• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.504 buah pulau dengan luas perairan mencapai hampir 75 persen dari luas keseluruhan wilayah Negara. Dengan keadaan tersebut, Indonesia memiliki potensi sumberdaya ikan yang sangat besar dan keanekaragaman hayati yang tinggi.1 Pemanfaatan potensi tersebut pada saat ini telah mengantarkan sektor perikanan menjadi salah satu roda perekonomian Negara. Sektor ini menyediakan lapangan pekerjaan bagi 6,53 juta masyarakat Indonesia2 serta merupakan salah satu sumber pendapatan nasional. Besarnya jumlah pendapatan sektor perikanan dan sumbangannya pada pendapatan nasional periode tahun 2006-2009 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 1. Produk Domestik Bruto Perikanan dan Produk Domestik Bruto Total Tahun 2006-2010 (Berdasarkan Harga Dasar Tahun 2000)

Tahun PDB Perikanan (dalam miliar rupiah) PDB Total (dalam miliar rupiah) Persentase PDB Perikanan terhadap PDB total (dalam persen) 2006 41.419,10 1.847.126,70 2,24 2007 43.652,80 1.964.327,30 2,22 2008* 45.866,20 2.082.315,90 2,20 2009** 48.253,20 2.176.975,50 2,22

Keterangan : *) angka sementara

**) angka sangat sementara Sumber: BPS (2010)

Berdasarkan tabel di atas, pendapatan sektor perikanan diperkirakan meningkat sebesar 6.834,1 miliar rupiah atau 16,5 persen pada periode tahun 2006-2009, sedangkan rata-rata persentase sumbangan pendapatan sektor perikanan terhadap pendapatan nasional adalah sebesar 2,22 persen pada periode yang sama. Jumlah tersebut sebenarnya masih dapat ditingkatkan mengingat potensi produksi sektor perikanan yang belum seluruhnya dimanfaatkan. Pada

1

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2010. http://www.sdi.kkp.go.id/ [14 juli 2011]

2

tahun 2010 Indonesia baru memproduksi ikan sebanyak 10,8 juta ton3 dari potensi produksi sebesar 65 juta ton per tahun4 sehingga pemanfaatan potensi produksi sektor perikanan sangat berpeluang untuk lebih ditingkatkan. Hal tersebut selain akan meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan dan pendapatan negara, juga akan meningkatkan jumlah produksi perikanan dan kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2. Nilai Ekspor Ikan Hias Periode Tahun 2006-2009

Tahun Nilai Ekspor Ikan Hias (USD)

2007 7,3juta

2008 8,3juta

2009 10,0 juta

2010 19,6 juta

Sumber : Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (2010) dan BPS (2011)

Salah satu komoditas perikanan yang diminati pasar asing dan memiliki potensi produksi di Indonesia adalah ikan hias. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai ekspor ikan hias Indonesia pada Tabel 2 yaitu sebesar 168,5 persen pada periode tahun 2007-2010. Semakin meningkatnya nilai ekspor tersebut menunjukkan adanya potensi produksi ikan hias di Indonesia dan kebutuhan pasar dunia akan ikan hias. Pengecualian berupa penurunan nilai ekspor pada tahun 2007 disebabkan oleh kebijakan larangan penerbangan maskapai udara oleh Uni Eropa ke negara-negaranya pada saat itu.5

Besarnya nilai ekspor ikan hias Indonesia pada Tabel 2 sebenarnya belum mencapai nilai optimal mengingat potensi devisa ikan hias Indonesia dapat mencapai nilai USD 50 juta (Dahuri R dalam Poernomo et al 2003). Hal tersebut sangat mungkin mengingat potensi produksi ikan hias Indonesia yang mencapai 1,5 miliar ekor per tahun6 dan realisasi produksinya pada tahun 2010 baru mencapai 600 juta ekor ikan hias.7 Selain itu dengan kekayaan 4000 jenis ikan

3

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. www.statistik.kkp.go.id [27 September 2011]

4

Rohmin Dahuri. 2004. http://m.tempointeraktif.com [20 November 2011]

5

Direktur Pemasaran DKP. 2008. www.lifestyel.okezone.com [1 Oktober 2011]

6

Fadel Muhammad. 2010. http://diskanlut.jatimprov.go.id/ [27 September 2011]

7

Direktur Produksi Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010.

hias dari 9000 jenis ikan hias yang ada di dunia8 serta iklim tropis yang mendukung kegiatan produksi ikan hias terutama pembudidayaan sepanjang tahun, maka pemanfaatan potensi ikan hias sangat berpeluang untuk ditingkatkan.

Pelaksanaan pemanfaatan potensi ikan hias ini dapat dilakukan melalui subsektor perikanan tangkap maupun subsektor perikanan budidaya. Keunggulan subsektor perikanan budidaya dibandingkan subsektor perikanan tangkap adalah lebih mampu menjaga kelestarian alam, menghindari terjadinya overfishing, serta dapat berproduksi secara terus menerus karena ikan dikondisikan untuk terus berkembang biak.

