• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5. Data dan Cara Pengumpulan

3.5.3. Teknik Pengumpulan Data

3.5.3.1. Teknik

Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat dan sebagainya dimana dalam

82

penyelenggaraannya siswa didorong untuk memberiikan penampilan maksimalnya (Purwanto 2011: 65).

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada siklus pertama sampai siklus ketiga untuk mengukur tingkat pencapaian siswa setelah mempelajari materi pembelajaran IPS. Bentuk instrumen tes ini berupa soal pilihan ganda dan soal uraian.

3.5.3.2. Teknik Nontes

3.5.3.2.1. Observasi

Observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Menurut Poerwanti, dkk., (2008: 3-19) mengatakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengkaji perilaku kelas, interaksi antara siswa dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati (observable) lainnya, terutama keterampilan/kecakapan sosial (social

skills). Hasilnya biasanya berupa jumlah dan sifat dari masalah perilaku di kelas,

yang sering disajikan dalam bentuk grafik.

Instrumen observasi dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual.

3.5.3.2.2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar (foto), atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono 2010: 329).

83

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa, nilai awal hasil belajar IPS siswa sebelum dilakukan penelitian dan data nilai hasil evaluasi siswa setiap siklus pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa dari siklus ke siklus. Dari data awal dapat diketahui kemampuan awal siswa, sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan setelah penelitian dilakukan. Dokumen berupa foto dan video juga digunakan untuk memberiikan gambaran secara konkret mengenai aktivitas siswa dan keterampilan guru selama pembelajaran serta menganalisis data untuk membuat simpulan dari data-data yang telah diperoleh.

3.5.3.2.3. Catatan Lapangan

Teknik ini sejenis dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan penafsiran subjektif. Deskripsi boleh mencakup referensi misalnya pelajaran yang lebih baik, perilaku kurang perhatian, pertengkaraan, kecerobohan, yang tidak disadari oleh guru (Subyantoro 2009: 64).

Penelitian ini catatan lapangan ditulis oleh guru pengamat untuk mendeskripsikan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual dan mencatat hal-hal yang kemunculannya tidak ada dalam instrument observasi maupun wawancara. Catatan lapangan ini digunakan untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan agar pembelajaran pada siklus selanjutnya dapat lebih optimal dan berhasil.

3.5.3.2.4. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono 2010: 317) mengemukakan bahwa wawancara

84

P = x 100%

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara klasikal kepada siswa untuk mendapatkan data siswa tentang pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah: 3.6.1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif pada pembelajaran IPS, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk persentase. Langkah-langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah:

3.6.1.1. Menentukan nilai berdasarkan skor teoritis N = x 100

Keterangan: N = Nilai

B = Banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk pilihan ganda) atau jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/item soal pada tes bentuk penguraian).

St = Skor teoritis (banyaknya butir soal pada pilihan ganda, jumlah skor seluruhnya) (Poerwanti, dkk. 2008: 6.14-6.16).

3.6.1.2. Menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal Menggunakan rumus sebagai berikut:

85

Keterangan: P = persentase ketuntasan belajar klasikal

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi untuk digunakan dalam perencanaan selanjutnya. Kriteria tingkat ketuntasan belajar klasikal dalam % dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Tingkat Ketuntasan Belajar Klasikal Tingkat Ketuntasan Klasikal Kategori

≥80% 60-79% 40-59% 20-39% <20% Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

Menurut Sudjana (2011: 8) keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 %. Artinya, siswa dikatakan berhasil apabila menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80 % dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil. 3.6.1.3. Menghitung mean atau rerata kelas

Nilai rata-rata diambil dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa yang dibagi dengan jumlah siswa di dalam kelas, yaitu dengan rumus:

Keterangan: x : nilai rata- rata =

86

∑X : jumlah semua nilai siswa

N : jumlah siswa (Aqib, dkk., 2009: 40)

