DESAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM MATA KULIAH TEKNIK DRAINASE PERKOTAAN
PADA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
NUR HIDAYAT
5101411003
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”
“Bertindaklah seakan kau melihat Tuhan, jika tidak bisa, yakinlah bahwa Tuhan selalu melihat tindakanmu”
PERSEMBAHAN
Bapakku Maryono dan Ibuku Marti. Orang
tua yang selalu memperjuangkan masa
depanku.
Adikku, Irfan Thoyib.
Keluarga besar HMTS UNNES.
Keluarga besar PTB angkatan 2011.
Negara Kesatuan Republik Indonesia!
Analisis Data Hujan Dan Aplikasinya Terhadap Mahasiswa Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Nur Qudus, M.T. dan
Eko Nugroho Julianto, S.Pd, M.T, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Desain pembelajaran merupakan suatu produk hasil perencanaan mengenai kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya secara sistematis. Desain pembelajaran dirancang untuk mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan sub bahasan Analisis Data Hujan dan Aplikasinya diawali dengan menganalisis kebutuhan mahasiswa, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperlukan suatu desain pembelajaran agar mahasiswa lebih mudah dalam memahami materi perkuliahan dan mengurangi kesulitan belajar. Media pembelajaran merupakan alat pendukung dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pada mata kuliah teknik drainase perkotaan dan mengetahui persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis.
Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah metode kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data pengujian validitas media oleh ahli media dan ahli materi, dan pengambilan data persepsi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1 terhadap media pembelajaran.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan persepsi mahasiswa terhadap Modul “Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Berbasis Aplikasi SIG” dapat mengatasi kesulitan belajar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1 dalam mengikuti mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan sub bahasan Analisis Data Hujan dan Aplikasinya sebesar 85,9%, yang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan Modul “Evaluasi Sistem Jaringan Drainase Berbasis Aplikasi SIG” dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran mandiri mahasiswa. Untuk menyempurnakan kualitas media pembelajaran diperlukan adanya penelitian lanjutan dengan mengimplementasikan media terhadap hasil belajar
Kata Kunci : Desain Pembelajaran, Modul, Teknik Drainase Perkotaan, dan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Puji syukur penulis kepada Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat serta salam
senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya. Dengan berucap syukur penulis akhirnya menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Desain Pembelajaran Teknik Drainase Perkotaan Materi Analisis Data
Hujan Dan Aplikasinya Terhadap Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Semarang”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tersusun bukan atas kemampuan dan
usaha penulis sendiri. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Nur Qudus, M.T. dan Eko Nugroho Julianto, S.Pd,
M.T. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
3. Dra. Sri Handayani, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang serta penguji 1.
4. Segenap Dosen Jurusan Teknik Sipil, atas ilmu dan bimbingan yang telah
diberikan.
6. Segenap rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, sahabatku dari pengurus
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Unnes.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu saya ucapkan terima kasih.
Penulis tidak bisa membalas kebaikan-kebaikan dari berbagai pihak yang telah
membantu penulis. Penulis hanya bisa mendoakan agar kebaikan-kebaikan
tersebut dicatat Tuhan sebagai amal baik. Kepada Tuhan penulis berharap agar
mereka selalu mendapatkan naungan kasih dan sayang. Di samping itu, penulis
juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dunia pendidikan, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semarang, Februari 2016
Penulis
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 6
1.4 Tujuan Penelitian... 7
1.5 Manfaat Penelitian... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Hakikat Belajar ... 9
2.2 Hakikat Pembelajaran... 10
2.5 Tinjauan Mata Kuliah ... 16
2.6 Metode Pembelajaran ... 17
2.7 Media Berpikir ... 20
2.8 Modul ... 25
2.9 Persepsi Mahasiswa ... 27
2.10 Perlunya Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 30
2.11 Kerangka Pikir... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ... 35
3.2 Pedekatan Penelitian... 35
3.3 Fokus Penelitian ... 36
3.4 Media Pembelajaran ... 36
3.5 Instrumen Penelitian ... 42
3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian ... 43
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 47
3.5.3 Teknik Analisis Data ... 48
3.6 Diagram Alir Penelitian ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 51
4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.1.1 Validasi Ahli Materi dan Ahli Instrusional ... 51
