BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.2. Media Pembelajaran Audiovisual
Menurut Sumiati dan Asra (2009: 160) media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Selanjutnya, Pribadi (2011: 85-86) menjelaskan bahwa media pembelajaran yaitu sesuatu yang digunakan untuk menjembatani proses penyampaian pesan dan pengetahuan antara sumber pesan dengan penerima pesan. Sejalan dengan pendapat Sumiati, Asra dan Pribadi, Sukiman (2012: 29) mengemukakan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yang saling berhubungan dan mempunyai peranan masing-masing. Komponen tersebut dapat berupa komponen utama dan komponen pendukung. Salah satu komponen pendukung dalam pembelajaran yaitu media pembelajaran. Manfaat yang diperoleh dari media pembelajaran tersebut (Sumiati dan Asra 2009: 163-164) sebagai berikut.
1) Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit (nyata).
31
2) Memberiikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
3) Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.
4) Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau obyek.
5) Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas dan kreativitas belajar siswa.
6) Membantu siswa dalam belajar.
7) Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat.
8) Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
9) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera.
Media pembelajaran yang dapat digunakan sangat beranekaragam. Semua jenis media pembelajaran memberiikan bantuan sangat besar kepada siswa dalam proses pembelajaran. Ada 3 jenis media pembelajaran berdasarkan kemampuan indera, yaitu media audio, media visual dan media audiovisual.
Menurut (Sumiati dan Asra 2009: 161) media audiovisual yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran dan indera mata atau penglihatan. Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa. Contoh: televisi, film dan video.
32
Penelitian ini jenis media yang digunakan adalah audiovisual berupa video dan gambar. Video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakikat video adalah mengubah suatu idea tau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara yang proses perekaman dan penayangannya melibatkan teknologi tertentu (Sukiman 2012: 188).
Alasan pemilihan media audiovisual berupa video karena beberapa kelebihan yang dimiliki oleh video, yaitu:
1) Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.
2) Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
3) Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik.
4) Video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.
5) Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan (Arsyad 2011: 49-50).
Pemanfaatan media ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran adalah kesesuaian antara jenis media yang akan digunakan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi dan karakteristik siswa. Dalam penelitian ini memilih media audiovisual berupa video karena dalam tujuan pembelajaran
33
terdapat pengenalan peristiwa alam dan permasalahan sosial sehingga dengan bantuan video maka siswa akan seolah-olah melihat secara langsung peristiwa alam dan permasalahan sosial yang terjadi. Untuk itu, sintak model siklus belajar berbantuan media audiovisual yang diaplikasikan dalam pembelajaran IPS kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 dengan materi permasalahan sosial sebagai berikut.
Tabel 2.3
Pengaplikasian Model Siklus Belajar Berbantuan Media Audiovisual dalam Proses Pembelajaran IPS Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang No. Tahap Siklus
Belajar Kegiatan guru Kegiatan Siswa 1. Tahap
pembangkitan minat
Membangkitkan minat dan keingintahuan (curiosity) siswa, berupa penayangan video permasalahan sosial.
Mengembangkan minat/ rasa ingin tahu terhadap topik bahasan
Mengajukan pertanyaan tentang permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan video. Misalnya, apa sajakah yang
termasuk dalam
permasalahan sosial itu? Siapa yang pernah melihat pengemis? Dimana kalian melihatnya?
Memberiikan respon terhadap pertanyaan guru.
Mengaitkan topik yang
dibahas dengan
pengalaman siswa. Mendorong siswa untuk mengingat pengalaman sehari-harinya yang berhubungan dengan Berusaha mengingat pengalaman sehari-hari dan menghubungkan dengan topik
pembelajaran yang akan dibahas.
34
permasalahan sosial, misalnya kemiskinan, adanya gelandangan, rumah padat penduduk,
dan menunjukkan
keterkaitannya dengan topik pembelajaran yang sedang dibahas.
2. Tahap Eksplorasi
Membentuk kelompok, memberii kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil secara mandiri. Tiap kelompok beranggotakan 4anak.
Membentuk kelompok sesuai arahan dari guru dan berusaha bekerja dalam kelompok.
Guru berperan sebagai fasilitator yaitu menyiapkan lembar kerja untuk siswa.
Mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan oleh guru.
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep permasalahan sosial dengan kalimatnya sendiri.
Mencoba alternatif pemecahan dengan teman sekelompok, mencatat pengamatan, serta mengembangkan ide-ide baru yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan guru yaitu tentang permasalahan sosial.
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa tentang permasalahan yang diajukan guru.
Menunjukkan bukti dengan memperlihatkan hasil kerja kelompoknya dan memberii klarifikasi terhadap ide-ide baru.
Memberii definisi dan penjelasan tentang konsep
Mencermati dan berusaha memahami penjelasan
35
permasalahan sosial. guru. 3. Tahap
penjelasan
Menunjuk salah satu siswa untuk mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh guru.
Mencoba memberii penjelasan terhadap konsep yang sudah dijelaskan oleh guru. Mendengar secara kritis
penjelasan antarsiswa atau guru.
Menggunakan
pengamatan dan catatan
dalam memberii
penjelasan Mengklarifikasi penjelasan
siswa.
Melakukan pembuktian terhadap konsep yang diajukan dengan cara mengaitkan teori dengan
kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari. Memandu diskusi. Mendiskusikan
pengaplikasian teori dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tahap elaborasi
Mengingkatkan siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data/ bukti saat mereka mengeksplorasi situasi baru.
Menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru dan menggunakan label dan definisi formal, yaitu menuliskan sikap yang harus dimiliki oleh pelajar dalam menghadapi permasalahan sosial yang ada.
Mendorong dan
memfasilitasi siswa mengaplikasi konsep dengan cara menyebutkan perilaku/ sikap yang harus dimiliki oleh seorang pelajar dalam menghadapi permasalahan sosial yang
Bertanya dan
mengusulkan pemecahan masalah terhadap permasalahan sosial yang ada dilingkungan sekitar.
36 ada.
5. Tahap evaluasi Mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru yang sudah dikemukakan oleh siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok
Mengevaluasi belajarnya
sendiri dengan
mengajukan pertanyaan kepada guru apa yang belum paham.
Mendorong siswa
melakukan evaluasi diri,
dan menjawab/
memberiikan ulasan terhadap pertanyaan yang diajukan siswa.
Mengambil kesimpulan atas situasi belajar yang dilakukannya.
Memberiikan soal evaluasi sebagai alat untuk memahami kekurangan/ kelebihan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Melihat dan menganalisis kekurangan/ kelebihannya
dalam kegiatan
pembelajaran dengan mengerjakan soal evaluasi dari guru.