• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.7. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi 2013:7-8). Sementara itu, Sudjana dan Rivai (2010:1) menyatakan bahwa media pengajaran adalah alat bantu untuk mengajar. Adapun Remiszewski (dalam Subana dan Sunarti 2011:289) menjelaskan bahwa media yaitu pembawa pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang perasaan, pikiran dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar.

a. Manfaat Media Pembelajaran

Media memiliki manfaat yang penting dalam pembelajaran. Daryanto (2012:5) berpendapat ada lima manfaat media pembelajaran. Kelima manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1) memperjelas materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

2) menimbulkan gairah gairah belajar, berinteraksi secara langsung anatar peserta didik dan sumber belajar.

3) memungkinkan peserta didik belajar sendiri sesuai dengan keinginanya dimanapun dan kapanpun dia berada.

4) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimblkan persepsi yang sama.

5) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton (dalam Daryanto 2012:5-6) adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar. 2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

7) Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkitkan.

8) Peran tenaga pendidik mengalami perubahan ke arah yang positif.

b. Posisi Media Pembelajaran

Media pembelajaran menempati posisi yang penting sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi

juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Bagi pendidik, media membantu dalam penyampaian atau transmisi ilmu dan membantu memotivasi peserta didik belajar aktif. Bagi peserta didik, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan menambah antusias dalam belajar. Posisi media pembelajaran dalam sistem pembelajaran ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 2.2 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran (Daryanto, 2012:8)

c. Media Sebagai Sumber Belajar

Proses pembelajaran adalah suatu proses pengolahan sejumlah nilai informasi atau bahan pelajaran yang diterima oleh peserta didik. Nilai- nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat di mana-mana; di sekolah, di kampus, di lingkungan rumah, di dalam keluarga, dan sebagainya.

Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu pendidik dalam memperkaya wawasan peserta didik. Kalau dalam pendidikan di masa lalu, pendidik merupakan satu-satunya

sumber belajar bagi peserta didik. Sehingga kegiatan pendidikan cenderung masih tradisional. Tetapi lain halnya sekarang, di mana perkembangan teknologi yang kian pesat sehingga penggunaan perangkat teknologi sebagai sumber belajar sudah banyak digunakan.

d. Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang baik. Pemilihan media pembelajaran juga harus direncanakan dengan baik, agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

Terlepas dari pentingnya penggunaan media pembelajaran di dalam proses pembelajaran, jika media pembelajaran tidak memenuhi standar yang baik tentunya hasil pembelajaran menjadi kurang efektif. Beberapa syarat dari media pembelajaran yang baik adalah mampu meningkatkan motivasi peserta didik. Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari, selain meberikan rangsangan baru. Media yang baik juga akan mendorong peserta didik untuk aktif dalam memberikan tanggapan atau umpan balik, dan dapat melakukan praktik-praktik dengan benar

Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada beberapa faktor seperti karakteristik materi yang akan diajarkan, lingkungan, sumber daya manusianya dan sebagainya yang saling berhubungan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berikut ini

merupakan tabel pemilihan media pembelajaran menurut sifat tugas pembelajaran:

Tabel 2.1. Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran

MEDIA SIFAT TUGAS G U R U IN S T R U K T U R C E T A K T R AN S P A R A S I S L ID E G A M B A R IL U S T R A S I A U D IO -T A P E V ID E O K A S E T R A D IO F IL M K O M P U TE R S IM U LA S I V ID E O D IS C P E R M A INA N T E L E V IS I Menghafal V V V V V V V Memerlukan Prosedur fisik V V V V V V V V V V V V V Memerlukan Penerapan Prinsip-pinsip V V V V V V V V V V V Pemahaman konsep dan hubungan- hubungan V V V V V V V V V V V memerlukan pemikiran tingkat lebih tinggi V V V V V V V V V

Sumber: Azhar Arsyad (2013:76)

Pada mata kuliah teknik drainase perkotaan, khususnya materi analisa data hujan dan aplikasinya, merupakan materi yang memerlukan tingkat pemikiran lebih jika dibanding dengan materi lainnya. disamping itu, materi tersebut merupakan penerapan dari berbagai teori dan rumus, sehingga memerlukan media yang tepat untuk mengatasi hambatan- hambatan itu. Media cetak dipilih sebagai media yang paling tepat dengan berbagai kelebihannya. Modul adalah salah satunya jenis media cetak yang dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas mandiri.

2.8. Modul

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.

Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/ substansi belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing. (Daryanto, 2013:9)

2.8.1 Karakteristik Modul

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul.

1. Self instruction

Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karaktr tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakteristik self instruction, maka modul harus:

a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar;

b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/ spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;

c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;

d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan utuk mengukur peguasaan peserta didik;

e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;

f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

h. Terdapat instrumen penilaian yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);

i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta mengetahui tingkat penguasaan materi;

j. Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi/ yang mendukung materi.

2. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh.

3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang

tidak tergantung pada bahan ajar/ media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/ media lain.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknilogi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel / luwes digunakan di berbagai perangkat keras

(hardware).

5. Bersahabat/ Akrab (User Friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/ akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly. (Daryanto, 2013: 9-11)

Dokumen terkait