4.1.2 Validasi Ahli Media ... 53
BAB V PENUTUP... 70
5.1 Kesimpulan... 70
5.2 Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72
Gambar 2.1 Desain Pembelajaran Menurut Model Hanafin dan Peck ... 14
Gambar 2.2 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran ... 22
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 34
Gambar 3.1 Desain Modul ... 41
Gambar 3.2 Desain Aplikasi SIG ... 41
Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian ... 50
Gambar 4.1 Pengujian Persepsi Mahasiswa Terhadap ... 55
Tabel 2.1 Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran ... 24
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Materi ... 45
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Instruksional ... 46
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Media ... 46
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Persepsi Mahasiswa ... 47
Tabel 3.5 Rentang Presantase ... 50
Tabel 4.1 Hasil Angket Ahli Materi & Ahli Instruknional ... 51
Tabel 4.2 Hasil Angket Ahli Media (Modul) ... 53
Tabel 4.3 Hasil Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap Media ... 56
Tabel 4.4 Hasil Angket Bentuk Persentase ... 57
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Persepsi Mahasiswa terhadap Media ... 62
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Responden ... 73
2. Silabus ... 75
3. Satuan Acara Perkuliahan ... 78
4. Kisi-Kisi dan Soal Angket Ahli Materi ... 85
5. Kisi-Kisi dan Soal Angket Ahli Media ... 93
6. Kisi-Kisi dan Soal Angket Persepsi Mahasiswa ... 100
7. Hasil Angket Ahli Materi & Instruksional ... 103
8. Hasil Angket Ahli Media ... 110
9. Hasil Angket Persepsi Mahasiswa ... 117
10. Analisis Angket Persepsi Mahasiswa ... 119
11. Hasil Validasi Expert Judgemen ... 124
12. Surat Usul Penetapan Dosen Pembimbing ... 128
13. Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 129
14. Surat Tugas Seminar Proposal Skripsi ... 130
15. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi ... 131
16. Surat Ijin Penelitian ... 133
17. Surat Permohonan Validasi Ahli Materi ... 134
18. Surat Permohonan Validasi Ahli Media ... 136
19. Lampiran Modul Pembelajaran ... 138
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian penting untuk
pembangunan suatu negara, terutama dalam pembentukan karakter serta
penentu kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dilakukan sebagai
usaha pengembangan dan penggalian potensi diri, sehingga individu-
individu yang mengenyam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas kerja sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Oleh karena
itu, tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan
kualitas penduduk di suatu negara.
Paradigma pendidikan pun semakin berkembang dari sistem
pembelajaran tradisional menuju ke arah pembelajaran modern. Pada
pembelajaran modern peserta didik dituntut untuk aktif, dan mampu
mengembangkan potensi diri, sehingga tenaga pendidik harus kreatif dan
inovatif dalam merencanakan suatu bentuk desain pembelajaran.
Setiap peserta didik memiliki karakter, kemampuan dan tingkat
ketertarikan terhadap materi yang berbeda-beda, sehingga perlu adanya
variasi-variasi dari desain pembelajaran guna mengatasi perbedaan yang
terdapat pada peserta didik tersebut. Untuk mencapai pembelajaran
modern tersebut diperlukan penunjang seperti alat bantu kegiatan
pembelajaran, metode, dan teknik penyajian yang baik.
Proses pembelajaran yang baik adalah yang dilaksanakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif. Untuk menciptakan suasana pembelajaran
tersebut, pendidik harus kreatif, memiliki strategi pembelajaran yang tepat,
alat pembelajaran yang up to date sampai media yang sesuai.
Perencanaan dalam proses pembelajaran adalah hal penting guna
mendapatkan hasil yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan
diantaranya strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi. Berkaitan dengan hal tersebut, kegiatan pembelajaran
yang berupa penerapan teori dalam praktik perhitungan tentu memiliki
perbedaan dengan materi yang hanya berupa hafalan. Teori-teori dalam
praktik perhitungan harus benar-benar dipahami dan dikuasai agar
mahasiswa memiliki sikap adaptasi yang baik terhadap berbagai masalah.
Apabila menemukan masalah yang berbeda, mahasiswa dapat
menyelesaikan masalah tersebut dengan teori yang telah dipelajari melalui
berbagai inovasi. Data hasil penelitian awal pada Mata Kuliah Teknik
Drainase Perkotaan, dapat disimpulkan bahwa 80% mahasiswa masih
mengalami kesulitan belajar pada materi analisis data hujan dan
aplikasinya. Oleh karena itu, diperlukan acuan yang dapat digunakan di
luar jam pelajaran guna mengatasi kesulitan mahasiswa dalam praktiknya.
Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan merupakan mata kuliah
wajib bagi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik,
tentang perencanaan sistem drainase. Perencanaan sistem drainase jika
diuraikan memiliki cakupan materi yang sangat luas yaitu permasalahan
sampah, permasalahan bangunan liar, ROB, siklus hidrologi, presipitasi,
limpasan, karakteristik hujan, data hujan, analisis data hujan, pengukuran
lapangan (pemetaan), dan teknik perhitungannya serta pemeliharaannya.
