• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM MATA KULIAH TEKNIK DRAINASE PERKOTAAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM MATA KULIAH TEKNIK DRAINASE PERKOTAAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM MATA KULIAH TEKNIK DRAINASE PERKOTAAN

PADA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

NUR HIDAYAT

5101411003

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”

“Bertindaklah seakan kau melihat Tuhan, jika tidak bisa, yakinlah bahwa Tuhan selalu melihat tindakanmu”

PERSEMBAHAN

 Bapakku Maryono dan Ibuku Marti. Orang

tua yang selalu memperjuangkan masa

depanku.

 Adikku, Irfan Thoyib.

 Keluarga besar HMTS UNNES.

 Keluarga besar PTB angkatan 2011.

 Negara Kesatuan Republik Indonesia!

(6)

Analisis Data Hujan Dan Aplikasinya Terhadap Mahasiswa Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Nur Qudus, M.T. dan

Eko Nugroho Julianto, S.Pd, M.T, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Desain pembelajaran merupakan suatu produk hasil perencanaan mengenai kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya secara sistematis. Desain pembelajaran dirancang untuk mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan sub bahasan Analisis Data Hujan dan Aplikasinya diawali dengan menganalisis kebutuhan mahasiswa, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperlukan suatu desain pembelajaran agar mahasiswa lebih mudah dalam memahami materi perkuliahan dan mengurangi kesulitan belajar. Media pembelajaran merupakan alat pendukung dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pada mata kuliah teknik drainase perkotaan dan mengetahui persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis.

Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah metode kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data pengujian validitas media oleh ahli media dan ahli materi, dan pengambilan data persepsi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1 terhadap media pembelajaran.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan persepsi mahasiswa terhadap Modul “Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Berbasis Aplikasi SIG” dapat mengatasi kesulitan belajar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1 dalam mengikuti mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan sub bahasan Analisis Data Hujan dan Aplikasinya sebesar 85,9%, yang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan Modul “Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Berbasis Aplikasi SIG” dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran mandiri mahasiswa. Untuk menyempurnakan kualitas media pembelajaran diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan mengimplementasikan media terhadap hasil belajar

Kata Kunci : Desain Pembelajaran, Modul, Teknik Drainase Perkotaan, dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

(7)

Puji syukur penulis kepada Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat serta salam

senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya. Dengan berucap syukur penulis akhirnya menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Desain Pembelajaran Teknik Drainase Perkotaan Materi Analisis Data

Hujan Dan Aplikasinya Terhadap Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan

Universitas Negeri Semarang”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tersusun bukan atas kemampuan dan

usaha penulis sendiri. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Dr. Nur Qudus, M.T. dan Eko Nugroho Julianto, S.Pd,

M.T. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

3. Dra. Sri Handayani, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang serta penguji 1.

4. Segenap Dosen Jurusan Teknik Sipil, atas ilmu dan bimbingan yang telah

diberikan.

(8)

6. Segenap rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, sahabatku dari pengurus

Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Unnes.

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu saya ucapkan terima kasih.

Penulis tidak bisa membalas kebaikan-kebaikan dari berbagai pihak yang telah

membantu penulis. Penulis hanya bisa mendoakan agar kebaikan-kebaikan

tersebut dicatat Tuhan sebagai amal baik. Kepada Tuhan penulis berharap agar

mereka selalu mendapatkan naungan kasih dan sayang. Di samping itu, penulis

juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dunia pendidikan, dan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semarang, Februari 2016

Penulis

(9)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian... 7

1.5 Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Hakikat Belajar ... 9

2.2 Hakikat Pembelajaran... 10

(10)

2.5 Tinjauan Mata Kuliah ... 16

2.6 Metode Pembelajaran ... 17

2.7 Media Berpikir ... 20

2.8 Modul ... 25

2.9 Persepsi Mahasiswa ... 27

2.10 Perlunya Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 30

2.11 Kerangka Pikir... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ... 35

3.2 Pedekatan Penelitian... 35

3.3 Fokus Penelitian ... 36

3.4 Media Pembelajaran ... 36

3.5 Instrumen Penelitian ... 42

3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian ... 43

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5.3 Teknik Analisis Data ... 48

3.6 Diagram Alir Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Validasi Ahli Materi dan Ahli Instrusional ... 51

4.1.2 Validasi Ahli Media ... 53

(11)

BAB V PENUTUP... 70

5.1 Kesimpulan... 70

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(12)

Gambar 2.1 Desain Pembelajaran Menurut Model Hanafin dan Peck ... 14

Gambar 2.2 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran ... 22

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 34

Gambar 3.1 Desain Modul ... 41

Gambar 3.2 Desain Aplikasi SIG ... 41

Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian ... 50

Gambar 4.1 Pengujian Persepsi Mahasiswa Terhadap ... 55

(13)

Tabel 2.1 Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran ... 24

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Materi ... 45

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Instruksional ... 46

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Media ... 46

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Persepsi Mahasiswa ... 47

Tabel 3.5 Rentang Presantase ... 50

Tabel 4.1 Hasil Angket Ahli Materi & Ahli Instruknional ... 51

Tabel 4.2 Hasil Angket Ahli Media (Modul) ... 53

Tabel 4.3 Hasil Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap Media ... 56

Tabel 4.4 Hasil Angket Bentuk Persentase ... 57

Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Persepsi Mahasiswa terhadap Media ... 62

(14)

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Responden ... 73

2. Silabus ... 75

3. Satuan Acara Perkuliahan ... 78

4. Kisi-Kisi dan Soal Angket Ahli Materi ... 85

5. Kisi-Kisi dan Soal Angket Ahli Media ... 93

6. Kisi-Kisi dan Soal Angket Persepsi Mahasiswa ... 100

7. Hasil Angket Ahli Materi & Instruksional ... 103

8. Hasil Angket Ahli Media ... 110

9. Hasil Angket Persepsi Mahasiswa ... 117

10. Analisis Angket Persepsi Mahasiswa ... 119

11. Hasil Validasi Expert Judgemen ... 124

12. Surat Usul Penetapan Dosen Pembimbing ... 128

13. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 129

14. Surat Tugas Seminar Proposal Skripsi ... 130

15. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi ... 131

16. Surat Ijin Penelitian ... 133

17. Surat Permohonan Validasi Ahli Materi ... 134

18. Surat Permohonan Validasi Ahli Media ... 136

19. Lampiran Modul Pembelajaran ... 138

(15)

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bagian penting untuk

pembangunan suatu negara, terutama dalam pembentukan karakter serta

penentu kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dilakukan sebagai

usaha pengembangan dan penggalian potensi diri, sehingga individu-

individu yang mengenyam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas kerja sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Oleh karena

itu, tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan

kualitas penduduk di suatu negara.

