• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar (Arief, dkk, 2006). Pengertian media menurut Gagne (dalam Arief, 2006:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Brigg (dalam Arief, dkk, 2006: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Media diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk

Pengembangan proses, sumber & sistem belajar

Teori & pratik Desain

proses, sumber & sistem belajar

Pemanfaatan proses, sumber & sistem belajar

Penelitian proses, sumber & sistem belajar

Pengelolaan proses, sumber & sistem belajar Penilaian

proses, sumber & sistem belajar

proses komunikasi dengan siswa agar siswa belajar (Waluya, 2006:3). Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2004: 7). Dari pengertian media dan pembelajaran tersebut maka media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk proses komunikasi dengan siswa agar siswa memperoleh perubahan perilaku yang baru dalam mendapatkan pengetahuan, ketrampilan serta sikap yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan atau motivasi sehingga proses belajar terbentuk. Briggs (dalam Waluya,2006:3) mengatakan bahwa media pengajaran meliputi obyek (benda nyata), model, suara langsung, rekaman radio, pembelajaran terprogram, televisi dan slide. Menurut Fowler (dalam Suyitno dkk,2000:1), matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sehingga untuk kelancaran pembelajaran di samping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa (Suyitno dkk, 2000:37). Salah satu fungsi media pembelajaran matematika adalah meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dengan meningkatnya motivasi belajar, dapat meningkatkan hasil belajar (Dimyati,1994:78-79).

2. Jenis Media Pembelajaran

Menurut Rudy Bretz (dalam Arief dkk, 2006:20) media diklasifikasikan menjadi 8 yaitu : 1) media audio visual gerak, 2) media

36

audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio dan 8) media cetak. Menurut Briggs (dalam Arief dkk, 2006: 23) mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: obyek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film, televisi dan gambar. Menurut Seels (1990: 181-183) mengelompokkan media ke dalam dua kelompok besar, yaitu 1) Media tradisional. Media tradisional terdiri atas visual diam yang diproyeksikan (overhead, slides), visual yang tidak diproyeksikan (gambar, poster, foto, chart, grafik, diagram, papan info, pameran dan audio serta visual) dan 2) Media teknologi mutakhir meliputi media berbasis telekomunikasi (teleconference, kuliah jarak jauh), media berbasis mikroprosesor (permainan, komputer dan CD).

3. Manfaat Media Pembelajaran

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembang pula media pembelajaran yaitu komputer dan CD (Compact Disk). Manfaat media berupa komputer sudah dilakukan dalam pembelajaran. Lazarowictz dan Tamir (dalam Sortha, 2006) menyatakan bahwa banyak studi telah dilakukan yang menjelaskan pentingnya penggunaan komputer dalam pembelajaran sain. Media pembelajaran berupa CD dapat juga digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran misalnya volum benda putar dengan media komputer. Menurut Nana (2001), media pengajaran merupakan salah satu unsur penting dalam

belajar dan pembelajaran yang dapat mempertinggi proses belajar, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar. Penggunaan CD dalam pembelajaran akan memudahkan siswa memahami suatu konsep karena guru dapat menulis bahan ajar melalui CD pembelajaran maupun CD pembelajaran interaktif. CD pembelajaran interaktif adalah salah satu jenis teknologi komunikasi dan informasi yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran baik oleh guru maupun siswa karena memuat berbagai media yaitu gambar, animasi, teks dan suara, serta siswa dapat secara aktif merespon perintah yang ada didalamnya untuk memahami suatu konsep. Hasil penelitian Mustajab (2003: 48) terungkap bahwa ada pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan multimedia berupa media audio visual terhadap hasil belajar mata diklat bahasa inggris, siswa tingkat II SMKN 3 Semarang. Hasil penelitian Abimanyu (2003:79) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan psikomotorik yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang menggunakan multimedia dalam bentuk media audio visual VCD dengan kelompok mahasiswa yang tidak menerima. Pada umumnya, guru dalam menjelaskan konsep volum benda putar sering kali hanya menggambarkan benda putar pada papan tulis atau bidang datar hal ini menyulitkan siswa untuk memahami, karena benda putar yang merupakan bentuk benda ruang (tiga dimensi) tetapi digambarkan pada bidang datar (dua dimensi). Bruner (dalam Ratna, 1996 : 102) proses belajar terjadi secara optimal jika pengetahuan itu dipelajari dalam tiga tahap yakni tahap

38

enaktif, ikonik dan simbolik. Tahap enaktif merupakan tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda kongret atau menggunakan situasi nyata. Tahap ikonik merupakan tahap pembelajaran suatu pengetahuan dimana pengetahuan itu diwujutkan dalam bentuk bayangan visual, gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan kongret. Tahap simbolik merupakan pembelajaran suatu pengetahuan dimana pengetahuan itu diwujutkan dalam bentuk simbol-simbol abstrak. Jadi pada pembelajaran volum benda putar, siswa diberikan contoh benda-benda putar pada situasi nyata yaitu benda benda putar di kehidupan sehari-hari, kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan gambar pada bidang datar, dilanjutkan dengan menunjukkan benda hasil putar suatu bidang datar yang diputar mengelilingi suatu garis tertentu. Setelah itu, pembelajaran menggunakan lambang, simbol atau rumus. Pembelajaran volum benda putar tersebut dituangkan dalam CD interaktif sehingga dalam pembuatan CD pembelajaran interaktif perlu memperhatikan kapan siswa ditunjukkan bentuk animasi volum benda putar dalam tiga dimensi dan kapan ditunjukkan bidang datarnya.