Waktu yang tersedia dalam Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan
adalah dua SKS setiap minggunya. Dengan waktu yang sangat terbatas,
materi perencanaan sistem drainase tidak mungkin dijabarkan secara detail,
mahasiswapun hanya memiliki pengetahuan yang masih sedikit tanpa
mengetahui secara rinci mengenai permasalahan-permasalahan yang
dihadapi di lapangan, sehinggan diperlukan metode yang inovatif agar
mahasiswa dapat menguasai materi tersebut secara mendalam.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, saat ini
terdapat beberapa aplikasi komputer yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran pada Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan. Selain
membuat pembelajaran lebih menarik, aplikasi komputer tersebut akan
mempermudah dan mempercepat mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum teknik drainase perkotaan. Pada akhirnya, dengan waktu yang
tersedia mahasiswa dapat mempelajari materi secara lebih detail.
Salah satu faktor penting yang berpengaruh pada proses belajar-
mengajar adalah media pembelajaran. Kerumitan bahan ajar yang akan
disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan
dengan adanya media yang menarik dan inovatif. Proses pembelajaran
juga tidak membosankan sehingga antusias mahasiswa menjadi
meningkat.
Kegiatan belajar dalam setiap jenjang pendidikan merupakan unsur
yang sangat fundamental yang memerlukan adanya usaha-usaha perbaikan
untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar. Salah satu peningkatan
kualitas pembelajaran yaitu perbaikan pada media pembelajarannya.
Menurut Munadi (2013:7-8) media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif.
Sementara itu, Sudjana dan Rivai (2010:1) menyatakan bahwa media
pengajaran adalah alat bantu untuk mengajar. Adapun Remiszewski (dalam
Subana dan Sunarti 2011:289) menjelaskan bahwa media yaitu pembawa
pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang
perasaan, pikiran, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar.
Proses pembelajaran yang digunakan pada Mata Kuliah Teknik
Drainase Perkotaan saat ini belum menggunakan buku tentang perencanaan
salah satu kendala dalam penyelesaian tugas yang berkaitan dengan materi
analisis data hujan dan aplikaasinya, sehingga adanya media menjadi
penting. Dengan adanya media pembelajaran faktor yang juga penting
lainnya yaitu pemilihan metode pembelajaran.
Metode yang sesuai dengan media pembelajaran sangat diperlukan
agar terjadi proses pembelajaran yang saling mendukung sehingga tujuan
pembelajaran akan dicapai dengan lebih mudah.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis bermaksud
melakukan penelitian yang berjudul “Desain Pembelajaran Menggunakan
Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Mata Kuliah Teknik Drainase
Perkotaan Pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Negeri Semarang”.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan peneliti untuk memfokuskan penelitian
pada pembuatan modul pembelajaran Mata Kuliah Teknik Drainase
Perkotaan, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik
Sipil Universitas Negeri Semarang.
Peneliti memberikan batasan masalah pada:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah mahasiswa semester VI yang mengambil mata
analisis data hujan dan aplikasinya, Program Studi Teknik Bangunan
S1, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu media pembelajaran pada mata kuliah teknik
drainase perkotaan yang menggunakan modul pembelajaran berbasis
aplikasi sistem informasi geografis sebagai bahan ajar perkuliahan.
3. Parameter
Parameter pada penelitian ini adalah hasil persepsi pada modul
pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis dalam
kegiatan belajar mengajar, dilengkapi dengan pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai.
4. Materi Perkuliahan
Materi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah materi pada Mata
Kuliah Teknik Drainase Perkotaan dengan sub materi analisis data
hujan dan aplikasinya.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi pada mata kuliah teknik drainase perkotaan?
2. Bagaimana persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran
menggunakan aplikasi sistem informasi geografis pada Mata Kuliah
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Membuat desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi
pada mata kuliah teknik drainase perkotaan.
2. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap modul pembelajaran
menggunakan aplikasi sistem informasi geografis pada Mata Kuliah
Teknik Drainase Perkotaan.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku
kuliah serta dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana
b. Bagi Mahasiswa
Membantu mahasiswa dalam memahami materi dan menjadi
pendamping dalam menyelesaikan tugas pada Mata Kuliah Teknik
Drainase Perkotaan.
c. Bagi Dosen
Menambah referensi sumber belajar untuk dosen khususnya pada
Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan.
d. Bagi Universitas
1) Bahan kajian untuk mengembangkan proses pembelajaran di
Universitas Negeri Semarang.
BAB II
PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Hakikat Belajar
Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang melibatkan
seluruh mental meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada
bahan belajar tertentu (Dimyati dan Mudjiono 2006:18).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa. Siswa adalah penentu terjadinya
atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
a. Ciri-ciri belajar
Ciri khas belajar adalah perubahan, yaitu belajar
menghasilkan perubahan perilaku dalam diri peserta didik. Belajar
menghasilkan perubahan perilaku secara relative tetap dalam
berpikir, merasa, dan melakukan pada diri peserta didik. Perubahan
tersebut terjadi sebgai hasil latihan, pengalaman, dan
pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secara langsung
(Komara, 2014:15).
b. Unsur- unsur belajar
Menurut Gagne (dalam Rifa’i dan Anni, 2011:84)
beberapa unsur-unsur pendidikan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1) peserta didik. Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai
peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang
sedang melakukan pelaatuhan belajar
2) rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang
penginderaan peserta didik disebut stimulus.