Paradigma pendidikan pun semakin berkembang dari sistem

pembelajaran tradisional menuju ke arah pembelajaran modern. Pada

pembelajaran modern peserta didik dituntut untuk aktif, dan mampu

mengembangkan potensi diri, sehingga tenaga pendidik harus kreatif dan

inovatif dalam merencanakan suatu bentuk desain pembelajaran.

Setiap peserta didik memiliki karakter, kemampuan dan tingkat

ketertarikan terhadap materi yang berbeda-beda, sehingga perlu adanya

variasi-variasi dari desain pembelajaran guna mengatasi perbedaan yang

terdapat pada peserta didik tersebut. Untuk mencapai pembelajaran

modern tersebut diperlukan penunjang seperti alat bantu kegiatan

pembelajaran, metode, dan teknik penyajian yang baik.

(16)

Proses pembelajaran yang baik adalah yang dilaksanakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif. Untuk menciptakan suasana pembelajaran

tersebut, pendidik harus kreatif, memiliki strategi pembelajaran yang tepat,

alat pembelajaran yang up to date sampai media yang sesuai.

Perencanaan dalam proses pembelajaran adalah hal penting guna

mendapatkan hasil yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan

diantaranya strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik materi. Berkaitan dengan hal tersebut, kegiatan pembelajaran

yang berupa penerapan teori dalam praktik perhitungan tentu memiliki

perbedaan dengan materi yang hanya berupa hafalan. Teori-teori dalam

praktik perhitungan harus benar-benar dipahami dan dikuasai agar

mahasiswa memiliki sikap adaptasi yang baik terhadap berbagai masalah.

Apabila menemukan masalah yang berbeda, mahasiswa dapat

menyelesaikan masalah tersebut dengan teori yang telah dipelajari melalui

berbagai inovasi. Data hasil penelitian awal pada Mata Kuliah Teknik

Drainase Perkotaan, dapat disimpulkan bahwa 80% mahasiswa masih

mengalami kesulitan belajar pada materi analisis data hujan dan

aplikasinya. Oleh karena itu, diperlukan acuan yang dapat digunakan di

luar jam pelajaran guna mengatasi kesulitan mahasiswa dalam praktiknya.

Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan merupakan mata kuliah

wajib bagi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik,

(17)

tentang perencanaan sistem drainase. Perencanaan sistem drainase jika

diuraikan memiliki cakupan materi yang sangat luas yaitu permasalahan

sampah, permasalahan bangunan liar, ROB, siklus hidrologi, presipitasi,

limpasan, karakteristik hujan, data hujan, analisis data hujan, pengukuran

lapangan (pemetaan), dan teknik perhitungannya serta pemeliharaannya.

Waktu yang tersedia dalam Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan

adalah dua SKS setiap minggunya. Dengan waktu yang sangat terbatas,

materi perencanaan sistem drainase tidak mungkin dijabarkan secara detail,

mahasiswapun hanya memiliki pengetahuan yang masih sedikit tanpa

mengetahui secara rinci mengenai permasalahan-permasalahan yang

dihadapi di lapangan, sehinggan diperlukan metode yang inovatif agar

mahasiswa dapat menguasai materi tersebut secara mendalam.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, saat ini

terdapat beberapa aplikasi komputer yang dapat dimanfaatkan dalam

proses pembelajaran pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan. Selain

membuat pembelajaran lebih menarik, aplikasi komputer tersebut akan

mempermudah dan mempercepat mahasiswa dalam melaksanakan

praktikum teknik drainase perkotaan. Pada akhirnya, dengan waktu yang

tersedia mahasiswa dapat mempelajari materi secara lebih detail.

Salah satu faktor penting yang berpengaruh pada proses belajar-

mengajar adalah media pembelajaran. Kerumitan bahan ajar yang akan

disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan

(18)

dengan adanya media yang menarik dan inovatif. Proses pembelajaran

juga tidak membosankan sehingga antusias mahasiswa menjadi

meningkat.

Kegiatan belajar dalam setiap jenjang pendidikan merupakan unsur

yang sangat fundamental yang memerlukan adanya usaha-usaha perbaikan

untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar. Salah satu peningkatan

kualitas pembelajaran yaitu perbaikan pada media pembelajarannya.

Menurut Munadi (2013:7-8) media pembelajaran merupakan segala

sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber

secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif

dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan

efektif.

Sementara itu, Sudjana dan Rivai (2010:1) menyatakan bahwa media

pengajaran adalah alat bantu untuk mengajar. Adapun Remiszewski (dalam

Subana dan Sunarti 2011:289) menjelaskan bahwa media yaitu pembawa

pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dari

pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang

perasaan, pikiran, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar.

Proses pembelajaran yang digunakan pada Mata Kuliah Teknik

Drainase Perkotaan saat ini belum menggunakan buku tentang perencanaan

(19)

salah satu kendala dalam penyelesaian tugas yang berkaitan dengan materi

analisis data hujan dan aplikaasinya, sehingga adanya media menjadi

penting. Dengan adanya media pembelajaran faktor yang juga penting

lainnya yaitu pemilihan metode pembelajaran.

Metode yang sesuai dengan media pembelajaran sangat diperlukan

agar terjadi proses pembelajaran yang saling mendukung sehingga tujuan

pembelajaran akan dicapai dengan lebih mudah.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis bermaksud

melakukan penelitian yang berjudul “Desain Pembelajaran Menggunakan

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Mata Kuliah Teknik Drainase

Perkotaan Pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas

Negeri Semarang”.

1.2. Batasan Masalah

Batasan masalah digunakan peneliti untuk memfokuskan penelitian

pada pembuatan modul pembelajaran Mata Kuliah Teknik Drainase

Perkotaan, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik

Sipil Universitas Negeri Semarang.

Peneliti memberikan batasan masalah pada:

1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah mahasiswa semester VI yang mengambil mata

(20)

analisis data hujan dan aplikasinya, Program Studi Teknik Bangunan

S1, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu media pembelajaran pada mata kuliah teknik

drainase perkotaan yang menggunakan modul pembelajaran berbasis

aplikasi sistem informasi geografis sebagai bahan ajar perkuliahan.