Hasil penghitungan tersebut dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) SDN Kalibanteng Kidul 01 dengan KKM klasikal dan individual dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, yang akan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Ketuntasan Klasikal Kriteria Ketuntasan Individual Kualifikasi ≥80% ≥ 70 Tuntas <80% < 70 Tidak Tuntas

Sumber : KKM SDN Kalibanteng Kidul 01 Tahun Ajaran 2012/2013 3.6.2. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan model siklus belajar berbantuan media audiovisual, serta hasil catatan lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Menurut Supardi (2010: 132) data kualitatif yang berupa hasil wawancara, hasil pengamatan, berbagai isi jurnal hasil angket/ kuesioner, peneliti tindakan kelas umumnya melakukan proses koding untuk mengorganisasi data.

87 1. Membuat matrik dari data yang terkumpul. 2. Memberii kode untuk masing-masing sel.

3. Membaca data secara menyeluruh, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, frase demi frase, dan tentukan yang sesuai dengan masing-masing tema.

4. Kekompakan masing-masing pernyataan tersebut kedalam kotak-kotak sel yang sesuai.

5. Kaitkan antara sel sehingga mengandung makna yang mempunyai kecenderungan adanya suatu hipotesis.

6. Menyusun/ membuat interpretasi dari data yang terdapat dalam sel/ matrik. 7. Deskripsikan secara jelas atas dasar data dalam matrik sehingga menjadi suatu

kesimpulan.

Data hasil pengamatan pada lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dapat diolah dengan menggunakan nilai. Dari nilai yang diberikan menurut Sudjana (2011: 77) dapat dibuat rentangan nilai mulai dari

yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini dapat berupa huruf (A, B, C, D), angka (1, 2, 3, 4). Sedangkan rentangan kategori bisa sangat tinggi,

tinggi, sedang dan rendah. Menurut Poerwanti, dkk. (2007: 6-9) dalam pengolahan data skor dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan nilai terendah

b. Menentukan nilai tertinggi c. Mencari median

88

d. Membagi rentang nilai menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang.

Data nilai dihitung dengan cara sebagai berikut: R = nilai terendah

T = nilai tertinggi

n = banyak nilai, mencari n = (T-R) + 1 Q2 = median

Menurut Subana, dkk. (2000: 75), rumus kuartil adalah: Letak Q1= ¼ (n+2) untuk n data genap dan Q1= ¼ (n+1) untuk n data ganjil Letak Q2= (n+1) untuk n data genap dan ganjil

Letak Q3= ¼ (3n+2) untuk n data genap dan Q3= ¾ (n+1) untuk n data ganjil Letak Q4 = skor tertinggi

Menurut Sudjana kategori dan perhitungan kuartil menurut Subana di atas maka dapat dibuat tabel seperti di bawah ini.

Tabel 3.3

Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif

Kriteria Ketuntasan Kategori Kualifikasi

Q3 ≤ nilai ≤ T Sangat Baik (A) Tuntas

Q2 ≤ nilai ˂ Q3 Baik (B) Tuntas

Q1 ≤ nilai ˂ Q2 Cukup (C) Tidak Tuntas

89

Dari perhitungan di atas, maka dapat dibuat tabel kriteria ketuntasan untuk menentukan kriteria ketuntasan pada keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan Kategori 36,5 ≤ nilai ≤ 48 Sangat Baik (A) 24 ≤ nilai < 36,5 Baik (B)

11,5 ≤ nilai < 24 Cukup (C)

0 ≤ nilai < 11,5 Kurang (D)

Tabel di atas diperoleh dari nilai tiap indikator keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS dengan menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual dengan rincian perhitungan terlampir.

Tabel 3.5

Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa Kriteria Ketuntasan Kategori

27,5≤ nilai ≤36 Sangat Baik (A)

18≤ nilai <27,5 Baik (B)

8,5≤ nilai <18 Cukup (C)

0≤ nilai <8,5 Kurang (D)

Tabel di atas diperoleh dari nilai tiap indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual dengan rincian perhitungan terlampir.

