• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah sesuatu yang mengantarkan atau meneruskan informasi atau pesan dari sumber (pemberi pesan) ke penerima pesan.6

Dalam kegiatan pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara guru dengan siswa.7 Media juga dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber (pemberi pesan) secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.8

Beberapa pendapat lain mengenai pengertian media pembelajaran, diantaranya:

1) Briggs menyatakan bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.9

2) Association of Education Communication Technology (AECT) memberikan batasan terhadap media yaitu sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk proses penyaluran pesan.10

3) Gagne mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.11

6

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6.

7

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 65.

8

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Baru, 2008), h. 7.

9

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran; Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 6.

10 Ibid. 11

Arief S. Sadiman, dkk., op. cit., h. 6.

12

4) Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (sumber) ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi.12

5) Rossi dan Braidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan lain sebagainya.13

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau meneruskan informasi dan pengetahuan dari sumber kepada penerima secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

b. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup banyak jenisnya. Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yakni:14

1) Media audio merupakan media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya dapat memanipulasi kemampuan suara saja.

2) Media visual merupakan media yang hanya melibatkan indera penglihatan. 3) Media audio visual merupakan media yang melibatkan indera pendengaran

dan penglihatan sekaligus dalam proses pembelajaran.

4) Multimedia merupakan media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran.

Menurut Rudy Brets, terdapat tujuh klasifikasi media, diantaranya: 15 1) Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv.

12

Ibid., h. 7. 13

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 204.

14

Yudhi Munadi, op. cit., h. 54-57. 15

Wina Sanjaya, op. cit., h. 212.

2) Media audiovisual diam, seperti film rangkai suara, media sound slide dan halaman bersuara.

3) Audio semigerak, seperti tulisan jauh bersuara. 4) Media visual bergerak, seperti film bisu.

5) Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, slide bisu. 6) Media audio, seperti radio, telepon, dan pita audio.

7) Media cetak, seperti buku, modul, dan bahan ajar mandiri.

Sementara menurut Leshin dan kawan-kawan, media diklasifikasikan ke dalam lima kelompok, yaitu:

1) Media berbasis manusia, seperti guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan fieldtrip.

2) Media berbasis cetak, seperti buku, worksheet, alat bantu kerja, dan lembaran lepas.

3) Media berbasis visual, seperti buku, bagan, grafik, peta, transparansi, dan

slide.

4) Media berbasis audio-visual, seperti video, film, program slide-tape dan televisi.

5) Media berbasis komputer, seperti pengajaran dengan bantuan computer, interaktif video, hypertext.16

Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama kerucut pengalaman (Dale’s cone of experience).17 Klasifikasi ini banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media.

Dasar pengembangan kerucut pengalaman Dale bukan berdasarkan tingkat kesulitan, melainkan berdasarkan tingkat keabstrakan. Tingkat keabstrakan ini terlihat dari jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pesan dalam proses pembelajaran.18

16

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 36. 17

Arief S. Sadiman, dkk., op. cit., h. 8. 18

Azhar Arsyad, op. cit., h. 10.

14

Gambar 2.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale19

c. Fungsi Media Pembelajaran

Pada dasarnya, fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Beberapa fungsi lainnya merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai untuk menyampaikan pesan dan dampak atau efek yang ditimbulkannya. Ciri-ciri umum media yang dimaksud adalah kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, merekonstruksi, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau objek. Selanjutnya, yang dimaksud bahasa yang dipakai menyampaikan pesan adalah bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Sedangkan maksud dari dampak atau efek yang ditimbulkan dari media adalah terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap siswa sebagai akibat interaksi antara siswa dengan pesan, baik perubahan secara individu maupun secara kelompok.20 Adanya perubahan tingkah laku inilah yang merupakan tujuan utama media, yakni mengefektifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

Fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. 21

1) Menarik perhatian siswa.

19

Ibid., h. 11. 20

Yudhi Munadi, op. cit., h. 36. 21

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, op. cit., h. 67.

2) Membantu siswa untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.

3) Memperjelas penyajian materi agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).

4) Mengatasi keterbatasan ruang.

5) Pembelajaran dapat menjadi lebih komunikatif dan produktif. 6) Waktu pembelajaran dapat dikondisikan.

7) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.

8) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu dan menimbulkan gairah belajar.

9) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.

10) Meningkatkan keaktifan atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Berikut ini merupakan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa. 22

1) Media yang digunakan guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa. 4) Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi

penggunaannya.

5) Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Media secanggih apapun tidak akan bisa menolong tanpa kemampuan teknis dalam mengoperasikannya.

Agar media pembelajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan, perlu diperhatikan juga faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media pembelajaran. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

22

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 173-174.

