• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS LINGKUNGAN POKDAKAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal

6. Perawatan Rutin dan Penyakit

6.3. Identifikasi Faktor-Faktor Lingkungan

7.2.2. Matrik SWOT

Matriks SWOT mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal PCJ dalam menghasilkan alternatif strategi. Selain itu alternatif strategi yang disusun dalam matriks SWOT juga didasarkan pada posisi PCJ dalam matriks IE yaitu kuadran dua dengan ketentuan umum tumbuh dan membangun.

Tabel 18. Matriks SWOT Pokdakan Curug Jaya Internal

Eksternal

Strengths-S 1. Sistem Penjualan Satu

Pintu

2. Anggota Saling Membantu Untuk Maju 3. Produk Berkualitas, Berkesinambungan, dan Berkuantitas Besar 4. Prestasi Kelompok Weakness-S 1. Keterbatasan Modal 2. Pencatatan Data dan

Keuangan Belum Rapih 3. Tidak Adanya Bagian

RnD Secara Khusus 4. Pengelolaan Sistem

Penjualan Satu Pintu Terpusat Pada Ketua 5. Promosi Belum Optimal Oppoturnities-O

1. Peningkatan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Sebesar 5,92 Persen per Tahun Pada Periode Tahun 2006-2010

2. Potensi Lingkungan Bojongsari 3. Adanya BRBIH, Penyuluh

Perikanan, dan Program PUMP PB di Depok 4. Perkembangan Teknologi 5. Pelanggan yang Setia

6. Ikan Hias Jenis Tetra Diminati Pasar Lokal dan Ekspor 7. Pameran Ikan Hias Tahunan

1. Meningkatkan kapasitas produksi

(S2,S3,O1,O2,O5,06) 2. Menambah jenis ikan hias

(S2,S3,O1,O2,O3,O4, O5,O6) 3. Meningkatkan modal (W1,O3) 4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan administrasi (W2,W3,W4,O3,O4) 5. Ikut aktif dalam pameran

ikan hias tahunan (W5,O7)

Threats-T 1. Penurunan Permintaan Ikan

Hias Pada Bulan Mei Sampai September Sebesar 25 Persen Sampai 50 Persen

2. Penerapan Sistem Penjualan Satu Pintu Oleh Pokdakan Sejenis 6. Mempertahankan kesinambungan dan kuantitas serta meningkatkan kualitas produk (S1,S2,S3,T2) 7. Memasarkan pada

eksportir bertujuan selain Amerika dan Uni Eropa serta pada pasar lokal (S1,S2,S3,S4,T1)

8. Mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan para konsumen melalui permberdayaan para pengurus dalam sistem penjualan satu pintu (W4,T2)

1) Strategi S-O (Strengths - Opportunities)

Stretegi S-O merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan internal perusahaan dalam meraih keuntungan dari peluang eksternal. Strategi S-O pertama adalah meningkatkan kapasitas produksi (SO1). Strategi ini bertujuan menambah kemampuan PCJ dalam menghasilkan produk lebih banyak melalui penambahan jumlah akuarium pada tiap anggota sehingga dapat memasok konsumen yang belum disentuh maupun konsumen yang sudah menjadi pelanggan seiring dengan meningkatnya ekspor ikan hias air tawar dan diminatinya ikan hias jenis tetra di pasar ekspor dan lokal.

Jenis-jenis ikan hias jenis Tetra seperti Rosy Tetra dan Black Tetra yang dinyatakan susah ditemukan oleh eksportir CV Indopisces Exotica menjadi peluang bagi PCJ untuk membudidayakan jenis tersebut dengan menyediakan akuarium tambahan. Kepercayaan pelanggan yang tinggi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pembelian pelanggan dengan menyediakan kuantitas produk lebih besar melalui penambahan jumlah akuarium. Kepercayaan yang tinggi ini terlihat dari kesetiaan pelanggan yang lebih memilih membeli produk PCJ pada saat permintaan turun di bulan Mei sampai September sehingga pada bulan-bulan lainnya PCJ berpeluang untuk memasok dengan jumlah lebih besar lagi karena pelanggan lebih mengutamakan produk dari PCJ. Selain itu kendala penurunan permintaan pada bulan Mei sampai September dihadapi dengan menerapkan strategi ST2.