3. Parameter

Parameter pada penelitian ini adalah hasil persepsi pada modul

pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis dalam

kegiatan belajar mengajar, dilengkapi dengan pemilihan metode

pembelajaran yang sesuai.

4. Materi Perkuliahan

Materi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah materi pada Mata

Kuliah Teknik Drainase Perkotaan dengan sub materi analisis data

hujan dan aplikasinya.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

materi pada mata kuliah teknik drainase perkotaan?

2. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran

menggunakan aplikasi sistem informasi geografis pada Mata Kuliah

(21)

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Membuat desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi

pada mata kuliah teknik drainase perkotaan.

2. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran

menggunakan aplikasi sistem informasi geografis pada Mata Kuliah

Teknik Drainase Perkotaan.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis

dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku

kuliah serta dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana

(22)

b. Bagi Mahasiswa

Membantu mahasiswa dalam memahami materi dan menjadi

pendamping dalam menyelesaikan tugas pada Mata Kuliah Teknik

Drainase Perkotaan.

c. Bagi Dosen

Menambah referensi sumber belajar untuk dosen khususnya pada

Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan.

d. Bagi Universitas

1) Bahan kajian untuk mengembangkan proses pembelajaran di

Universitas Negeri Semarang.

(23)

BAB II

PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Hakikat Belajar

Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang melibatkan

seluruh mental meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada

bahan belajar tertentu (Dimyati dan Mudjiono 2006:18).

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,

maka belajar hanya dialami oleh siswa. Siswa adalah penentu terjadinya

atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

a. Ciri-ciri belajar

Ciri khas belajar adalah perubahan, yaitu belajar

menghasilkan perubahan perilaku dalam diri peserta didik. Belajar

menghasilkan perubahan perilaku secara relative tetap dalam

berpikir, merasa, dan melakukan pada diri peserta didik. Perubahan

tersebut terjadi sebgai hasil latihan, pengalaman, dan

pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secara langsung

(Komara, 2014:15).

(24)

b. Unsur- unsur belajar

Menurut Gagne (dalam Rifa’i dan Anni, 2011:84)

beberapa unsur-unsur pendidikan yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1) peserta didik. Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai

peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang

sedang melakukan pelaatuhan belajar

2) rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang

penginderaan peserta didik disebut stimulus.

3) memori, memori yang ada pada peserta didik berisi pelbagai

kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap

yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumya.

4) respon, tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori

disebut respon.

2.2. Hakikat Pembelajaran

Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajarkan. Pengajaran

adalah proses penyampaian. Arti demikian melahirkan konstruksi belajar

mengajar berpusat pada guru. Perbuatan atau cara mengajarkan

diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik; guru

menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebgai

penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru

bertindak sebagai “panglima”, guru dianggap paling dominan, dan guru

(25)

interaksi imperatif. Pengajaran merupakan transplantasi pengetahuan

(Suprijono, 2012:12).

Komalasari, 2011:3 berpendapat bahwa pembelajaran dapat

didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek

didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan

dievaluasi secara sitematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik yang

menggunakan media dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dalam pembelajaran terjadi pemindahan sejumlah ilmu

pengetahuan, kemampuan teknologi, kebudayaan, nilai-nilai maupun

berbagai macam ketrampilan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran harus

berlangsung secara nyaman, edukatif, variatif, menantang bagi peserta

didik dan tugas guru sebagai fasilitator dalam terjadinya proses

pembelajaran.

2.3. Paradigma Pembelajaran

Seiring berkembangnya zaman, dunia pendidikan juga mengalami

perkembangan. Hal tersebut berpengaruh pada paradigma sistem

pembelajaran, sehingga terdapat istilah sistem pembelajaran tradisional

(26)

a. Pembelajaran Tradisional

Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran yang secara

umum berpusat pada guru. Jadi, dalam hal ini guru berperan sebagai

pengajar dan pendidik yang cenderung aktif, sedangkan peserta didik

hanyalah sebagai objeknya. Metode ini sudah berlangsung sejak dahulu

hingga saat ini guna memenuhi tujuan utama pengajaran dan

pembelajaran. Metode ini menghadapi kendala yang berkaitan dengan

keterbatasan tempat, lokasi dan waktu penyelenggaraan dengan

semakin meningkatnya aktifitas pelajar/mahasiswa dan

pengajar/dosennya.

b. Pembelajaran Modern

Strategi dan metode yang digunakan dirancang sesuai degan tujuan

dan sasaran Program Studi yang mengacu pada sistem antara lain:

1) adanya keterlibatan peserta didik dan pendidik dalam proses

belajar mengajar;

2) kesiapan alat bantu kegiatan pembelajaran;

3) metode dan teknik penyajian yang baik.

Proses pembelajaran menggunakan komunikasi dua arah sehingga

memungkinkan siswa untuk berdiskusi dengan guru. Untuk

meningkatkan pemahaman materi sebagian besar guru memberikan

tugas untuk dikerjakan secara mandiri dan kelompok yang disertai

dengan penerapan teknologi seperti mencari informasi di media

(27)

2.4. Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran adalah pengembangan pengajaran secara

sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk

menjamin kualitas pembelajaran. Gagne (1985) dalam Sujarwo (2012:3)

menyatakan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses

belajar peserta didik, proses belajar tersebut memiliki tahapan saat ini dan

tahapan jangka panjang. Pendapat yang lebih spesifik dikemukakan oleh

Gentry (1985: 67) dalam Sujarwo (2012:4), bahwa desain pembelajaran

berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan

teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan

untuk keefektifan pencapaian tujuan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain

pembelajaran adalah pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk

memaksimalkan keefektifan dan efisiensi pembelajaran agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai dengang lebih mudah.

Kegiatan mendesain pembelajaran diawali dengan menganalisis

kebutuhan peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan

bahan dan aktivitas pembelajaran, yang di dalamnya mencakup penentuan

sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media

pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur tingkat keberhasilan

(28)

Desain pembelajaran sesuai dengan perancangan kegiatan

pembelajaran secara umum menurut Hanafin dan Peck, terdiri dari empat

fase yaitu: (1) Fase analisis kebutuhan, (2) Fase desain, (3) Fase

pengembangan dan (4) Fase implementasi. Kemudia dari masing-masing

fase tersebut diuraikan sesuai dengan tujuan, dan kondisi pembelajran yang

diteliti.