16

objektivitas, program pengajaran, sasaran program, situasi dan kondisi, dan kualitas teknik.23

d. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa baik dalam mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Menurut Sudjana dan Riva’i, manfaat media pembelajaran bagi siswa dalam proses belajar adalah sebagai berikut.24

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Memperjelas makna bahan pembelajaran (materi) sehingga lebih mudah dipahami siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar yang digunakan guru akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak merasa bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Manfaat praktis dari penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.25

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan interaksi antar siswa dan lingkungannya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

23

Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, op. cit., h 69. 24

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital Edisi Kedua, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013), h. 22.

25

Ibid., h. 23.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan mereka.

3. Hypermedia

a. Pengertian Hypermedia

Peran guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran bagi siswa. Faktor lain yang mendukung kesuksesan siswa dalam belajar adalah media pembelajaran yang tepat. Guru merupakan seseorang yang berperan untuk memilih media yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Pemilihan media yang tepat disesuaikan dengan masing-masing karakteristik materi pelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan dalam mendukung proses pembelajaran adalah hypermedia.

Hypermedia merupakan salah satu jenis multimedia. Menurut Blanchard dan Rotenberg, hypermedia adalah gabungan dari berbagai media yang diatur oleh

hypertext yang meliputi berbagai media seperti video, audio, musik, teks, animasi, film, grafik, dan gambar.26 Hypermedia mengacu pada penggunaan software

(perangkat lunak) komputer yang menggunakan elemen dari teks, grafik, video dan audio yang dihubungkan pada suatu jalur (link) dengan cara mempermudah pemakai (siswa) untuk beralih dari suatu informasi ke informasi lainnya. Siswa dapat memilih jalan khusus sesuai dengan gaya belajar dan memproses informasi sendiri. Menurut sifatnya, siswa menyediakan lingkungan belajar yang interaktif dan eksplorasi.27 Menurut Smaldino, pembelajaran hypermedia didasarkan pada teori kognitif tentang bagaimana struktur pengetahuan seseorang dan bagaimana mereka belajar. Hypermedia ini dirancang untuk menyerupai cara seseorang dalam mengatur informasi dengan konsep-konsep dan dari informasi yang mereka peroleh.28 Hal ini senada dengan pendapat Jacobs yang menyatakan bahwa cara

26

Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 183.

27

M. Iksan Ansori, dkk., Efektivitas Pembelajaran Hypermedia dan Slide Powerpoint Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Kemampuan Visuospasial, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 1, 2013, h. 324.

28

Ibid., h. 324-325.

18

belajar dengan hypermedia disebut sebagai cara belajar secara sepintas lalu menemukan dan pencarian informasi.29

Hypermedia merupakan salah satu dari banyak media yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana pembelajaran yang memuat wawasan dan pengetahuan yang berisi mengenai teori dan penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari. Hypermedia menjadikan pembelajaran lebih faktual dengan didukung adanya visualisasi konsep berupa gambar dan video secara nyata. Hal ini tentunya memberikan sebuah nuansa baru dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran fisika.30

b. Karakteristik Hypermedia

Dalam hypermedia terdapat dua konsep dasar yang menjadi ciri khusus, yaitu penghubung (link) dan yang dihubungkan (nodes). Nodes merupakan bagian-bagian dari sumber informasi yang terdapat dalam hypermedia yang meliputi basis data, seperti video, suara, musik, teks, animasi, film, grafik, gambar, dan data lainnya. Sementara link merupakan penghubung atau yang membuat hubungan antara nodes dan pengguna. Hypertext dalam hypermedia

berfungsi sebagai link. Jadi, nodes tidak berarti dalam hypermedia tanpa adanya peranan hypertext sebagai link.31

Menurut Jonassen dan Yang, hypermedia memiliki beberapa karakteristik, diantaramya:32

1) Hypermedia menawarkan sarana informasi multimedia. Informasi dalam

hypermedia disajikan dalam berbagai format media, seperti teks, gambar, grafik, suara, dan animasi.

2) Hypermedia menyediakan akses informasi secara non-linier.

29

Munir. op. cit., h. 183 30

Ahmad Abdul Haqi, “Pengembangan Hypermedia Berbasis World Wide Web

Bertemakan Curug Siwale Materi Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran untuk SMP/MTs”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013, h. 3.

31

Munir, loc. cit. 32

Shu Sheng Liaw. Designing The Hypermedia Based Learning Environment. Journal of Instructional Media. Vol. 28, 2001. pp. 46

3) Hypermedia menyediakan komunikasi yang interaktif, dimana pengguna

hypermedia memiliki kontrol penuh atas situasi belajar.