3) memori, memori yang ada pada peserta didik berisi pelbagai
kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap
yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumya.
4) respon, tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori
disebut respon.
2.2. Hakikat Pembelajaran
Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajarkan. Pengajaran
adalah proses penyampaian. Arti demikian melahirkan konstruksi belajar
mengajar berpusat pada guru. Perbuatan atau cara mengajarkan
diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik; guru
menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebgai
penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru
bertindak sebagai “panglima”, guru dianggap paling dominan, dan guru
interaksi imperatif. Pengajaran merupakan transplantasi pengetahuan
(Suprijono, 2012:12).
Komalasari, 2011:3 berpendapat bahwa pembelajaran dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sitematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik yang
menggunakan media dan metode tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam pembelajaran terjadi pemindahan sejumlah ilmu
pengetahuan, kemampuan teknologi, kebudayaan, nilai-nilai maupun
berbagai macam ketrampilan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran harus
berlangsung secara nyaman, edukatif, variatif, menantang bagi peserta
didik dan tugas guru sebagai fasilitator dalam terjadinya proses
pembelajaran.
2.3. Paradigma Pembelajaran
Seiring berkembangnya zaman, dunia pendidikan juga mengalami
perkembangan. Hal tersebut berpengaruh pada paradigma sistem
pembelajaran, sehingga terdapat istilah sistem pembelajaran tradisional
a. Pembelajaran Tradisional
Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran yang secara
umum berpusat pada guru. Jadi, dalam hal ini guru berperan sebagai
pengajar dan pendidik yang cenderung aktif, sedangkan peserta didik
hanyalah sebagai objeknya. Metode ini sudah berlangsung sejak dahulu
hingga saat ini guna memenuhi tujuan utama pengajaran dan
pembelajaran. Metode ini menghadapi kendala yang berkaitan dengan
keterbatasan tempat, lokasi dan waktu penyelenggaraan dengan
semakin meningkatnya aktifitas pelajar/mahasiswa dan
pengajar/dosennya.
b. Pembelajaran Modern
Strategi dan metode yang digunakan dirancang sesuai degan tujuan
dan sasaran Program Studi yang mengacu pada sistem antara lain:
1) adanya keterlibatan peserta didik dan pendidik dalam proses
belajar mengajar;
2) kesiapan alat bantu kegiatan pembelajaran;
3) metode dan teknik penyajian yang baik.
Proses pembelajaran menggunakan komunikasi dua arah sehingga
memungkinkan siswa untuk berdiskusi dengan guru. Untuk
meningkatkan pemahaman materi sebagian besar guru memberikan
tugas untuk dikerjakan secara mandiri dan kelompok yang disertai
dengan penerapan teknologi seperti mencari informasi di media
2.4. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran adalah pengembangan pengajaran secara
sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk
menjamin kualitas pembelajaran. Gagne (1985) dalam Sujarwo (2012:3)
menyatakan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses
belajar peserta didik, proses belajar tersebut memiliki tahapan saat ini dan
tahapan jangka panjang. Pendapat yang lebih spesifik dikemukakan oleh
Gentry (1985: 67) dalam Sujarwo (2012:4), bahwa desain pembelajaran
berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan
teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan
untuk keefektifan pencapaian tujuan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain
pembelajaran adalah pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk
memaksimalkan keefektifan dan efisiensi pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengang lebih mudah.
Kegiatan mendesain pembelajaran diawali dengan menganalisis
kebutuhan peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan
bahan dan aktivitas pembelajaran, yang di dalamnya mencakup penentuan
sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media
pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur tingkat keberhasilan
Desain pembelajaran sesuai dengan perancangan kegiatan
pembelajaran secara umum menurut Hanafin dan Peck, terdiri dari empat
fase yaitu: (1) Fase analisis kebutuhan, (2) Fase desain, (3) Fase
pengembangan dan (4) Fase implementasi. Kemudia dari masing-masing
fase tersebut diuraikan sesuai dengan tujuan, dan kondisi pembelajran yang
diteliti.
Fase Analisis Kebutuhan
Kesulitan Belajar Mahasiswa
Tujuan Pembelajaran Teknik Drainase Perkotaan
Fase Desain
Metode Pembelajaran (PjBL)
Modul Pembelajaran Berbasis SIG
Fase Pengembangan
Fase Implementasi
2.4.1 Komponen Utama Desain Pembelajaran
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
a. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran
kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
b. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui
meliputi, karakteristik, kemampuan awal dan pra syarat.
c. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau
materi yang akan dipelajari
d. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun
satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
e. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau
kompetensi yang sudah dikuasai atau belum.