Fase Analisis Kebutuhan

Kesulitan Belajar Mahasiswa

Tujuan Pembelajaran Teknik Drainase Perkotaan

Fase Desain

Metode Pembelajaran (PjBL)

Modul Pembelajaran Berbasis SIG

Fase Pengembangan

Fase Implementasi

(29)

2.4.1 Komponen Utama Desain Pembelajaran

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:

a. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran

kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.

b. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui

meliputi, karakteristik, kemampuan awal dan pra syarat.

c. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau

materi yang akan dipelajari

d. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun

satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.

e. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau

kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.

2.4.2 Model-model Desain Pembelajaran

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang

dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat

diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi produk,

model prosedural dan model melingkar.

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain

pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam

pelajaran atau lebih, contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi

produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu

produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran,

(30)

Selain itu ada pula yang biasa disebut sebagai model prosedural dan

model melingkar, contoh model Dick and Carrey, sementara contoh model

melingkar adalah model Kemp.

2.5. Tinjauan Mata Kuliah

Dalam Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan untuk peserta

perkuliahan adalah mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Bangunan semester

VI. Di dalam perkuliahan ini banyak materi-materi yang harus diajarkan

secara bekelanjutan dan tidak boleh dipecah-pecah, demi terwujudnya

tujuan pembelajaran dan ilmu pengetahuan yang utuh sebagai bekal

menghadapi tantangan di lapangan. Tertuang pada silabus Mata Kuliah

Teknik Drainase Perkotaan ada 10 capaian pembelajaran yang diajarkan,

antara lain:

1) Memahami pengertian drainase perkotaan

2) Memahami komponen sanitasi dan sistem drainase

3) Memahami klasifikasi sistem drainase

4) Memahami permasalahan sampah, bangunan liar, ROB, dan lain-lain

yang terkait drainase

5) Memahami metode pengendalian banjir dan genangan

6) Memahami tentang siklus hidrologi

7) Memahami tentang presipitasi dan limpasan

8) Memahami tentang karakteristik hujan

9) Memahami tentang data hujan

(31)

Dari kompetensi tersebut pengajar diharapkan harus

memaksimalkan waktu yang tersedia agar semua materi dapat diajarkan

dan dapat tercapai tujuannya karena materi tersebut saling

berkesinambungan.

Dengan waktu yang sangat terbatas, materi perencanaan sistem

drainase tidak mungkin dijabarkan secara detail, mahasiswapun hanya

memiliki pengetahuan yang masih sedikit tanpa mengetahui secara rinci

mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan,

sehinggan diperlukan metode yang inovatif agar mahasiswa dapat

menguasai materi tersebut secara mendalam.

2.6. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan

guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Mengingat karakteristik materi pada Mata Kuliah Teknik Drainase

Perkotaan yang memang harus melakukan praktik perhitungan dan

pengukuran di lapangan. Waktu menjadi salah satu kendala jika hanya

mengandalkan pembelajaran dikelas, sehingga metode pembelajaran

Project Based Learning (PjBL) dianggap metode yang tepat untuk

mengatasi masalah tersebut.

2.6.1 Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Thomas (dalam Safnowandi 2012) Project Based

(32)

tugas-tugas komplek yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang

menantang atau permasalahan yang melibatkan para siswa di dalam

desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau aktivitas

investigasi; memberi peluang para siswa untuk bekerja secara otonomi

dengan periode waktu yang lama; dan akhirnya menghasilkan produk-

produk yang nyata atau presentasi-presentasi.

Pendapat serupa dinyatakan oleh Santyasa (dalam Safnowandi

2012), yang menjelaskan bahwa PjBL adalah suatu pembelajaran yang

berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi dan

menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi. PjBL dirancang

untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa

dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Project

Based Learning (PjBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)

merupakan salah satu model pembelajaran yang berfokus pada konsep

dan memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, menentukan suatu

pemecahan masalah, serta memberi peluang para siswa untuk bekerja

secara otonomi dengan periode waktu yang lama sehingga menghasilkan

produk-produk yang nyata.

Pembelajaran PjBL secara umum memiliki tahapan atau pedoman

langkah-langkah. Mahanal (dalam Safnowandi 2012) menyebutkan tiga

langkah utama pembelajaran ini, yaitu: (1) planning (perencanaan);

(33)

Langkah pertama adalah planning. Pada tahapan ini kegiatan yang

dilakukan adalah: (a) merancang seluruh proyek yang terdiri atas

beberapa langkah, yaitu: pemberian informasi tujuan pembelajaran, guru

menyampaikan fenomena nyata sebagai sumber masalah, pemotivasian

dalam memunculkan masalah dan pembuatan proposal; (b)

mengorganisir pekerjaan yang terdiri atas beberapa langkah, yaitu:

mengorganisir kerjasama, memilih topik, memilih informasi terkait

proyek, membuat prediksi, dan membuat desain investigasi.

Langkah kedua adalah creating. Dalam tahapan ini siswa

mengembangkan gagasan-gagasan proyek, mengkombinasikan ide yang

muncul dalam kelompok, dan membangun proyek. Tahapan kedua ini

termasuk aktifitas pengembangan dan dokumentasi. Pada tahapan ini

pula siswa menghasilkan suatu produk (artefak) yang nantinya akan

dipresentasikan dalam kelas.

Tahap ketiga adalah processing. Tahapan ini meliputi presentasi

proyek dan evaluasi. Pada presentasi proyek akan terjadi komunikasi

secara aktual kreasi ataupun temuan dari investigasi kelompok,

sedangkan pada tahapan evaluasi akan dilakukan refleksi terhadap hasil

proyek, analisis dan evaluasi dari proses-proses belajar.

Penerapan model pembelajaran berbasis proyek harus didukung

dengan media yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi, untuk

memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang sesuai

(34)

yang bersifat, fleksibel, praktis, dinamis dan dapat digunakan secara

mandiri.

2.7. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya

dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi

2013:7-8). Sementara itu, Sudjana dan Rivai (2010:1) menyatakan bahwa

media pengajaran adalah alat bantu untuk mengajar. Adapun

Remiszewski (dalam Subana dan Sunarti 2011:289) menjelaskan bahwa

media yaitu pembawa pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada

penerima pesan. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, dapat merangsang perasaan, pikiran dan kemauan

peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar.

a. Manfaat Media Pembelajaran

Media memiliki manfaat yang penting dalam pembelajaran.

