi sebaiknya berdasarkan data potensi yang ada untuk menjaga batas aman defisit anggaran sesuai target yang ditetapkan serta mengutamakan manajemen pengelolaan hutang yang prudent. Hal ini penting mengingat apabila pendapatan pajak tetap turun dan terjadi short fall maka dikhawatirkan penambahan hutang tidak bisa dihindarkan.

6. Pemerintah juga mengeluarkan berbagai strategi fiskal pada tahun 2016 mulai dari penguatan stimulus fiskal, memperkuat ketahanan fiskal

hingga mengendalikan resiko dan menjaga kesinambungan fiskal. Fraksi PAN meminta pemerintah untuk mengambil langkah yang lebih hati-hati ditengah ketidakpastian situasi global serta lompatan kebijakan belanja pemerintah perlu koordinasi yang baik diantara lembaga, menekan ego sektoral dalam penentuan kebijakan dan tidak sekedar menjual janji yang justru menjadi bumerang ekonomi pada masa-masa yang akan datang.

Pimpinan, Anggota Dewan yang kami hormati, Menteri Keuangan dan hadirin sekalian.

Demikianlah pandangan Fraksi PAN DPR RI terhadap materi yang disampaikan pemerintah tentang pokok-pokok pembicaraan pendahuluan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun 2016. Fraksi PAN sangat mengharapkan pemerintah bisa merespon berbagai catatan yang Fraksi PAN telah sampaikan dengan sebaik-baiknya untuk kemudian menindaklanjutinya dalam pembahasan selanjutnya sehingga APBN tahun anggaran 2016 benar-benar berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan rakyat dan generasi mendatang yang lebih baik.

Billahi Taufiq Walhidayah,

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 26 Mei 2015

PIMPINAN

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA