• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matriks SWOT ( Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats )

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kelompok Tani Mina Bakt

2. Matriks SWOT ( Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats )

Matriks SWOT merupakan alat analisis pada tahap pencocokan yang mengembangkan 4 jenis strategi kombinasi dari strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi WO (Weaknesses-Opportunities), strategi ST (Strengths-Threats), dan strategi WT (Weaknesses-Threats). Strategi alternatif yang dirumuskan dari matriks SWOT merupakan alternatif strategi yang sudah disesuaikan dengan kondisi sebenarnya dan merupakan strategi yang dikembangkan dari hasil pemetaan pada matriks IE. Matriks SWOT untuk Kelompok Tani Mina Bakti disajikan pada Lampiran 16 yang menghasilkan 8 alternatif strategi. Tabel 15 merupakan 8 alternatif strategi yang diperoleh pada matriks SWOT dan keterkaitannya dengan matriks IE.

Tabel 15 Keterkaitan Strategi pada Matriks IE dengan Matriks SWOT pada Kelompok Tani Mina Bakti

No. Strategi Matriks SWOT Strategi Matriks IE

1. Memperluas lahan untuk ugadi pada lahan persawahan milik anggota dan bekerjasama dengan ketua untuk pengadaan modal benih dan pakan udang galah (S1,7,9 dan O1,2,8)

Pengembangan usaha

2. Menjaga loyalitas pelanggan dan memperluas pasar udang galah dan padi (S3,4,5,8 dan O4)

Penetrasi pasar 3. Meningkatkan kemampuan anggota dalam

budidaya ugadi (S2,6 dan O6,7)

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia 4. Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk

mengurangi permasalahan modal usaha petani dalam pengembangan ugadi (W1,2 dan O3)

Integrasi dengan pelaku subsistem penunjang untuk memanfaatkan bantuan dana

5. Memperbaiki sistem manajemen operasional yang terintegrasi agar kegiatan ugadi dapat diketahui dengan jelas oleh anggota (W3 dan O5)

Perbaikan integrasi dalam manajemen operasional

6. Melakukan kerja sama dengan petani udang galah di wilayah Sukabumi untuk memasok benih udang galah (S6,9 dan T1)

Backward linkage

7. Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam pengelolaan lingkungan untuk mendukung kegiatan ugadi (S2 dan T4,5)

Integrasi dengan pelaku pada sub sistem penunjang untuk mendukung pengembangan ugadi.

8. Pengelolaan ugadi dengan optimal agar pendapatan yang diperoleh meningkat (W2 dan T2,3)

a) Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal kelompok tani untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi yang dapat dilakukan oleh Kelompok Tani Mina Bakti adalah memperluas lahan untuk ugadi pada lahan sawah milik anggota dan bekerjasama dengan ketua kelompok untuk pengadaan modal benih dan pakan udang galah. Strategi ini dapat dilakukan oleh Kelompok Tani Mina Bakti untuk mengatasi permasalahan modal usaha pada petani. Ugadi memerlukan tambahan modal usaha karena adanya tambahan input produksi seperti benih dan pakan udang galah. Ketua kelompok tani mencoba untuk melakukan sistem bagi hasil dengan anggota melalui pengadaan benih dan pakan udang galah. Bagi hasil yang dilakukan adalah dengan membagi hasil penjualan udang galah setelah dikurangi dengan biaya. Persentase pembagian hasil adalah sebesar 60% untuk ketua, dan 40% untuk anggota. Kerja sama ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1) Ketua kelompok memilih anggota yang akan melakukan ugadi

berdasarkan hasil panen yang diperoleh pada musim panen sebelumnya dan kondisi lahan sawah.

2) Anggota yang terpilih dapat mempersiapkan lahan untuk ugadi terlebih dahulu.

3) Ketua kelompok mempersiapkan jumlah pakan dan benih udang galah sesuai dengan luas lahan yang digunakan untuk ugadi.

4) Setelah pakan dan benih udang galah diberikan kepada petani pelaku ugadi, maka ketua dan petani pelaku ugadi menghitung besarnya biaya tambahan yang dikeluarkan untuk pembuatan parit, pembelian pakan dan benih udang galah.

5) Ketika panen udang galah dilakukan, maka dilakukan perhitungan jumlah hasil panen udang galah dan hasil penjualan udang galah.

6) Setelah jumlah penerimaan dari penjualan udang galah diperoleh kemudian dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk biaya pakan dan benih udang galah.

7) Besarnya pendapatan yang diperoleh kemudian dibagi dengan proporsi untuk ketua kelompok sebesar 60% dan petani pelaku ugadi 40%.

Strategi lainnya yang memanfaatkan kekuatan internal untuk menangkap peluang adalah menjaga loyalitas konsumen dan memperluas pasar untuk udang galah dan padi. Perluasan pasar perlu dilakukan untuk menjangkau pasar yang lebih potensial. Selama ini Kelompok Tani Mina Bakti hanya menjual udang galah ke wilayah Sukabumi saja, padahal jarak antara Kecamatan Cidahu dengan Kota Bogor tidak terlalu jauh. Kota Bogor merupakan salah satu kota yang berada di wilayah Jawa Barat dengan jumlah pengunjung yang tinggi dan jumlah restoran yang cukup banyak. Sehingga Kelompok Tani Mina Bakti juga dapat menjual udang galah hingga ke luar wilayah Sukabumi. Selain itu, selama ini kelompok tani juga hanya menjual hasil panen padi berupa gabah basah kepada tengkulak sekitar saja. Sebaiknya kelompok tani menjual ke pasar-pasar yang ada di wilayah Sukabumi dan sekitarnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut:

1) Kelompok Tani Mina Bakti dapat tetap memasok udang galah kepada pelanggan tetap sebelumnya dengan menjaga kualitas udang galah, seperti kesegaran udang galah dan ukuran udang galah.

2) Kelompok Tani Mina Bakti juga dapat memasarkan udang galah ke rumah makan di luar wilayah Sukabumi, seperti Bogor. Penjualan yang dilakukan dengan menawarkan udang galah ke rumah makan yang memiliki menu utama seafood dan memberikan sample udang galah yang akan dijual.

3) Untuk padi, Kelompok Tani Mina Bakti dapat menjual langsung ke pasar agar harga jual yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan hanya menjual ke tengkulak saja.

Tingginya minat anggota untuk mengembangkan ugadi perlu disesuaikan dengan peningkatan kemampuan anggota mengenai budidaya ugadi. Sehingga strategi untuk meningkatkan kemampuan anggota mengenai ugadi diperlukan dengan mengikutsertakan anggota pada pelatihan yang diadakan oleh BBPBAT Sukabumi dan BP3K. Anggota Kelompok Tani Mina Bakti belum dapat memahami teknis mengenai ugadi, karena penanganan udang galah berbeda dengan ikan konsumsi yang digunakan untuk minapadi pada umumnya. Pelatihan ugadi dapat berguna untuk:

1) Mensosialisasikan keunggulan ugadi kepada petani.

2) Menjelaskan perbedaan lahan untuk ugadi dengan usahatani padi saja. 3) Menjelaskan waktu untuk menanam bibit padi, pemupukan, penebaran

benih udang galah, serta pemberian pakan.

4) Menjelaskan perbedaan pemeliharaan ketika ugadi dengan usahatani padi saja.

5) Menjelaskan waktu untuk panen udang galah dan padi, serta perlakuan untuk udang galah pasca panen.

Peningkatan kemampuan petani diperlukan agar budidaya ugadi yang dilakukan petani dapat berhasil dan sesuai harapan. Sehingga petani dapat memperoleh tambahan pendapatan dan program ugadi yang digalakkan oleh KKP juga dapat berhasil.

b) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Salah satu kelemahan yang dimiliki Kelompok Tani Mina Bakti adalah terbatasnya modal usaha yang dimiliki anggota. Kelemahan ini dapat diatasi dengan adanya salah satu peluang, yakni adanya anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengembangan ugadi dari pemerintah Sukabumi. Dana tersebut dianggarkan untuk 10 kecamatan yang ada di Sukabumi, dan salah satunya adalah Kecamatan Cidahu. Kelompok Tani Mina Bakti merupakan kelompok tani yang terdaftar untuk menerima anggaran dana tersebut untuk Kecamatan Cidahu. Bantuan dari pemerintah setempat biasanya diberikan kepada BP3K kemudian baru diserahkan kepada kelompok tani. Bantuan yang diberikan berupa dana, jumlahnya tidak selalu sesuai dengan yang telah dianggarkan. Perbedaan besarnya dana yang sampai di tangan kelompok tani

tersebut disebabkan karena adanya biaya-biaya untuk prosedur pencairan dana yang harus dikeluarkan.

Biaya rata-rata yang harus dikeluarkan untuk ugadi seluas 1 000 m2 sebesar Rp 3 250 000. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang sampai di kelompok tani berkisar Rp 50 000 000 setelah dikurangi biaya yang harus dikeluarkan, dapat membantu Kelompok Tani Mina Bakti untuk mengembangkan ugadi seluas 17 000 m2. Dana bantuan ini diperkirakan akan diberikan kepada kelompok tani pada Bulan

September.5 Sehingga dengan adanya DAK dapat membantu Kelompok Tani Mina

Bakti dalam mengembangkan ugadi dengan mengatasi permasalahan mengenai

keterbatasan modal usaha petani. Pemanfaatan DAK untuk lahan seluas 17 000 m2

tersebut dapat dibagi untuk beberapa anggota Kelompok Tani Mina Bakti. Pembagian anggota tersebut bertujuan agar lebih banyak anggota yang dapat melaksanakan ugadi.