Daryanto (2012:5) berpendapat ada lima manfaat media pembelajaran.

Kelima manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1) memperjelas materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh

peserta didik.

2) menimbulkan gairah gairah belajar, berinteraksi secara langsung

(35)

3) memungkinkan peserta didik belajar sendiri sesuai dengan

keinginanya dimanapun dan kapanpun dia berada.

4) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan

menimblkan persepsi yang sama.

5) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu,

tenaga, dan daya indra.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and

Dayton (dalam Daryanto 2012:5-6) adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar.

2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar.

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

7) Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta

proses pembelajaran dapat ditingkitkan.

8) Peran tenaga pendidik mengalami perubahan ke arah yang positif.

b. Posisi Media Pembelajaran

Media pembelajaran menempati posisi yang penting sebagai salah

satu komponen dalam sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi

(36)

juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Bagi pendidik, media

membantu dalam penyampaian atau transmisi ilmu dan membantu

memotivasi peserta didik belajar aktif. Bagi peserta didik, media dapat

menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan menambah antusias dalam

belajar. Posisi media pembelajaran dalam sistem pembelajaran

ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 2.2 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran

(Daryanto, 2012:8)

c. Media Sebagai Sumber Belajar

Proses pembelajaran adalah suatu proses pengolahan sejumlah nilai

informasi atau bahan pelajaran yang diterima oleh peserta didik. Nilai-

nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai

sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat di

mana-mana; di sekolah, di kampus, di lingkungan rumah, di dalam

keluarga, dan sebagainya.

Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut

membantu pendidik dalam memperkaya wawasan peserta didik. Kalau

(37)

sumber belajar bagi peserta didik. Sehingga kegiatan pendidikan

cenderung masih tradisional. Tetapi lain halnya sekarang, di mana

perkembangan teknologi yang kian pesat sehingga penggunaan

perangkat teknologi sebagai sumber belajar sudah banyak digunakan.

d. Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang baik.

Pemilihan media pembelajaran juga harus direncanakan dengan baik,

agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dalam

mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

Terlepas dari pentingnya penggunaan media pembelajaran di

dalam proses pembelajaran, jika media pembelajaran tidak

memenuhi standar yang baik tentunya hasil pembelajaran menjadi

kurang efektif. Beberapa syarat dari media pembelajaran yang baik

adalah mampu meningkatkan motivasi peserta didik. Selain itu media

juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah

dipelajari, selain meberikan rangsangan baru. Media yang baik juga

akan mendorong peserta didik untuk aktif dalam memberikan

tanggapan atau umpan balik, dan dapat melakukan praktik-praktik

dengan benar

Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada

beberapa faktor seperti karakteristik materi yang akan diajarkan,

lingkungan, sumber daya manusianya dan sebagainya yang saling

(38)

merupakan tabel pemilihan media pembelajaran menurut sifat tugas

pembelajaran:

Tabel 2.1. Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran

MEDIA

analisa data hujan dan aplikasinya, merupakan materi yang memerlukan

tingkat pemikiran lebih jika dibanding dengan materi lainnya. disamping

itu, materi tersebut merupakan penerapan dari berbagai teori dan rumus,

sehingga memerlukan media yang tepat untuk mengatasi hambatan-

hambatan itu. Media cetak dipilih sebagai media yang paling tepat

dengan berbagai kelebihannya. Modul adalah salah satunya jenis media

cetak yang dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas

(39)

2.8. Modul

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas

secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman

belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik

menguasai tujuan belajar yang spesifik.

Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/ substansi

belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang

bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri

sesuai dengan kecepatan masing-masing. (Daryanto, 2013:9)

2.8.1 Karakteristik Modul

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi

belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang

diperlukan sebagai modul.

1. Self instruction

Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karaktr tersebut

memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung

pada pihak lain. Untuk memenuhi karakteristik self instruction, maka

modul harus:

a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan

pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar;

b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan

(40)

c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran;

d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

utuk mengukur peguasaan peserta didik;

e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana,

tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;

f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;

g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

h. Terdapat instrumen penilaian yang memungkinkan peserta didik

melakukan penilaian mandiri (self assessment);

i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta

mengetahui tingkat penguasaan materi;

j. Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi/ yang

mendukung materi.

2. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang

dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini

adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi

pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu

(41)

3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang

tidak tergantung pada bahan ajar/ media lain, atau tidak harus

digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/ media lain.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknilogi. Dikatakan adaptif jika modul

tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta fleksibel / luwes digunakan di berbagai perangkat keras

(hardware).

5. Bersahabat/ Akrab (User Friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/

akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang

tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk

kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan

keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti,

serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah

satu bentuk user friendly. (Daryanto, 2013: 9-11)

2.9. Persepsi Mahasiswa

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:807) persepsi

(42)

atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal

melalui panca inderanya.

Bimo Walgito (2002:53) menjelaskan bahwa persepsi merupakan

suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses

yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat

reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai disitu saja

melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu

otak, dan terjadilah proses psikologis sehingga individu menyadari

apa yang ia dengar dan sebagainya.

Adapun menurut Jalaluddin Rahmat (2004:51) persepsi adalah

pengalaman tentang obyek peristiwa, atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Persepsi berarti memberikan makna pada stimulus inderawi (Sensory

Stimulus).

2.9.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Persepsi

Ada tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi yaitu

perhatian, karakteristik orang yang mempersepsikan dan sifat stimuli yang

dipersepsi (Mar’at,1984:22-24) adapun uraian dari ketiga faktor itu adalah:

1) Faktor Perhatian

Perhatian adalah pemusatan indera kepada hal-hal tertentu yang

terjadi dalam pengalaman dan mengabaikan masalah-masalah lain.

(43)

Dengan demikian yang dipersepsikan bukan semua stimuli inderawi,

namun yang menarik perhatian.

2) Faktor karakteristik yang dipersepsi

Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli saja,

melainkan juga karakateristik orang yang menerima stimuli dan member

respon stimuli tersebut, Misalnya kebutuhan dan pengalaman masa lalu

dan faktor-faktor personal.

3) Faktor sifat stimuli yang dipersepsi

Pengaruh terbentuknya persepsi selain perhatian dan karakteristik

orang yang mempersepsi juga berasal dari sifat stimuli semata-mata. Jadi

sebagaimana adanya stimuli yang diterima oleh indera manusia juga

mempengaruhi terbentuknya persepsi.

2.9.2 Syarat-Syarat Terjadinya Persepsi

Bimo Walgito (2002:54) mengemukakan beberapa syarat sebelum

individu mengadakan persepsi adalah:

1) Adanya Obyek atau Sasaran yang dituju

Obyek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan

stimulus atau rangsangan yang mengenai alat indera. Obyek dalam

hal ini adalah nilai-nilai keteladanan Pahlawan Nasional untuk

meningkatkan semangat kebangsaan akan memberikan stimulus yang

akan ditanggapi oleh siswa.

(44)

Alat indera atau reseptor yang dimaksud adalah alat indera

untuk menerima stimulus kemudian diterima dan diteruskan oleh

syaraf sensorik yang selanjutnya akan disimpan dalam susunan syaraf

pusat yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

3) Adanya Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian yaitu langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam

mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.

Perhatian merupakan. pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan

obyek.

2.10. Perlunya Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi

yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,

mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data geospasial yang

disimpan dalam basis data serta dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.

Sistem Informasi Geografis memiliki kemampuan yang lengkap

sehingga dapat dimanfaatkan di berbagai bidang pekerjaan diantaranya

seperti inventarisasi sumber daya alam, untuk pengawasan daerah

bencana alam, sebagai acuan dalam perencanaan wilayah dan kota.

2.10.1 Sub Sistem SIG

Berdasarkan definisi dan pengertian yang tersebut di atas, SIG

(45)

a. Data Masukan

Subsistem ini berfungsi mengumpulkan data spasial dan data

atribut dari berbagai sumber, sekaligus bertanggung jawab dalam

merubah/mengkonversi data atau mentransformasikan format data

data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan untuk SIG.

b. Pengelolaan Data

Sub sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun

data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga

mudah dipanggil, di-Update, dan diedit. Jadi sub sistem ini dapat

menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar, juga dapat

melakukan perbaikan data dengan cara menambah, mengurangi atau

memperbaharui.

c. Manipulasi dan

analisis data

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat

dihasilkan oleh SIG. Subsistem ini juga dan dapat melakukan

manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang

diharapkan.

d. Data Keluaran

Berfungsi menayangkan informasi dan hasil analisis data

geografis secara kualitatif maupun kuantitatif. Atau dapat berfungsi

(46)

baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy, seperti

tabel,grafik, peta, arsip elektronik dan lain-lainnya.

Aplikasi SIG merupakan aplikasi yang multi fungsi dan dapat

dimanfaatkan di berbagai bidang pekerjaan. Dalam hal ini yakni evaluasi

sistem drainase, aplikasi ini dapat menjadi salahsatu alternatif dalam

penyajian informasi mengenai jaringan drainase maupun hasil evaluasi

jaringan.

Diharapkan dengan aplikasi SIG akan mempermudah pengguna

dalam memahami informasi yang disajikan karena dapat menyajikan

gambar dengan lebih detail dan jelas, selain itu aplikasi SIG juga

memiliki tampilan yang menarik.

2.11. Kerangka Bepikir

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks,

menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan bahkan aspek

pribadi siswa. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses

pembelajaran. Proses berhasil apabila tujuan pembelajaran tercapai.

Paradigma pendidikan pun semakin berkembang dari sistem

pembelajaran tradisional menuju ke arah pembelajaran modern.

Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran yang secara umum

pendidikannya berpusat pada pengajar atau Teacher Center Learning

(TCL). Adapun pada pembelajaran modern, pendidikan tidak hanya

berpusat pada guru namun menggunakan komunikasi dua arah dan lebih

(47)

memungkinkan siswa untuk berdiskusi secara aktif. Untuk mencapai

pembelajaran modern tersebut diperlukan penunjang seperti alat bantu

kegiatan pembelajaran, metode, dan teknik penyajian yang baik.

Pada mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan, mahasiswa masih

menggunakan cara perhitungan manual dalam penyelesaian tugas

perncanaan drainase, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Perlu

adanya cara yang lebih efektif dan efisien dalam penyelesaian tugas

supaya mahasiswa dapat belajar lebih banyak ilmu tentang teknik

drainase perkotaan, salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan

aplikasi sistem informas geografis. Sehingga adanya media pembelajaran

menggunakan aplikasi sistem informasi geografis dibutuhkan sebagai

pendamping mahasiswa dalam menyelesaikan tuganya.

Perencanaan dalam proses pembelajaran harus disiapkan dengan

baik guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu

dipersiapkan diantaranya strategi pembelajaran, metode, dan media

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Dari tiga hal yang

perlu disiapkan dalam mendesaian suatu pembelajaran, media merupakan

salah satu unsur penting yang membantu dalam proses penyampaian

materi.

Media pembelajaran harus efektif, saling mendukung dengan

komponen pembelajaran lainnya, dan dapat di pelajari oleh penggunanya

dengan mudah. Untuk itu, diperlukan penilaian dari pengguna terhadap

(48)

digunakan, diharapkan dapat mengurangi kesulitan belajar dan

mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran.

Berikut ini disajikan gambar dari kerangka berpikir:

Paradigma Pembelajaran

Kesulitan Belajar

Desain Pembelajaran

Media Pembelajaran

Tidak

Uji persepsi mahasiswa terhadap media

Ok

Mengurangi kesulitan belajar

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang dan objek penelitiannya adalah

Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan yang mengikuti perkuliahan

Teknik Drainase Perkotaan, Semester VI dan telah mendapat materi

tentang analisis data hujan dan aplikasinya.

3.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian R & D

(Reasearch and Development) dengan pendekatan kuantitatif. R & D

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut, (Sugiyono 2010 :

407).

Langkah-langkah penelitian Research and Development (R &

D) yaitu :

a. Potensi dan masalah

b. Pengumpulan data

c. Desain produk

d. Validasi desain

e. Revisi desain

f. Ujicoba produk

(50)

g. Revisi produk

h. Ujicoba pemakaian

i. Ujicoba produk

j. Produksi masal

Pada penelitian ini, metode R&D hanya disingkat sampai 7

(tujuh) tahap saja yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data,

desain produk, validasi desain, revisi desain.