H. Strategi Konstruktivisme Student Active Learning (KSAL)

1. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman

umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu (Miarso,2004:530). Menurut Sanjaya (2007 :126) Strategi Pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemp (dalam Sanjaya, 2007: 126) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Jadi strategi pembelajaran adalah suatu perncanaan kegiatan pembelajaran yang dikukan guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran sebagai suatu pendekatan menyeluruh oleh Romiszowski (dalam Miarso, 2004: 530) dibedakan menjadi dua starategi dasar, yaitu ekspositori (penjelasan) dan diskoveri (penemuan). Strategi ekspositori didasarkan pada teori pemrosesan informasi. Strategi diskoveri didasarkan pada teori pemrosesan pengalaman atau disebut teori belajar berdasarkan pengalaman (experiential learning). Lebih lanjut Miarso mengatakan pada garis besarnya proses belajar menurut teori berdasarkan pengalaman berlangsung sebagai berikut.

a. Pembelajar bertindak dalam suatu peristiwa khusus.

b. Timbul pemahaman pada diri pembelajar atau atas peristiwa khusus itu c. Pembelajar menggeneralisasikan peristiwa khusus itu menjadi suatu

40

d. Terbentuknya tindakan pembelajar yang sesuai dengan prinsip itu dalam situasi atau peristiwa baru.

Penerapan strategi diskoveri berlangsung dengan langkah-langkah.

a. Diberikan kesempatan kepada pembelajar untuk berbuat atau mengamati akibat suatu tindakan.

b. Diberikan tes pemahaman tentang adanya hubungan sebab-akibat serta diberikan kesempatan ulang untuk berbuat jika dipandang perlu. c. Diusahakan terbentuknya prinsip umum dengan latihan pendalaman

dan pengamatan tindakan lebih banyak.

d. Diberikan kesempatan untuk penerapan informasi yang baru dipelajari dalam situasi yang sebenarnya.

Unsur-unsur yang terdapat dalam rumusan strategi pembelajaran adalah: 1) Tujuan umum pembelajaran, 2) metode, 3) Pengorganisasian kegiatan belajar-mengajar, 4) tahapan dalam melaksanakan proses pembelajaran, 5) Urutan belajar, 6) penilaian, 7) pengelolaan kegiatan belajar, 8) tempat belajar dan 9) waktu: jumlah jam. Unsur-unsur tesebut di atas terangkum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Strategi Pembelajaran Konstruktivisme Student Active Learning

Strategi Pembelajaran Konstruktivisme Student Active Learning

(KSAL) adalah suatu strategi mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga mampu mengubah tingkah laku siswa secara lebih efektif dan efisien dalam mempelajari suatu konsep, membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

sebelumnya. Strategi yang digunakan pada proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran ini adalah strategi konstrukstivesme

student active learning yang merupakan modifikasi dari Strategi Think Talk Write (TTW) yang dikenalkan oleh Huiker yang terdiri dari tiga unsur think, talk, dan write dan desain pembelajaran konstruktivis (Constructivist Learning Design) CLD disusun atas 6 dasar, yaitu

situation, grouping, bridge, question, exhibit, dan reflection (Gagnon dan Collay, 2000:11). Dari strategi tersebut peneliti memodifikasi sehingga menjadi strategi yang mencerminkan konstruktivisme dan mencerminkan siswa aktif. Strategi tersebut memuat unsur-unsur (Bridge, grouping, think, talk, write, reflection, evaluation)

a. Bridge. Sebelum memulai pelajaran baru, guru dapat menggali

pengetahuan siswa sebelumnya, untuk menjembatan antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dengan pelajaran baru yang akan mereka peroleh selama pembelajaran.

b. Grouping. Grouping merupakan mengorganisir siswa untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa dalam satu grup saling interaksi dalam memecahkan suatu masalah.

c. Think. siswa membaca untuk memahami masalah, diikuti dengan memikirkan penyelesaiannya

d. Talk. siswa mengkomunikasikan penyelesaiannya. e. Write. siswa menuliskan hasil pemikirannya tersebut

42

f. Reflection. Refleksi dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk berpikir kembali mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menarik simpulan untuk pembelajaran berikutnya.

g. Evaluation. Untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep yang

dipelajari diberikan soal dalam bentuk soal permainan dan tes akhir.

I. Pengembangan Model Pembelajaran dengan Strategi KSAL

Dalam mengembangkan model pembelajaran, penelitian ini mengacu pada Model pengembangan Plomp(1997), Menurut Plomp dalam mengembangkan model ada lima tahapan yang harus dilalui. Kelima tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Dokumen terkait