90

3.7. Indikator Keberhasilan

Model siklus belajar berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA di SDN Kalibanteng Kidul 01, dengan indikator sebagai berikut:

a. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik (22≤ nilai < 33,5).

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual meningkat dengan kriteria rerata kelas sekurang-kurangnya baik (18≤ nilai <27,5).

c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual meningkat dengan ketuntasan belajar

individual sebesar ≥70 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar ≥80%

(berdasarkan KKM individual dan klasikal yang ditetapkan SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang).

91

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian

Berdasarkan observasi dan hasil studi dokumentasi yang telah dilakukan di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang semester satu tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa terdapat permasalahan pada mata pelajaran IPS. Hal ini dikarenakan adanya faktor: (1) guru kurang bervariasi menggunakan metode didalam pembelajaran IPS, kurang maksimal dalam memanfaatkan media pembelajaran yang telah tersedia dan kurang memunculkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran; (2) kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar cukup rendah, minat dan semangat belajar siswa masih sangat kurang dan siswa merasa bosan karena tipe materi yang bersifat hafalan; (3) interaksi dalam pembelajaran lebih didominasi oleh komunikasi satu arah antara guru dengan siswa, sedangkan komunikasi antarsiswa masih kurang dan kelas kurang kondusif; dan (4) ketuntasan klasikal siswa mata pelajaran IPS sebesar 45,45 % (20 dari 44 siswa).

Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model siklus belajar berbantuan media audiovisual untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penerapan model dan media ini terbukti dapat meningkatkan pembelajaran IPS khususnya di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, tiap siklus terdiri satu pertemuan. Data kualitatif diperoleh

92

berupa hasil observasi terhadap keterampilan guru dan aktivitas selama proses pembelajaran IPS sedangkan data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan evaluasi.

Hasil penelitian yang terdiri atas pemaparan observasi keterampilan guru, observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar IPS dengan menerapkan model siklus belajar berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang.

4.1.1. Deskripsi Data Prasiklus

Data awal hasil belajar siswa yang diperoleh pada semester satu siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang sebelum diadakan siklus (prasiklus) adalah nilai rata-rata kelas sebesar 67,81. Siswa yang mencapai KKM (KKM=70) sebanyak 20 dari 44 siswa dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 24 dari 44 siswa. Ketuntasan klasikal hasil belajar yang dipeoleh sebesar 45,45% dengan nilai terendah 53 dan nilai tertinggi 87.

4.1.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 4.1.2.1. Perencanaan Siklus 1

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyusun perencanaan untuk pelaksanaan pada siklus 1, adalah:

a. Menetapkan materi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan, yaitu KD 2.4. mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

b. Mempelajari langkah model siklus belajar dari bukunya Made Wena dan Anthon E. Lawson; dan menggunakan media audiovisual dari bukunya Sukiman dan Azhar Arsyad.

93

c. Mempersiapkan sumber belajar IPS yang berupa buku paket dan media pembelajaran yang berupa video dan gambar.

d. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dengan 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian obyektif yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan dalam proses pembelajaran serta intrumen wawancara klasikal setelah proses pembelajaran.

4.1.2.2. Pelaksanaan siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan dengan menerapkan model siklus belajar berbantuan media audiovisual pada mata pelajaran IPS kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang pada,

Hari/Tanggal : Kamis/31 Januari 2013 Waktu Pembelajaran : 2 x 35 menit

Pukul : 07.00-08.10 WIB

Materi : Peristiwa alam yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat

Uraian kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan siklus 1 sebagai berikut:

4.1.2.2.1. Prakegiatan (5 menit)

a. Guru mempersiapkan media dan sumber belajar

Guru menyiapkan video, laptop, speaker, LCD dan buku-buku paket, sedangkan siswa mempersiapkan buku dan alat tulisnya.

94

Guru memberiitahu kepada siswa bahwa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung tidak boleh gaduh dan membuat keributan.

c. Salam dan berdoa bersama

Guru memberiikan salam, siswa serentak menjawab salam. Doa dipimpin oleh Nur Amalina R. yang bertugas pada hari kamis, 31 Januari 2013.

d. Presensi

Guru melihat semua kursi penuh diduduki siswa, dan memastikan kepada siswa bahwa semua siswa kelas IVA masuk.