3.3. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah modul (bahan ajar) yang

dilengkapi dengan aplikasi SIG dalam menampilkan hasil dari

perhitungan yang diharapkan mampu membantu mahasiswa

Pendidikan Teknik Bangunan dalam mengikuti mata kuliah Teknik

Drainase Perkotaan.

3.4. Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2012:12) ada beberapa tinjauan tentang

landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan

filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.

3.4.1. Perangkat Pembuat Media

Proses pembuatan media pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(51)

a. Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras adalah istilah yang menunjukan

perangkat komputer beserta kelengkapannya yang dapat

dipegang secara fisik. Perangkat keras yang mendukung didalam

pembuatan sistem ini adalah : PC (Personal Computer) dan

Kelengkapannya, terdiri dari control processing Unit (CPU),

Monitor, Keyboard, dan Mouse.

Alat-alat tersebut digunakan untuk melakukan

pengolahan data digital, sedangkan perangkat keras yang

digunakan untuk pengembangan aplikasi Sistem Informasi

Geografis (SIG) Pemetaan Jaringan Drainase Kampus UNNES

Sekaran ini adalah sebagai berikut:

1) Prosesor intel ® Pentium ® CPU B950 @2.10 GHz

2) RAM 200 MB

3) Hardisk dengan kapasitas 320 GB

4) Monitor 14”

5) Keyboard

6) Mouse

Syarat minimal menjalankan Sistem Informasi

Geografis (SIG) penyajian sistem drainase ini menggunakan

aplikasi Arcview GIS 3.3 ini adalah sebagai berikut:

1) Processor : Intel Pentium 3 1.06 GHz

(52)

3) Hardisk : monimal terdapat freespace sebesar 100 MB

untuk data pengujian

4) Monitor dan Graphic Card : Minimal dapat menampilkan

resolusi 256 colors

5) Mouse dan keyboard standar

Penggunaan perangkat keras diatas dimaksudkan

sebagai syarat minimal menjalankan Sistem Informasi

Geografis (SIG) dalam membuka dengan menggunakan

Arcview GIS 3.3. Hal ini dikarenakan apabila perangkat keras

yang digunakan dibawah syarat minimal maka aplikasi aplikasi

tidak dapat dijalankan.

b. Perangkat Lunak (Software)

Pengertian Software komputer adalah sekumpulan

data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data

elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa

program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah.

Melalui software atau perangkat lunak inilah suatu komputer

dapat menjalankan suatu perintah. Perangkat lunak yang

digunakan dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis

(SIG) untuk menyajikan informasi sistem drainase ini adalah :

1) Arcview 3.3

Arcview merupakan salah satu perangkat lunak

(53)

mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI

(Environmental Systems Research Institute). Dengan

Arcview kita dengan mudah dapat mengelola data,

menganalisa dan membuat peta serta laporan yang

berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis.

2) Microsoft Office 2007

Microsoft Office adalah sebuah paket aplikasi

perkantoran buatan Microsoft yang mempunyai beberapa

fungsi, diantaranya Microsoft Word (Pengolah Data),

Microsoft Excel (Pengolah Angka), Microsoft Power Point

(Presentasi), Microsoft Acces (Databases), dll.

3) Autocad 2007

Perangkat lunak yang memudahkan proses aplikasi

kepentingan gambar teknik 2D, sedangkan 3D merupakan

software aplikasi untuk pembuat model dalam bentuk tiga

dimensi.

c. Alat Survei Lapangan

1) Water Pass

Water pass digunakan untuk mengetahui beda tinggi tanah

dan pengukuran penampang melintang saluran drainase

(54)

2) Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur dimensi penampang

saluran.

3) Kamera Digital

Digunakan untuk mendapatkan dokumentasi foto sekolah

yang akan ditampilkan pada sistem informasi.

d. Bahan Penelitian

1) Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang

datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.

Dalam penelitian ini peta yang digunakan adalah peta

topografi kampus UNNES Sekaran (Geomatika 2010).

2) Data Atribut

Data atribut adalah data pelengkap dan tidak memiliki

aspek kewilayahan ini diperoleh melalui survei langsung

di lapangan yaitu pengamatan dan pengukuran langsung

saluran drainase di kampus UNNES.

3.4.2. Desain Media Pembelajaran

Desain rancangan dari media pembelajaran pada mata

kuliah Teknik Drainase Perkotaan yang terdiri dari modul dan

(55)

1. Desain Modul

Desain rancangan dari modul mata kuliah Teknik

Drainase Perkotaan secara garis besar sebagai berikut:

Pendahuluan

Kegiatan Pembelajaran

Evaluasi

Gambar 3.1. Desain modul

2. Desain Aplikasi SIG

Desain rancangan dari aplikasi SIG pendukung modul

mata kuliah Teknik Drainase sebagai berikut:

Mulai

Pengumpulan Data

Data Spasial Data Tekstual

-Peta Garis UNNES -Peta Sistem Drainase

ArcView 3.3

-Data Atribut -Data Kondisi Saluran

Integrasi Data

Pemrograman Visualisasi

Aplikasi SIG Sistem Drainase

(56)

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa angket, yaitu suatu daftar

pertanyaan yang diberikan kepada responden dan harus diisi sesuai

pentunjuk pengisian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh

peneliti. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

penelitian serupa yaitu penelitian yang di lakukan oleh Fitri Indrayati

dalam skripsi yang berjudul “Desain Pembelajaran Hidrolika Saluran

Terbuka Pada Program Studi Teknik Sipil S1 Universitas Negeri

Semarang”

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitri Indrayati Prosedur

penyusunan angket yang di pakai adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan tujuan

Tujuan dari penyusunan angket ini adalah untuk

mendapatkan data tentang persepsi mahasiswa terhadap

modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi

geografis.

2) Menentukan jenis angket

Dalam penelitian ini angket yan digunakan oleh peneliti

adalah jenis angket tertutup yang diberikan langsung kepada

(57)

3) Merancang angket

Angket tersusun dari beberapa pertanyaan sesuai dengan

aspek-aspek yang telah ditentukan sebelumnya dalam kisi-

kisi angket.

4) Penskoran

Angket penelitian ini akan digunakan untuk melakukan

pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat,

sehingga harus mempunyai skala. Jenis-jenis skala

pengukuran yang dapat digunakan dalam penelitian

Administrasi, Pendidikan dan Sosial antara lain:

a) Skala Likert

b) Skala Guttman

c) Rating Scale

d) Semantic Deferential

dan penelitian ini menggunakan Rating Scale dalam

mentukan penskoran.