4) Hypermedia mengintegrasikan berbagai informasi. Berbagai sumber informasi pada sistem hypermedia dapat langsung dihubungkan satu sama lain secara konsisten, terlepas dari struktur informasi yang berurutan.

Struktur program hypermedia biasanya terdiri dari beberapa halaman (slides). Masing-masing halaman berisi objek (teks, gambar, suara) yang terkait dengan halaman lainnya. Sebuah elemen tertentu, seperti kata, dapat dihubungkan dengan beberapa elemen lainnya. Halaman dapat dilalui dalam berbagai urutan yang berbeda (salah satunya secara linier). Siswa dapat memproses informasi pada layar komputer, seperti membaca, menonton, mendengarkan dan mungkin terlibat dalam beberapa interaksi. Selain itu, siswa dapat berpindah ke tampilan baru dengan memilih link, misalnya mengklik kata yang digarisbawahi atau perangkat navigasi lainnya.33

c. Kelebihan dan Keterbatasan Hypermedia dalam Pembelajaran

Kelebihan menggunakan hypermedia atau multimedia interaktif dalam pembelajaran diantaranya: 34

1) Sistem pembelajaran dapat menjadi lebih inovatif dan interaktif.

2) Guru akan selalu dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran.

3) Mampu menggabungkan antara teks. gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran.

4) Meningkatkan motivasi siswa selama proses belajar mengajar hingga mendapatkan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

5) Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini hanya diterangkan melalui penjelasan atau alat peraga yang konvensional.

6) Melatih siswa lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

33

Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Multimedia for Learning: Methods and Development, (USA: Allyn & Bacon, 2011), pp. 141

34

Munir., op. cit., h. 113-114.

20

Selain itu, pendapat lain mengenai kelebihan hypermedia dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 35

1) Pembelajaran menjadi mengasyikkan, di mana siswa mendapat kesempatan untuk melibatkan minatnya lebih jauh.

2) Multisensori yaitu menggabungkan suara dan gambar bersama teks akan dicamkan ke otak.

3) Berkaitan, dengan menggunakan tombol, siswa dapat menghubungkan ide-ide dari sumber-sumber media yang berbeda.

4) Individualisasi, memungkinkan siswa untuk mencari informasi sendiri. 5) Membangun struktur mental siswa berdasarkan eksplorasinya.

Menurut Eklund, sistem hypermedia memiliki beberapa hal penting dalam proses belajar mengajar, yakni:36

1) Hypermedia mengizinkan adanya adaptasi antar siswa.

2) Hypermedia menyediakan mekanisme-mekanisme pendukung yang diarahkan untuk memperkuat ide-ide dan konsep-konsep terkait dengan materi ajar. 3) Hypermedia juga menyediakan adanya umpan balik dari sistem sehingga

siswa bisa mengetahui apakah jawaban mereka tepat atau tidak.

4) Hypermedia menawarkan adanya kemungkinan evaluasi permanen siswa. 5) Hypermedia dapat berinteraksi kemudian membiarkan siswa untuk

mengontrol sistem dengan bebas.

6) Hypermedia dapat dihubungkan ke internet.

35

Tri Lukitaningsih, “Pembelajaran Biologi dengan Jigsaw melalui Hipermedia dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Memori dan Interaksi Sosial Siswa terhadap Prestasi Belajar”, Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, h. 44.

36

Jose Chamoso Sanchez, et al., Designing Hypermedia Tools for Solving Problems in Mathematics, Journal of Computers & Education, 38, 2002, pp. 305.

Di bawah ini merupakan kelebihan dan keterbatasan dari penggunaan

hypermedia dalam pembelajaran:37

Tabel 2.1 Kelebihan dan Keterbatasan Penggunaan Hypermedia dalam Pembelajaran

Kelebihan Keterbatasan

1. Multiple perspective

Pembelajaran menggunakan hypermedia menyediakan lingkungan yang sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional. Lacy dan Wood berpendapat bahwa pembelajaran berbasis hypermedia adalah bentuk media non-linear yang memungkinkan para siswa untuk mengeksplorasi berbagai macam informasi dengan cara mereka sendiri.

1. Perbedaan latar belakang siswa

Kebanyakan pengguna sistem hypermedia tidak mendapatkan manfaat dari media ini jika mereka tidak memiliki keahlian dalam mengoperasikan komputer. Menurut Yang, sistem hypermedia menyediakan hubungan antar siswa, guru dan informasi dasar. Kemampuan pengontrolan diri masing-masing siswa adalah sebuah faktor penting dalam membangun keberhasilan penerapan dan integrasi dari pembelajaran menggunakan hypermedia ke dalam kurikulum.