4.1.2.2.2. Kegiatan Awal (15 menit)

a. Guru memfokuskan perhatian siswa dengan cara meminta siswa untuk menghadap ke depan semua.

b. Siswa di motivasi agar belajar dengan sungguh-sungguh c. Penyampaian tujuan pembelajaran

Setelah pembelajaran ini selesai, anak-anak harus bisa menjelaskan pengertian apa itu peristiwa alam, banjir merupakan salah satu peristiwa alam, menyebutkan minimal 2 penyebab peristiwa alam dan harus bias menganalisis pengaruh peristiwa alam terhadap kehidupan sosial masyarakat (guru menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis).

d. Guru melakukan apersepsi dengan memberiikan beberapa pertanyaan kepada siswa.

Guru: “siapa yang kemarin melihat banjir Jakarta?”

Siswa: “saya” “saya” (banyak siswa yang menjawab sambil tunjuk jari) Guru: “kira-kira apa yang menyebabkan Jakarta banjir?”

95

Siswa: “banyak sampah di Jakarta bu” “banjir kiriman dari Bogor bu”

(jawaban siswa berbeda-beda)

Guru: “bagaimana keadaan masyarakat Jakarta?”

Siswa: “banyak yang mengungsi bu, mereka kehilangan tempat tinggalnya”

e. Siswa mengamati video (pembangkitan minat)

Siswa mengamati video dengan seksama. Terbukti tidak ada siswa yang membuat gaduh dan perhatian terfokus pada tampilan video.

f. Tanya jawab antara guru dan siswa tentang video (pembangkitan minat)

Guru: “peristiwa alam apa sajakah yang ada dalam video tersebut?”

Siswa: “gunung meletus, banjir, angin topan, gempa bumi, tanah longsor”

(siswa serentak menjawab dengan urutan yang berbeda-beda).

Guru: “iya bagus. Menurut anak-anak apa penyebab peristiwa itu?”

Siswa: “banjir disebabkan hujan yang terus-menerus bu” “tanah longsor disebabkan oleh tanah yang gundul tidak ada pohonnya bu” (siswa menjawab

dengan jawaban yang berbeda-beda).

g. Tanya jawab antara guru dan siswa tentang pengalaman siswa (pembangkitan minat)

Guru: “siapa yang pernah kebanjiran?”

Siswa: “saya bu, rumah saya pernah terkena banjir sampai lutut” “saya bu, dulu waktu saya masih di rumah yang lama” (jawaban siswa bermacam-macam).

96

4.1.2.2.3. Kegiatan Inti (35 menit)

Eksplorasi

a. Siswa diberikan penjelasan tentang model siklus belajar, bahwa siwa harus menemukan informasi sendiri dulu sebelum mendapat penjelasan dari guru. b. Guru membentuk kelompok-kelompok dengan anggota 4 anak tiap kelompok. c. Tiap kelompok diberikan lembar kerja berupa tabel yang harus diisi dengan

nama peristiwa alam, penjelasan dan penyebabnya. d. Siswa bekerja sama dalam kelompok selama 10 menit.

e. Secara berkelompok, siswa membuat prediksi tentang penyebab peristiwa alam itu dibimbing oleh guru.

Guru: “siapa yang masih mengalami kesulitan?”

Siswa: “saya bu” (sambil tunjuk jari)

Guru : (berjalan menghampiri) “apa kesulitannya?”

Siswa: “gempa bumi itu disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi ya?”

Guru: “jenis gempa bumi itu ada 2, dan masing-masing penyebabnya berbeda,

ayo dibaca lagi bukunya, dan temukan jawabannya”.

f. Perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusinya sambil menunjukkan lembar kerja yang sudah terisi, bergantian dengan kelompok lain.

g. Guru memberiikan penjelasan secara detail tentang peristiwa alam dan menuliskan bagian-bagian yang penting di papan tulis agar memudahkan siswa ketika akan mencatat. (tahap penjelasan)

h. Beberapa siswa ditunjuk untuk mengulangi penjelasan guru. (tahap

97

Guru: “respati, jelaskan apa yang dimaksud dengan banjir?dan sebutkan

penyebabnya?”