3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Dalam penelitian ini

uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana modul

pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis,

(58)

Instrumen penelitian dianggap valid karena sudah pernah

digunakan sebelumnya pada penelitian yang serupa, dalam penelitian

yang dilakukan oleh Fitri Indrayati.

a. Aspek Materi

Pada aspek materi akan diuji oleh ahli materi, dengan

indikator yang dinilai adalah:

1) Kelogisan dan kejelasan uraian materi.

2) Kesesuaian tujuan, indikator pembelajaran, dan materi

dengan silabus atau kurikulum.

b. Aspek Instruksional

Pada aspek instruksional indikator yang dinilai adalah:

1) Kedalaman materi dan kemudahan untuk dipahami.

2) Materi tersusun secara sistematis dengan alur yang logis

3) Kejelasan contoh-contoh dan gambar dalam menjelaskan

materi.

4) Pemberian motivasi belajar.

5) Konsistensi dan ketepatan evaluasi.

6) Media pembelajaran membantu dosen dalam mengatasi

kesulitan belajar mahasiswa dan memungkinkan mahasiswa

belajar mandiri.

c. Aspek Media

Pada aspek media akan diuji dari ahli media, dengan

(59)

1) Elemen mutu mdul

a) Font.

b) Layout.

c) Warna.

d) Penyajian materi.

Validasi instrumen kuesioner ini dilakukan oleh pakar

atau orang yang ahli di bidang penelitian. Kisi-kisi angket

terdiri dari aspek substansi atau materi, aspek media, dan aspek

instruksional. Berikut adalah kisi-kisi jumlah butir-butir angket

validasi yang akan digunakan dalam penelitian ini.

a) Aspek Materi

Aspek materi diuji oleh Dosen Jurusan Teknik Sipil

Unnes yang ahli dalam bidang keilmuan drainase perkotaan

sebagai ahli materi.

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Materi

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Butir

Aspek Materi

Kelogisan dan kejelasan uraian materi 2

Kesesuaian Tujuan, Indikator Pembelajaran, dan Materi dengan Silabus atau Kurikulum

(60)

b) Aspek Instruksional

Aspek instruksional diuji oleh Dosen Jurusan

Teknik Sipil Unnes yang ahli dalam keilmuan drainase

perkotaan sebagai Ahli Instruksional.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Instruksional

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Butir

Aspek Instruksional

Kedalaman materi dan kemudahan

untuk dipahami 3

Materi tersusun secara sistematis

dengan alur yang logis 2

Kejelasan contoh-contoh dan gambar

dalam menjelaskan materi 1

Pemberian motivasi belajar 1

Konsistensi dan ketepatan evaluasi 1

Media pembelajaran membantu dosen

Aspek media diuji oleh Dosen dari pusat tata bahasa

Unnes yang ahli dalam bidang media sebagai Ahli Media.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Media

(61)

d) Persepsi Mahasiswa

Kuesioner ditujukan untuk mahasiswa sebagai

pengguna media guna mengetahui persepsi mahasiswa

tentang adanya media pembelajaran.

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Persepsi Mahasiswa

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Butir

Media Pembelajar an

Menimbulkan minat dalam belajar 3

Mengurangi kesulitan belajar 5

Kemandirian belajar 2

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data adapun sumber-sumber yang

mendukung dalam pengumpulan data pada penelitian ini :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh

secara langsung dari lapangan, diantaranya sebagai berikut.

1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Unnes yang ahli atau pakar dalam

bidang drainase sebagai tim penguji/ahli materi.

2) Dosen Jurusan Teknik Sipil dan dosen Jurusan Teknologi

Pendidikan Unnes yang ahli atau pakar dalam bidang media

sebagai tim penguji/ahli media.

3) Mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Bangunan yang

mengikuti mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan semester

(62)

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang berkaitan tentang media

pembelajaran dan penelitian yang diperoleh tidak secara langsung.

Data sekunder dalam penelitian ini diantaranya:

1) Data daftar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1,

Jurusan Teknik Sipil, UNNES.

2) Silabus Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan, diperoleh dari

Dosen pengampu mata kuliah.

3.5.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengolah data hasil penelitian untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan untuk

mengetahui pendapat ahli media dan ahli materi akan media yang

disusun, serta pendapat mahasiswa akan media adalah dengan teknik

analisis deskriptif prosentase. Untuk menganalisis data hasil angket

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapannya

kemudian disusun sesuai dengan angket responden

b. Mengkuantitatifkan data hasil checkling sesuai dengan indikator

yang telah ditetapkan dengan memberi skor sesuai dengan bobot

yang telah ditentukan sebelumnya.

Gambar

Gambar 2.1.  Desain Pembelajaran Menurut Model Hanafin dan Peck
Gambar 2.2  Posisi Media  dalam  Sistem  Pembelajaran  (Daryanto, 2012:8)
Tabel 2.1.  Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran  MEDIA  SIFAT TUGAS  GURUINSTRUKTUR CETAK TRANSPARASI  SLIDE GAMBAR ILUSTRASI  AUDIO-TAPE VIDEO KASET RADIO FILM KOMPUTER SIMULASI  VIDEODISC PERMAINAN TELEVISI  Menghafal  V  V    V    V    V  V
Gambar 3.1.  Desain modul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat Islam dan Iman serta hidayahnya dan atas berkat pertolongan Nya, tiada daya dan upaya kecuali pertolongan Nya sehingga

oleh usus bayi, sedangkan protein casein lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Komposisi protein casein pada ASI hanya 30% dibandingkan susu sapi yg.. mengandung protein casein

Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri 5-6 orang untuk melakukan kegiatan pengamatan mikroskopis berbagai jaringan penyusun organ

฀elalui motivasi dari guru dan tayangan, siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan penyembelihan hewan dalam Islam. 3) Siswa di dalam kelompok menyingkap bukti-bukti

Dalam implementasinya untuk sistem distribusi standar IEEE 34-bus Algoritma yang diusulkan memberikan penjadwalan operasi optimal komponen tersakelar yang berimplikasi pada

[r]

Virtual Private Network Internet Protocol atau VPN IP adalah suatu jaringan pribadi yang dibuat dengan menggunakan jaringan publik yang mengirimkan layanan Internet