2.4.2 Model-model Desain Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang
dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat
diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi produk,
model prosedural dan model melingkar.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain
pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam
pelajaran atau lebih, contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi
produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu
produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran,
Selain itu ada pula yang biasa disebut sebagai model prosedural dan
model melingkar, contoh model Dick and Carrey, sementara contoh model
melingkar adalah model Kemp.
2.5. Tinjauan Mata Kuliah
Dalam Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan untuk peserta
perkuliahan adalah mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Bangunan semester
VI. Di dalam perkuliahan ini banyak materi-materi yang harus diajarkan
secara bekelanjutan dan tidak boleh dipecah-pecah, demi terwujudnya
tujuan pembelajaran dan ilmu pengetahuan yang utuh sebagai bekal
menghadapi tantangan di lapangan. Tertuang pada silabus Mata Kuliah
Teknik Drainase Perkotaan ada 10 capaian pembelajaran yang diajarkan,
antara lain:
1) Memahami pengertian drainase perkotaan
2) Memahami komponen sanitasi dan sistem drainase
3) Memahami klasifikasi sistem drainase
4) Memahami permasalahan sampah, bangunan liar, ROB, dan lain-lain
yang terkait drainase
5) Memahami metode pengendalian banjir dan genangan
6) Memahami tentang siklus hidrologi
7) Memahami tentang presipitasi dan limpasan
8) Memahami tentang karakteristik hujan
9) Memahami tentang data hujan
Dari kompetensi tersebut pengajar diharapkan harus
memaksimalkan waktu yang tersedia agar semua materi dapat diajarkan
dan dapat tercapai tujuannya karena materi tersebut saling
berkesinambungan.
Dengan waktu yang sangat terbatas, materi perencanaan sistem
drainase tidak mungkin dijabarkan secara detail, mahasiswapun hanya
memiliki pengetahuan yang masih sedikit tanpa mengetahui secara rinci
mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan,
sehinggan diperlukan metode yang inovatif agar mahasiswa dapat
menguasai materi tersebut secara mendalam.
2.6. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Mengingat karakteristik materi pada Mata Kuliah Teknik Drainase
Perkotaan yang memang harus melakukan praktik perhitungan dan
pengukuran di lapangan. Waktu menjadi salah satu kendala jika hanya
mengandalkan pembelajaran dikelas, sehingga metode pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) dianggap metode yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.
2.6.1 Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Thomas (dalam Safnowandi 2012) Project Based
tugas-tugas komplek yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang
menantang atau permasalahan yang melibatkan para siswa di dalam
desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau aktivitas
investigasi; memberi peluang para siswa untuk bekerja secara otonomi
dengan periode waktu yang lama; dan akhirnya menghasilkan produk-
produk yang nyata atau presentasi-presentasi.
Pendapat serupa dinyatakan oleh Santyasa (dalam Safnowandi
2012), yang menjelaskan bahwa PjBL adalah suatu pembelajaran yang
berfokus pada konsep dan memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi dan
menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi. PjBL dirancang
untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa
dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Project
Based Learning (PjBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
merupakan salah satu model pembelajaran yang berfokus pada konsep
dan memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, menentukan suatu
pemecahan masalah, serta memberi peluang para siswa untuk bekerja
secara otonomi dengan periode waktu yang lama sehingga menghasilkan
produk-produk yang nyata.
Pembelajaran PjBL secara umum memiliki tahapan atau pedoman
langkah-langkah. Mahanal (dalam Safnowandi 2012) menyebutkan tiga
langkah utama pembelajaran ini, yaitu: (1) planning (perencanaan);
Langkah pertama adalah planning. Pada tahapan ini kegiatan yang
dilakukan adalah: (a) merancang seluruh proyek yang terdiri atas
beberapa langkah, yaitu: pemberian informasi tujuan pembelajaran, guru
menyampaikan fenomena nyata sebagai sumber masalah, pemotivasian
dalam memunculkan masalah dan pembuatan proposal; (b)
mengorganisir pekerjaan yang terdiri atas beberapa langkah, yaitu:
mengorganisir kerjasama, memilih topik, memilih informasi terkait
proyek, membuat prediksi, dan membuat desain investigasi.
Langkah kedua adalah creating. Dalam tahapan ini siswa
mengembangkan gagasan-gagasan proyek, mengkombinasikan ide yang
muncul dalam kelompok, dan membangun proyek. Tahapan kedua ini
termasuk aktifitas pengembangan dan dokumentasi. Pada tahapan ini
pula siswa menghasilkan suatu produk (artefak) yang nantinya akan
dipresentasikan dalam kelas.
Tahap ketiga adalah processing. Tahapan ini meliputi presentasi
proyek dan evaluasi. Pada presentasi proyek akan terjadi komunikasi
secara aktual kreasi ataupun temuan dari investigasi kelompok,
sedangkan pada tahapan evaluasi akan dilakukan refleksi terhadap hasil
proyek, analisis dan evaluasi dari proses-proses belajar.