Jenis ikan hias yang potensinya banyak dimanfaatkan melalui pembudidayaan adalah ikan hias air tawar karena teknologi budidayanya yang sederhana dan dapat diusahakan dalam skala rumah tangga.9 Berbeda dengan ikan hias air laut yang membutuhkan teknologi budidaya tinggi dan modal yang besar sehingga lebih sulit dilakukan. Saat ini sebesar 30 persen produksi ikan hias air tawar dihasilkan melalui pembudidayaan, sedangkan hanya 1 persen produksi ikan hias air laut yang dihasilkan melalui pembudidayaan.10

Kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) Curug Jaya merupakan salah satu kelompok yang memanfaatkan potensi ikan hias melalui pembudidayaan ikan hias air tawar di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Kelompok ini berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara I Bidang Perikanan Budidaya, Kategori Ikan Hias pada Desember 2010 karena sistem penjualan satu pintu yang baik.11

Pemanfaatan potensi ikan hias pada Pokdakan Curug Jaya (PCJ) didukung oleh pemasarannya yang sudah memiliki sistem penjualan satu pintu. Sistem tersebut memudahkan Pokdakan dalam memasarkan ikan hiasnya. Walaupun demikian, dalam meningkatkan pemanfaatan potensi ikan hias, PCJ menghadapai permasalahan berupa penurunan permintaan pada bulan Mei sampai September serta peningkatan intensitas persaingan dengan pokdakan-pokdakan yang membudidayakan ikan hias sejenis di Kecamatan Bojongsari.

8

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2011. http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id/ [14 Juli 2011]

9

Ibid [22 Juni 2011]

10

Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. 2011. http://www.naved.go.id [21 April 2011]

11

1.2. Perumusan Masalah

Pokdakan Curug Jaya (PCJ) merupakan kelompok pembudidaya ikan hias air tawar yang pemasaran utamanya ditujukan pada eksportir ikan hias dan supplier ikan hias yang nantinya juga akan memasok eksportir ikan hias. Oleh karena itu, permintaan ikan hias PCJ sangat dipengaruhi oleh pola permintaan dari masyarakat negara pengimpor seperti Amerika dan Uni Eropa yang merupakan peminat utama ikan hias yang dibudidayakan PCJ. Masyarakat tersebut mempunyai kecenderungan menjadikan ikan hias sebagai hiburan di dalam ruangan pada saat musim dingin dan mengunjungi hiburan-hiburan di luar ruangan pada musim panas sehingga permintaan ikan hias dari negara-negara tersebut cenderung menurun pada musim panas di bulan Mei sampai September.

Tabel 3. Penjualan Pokdakan Curug Jaya pada CV Indopisces Exotica Tahun 2010

Bulan Nilai Penjualan

Januari Rp59.320.000 Februari Rp38.560.500 Maret Rp79.712.000 April Rp50.476.250 Mei Rp31.312.500 Juni Rp17.173.000 Juli Rp20.880.000 Agustus Rp36.180.000 September Rp30.892.000 Oktober Rp40.787.500 November Rp53.197.500 Desember Rp35.227.750

Sumber : CV Indopisces Exotica 2011

Kecenderungan penurunan tersebut menyebabkan permintaan ikan hias pada PCJ juga ikut menurun. Hal ini terlihat pada Tabel 3 dimana diketahui bahwa PCJ menghadapi penurunan penjualan pada bulan Mei sampai September. Penurunan tersebut menyebabkan para anggota PCJ yang 88,23 persennya bermatapencaharian utama sebagai pembudidaya mengalami penurunan pendapatan walaupun tetap harus mengeluarkan biaya operasional.

Selain permasalahan tersebut, di Kecamatan Bojongsari terdapat empat pokdakan yang membudidayakan ikan hias sejenis dengan PCJ dan mulai menerapkan sistem penjualan satu pintu seperti PCJ. Sistem ini mengatur pemasaran kelompok pada pihak luar hanya melalui satu pintu sehingga kelompok bagaikan satu-kesatuan usaha dengan kapasitas produksi besar dan berkesinambungan. Hal tersebut meningkatkan daya tawar kelompok dan membuat kelompok mempunyai kriteria yang diinginkan oleh konsumen terutama eksportir. Dengan demikian, mulai diterapkannya sistem penjualan satu pintu pada pokdakan ikan hias sejenis di Kecamatan Bojongsari menyebabkan tingkat persaingan antar pokdakan semakin meningkat.

Keadaan di atas menyebabkan PCJ membutuhkan strategi yang tepat agar usaha budidaya ikan hiasnya mampu menghadapi permasalahan yang ada sehingga pemanfaatan potensi ikan hias oleh PCJ dapat ditingkatkan. Penelitian ini mencoba menjawab kebutuhan tersebut dengan menyusun strategi usaha yang sesuai bagi PCJ. Penyusunan strategi yang baik akan mempertimbangkan faktor- faktor eksternal dan internal yang berpengaruh pada usaha agar strategi yang disusun sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitian yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh pada Pokdakan Curug Jaya?

2. Alternatif strategi usaha apa yang dapat diterapkan pada Pokdakan Curug Jaya?

3. Bagaimanakah prioritas strategi usaha pada Pokdakan Curug Jaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal pada Pokdakan Curug Jaya.

2. Merumuskan alternatif srategi usaha Pokdakan Curug Jaya. 3. Menentukan prioritas strategi usaha Pokdakan Curug Jaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Sebagai referensi dan masukan bagi Pokdakan Curug Jaya dalam

memanfaatkan potensi ikan hias air tawar melalui usaha budidaya ikan hias air tawarnya.

2. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti-peneliti yang sedang menyelesaikan tugas akhir atau tugas lainnya yang berkaitan dengan penelitian di skripsi ini.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada formulasi strategi usaha budidaya ikan hias air tawar Pokdakan Curug Jaya. Formulasi tersebut didasarkan pada analisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal pada Pokdakan Curug Jaya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen terkait