2. Collaborative learning pembelajaran kolaborasi)

Pembelajaran hypermedia memungkinkan adanya komunikasi interaktif dan menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif. Menurut Tunner dan Dipinto, dalam pembelajaran

menggunakan hypermedia siswa-siswa

memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kognitif mereka yang kompleks, seperti memecah sebuah topik ke dalam subtopik-subtopik.

2. Disorientasi

Heller menyatakan bahwa kekurangan dari struktur hypermedia adalah membuat pengguna (siswa) menjadi bingung pada saat mereka mecoba untuk mengakses informasi. Selain itu, kebebasan lingkungan yang ditawarkan lewat hypermedia barangkali membuat siswa fokus pada informasi yang tidak berpusat pada tujuan pembelajaran guru. Oleh sebab itu, penting untuk menganalisis sikap atau kemampuan siswa sebelum mendesain hypermedia dalam pembelajaran. 3. Learner-orientation (berorientasi pada

siswa)

Hypermedia menyediakan sebuah lingkungan kontrol tinggi dimana siswa-siswa dimungkinkan untuk membuat keputusan-keputusan mengenai cara- cara mana saja yang harus mereka ikuti. Steinberg menjelaskan bahwasanya meningkatkan control siswa dapat membuat mereka semakin termotivasi.

3. Kelebihan informasi

Berge menyatakan bahwa ketika informasi yang terlalu banyak harus diterima siswa maka waktu belajar yang dibutuhkan akan bertambah dan motivasi belajar akan menurun.

4. Interdisciplinary Learning

Hypermedia mempresentasikan suatu materi pembelajaran melalui basis data informasi, hubungan dan alat navigasi interaktif. Gilbert dan Moore mengemukakan bahwa ketika hypermedia dikombinasikan dengan internet maka hal ini dapat memungkinkan semua individu untuk mengirim file-file (data-data) dan informasi dari jutaan sumber dengan menggunakan browser.

4. Ketidakefektifan pengguna

Berge menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan hypermedia tidak seperti pembelajaran konvensional. Hypermedia menyediakan lingkungan belajar yang interaktif dan siswa mengontrol penuh dalam penggunaan sistem. Ketidaksesuaian interaksi penggunaan dapat menyebabkan hilangnya perhatian siswa, kebosanan, informasi yang berlebihan.

37

Moeketsi Jonas Sesemane, “The Reduction of Information Overload in Hypermedia Environments”, Thesis in Doctor Educations at the University of Johannesburg, 2004, pp. 97-98.

22

d. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merancang Hypermedia

Untuk meminimalisir keterbatasan yang dimiliki hypermedia, maka perlu diperhatikan beberapa hal untuk merancang dan memproduksi program multimedia atau hypermedia, diantaranya: 38

1) Kriteria kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga siswa tidak perlu belajar komputer terlebih dahulu.

2) Kriteria kandungan kognisi. Kandungan isi program harus memberikan pengalaman kognitif yang dibutuhkan siswa.

3) Kriteria integrasi media, di mana media harus mengintegrasikan beberapa aspek keterampilan lainnya yang harus dipelajari. Pembelajaran integratif memberi penekanan pada pengintegrasian berbagai keterampilan berbahasa, mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca.

4) Untuk menarik minat siswa, program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria.

5) Kriteria penilaian yang terkahir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan siswa secara utuh. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program, maka ia akan merasa telah belajar.

Pendapat lain mengatakan bahwa beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan hypermedia untuk proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:39

1) Misi atau tujuan dari mata pelajaran itu sendiri, materi subjek, pendekatan, metode, bentuk tampilan program dan pemilihan software yang akan digunakan.

2) Software hypermedia harus memperhatikan urutan presentasi materi dan urutan kegiatan belajar. Software harus menyediakan fasilitas seperti indeks, peta isi, keluar masuk setiap saat menuju indeks atau peta, meloncat ke depan

38

M. Ikhwanudin Al Fatakh, “Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Asam-Basa Terintegrasi Nilai”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 13.

39

Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui Program Macromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika, 2014, (http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/model-pembelajaran-fisika-interaktif.html).

atau belakang dari posisi yang dihadapi, serta menelusuri informasi sepanjang presentasi.

3) Materi disajikan dalam bentuk multimedia yang meliputi teks, gambar, foto, animasi dan suara. Animasi yang digunakan, baik pada penjelasan konsep maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run (loop) atau diaktifkan melalui penekanan tombol, juga bisa berupa animasi interaktif. Hal ini memungkinkan pengguna (siswa) berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi bagian tertentu dari animasi tersebut.

4) Urutan kegiatan belajar meliputi melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima informasi, meminta penjelasan dan mengerjakan evaluasi.

5) Penggunaan suara dititikberatkan pada efek-efek atau ilustrasi yang diharapkan akan memperjelas tampilan.

Dokumen terkait