Penerapan model pembelajaran berbasis proyek harus didukung
dengan media yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi, untuk
memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Media yang sesuai
yang bersifat, fleksibel, praktis, dinamis dan dapat digunakan secara
mandiri.
2.7. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi
2013:7-8). Sementara itu, Sudjana dan Rivai (2010:1) menyatakan bahwa
media pengajaran adalah alat bantu untuk mengajar. Adapun
Remiszewski (dalam Subana dan Sunarti 2011:289) menjelaskan bahwa
media yaitu pembawa pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada
penerima pesan. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang perasaan, pikiran dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar.
a. Manfaat Media Pembelajaran
Media memiliki manfaat yang penting dalam pembelajaran.
Daryanto (2012:5) berpendapat ada lima manfaat media pembelajaran.
Kelima manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1) memperjelas materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik.
2) menimbulkan gairah gairah belajar, berinteraksi secara langsung
3) memungkinkan peserta didik belajar sendiri sesuai dengan
keinginanya dimanapun dan kapanpun dia berada.
4) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimblkan persepsi yang sama.
5) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
tenaga, dan daya indra.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and
Dayton (dalam Daryanto 2012:5-6) adalah sebagai berikut:
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar.
2) Pembelajaran dapat lebih menarik.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar.
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan.
7) Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta
proses pembelajaran dapat ditingkitkan.
8) Peran tenaga pendidik mengalami perubahan ke arah yang positif.
b. Posisi Media Pembelajaran
Media pembelajaran menempati posisi yang penting sebagai salah
satu komponen dalam sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi
juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Bagi pendidik, media
membantu dalam penyampaian atau transmisi ilmu dan membantu
memotivasi peserta didik belajar aktif. Bagi peserta didik, media dapat
menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan menambah antusias dalam
belajar. Posisi media pembelajaran dalam sistem pembelajaran
ditunjukkan oleh gambar berikut.
Gambar 2.2 Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran
(Daryanto, 2012:8)
c. Media Sebagai Sumber Belajar
Proses pembelajaran adalah suatu proses pengolahan sejumlah nilai
informasi atau bahan pelajaran yang diterima oleh peserta didik. Nilai-
nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai
sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat di
mana-mana; di sekolah, di kampus, di lingkungan rumah, di dalam
keluarga, dan sebagainya.
Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut
membantu pendidik dalam memperkaya wawasan peserta didik. Kalau
sumber belajar bagi peserta didik. Sehingga kegiatan pendidikan
cenderung masih tradisional. Tetapi lain halnya sekarang, di mana
perkembangan teknologi yang kian pesat sehingga penggunaan
perangkat teknologi sebagai sumber belajar sudah banyak digunakan.
d. Pemilihan Media Pembelajaran
Pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang baik.
Pemilihan media pembelajaran juga harus direncanakan dengan baik,
agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dalam
mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Terlepas dari pentingnya penggunaan media pembelajaran di
dalam proses pembelajaran, jika media pembelajaran tidak
memenuhi standar yang baik tentunya hasil pembelajaran menjadi
kurang efektif. Beberapa syarat dari media pembelajaran yang baik
adalah mampu meningkatkan motivasi peserta didik. Selain itu media
juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah
dipelajari, selain meberikan rangsangan baru. Media yang baik juga
akan mendorong peserta didik untuk aktif dalam memberikan
tanggapan atau umpan balik, dan dapat melakukan praktik-praktik
dengan benar
Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada
beberapa faktor seperti karakteristik materi yang akan diajarkan,
lingkungan, sumber daya manusianya dan sebagainya yang saling
merupakan tabel pemilihan media pembelajaran menurut sifat tugas
pembelajaran:
Tabel 2.1. Pemilihan Media Menurut Sifat Tugas Pembelajaran
MEDIA
analisa data hujan dan aplikasinya, merupakan materi yang memerlukan
tingkat pemikiran lebih jika dibanding dengan materi lainnya. disamping
itu, materi tersebut merupakan penerapan dari berbagai teori dan rumus,
sehingga memerlukan media yang tepat untuk mengatasi hambatan-
hambatan itu. Media cetak dipilih sebagai media yang paling tepat
dengan berbagai kelebihannya. Modul adalah salah satunya jenis media
cetak yang dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas
2.8. Modul
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas
secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman
belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik
menguasai tujuan belajar yang spesifik.
Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/ substansi
belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang
bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri
sesuai dengan kecepatan masing-masing. (Daryanto, 2013:9)
2.8.1 Karakteristik Modul
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi
belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang
diperlukan sebagai modul.
1. Self instruction
Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karaktr tersebut
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung
pada pihak lain. Untuk memenuhi karakteristik self instruction, maka
modul harus:
a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan
pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar;
b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan
c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan
materi pembelajaran;
d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan
utuk mengukur peguasaan peserta didik;
e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana,
tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;
f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h. Terdapat instrumen penilaian yang memungkinkan peserta didik
melakukan penilaian mandiri (self assessment);
i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta
mengetahui tingkat penguasaan materi;
j. Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi/ yang
mendukung materi.
