• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4.4. Matriks SWOT

(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting yang membantu di dalam mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi WT. Tujuan penggunaan Matriks SWOT adalah untuk mempertimbangkan secara komprehensif kekuatan, kelemahan, ancaman dan tantangan sehingga mampu meningkatkan efektifitas pelayanan konsumen dan menigkatkan performa proses pelayanan yang diberikan. Ada delapan langkah dalam penentuan strategi Matriks SWOT, tahapannya yaitu :

1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Membuat daftar kelemahan kunci perusahaan.

5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi SO.

6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WO.

7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi ST.

8. Mencocokan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WT.

Tiap strategi (SO, ST, WO, WT) dilengkapi contoh-contoh matching antara faktor-faktor eksternal dan internal utama dalam rangka memfomulasikan strategi-strategi alternatif yang ada. Tabel untuk pencocokan strategi SWOT dapat dilihat pada Tabel 11.

a. Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi WO, ST, atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, maka perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agar menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak

ancaman, perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada.

b. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan peluang- peluang karena adanya kelemahan-kelemahan internal.

c. Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti bahwa perusahaan yang kuat pasti selalu menghadapi ancaman frontal dalam lingkungan eksternal.

d. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktikdefensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya. Perusahaan harus berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan melakukan strategi-strategi sepertimerger.

Tabel 11. Matriks SWOT Internal Eksternal Strengths-S Kekuatan-keuatan internal perusahaan. Weaknesses-W Kelemahan-kelemahan internal perusahaan. Opportunities-O Peluang-peluang eksternal yang ada.

Strategi SO Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Threats-T Ancaman-ancaman eksternal yang ada.

Stategi ST Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi WT Memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman.

V ANALISIS LINGKUNGAN USAHA 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Pada Tahun 1997 perusahaan CV Duta Teknik didirikan oleh Pak Marserius dengan bantuan pinjaman modal dari bank sebesar 50 juta rupiah. Dana yang diperoleh digunakan untuk membeli peralatan produksi, seperti alat besar, mesin tangan, menyewa tanah serta membangun pabrik. Pada awal pembangunan perusahaan ini sudah memiliki peralatan yang cukup lengkap pada masanya. Bentuk hukum perusahaan ini pada awal dibangun adalah UD, hal ini karena skala usaha yang masih kecil. Didalam menjalankan usahanya Pak Merserius banyak mengajak kerabat serta teman.

Sebelum menjadi pengusaha mebel, Pak Marserius bekerja sebagai guru di STM (Sekolah Teknik Menengah) Mandomai. Setelah lulus dari STM Pak Marserius diangkat menjadi guru disekolah ini. Selama menjabat menjadi guru, Pak Marserius banyak mendapatkan teman serta kerabat yang juga masuk sekolah ini. Di STM inilah Pak Marserius menambah pengetahuan tentang mebel serta keterampilan di dalam membuat mebel. Selain kemampuan di dalam membuat mebel, juga menambah relasi dan kenalan dengan sesama teman yang juga memiliki pengetahuan tentang mebel. Pada Tahun 1996 Pak Marserius memiliki keinginan untuk berhenti menjadi guru dan membangun usaha sendiri. Akhirnya pada Tahun 1997 Pak Marserius berhenti menjadi guru dan pergi ke Sampit untuk membangun usaha mebel. Kota Sampit dipilih, karena di kota ini ada saudara yang bersedia membantu didalam pembangunan usaha mebel tersebut.

Perusahaan ini berdiri dengan bantuan saudara serta teman yang dikenal oleh pemilik perusahaan. Hal ini karena rata-rata saudara dari Pak Marserius juga merupakan lulusan STM sehingga dapat diajak serta didalam menjalankan usaha tersebut. Perusahaan ini pada awalnya mulainya berdiri berlokasi pada jalan Cilik Riwut km 2,2, walaupun hanya menempati seperempat dari luas lahan yang digunakan sekarang. Pada tahun 2001 perusahaan ini sempat mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi kerusuhan antar etnis yang terjadi di Sampit. Kerusuhan ini membuat usaha mebel menjadi lesu, karena kondisi keamanan yang masih tidak stabil. Walaupun demikian keadaan ini tidak berlangsung lama, hanya sekitar 4-6 bulan. Sehingga perusahaan masih

dapat berjalan walaupun kondisi ekonomi dan keamanan Kota Sampit belum pulih secara menyeluruh.

Pada Tahun 2002 perusahaan ini merubah bentuk hukum perusahaan dari UD menjadi CV, dan semenjak menjadi CV inilah perusahaan mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Tanah yang semula hanya disewa seperempat dari luas lahan yang tersedia, sekarang mampu dibeli secara keseluruhan. Sehingga perushaaan memiliki tempat yang cukup luas untuk kegiatan produksi serta untuk menyimpan bahan baku. Perusahaan ini juga masih dapat bertahan dari semakin langkanya bahan baku dan peningkatan harga bahan baku. Karena perusahaan ini berprinsip tidak akan berproduksi apabila menderita kerugian, sehingga pada saat harga bahan baku meningkat maka perusahaan juga akan meningkatkan harga jual. Apabila tidak dilakukan maka perusahaan akan menderita kerugian, demikian halnya apabila harga bahan baku turun maka harga jual pun dapat dinegosiasikan. Awalnya perusahaan ini hanya memiliki sekitar lima alat besar saja, dan sekarang perusahaan sudah memiliki sekitar 16 alat besar karena ada beberapa mesin yang sama berjumlah lebih dari satu buah. Perusahaan ini (CV Duta Teknik) lebih memfokuskan produksi pada barang yang terbuat dari kayu, seperti mebel dan juga kusen. Selama bahan baku barang tersebut terbuat dari kayu dan perusahaan sanggup untuk membuatnya, maka barang tersebut akan diproduksi oleh perusahaan.

Dokumen terkait