Strategi SO1 ini juga memanfaatkan kemampuan PCJ yang sudah baik dalam menghasilkan produk berkualitas, berkesinambungan, serta berkuantitas besar, dan anggota yang saling membantu untuk maju karena peningkatan kapasitas produksi perlu diiringi kemampuan produksi yang baik dan dukungan dari para anggota. Selain itu, potensi lingkungan Bojongsari akan budidaya ikan hias juga dimanfaatkan dalam strategi ini. Alternatif strategi ini merupakan penjabaran dari strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar dari matriks IE.

Strategi S-O yang kedua adalah menambah jenis ikan hias (SO2). Strategi ini bertujuan menambah variasi jenis ikan hias yang dibudidayakan oleh PCJ terutama jenis-jenis ikan hias tetra dengan memanfaatkan kemampuan PCJ yang sudah baik dalam menghasilkan tiga jenis ikan hias tetra yang berkualitas,

berkesinambungan, dan berkuantitas besar. Strategi ini juga memanfaatkan anggota yang saling membantu untuk maju karena penerapan strategi ini membutuhkan dukungan dan partisipasi dari para anggota. Peluang yang ingin diraih keuntungannya melalui strategi ini adalah potensi lingkungan Bojongsari untuk pembudidayaan jenis-jenis ikan hias dengan karakter kebutuhan seperti tiga jenis tetra yang sudah dibudidayakan PCJ. Potensi tersebut menunjukkan bahwa lingkungan alam Bojongsari mendukung penerapan strategi ini. Peluang dengan adanya keberadaan BRBIH melalui kemampuan penelitian pada jenis ikan hias baru serta perkembangan teknologi melalui obat-obatan yang semakin berkembang juga mendukung penerapan strategi ini.

Selain itu, peluang yang ingin diraih adalah pelanggan yang setia dan peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar seiring dengan diminatinya jenis tetra di pasar lokal dan ekspor sehingga diharapkan permintaan ikan hias air tawar berbeda jenis dengan tiga jenis Tetra PCJ meningkat baik pada pelanggan maupun konsumen baru. Strategi ini merupakan penjabaran dari strategi pengembangan produk pada matriks IE. Jenis ikan hias baru yang dapat dibudidayakan pada strategi ini diantaranya adalah Black Tetra, Neon Api, Rosy Tetra, Lemon Tetra, Tetra Sumatera, dan Blue Tetra. Melalui penerapan strategi ini, diharapkan PCJ dpat menawarkan jenis ikan hias berbeda yang diinginkan oleh konsumen- konsumen baru dan pelanggan yang sudah ada.

2) Strategi W-O (Weaknesses - Opportunities)

Stretegi W-O adalah strategi yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Stategi W-O pertama yang dapat diterapkan oleh PCJ adalah meningkatkan modal (WO1) dengan memanfaatkan adanya program PUMP PB yang masuk ke Depok serta para penyuluh yang bersedia membantu pengajuan permintaan PUMP PB. Strategi ini bertujuan mengatasi keterbatasan modal pada PCJ dan merupakan penjabaran dari strategi intensif pada matriks IE. Peningkatan modal akan mendukung pelaksanaan alternatif strategi-strategi lainnya seperti strategi meningkatkan kapasitas produksi (SO1) dan menambah jenis ikan hias (SO2).