2. Self Contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang
dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini
adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi
pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu
3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang
tidak tergantung pada bahan ajar/ media lain, atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/ media lain.
4. Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknilogi. Dikatakan adaptif jika modul
tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta fleksibel / luwes digunakan di berbagai perangkat keras
(hardware).
5. Bersahabat/ Akrab (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/
akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang
tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan
keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti,
serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah
satu bentuk user friendly. (Daryanto, 2013: 9-11)
2.9. Persepsi Mahasiswa
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:807) persepsi
atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal
melalui panca inderanya.
Bimo Walgito (2002:53) menjelaskan bahwa persepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses
yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai disitu saja
melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu
otak, dan terjadilah proses psikologis sehingga individu menyadari
apa yang ia dengar dan sebagainya.
Adapun menurut Jalaluddin Rahmat (2004:51) persepsi adalah
pengalaman tentang obyek peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi berarti memberikan makna pada stimulus inderawi (Sensory
Stimulus).
2.9.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Persepsi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi yaitu
perhatian, karakteristik orang yang mempersepsikan dan sifat stimuli yang
dipersepsi (Mar’at,1984:22-24) adapun uraian dari ketiga faktor itu adalah:
1) Faktor Perhatian
Perhatian adalah pemusatan indera kepada hal-hal tertentu yang
terjadi dalam pengalaman dan mengabaikan masalah-masalah lain.
Dengan demikian yang dipersepsikan bukan semua stimuli inderawi,
namun yang menarik perhatian.
2) Faktor karakteristik yang dipersepsi
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli saja,
melainkan juga karakateristik orang yang menerima stimuli dan member
respon stimuli tersebut, Misalnya kebutuhan dan pengalaman masa lalu
dan faktor-faktor personal.
3) Faktor sifat stimuli yang dipersepsi
Pengaruh terbentuknya persepsi selain perhatian dan karakteristik
orang yang mempersepsi juga berasal dari sifat stimuli semata-mata. Jadi
sebagaimana adanya stimuli yang diterima oleh indera manusia juga
mempengaruhi terbentuknya persepsi.
2.9.2 Syarat-Syarat Terjadinya Persepsi
Bimo Walgito (2002:54) mengemukakan beberapa syarat sebelum
individu mengadakan persepsi adalah:
1) Adanya Obyek atau Sasaran yang dituju
Obyek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan
stimulus atau rangsangan yang mengenai alat indera. Obyek dalam
hal ini adalah nilai-nilai keteladanan Pahlawan Nasional untuk
meningkatkan semangat kebangsaan akan memberikan stimulus yang
akan ditanggapi oleh siswa.
Alat indera atau reseptor yang dimaksud adalah alat indera
untuk menerima stimulus kemudian diterima dan diteruskan oleh
syaraf sensorik yang selanjutnya akan disimpan dalam susunan syaraf
pusat yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
3) Adanya Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian yaitu langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam
mengadakan persepsi, tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.
Perhatian merupakan. pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan
obyek.
2.10. Perlunya Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi
yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali,
mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data geospasial yang
disimpan dalam basis data serta dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.
Sistem Informasi Geografis memiliki kemampuan yang lengkap
sehingga dapat dimanfaatkan di berbagai bidang pekerjaan diantaranya
seperti inventarisasi sumber daya alam, untuk pengawasan daerah
bencana alam, sebagai acuan dalam perencanaan wilayah dan kota.
2.10.1 Sub Sistem SIG
Berdasarkan definisi dan pengertian yang tersebut di atas, SIG
a. Data Masukan
Subsistem ini berfungsi mengumpulkan data spasial dan data
atribut dari berbagai sumber, sekaligus bertanggung jawab dalam
merubah/mengkonversi data atau mentransformasikan format data
data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan untuk SIG.
b. Pengelolaan Data
Sub sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun
data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga
mudah dipanggil, di-Update, dan diedit. Jadi sub sistem ini dapat
menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar, juga dapat
melakukan perbaikan data dengan cara menambah, mengurangi atau
memperbaharui.
c. Manipulasi dan
analisis data
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Subsistem ini juga dan dapat melakukan
manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan.
d. Data Keluaran
Berfungsi menayangkan informasi dan hasil analisis data
geografis secara kualitatif maupun kuantitatif. Atau dapat berfungsi
baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy, seperti
tabel,grafik, peta, arsip elektronik dan lain-lainnya.
Aplikasi SIG merupakan aplikasi yang multi fungsi dan dapat
dimanfaatkan di berbagai bidang pekerjaan. Dalam hal ini yakni evaluasi
sistem drainase, aplikasi ini dapat menjadi salahsatu alternatif dalam
penyajian informasi mengenai jaringan drainase maupun hasil evaluasi
jaringan.