Respati: “banjir itu peristiwa meluapnya air kedaratan bu, penyebab banjir

yaitu membuang sampah ke sungai, penebangan liar, hujan terus menerus”.

(guru menunjuk siswa yang lain untuk mengulangi penjelasan yang telah diberikan)

i. Siswa lain mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh temannya. Tetapi ada beberapa siswa seperti khriesna, sheva, dhias, pratama yang masih bicara dan belum menyimak penjelasan temannya.

j. Siswa berdiskusi ulang untuk membenarkan jawaban awal. Elaborasi

a. Guru memberiikan motivasi kepada siswa untuk mengaplikasikan hasil belajar yang diperoleh.

Guru: “tadi anak-anak sudah belajar tentang peristiwa alam, penyebab dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat. Nah, sekarang kalian harus bersahabat dengan alam dengan tidak merusaknya, tidak membuang sampah

ke sungai, tidak menebang pohon sembarangan”.

b. Siswa mengutarakan sikap yang harus dimiliki seorang pelajar dalam menghadapi peristiwa alam yang mungkin bisa terjadi kapan saja.

Beberapa siswa: “kita harus merawat tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar kita bu, menanam pohon, dan menolong teman kita yang terkena musibah

sesuai dengan kemampuan kita”.

98 Konfirmasi

a. Guru mengarahkan sikap/ perilaku siswa dalam menghadapi peristiwa alam yang mungkin terjadi.

Guru: “anak-anak apabila terjadi gempa kalian harus berlari ke tanah lapang yang jauh dari bangunan, agar kalian terhindar dari reruntuhan bangunan”.

b. Guru memberiikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum paham.

Guru: “siapa yang belum paham dengan materi yang ibu berikan tadi?”

Siswa: (tidak ada yang tunjuk jari)

Guru: “sudah paham semua?” Siswa: “sudah bu”.

Guru: “kalau sudah semua ibu akan memberiikan pertanyaan kepada kalaian

semua”.

4.1.2.2.4. Kegiatan Akhir (15 menit)

a. Guru menunjukkan beberapa siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan secara lisan.

Guru: “ayu, apa penyebab gempa bumi?”

Siswa: “gempa bumi jenisnya ada 2 bu. Gempa bumi tektonik disebabkan karena pergerakan lempeng bumi, gempa bumi vulkanik karena adanya

gunung meletus”.

Guru: “iya bagus sekali. Sekarang dhias, apa yang dimaksud dengan erosi?” Siswa: “pergerakan tanah dari daerah yang kemiringannya tinggi ke daerah

yang lebih rendah bu, saya sudah pernah malihat erosi bu”. Guru: “iya bagus sekali jawabannya dhias”.

99

b. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran bersama guru.

c. Guru memberiikan penguatan berupa pujian kepada siswa karena telah menyelesaikan tugas dengan baik.

Guru: “anak-anak ibu bangga terhadap kalian semua karena sudah belajar

dengan baik hari ini, tepuk tangan untuk kita semua” (serentak semuanya

bertepuk tangan).

d. Siswa mengerjakan tugas secara individu sebagai evaluasi (tahap evaluasi)

Guru: “nah, sekarang untuk mengetahui kemampuan kalian, ibu berikan soal

evaluasi, dikerjakan secara individu dan tidak boleh membuka buku, paham?” Siswa: (serentak menjawab) “paham”.

e. Siswa mengumpulkan hasil evaluasi kepada guru. (tahap evaluasi)

f. Guru memberiikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah untuk mempelajari materi selanjutnya.