Strategi W-O kedua yang dapat diterapkan oleh PCJ adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan administrasi (WO2). Strategi tersebut bertujuan mengatasi kelemahan pencatatan data dan keuangan belum rapih, tidak adanya bagian RnD secara khusus, serta pengelolaan sistem penjualan satu pintu terpusat pada ketua dengan memanfaatkan peluang adanya BRBIH dan penyuluh perikanan di Depok, serta perkembangan teknologi. PCJ dapat memanfaatkan penyuluh yang mendukung usaha PCJ terutama dari sisi administrasi dan perkembangan teknologi seperti komputer untuk membuat pencatatan data dan keuangan yang lebih rapih melalui pelatihan dengan bantuan penyuluh perikanan. Perapihan administrasi juga diharapkan dapat mengatasi dampak dari ketua berhalangan mengelola sistem penjualan satu pintu melalui tersedianya data penjualan dan pembelian yang dapat ditindaklanjuti oleh pengurus atau anggota lainnya untuk mewakili pengelolaan sistem penjualan satu pintu.

Selain itu PCJ dapat memanfaatkan keberadaan BRBIH sebagai lembaga RnD yang dapat membantu maupun memberikan pengetahunan dan pelatihan budidaya ikan hias pada anggota. Pelatihan-pelatihan yang sudah ada selama ini dapat ditingkatkan intensitasnya dan PCJ juga dapat meminta bantuan BRBIH dalam menghadapi pemasalahan budidaya. Perkembangan teknologi seperti dosis obat yang benar juga dapat disampaikan dalam pelatihan tersebut. Strategi ini merupapakan penjabaran dari strategi intensif pada matriks IE.

Selanjutnya strategi W-O ketiga yang dapat diterapkan pada PCJ adalah ikut aktif dalam pameran ikan hias tahunan (WO3). Promosi PCJ yang belum optimal karena hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut pada saat ini dapat diatasi dengan berpartisipasi secara aktif dalam pameran ikan hias tahunan seperti di Raiser Ikan Hias Cibinong dan IOFS yang umumnya dilaksanakan di Jakarta. Promosi melalui pameran membantu PCJ dalam mengenal dan dikenal oleh stakeholder lain seperti eksportir-eksportir yang diharapkan dapat menjadi pelanggan baru PCJ. Strategi ini merupakan penjabaran dari strategi pengembangan pasar pada matriks IE dan mendukung pelaksanaan strategi meningkatkan kapasitas produksi (SO1).

3) Stretegi S-T (Strengths - Threats)

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari ancaman dari luar. Strategi S-T pertama yang dapat diterapkan pada PCJ adalah mempertahankan kesinambungan dan kuantitas serta meningkatkan kualitas produk (ST1). Dalam menghadapi ancaman penerapan sistem penjualan satu pintu oleh pokdakan sejenis, PCJ harus mempertahankan kesinambungan serta kuantitas dan bahkan meningkatkan kualitas produk agar para konsumen tidak beralih.

Penjagaan kuantitas dan kesinambungan produk dapat dilakukan melalui mempertahanakan proses produksi yang sudah berjalan, keberadaan warung kelompok, dan pelaksanaan sistem penjualan satu pintu yang sudah ada. Penurunan kinerja pada ketiga hal tersebut dapat menyebabkan kuantitas dan kesinambungan produk terganggu sehingga konsumen dapat berkurang kepercayaannya pada PCJ.

Peningkatan kualitas produk dapat dilakukan dengan meningkatkan ketelitian dalam penyortiran bagi semua anggota, peningkatan ketelitian dalam pengontrolan penyortiran akhir oleh ketua kelompok agar kesalahan penyortiran dapat diminalisir, serta pembuatan catatan keluhan konsumen maupun pengembalian produk karena kurangnya kualitas akibat kesalahan di tahap penyortiran untuk melihat perkembangan kualitas produk.

Hal tersebut perlu dikomunikasikan secara rutin dalam rapat bulanan mengingat pentingnya faktor kualitas produk sebagai satu-satunya kriteria yang dimiliki PCJ dan relatif lebih unggul dianding pokdakan sejenis lainnya seiring dengan penerapan sistem penjualan satu pintu oleh pokdakan sejenis lainnya. Pelaksanaan strategi ini didukung oleh kemampuan menghasilkan produk berkualitas, berkesinambungan, dan berkuantitas besar, sistem penjualan satu pintu, serta anggota yang berkeinginan maju. Strategi ini merupakan penjabaran dari strategi penetrasi pasar pada matriks IE.