Kelemahan lainnya yang dimiliki Kelompok Tani Mina Bakti adalah sistem manajemen yang dijalankan kelompok tani masih belum optimal. Sistem manajemen yang kurang baik tersebut diantaranya seperti belum berjalannya sistem organisasi yang baik, pengurus belum dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang sudah diberikan, dan juga manajemen operasional Kelompok Tani Mina Bakti yang tidak dapat berjalan. Manajemen operasional Kelompok Tani Mina Bakti terdiri dari 6 bagian, yakni tanaman pangan, perikanan, peternakan, koperasi, mitra “cai”, dan humas. Akibat dari manajemen operasional untuk tanaman pangan dan perikanan yang tidak baik menyebabkan penyampaian informasi mengenai ugadi kepada anggota kurang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini adalah dengan memperbaiki kinerja manajemen operasional kelompok tani agar seluruh anggota dapat memahami secara jelas mengenai teknis ugadi yang sebenarnya terjadi di lapang. Peluang eksternal yang mempengaruhi adalah saat ini belum banyak kelompok tani lain yang mengembangkan ugadi. Sehingga harapannya dengan memperbaiki manajemen Kelompok Tani Mina Bakti dapat mengembangkan ugadi seoptimal mungkin agar dapat meningkatkan pendapatan anggota kelompok.

c) Strategi ST (Strengths-Threats)

Strategi ST menggunakan kekuatan kelompok tani untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal. Kekuatan yang dimiliki Kelompok Tani Mina Bakti adalah berpengalaman membudidayakan udang galah. Kekuatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ugadi lebih baik. Strategi yang dapat dijalankan oleh Kelompok Tani Mina Bakti untuk mengurangi ancaman pasokan benih udang galah yang hanya dipasok oleh BBPBAT Sukabumi adalah melakukan kerja sama dengan petani udang galah yang berada di wilayah Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi untuk memasok benih udang galah. Pembenihan udang galah memerlukan teknologi tinggi dan juga memerlukan air payau. Wilayah

5 Informasi diperoleh ketika mengikuti kegiatan pertemuan antar penyuluh se-wilayah Sukabumi, pada 10 April 2013

Pelabuhan Ratu memiliki banyak petani yang melakukan pembenihan udang galah. Sehingga dengan begitu, Kelompok Tani Mina Bakti dapat memperoleh pasokan benih udang galah dengan tepat waktu, kualitas benih yang baik, dan harga yang ditetapkan atas kesepakatan bersama.

Ancaman lainnya yang dapat mengganggu pengairan sawah adalah limbah rumah tangga dan semakin tingginya jumlah pabrik industri. Saat ini kesadaran masyarakat mengenai pentingnya lingkungan semakin menurun, seperti membuang sampah plastik ataupun limbah rumah tangga lainnya ke saluran pengairan sawah. Akibatnya pengairan sawah sering mengalami penyumbatan. Sedangkan usahatani di sawah sangat bergantung dengan pengairan, terutama untuk ugadi. Udang galah memerlukan jumlah air yang lebih banyak. Sehingga ancaman ini perlu dikurangi dengan menetapkan strategi untuk bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam pengelolaan lingkungan. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan:

1) Menetapkan jadwal rutin untuk gotong royong bersama masyarakat sekitar untuk melakukan pembersihan lingkungan.

2) Pengadaan tempat penampungan sampah lebih banyak.

3) Mengharuskan manajemen dari pabrik industri untuk membantu

pengadaan sumber pengairan sawah tambahan.

4) Menyarankan kepada staf Kecamatan Cidahu untuk mengadakan mobil pengangkut sampah.

5) Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan lingkungan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh BP3K dan kelompok tani.

d) Strategi WT (Weaknesses-Threats)

Strategi WT merupakan strategi untuk mengurangi kelemahan internal kelompok tani serta menghindari ancaman eksternal kelompok tani. Ancaman kenaikan harga input produksi dan serangan hama dapat dikurangi dengan strategi untuk mengelola ugadi dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan ugadi dengan optimal tentu dapat mengurangi serangan hama, terutama untuk hama penggerek batang yang biasa menyerang sudah dapat sedikit teratasi dengan adanya udang galah. Pengelolaan ugadi yang optimal dapat dilakukan dengan cara:

1) Menjalankan teknis ugadi sesuai dengan SOP atau petunjuk yang diberikan oleh BBPBAT Sukabumi (Lampiran 20), seperti jarak tanam padi, ukuran parit, waktu tanam padi, penebaran benih udang galah, dosis dan waktu pemberian pakan, kondisi air, hingga panen dan pasca panen.