Guru: “pembeljaran IPS hari ini kita akhiri sampai disini, untuk persiapan

minggu depan silahkan kalian dirumah mempelajari tentang pola perilaku masyarakat yang dapat mempengaruhi peristiwa alam dan masalah sosial. Sekarang masukkan buku IPS dan keluarkan buku Bahasa Indonesia kita

belajar Bahasa Indonesia”

4.1.2.3. Observasi Siklus 1

Kegiatan observasi siklus 1 dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observer dalam kegiatan ini Ibu Dyah Anggraini, Guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang sebagai kolaborator. Kegiatan yang diamati meliputi:

100

a. Melakukan observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual.

b. Melakukan observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual.

c. Melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS setelah menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual.

4.1.2.3.1. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran Siklus 1

Hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual pada siklus 1 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1

No. Indikator

Jml Deskriptor

yang Tampak Nilai

1 2 3 4

1. Mengondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran (keterampilan membuka pelajaran)

√ 4

2. Menarik minat siswa sesuai dengan materi yang akan diajarkan

(keterampilan membuka pelajaran, bertanya, menggunakan variasi)

√ 3

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka pelajaran, menjelaskan)

√ 2

4. Membentuk kelompok diskusi (keterampilan mengelola kelas, menggunakan variasi)

101 5. Membimbing kelompok dalam

merumuskan konsep dengan kalimatnya sendiri (keterampilan mengajar

kelompok kecil dan perorangan, membimbing diskusi kecil)

√ 4

6. Memberiikan definisi dan penjelasan tentang konsep materi yang dipelajari (keterampilan menjelaskan, mengelola kelas)

√ 3

7. Membimbing siswa untuk mengulangi penjelasan yang disampaikan oleh guru (keterampilan bertanya, menjelaskan)

√ 2

8. Mengklarifikasi penjelasan siswa (keterampilan memberiikan penguatan, menjelaskan)

√ 3

9. Memotivasi siswa untuk

mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari (keterampilan menggunakan variasi, memberiikan penguatan)

√ 2

10. Memberiikan penguatan kepada siswa (keterampilan memberiikan penguatan)

√ 2

11. Menyimpulkan materi pembelajaran (keterampilan menutup pembelajaran)

√ 2

12. Memberiikan evaluasi terhadap siswa dan refleksi (keterampilan mengelola kelas, menutup pelajaran)

√ 4

Jumlah nilai 33

Kategori penilaian Baik

Keterangan:

Tabel 4.2

Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan Kategori

102

36,5 ≤ nilai ≤ 48 Sangat Baik (A) 24 ≤ nilai < 36,5 Baik (B)

11,5 ≤ nilai < 24 Cukup (C)

0 ≤ nilai < 11,5 Kurang (D)

Berdasarkan pada tabel 4.1 di atas, ada 12 indikator keterampilan guru yang diamati dalam pembelajaran IPS menggunakan model siklus belajar berbantuan media audiovisual pada siklus 1 memperoleh hasil bahwa keterampilan guru termasuk dalam skala penilaian baik dengan jumlah nilai 33. Hal ini ditunjukkan dengan guru mengondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai; melakukan kegiatan awal untuk menarik minat siswa; menyampaikan tujuan pembelajaran; membentuk kelompok pada tahap eksplorasi; membimbing kelompok berdiskusi untuk menemukan ide baru; memberiikan definisi dan penjelasan tentang konsep materi pada tahap penjelasan; membimbing siswa dalam mengulangi penjelasan guru; mengklarifikasi jawaban siswa; memotivasi siswa untuk mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari pada tahap elaborasi; memberiikan penguatan kepada siswa; menyimpulkan materi pembelajaran; serta guru memberiikan evaluasi dan refleksi pada tahap evaluasi.

Keterampilan guru yang Nampak dari 12 indikator, ada 6 indikator yang memperoleh nilai 2 yaitu indikator menyampaikan tujuan, membentuk kelompok, membimbing siswa mengulangi penjelasan guru, memotivasi siswa untuk mengaplikasikan konsep, memberii penguatan dan menyimpulkan materi; ada

Dokumen terkait