Strategi S-T kedua adalah memasarkan pada eksportir yang bertujuan selain Amerika dan Uni Eropa serta pada pasar lokal (ST2). Strategi ini bertujuan mengatasi ancaman penurunan permintaan ikan hias yaitu pada bulan Mei sampai September dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan PCJ pada konsumen yang

permintaannya tidak menurun di bulan Mei sampai September. Australia misalnya, mempunyai waktu musim dingin berkebalikan dengan Amerika dan Uni Eropa. Selain itu Jepang menurut bagian pembelian CV Indopisces Exotica mempunyai permintaan yang stabil. Menurut bagian pembelian tersebut, masyarakat Australia dan Jepang sama-sama berminat pada ikan hias jenis-jenis Tetra. Di Jepang juga terdapat tren aquascape atau penataan tanaman akuarium yang mana ikan Neon Tetra merupakan jenis yang dianggap sesuai untuk tren tersebut.

Pemasaran pada pasar lokal diharapkan juga dapat menjadi alternatif sasaran penjualan pada saat bulan Mei sampai September yang pelaksanaannya melalui perluasan saluran penjualan ke pasar-pasar ikan hias lokal seperti di Parung, Jakarta, Bali, dan Bandung. Strategi ini merupakan penjabaran dari strategi pengembangan pasar pada matriks IE. Praktek dalam pelaksanaan strategi tersebut yaitu memasarkan produk pada eksportir-eksportir yang mungkin merupakan konsumen baru dan pasar lokal sehingga PCJ membutuhkan reputasi baik yang berasal dari prestasi-prestasinya. PCJ juga membutuhkan produk berkualitas, berkesinambungan dan berkuantitas besar agar produknya dapat diterima dengan baik.

Keberadaan sistem penjualan satu pintu juga dibutuhkan karena PCJ akan berhubungan dengan konsumen bagaikan satu kesatuan usaha dan juga mendukung adanya produk berkesinambungan dan berkuantitas besar. Anggota yang saling membantu untuk maju menjadikan para anggota saling mendukung dan bekerjasama menyukseskan strategi ini. Strategi ikut aktif dalam pameran ikan hias (W03) dan menambah jenis ikan hias (SO2) agar semakin mampu memasok jenis-jenis ikan hias yang diminta konsumen juga mendukung pelaksanaan strategi ini.

4) Strategi W-T (Weaknesses - Threats )

Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi W-T yang dapat dijalankan PCJ adalah mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan para konsumen melalui permberdayaan para pengurus dalam sistem penjualan satu pintu (WT1). Dalam menghadapi ancaman penerapan sistem

penjualan satu pintu oleh pokdakan sejenis dan mengurangi kelemahan pengelolaan sistem penjualan satu pintu terpusat pada ketua maka PCJ membutuhkan pemeliharaan hubungan baik dengan para konsumen yang juga melibatkan para pengurus agar para konsumen tidak beralih pada pemasok lain. PCJ perlu melibatkan para pengurus selain ketua dalam memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen. Pengurus selain ketua diikutsertakan dalam menerima pemesanan dari konsumen dengan pelayanan yang baik.

Keterlibatan pengurus selain ketua dalam sistem penjualan satu pintu akan bermanfaat dalam menjaga keberlangsungan sistem tersebut pada saat ketua berhalangan. Hal tersebut diharapkan membuat pelayanan sistem penjualan satu pintu PCJ dalam keadaan selalu baik sehingga tidak ada celah bagi pesaing untuk merebut pelanggan disaat pelayanan sistem penjualan satu pintu PCJ kurang prima karena ketua sebagai pengelola tunggalnya sedang berhalangan. Sistem penjualan satu pintu yang selalu prima menjadi pelayanan yang baik bagi konsumen karena membuat konsumen tidak terganggu oleh produk yang tidak sesuai pesanan. Strategi ini merupakan penjabaran dari strategi penetrasi pasar pada matriks IE.

Dokumen terkait