2) Menerapkan informasi yang diperoleh dari pelatihan mengenai ugadi.

3) Melakukan pengawasan, pemeliharaan, dan pengontrolan rutin.

Pengelolaan yang baik juga dapat mempengaruhi hasil panen yang diperoleh. Hasil panen yang lebih baik akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh petani. Pendapatan yang lebih tinggi dapat mengatasi permasalahan kenaikan harga input produksi sehingga dapat menutupi modal tambahan yang dikeluarkan dan juga petani dapat menyimpan dana lebih untuk tambahan modal usaha berikutnya.

Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahapan keputusan merupakan tahapan untuk penentuan strategi yang diprioritaskan agar dapat dijalankan oleh sebuah organisasi. Alat analisis yang digunakan pada tahap keputusan adalah QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). QSPM merupakan alat analisis yang memungkinkan penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor utama dari lingkungan eksternal dan internal yang diidentifikasi pada tahap input. Strategi alternatif yang dievaluasi merupakan strategi yang dirumuskan pada tahap pencocokan. QSPM menentukan skor daya tarik relatif dari berbagai strategi yang disusun berdasarkan faktor-faktor penentu dari lingkungan internal dan eksternal.

Penentuan skor daya tarik (Attractiveness Score - AS) dilakukan oleh satu orang responden yang memiliki kapasitas penting dalam pengambilan keputusan pengembangan strategi yaitu ketua Kelompok Tani Mina Bakti. Alternatif-alternatif strategi dari matriks SWOT kemudian diberi skor sesuai dengan tingkat daya tarik dari setiap faktor-faktor strategi kelompok tani. Skor daya tarik diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif satu strategi dengan strategi lainnya dengan mempertimbangkan faktor penentu. Nilai daya tarik yang diperoleh kemudian dikalikan dengan bobot setiap faktor penentu untuk menentukan nilai total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score – TAS). Tahap terakhir adalah menjumlahkan seluruh nilai TAS seluruh faktor penentu untuk masing-masing strategi alternatif. Strategi yang memiliki nilai TAS terbesar adalah strategi yang paling diprioritaskan kepada kelompok tani untuk terlebih dahulu dikerjakan. Tabel 16 merupakan urutan prioritas strategi kelompok tani hasil analisis QSPM berdasarkan total TAS (Lampiran 17) tertinggi sampai terendah.

Tabel 16 Urutan alternatif strategi berdasarkan TAS pada Kelompok Tani Mina Bakti

No. Alternatif Strategi TAS

1 Memperluas lahan untuk ugadi pada lahan persawahan milik anggota dan bekerjasama dengan ketua kelompok untuk pengadaan modal benih dan pakan udang galah

5.824 2 Menjaga loyalitas pelanggan dan memperluas pasar udang galah dan padi 5.075 3 Melakukan kerja sama dengan petani udang galah di wilayah Sukabumi untuk

memasok benih udang galah.

5.059 4 Pengelolaan ugadi dengan optimal agar pendapatan yang diperoleh meningkat,

sehingga ada dana tambahan untuk modal usaha kembali dan untuk mengatasi kenaikan harga-harga input produksi

4.907

5 Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk mengurangi permasalahan modal usaha petani dalam pengembangan ugadi

4.871

6 Meningkatkan kemampuan anggota dalam budidaya ugadi 4.796

7 Memperbaiki sistem manajemen operasional yang terintegrasi agar kegiatan ugadi dapat diketahui dengan jelas oleh anggota

4.566 8 Bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam pengelolaan lingkungan untuk

mendukung kegiatan ugadi

4.141

Hasil analisis QSPM untuk Kelompok Tani Mina Bakti menunjukkan bahwa strategi yang diprioritaskan adalah strategi untuk memperluas lahan untuk ugadi pada lahan persawahan milik anggota dan bekerjasama dengan ketua kelompok untuk pengadaan modal benih dan pakan udang galah. Strategi ini dirasa paling penting bagi kelompok tani

karena bekerjasama dengan ketua kelompok untuk pengadaan modal benih dan pakan udang galah merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam waktu dekat untuk mengatasi permasalahan modal usaha dalam mengembangkan ugadi. Perluasan lahan untuk ugadi juga dapat dilakukan karena lahan persawahan yang dimiliki anggota masih tersedia luas. Sehingga budidaya ugadi dapat diperluas dari yang awalnya hanya 8 000 m2.

Dokumen terkait