• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.4. Analisis Lingkungan Internal

5.4.4. Produksi dan Operasi

Lahan yang dimiliki oleh perusahaan saat ini adalah seluas 0,8 hektar, dan saat ini perusahaan hanya memfokuskan pada lahan produksi seluas 0,4 hektar dengan potensi produksi sebesar 1.700 buah kursi, 1.000 buah meja, 1.200 buah jendela, 600 buah lemari, 850 buah pintu, dan 15.000 buah kusen (Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sampit, 2006). Salah satu kekuatan dari perusahaan ini adalah memiliki alat produksi yang lengkap baik itu mesin yang besar ataupun mesin tangan, serta memiliki banyak tenaga ahli yang memang lulusan dari jurusan pertukangan. Sehingga kualitas dan ketepatan waktu untuk menyelesaikan pesanan pelanggan sangat dijaga, komitmen seperti inilah yang membuat perusahaan ini memiliki citra yang baik dimata pelanggan. Kegiatan produksi CV Duta Teknik dapat dilihat pada Lampiran 10 dan produk yang dihasilkan pada Lampiran 12.

Kegiatan CV Duta Teknik adalah memproduksi produk mebel dari kayu dan juga kusen, bahan baku yang digunakan adalah kayu ulin, banuas, nyatuh, dan meranti. Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan merupakan kayu dengan grade A dan grade B, sebelum dimasukan ke dalam gudang kayu terlebih dahulu dikeringkan untuk menghindari kerusakan pada kayu pada saat penyimpanan. Mebel yang dihasilkan sebagian besar adalah kursi, meja, lemari, pintu, jendela, kusen dan produk mebel lainnya yang terbuat dari kayu. Data kapasitas produksi perusahaan mebel di Kota Sampit dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15.Kapasitas Produksi Perusahaan Mebel di Kota Sampit Tahun 2006 Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Kapasitas/Tahun

CV Kayu Wangi Jl. Jaya Kusuma No. 62 Pintu = 700 buah

Jendela = 1.000 buah Kusen = 13.000 CV Pakat Pahari Jaya Jl. Sudirman Km. 4,5 Pintu = 600 buah

Jendela = 900 buah Kusen = 10.000 buah Lainnya = 750 buah

CV Taheta Jaya Jl. Sudirman No. 25 A Kursi =1.000 buah

Meja = 800 buah Lemari = 300 buah Pintu = 300 buah Jendela = 350 buah Kusen = 300 buah

CV Banua Permai Jl. Cilik Riwut Km. 2 Meja = 600 buah

Kursi = 800 buah Lemari = 200 buah Pintu = 200 buah Jendela = 300 buah Kusen = 200 buah CV Duta Teknik Jl. Cilik Riwut Km. 2,2 Kursi = 1.700 buah

Meja = 1.000 buah Jendela = 1.200 buah Lemari = 600 buah Pintu = 800 buah Kusen = 15.000 buah

CV Jasa Graha Jl. Tidar No. 3 Meja kursi = 250 set

Lemari = 80 buah Pintu = 170buah Jendela = 150 buah Kusen = 320 buah

Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sampit (2009).

Berdasarkan Tabel 15, dapat disimpulkan bahwa kapasitas produksi CV Duta Teknik yang paling besar diantara perusahaan mebel yang lainnya. Selain karena memiliki peralatan serta mesin yang lengkap, SDM yang berkualitas baik juga memungkinkan perusahaan untuk berproduksi lebih banyak lagi. Kegiatan produksi dimulai dari perencanaan serta menggambar model serta ukuran mebel yang akan dibuat. Selanjutnya menghitung bahan baku yang akan digunakan untuk pembuatan produk mebel. Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku setengah jadi yaitu kayu lapis. Proses perencanaan bahan baku bertujuan untuk menyediakan bahan baku bagi kegiatan produksi. Bahan baku produksi diperoleh dari pemasok sekitar daerah kabupaten Kotawaringin Timur. Pemesanan bahan

baku dilakukan secara langsung oleh perusahaan tanpa melalui perantara. Sedangkan bahan baku pendukung lainnya diperoleh dari toko yang telah menjadi mitra perusahaan.

Kegiatan produksi dilanjutkan dengan memotong bahan baku seusai dengan kebutuhan produksi, bahan baku yang telah dipotong-potong tersebut selanjutnya di ketam untuk menghaluskan bahan baku yang akan digunakan. Pemotong bahan baku tersebut biasanya menggunakan speed shaw (mesin pemotong dengan tangan) atau dengan menggunakan mesin pemotong (cross cut). Bahan baku yang telah halus dan rapi tersebut selanjutnya masuk kemesin penebal (istilah lokal untuk nama mesin), hal ini dilakukan agar ketebalan kayu yang akan digunakan memiliki ketebalan yang sama. Kegiatan selanjutnya yaitu penggambaran model dan bentuk yang akan dibuat pada bahan baku yang telah dipersiapkan tersebut, untuk selanjutnya dibentuk sesuai dengan pesanan dari pelanggan. untuk membuat kayu tersebut sesuai dengan bentuk yang telah digambar dapat dengan menggunakan mesin sharpner atau mesin router (mesin tangan). Setelah semua bahan baku tersebut selesai dibentuk, kegiatan berikutnya adalah merakit bahan baku tersebut.

Bahan baku yang telah dirakit tersebut selanjutnya diamplas untuk menghaluskan sebelum masuk ke bagianfinishing. Pada bagian ini mebel tersebut akan dicat sesuai dengan warna yang diinginkan oleh pelanggan. pada bagian finishing ini kegiatan yang dilakukan antara lain penghalusan dan many(nama merek, istilah yang biasa digunakan oleh perusahaan). Kegiatan penghalusan dilakukan dengan menggunakan alat penghalus kayu yang dikerjakan secara manual ataupun dengan menggunakan mesin amplas setrika. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang masih terlihat, sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih halus. Sebelum dicat pada kayu dilakukan kegiatan sanding (istilah perusahaan) terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mematikan serat kayu serta menutup pori-pori kayu. Setelah selesai selanjutnya kayu dicat dengan menggunakan pelitur (istilah perusahaan) kayu atau dengan menggunakan many. Many kayu dipilih sebagai pelapis mebel disebabkan dapat memberikan lapisan yang relatif lebih tahan lama dibandingkan dengan cat kayu biasa. Selain itu, penggunaan pelitur/many dapat memberikan kesan warna yang

alami dan lebih disukai. Pemberianpelitur/manydilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan alat penyemprot dan secara manual dengan menggunakan kuas cat. Selain menggunakan many/pelitur, finishing juga dapat dengan menggunakan cat untuk menghasilkan warna yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Proses pengerjaannya, setelah mebel selesai diamplas mebel diberikan melamicsebagai dasar sebelum dicat. Setelah diberimelamic(istilah perusahaan), mebel kemudian dicat sesuai dengan warna yang diinginkan oleh konsumen.

Produk yang telah selesai selanjutnya memasuki proses penanganan pasca produksi. Proses ini meliputi pemeriksaan ulang produk yang dihasilkan untuk melihat kesesuaian antara rencana produksi dengan produk yang dihasilkan. Apabila belum sesuai akan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan seperti tebal dan kehalusan pengecatan harus sama. Setelah semua selesai, mebel tersebut kemudian disimpan di gudang untuk selanjutnya diambil atau diantarkan kepada pelanggan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Perusahaan juga melayani pemasangan pintu ataupun jendela apabila pelanggan memintanya, tentunya dengan biaya tambahan.

Dokumen terkait