Diharapkan dengan aplikasi SIG akan mempermudah pengguna
dalam memahami informasi yang disajikan karena dapat menyajikan
gambar dengan lebih detail dan jelas, selain itu aplikasi SIG juga
memiliki tampilan yang menarik.
2.11. Kerangka Bepikir
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks,
menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan bahkan aspek
pribadi siswa. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses
pembelajaran. Proses berhasil apabila tujuan pembelajaran tercapai.
Paradigma pendidikan pun semakin berkembang dari sistem
pembelajaran tradisional menuju ke arah pembelajaran modern.
Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran yang secara umum
pendidikannya berpusat pada pengajar atau Teacher Center Learning
(TCL). Adapun pada pembelajaran modern, pendidikan tidak hanya
berpusat pada guru namun menggunakan komunikasi dua arah dan lebih
memungkinkan siswa untuk berdiskusi secara aktif. Untuk mencapai
pembelajaran modern tersebut diperlukan penunjang seperti alat bantu
kegiatan pembelajaran, metode, dan teknik penyajian yang baik.
Pada mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan, mahasiswa masih
menggunakan cara perhitungan manual dalam penyelesaian tugas
perncanaan drainase, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Perlu
adanya cara yang lebih efektif dan efisien dalam penyelesaian tugas
supaya mahasiswa dapat belajar lebih banyak ilmu tentang teknik
drainase perkotaan, salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan
aplikasi sistem informas geografis. Sehingga adanya media pembelajaran
menggunakan aplikasi sistem informasi geografis dibutuhkan sebagai
pendamping mahasiswa dalam menyelesaikan tuganya.
Perencanaan dalam proses pembelajaran harus disiapkan dengan
baik guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan diantaranya strategi pembelajaran, metode, dan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Dari tiga hal yang
perlu disiapkan dalam mendesaian suatu pembelajaran, media merupakan
salah satu unsur penting yang membantu dalam proses penyampaian
materi.
Media pembelajaran harus efektif, saling mendukung dengan
komponen pembelajaran lainnya, dan dapat di pelajari oleh penggunanya
dengan mudah. Untuk itu, diperlukan penilaian dari pengguna terhadap
digunakan, diharapkan dapat mengurangi kesulitan belajar dan
mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran.
Berikut ini disajikan gambar dari kerangka berpikir:
Paradigma Pembelajaran
Kesulitan Belajar
Desain Pembelajaran
Media Pembelajaran
Tidak
Uji persepsi mahasiswa terhadap media
Ok
Mengurangi kesulitan belajar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang dan objek penelitiannya adalah
Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan yang mengikuti perkuliahan
Teknik Drainase Perkotaan, Semester VI dan telah mendapat materi
tentang analisis data hujan dan aplikasinya.
3.2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian R & D
(Reasearch and Development) dengan pendekatan kuantitatif. R & D
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut, (Sugiyono 2010 :
407).
Langkah-langkah penelitian Research and Development (R &
D) yaitu :
a. Potensi dan masalah
b. Pengumpulan data
c. Desain produk
d. Validasi desain
e. Revisi desain
f. Ujicoba produk
g. Revisi produk
h. Ujicoba pemakaian
i. Ujicoba produk
j. Produksi masal
Pada penelitian ini, metode R&D hanya disingkat sampai 7
(tujuh) tahap saja yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data,
desain produk, validasi desain, revisi desain.
3.3. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah modul (bahan ajar) yang
dilengkapi dengan aplikasi SIG dalam menampilkan hasil dari
perhitungan yang diharapkan mampu membantu mahasiswa
Pendidikan Teknik Bangunan dalam mengikuti mata kuliah Teknik
Drainase Perkotaan.
3.4. Media Pembelajaran
Menurut Daryanto (2012:12) ada beberapa tinjauan tentang
landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan
filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
3.4.1. Perangkat Pembuat Media
Proses pembuatan media pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
a. Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras adalah istilah yang menunjukan
perangkat komputer beserta kelengkapannya yang dapat
dipegang secara fisik. Perangkat keras yang mendukung didalam
pembuatan sistem ini adalah : PC (Personal Computer) dan
Kelengkapannya, terdiri dari control processing Unit (CPU),
Monitor, Keyboard, dan Mouse.
Alat-alat tersebut digunakan untuk melakukan
pengolahan data digital, sedangkan perangkat keras yang
digunakan untuk pengembangan aplikasi Sistem Informasi
Geografis (SIG) Pemetaan Jaringan Drainase Kampus UNNES
Sekaran ini adalah sebagai berikut:
1) Prosesor intel ® Pentium ® CPU B950 @2.10 GHz
2) RAM 200 MB
3) Hardisk dengan kapasitas 320 GB
4) Monitor 14”
5) Keyboard
6) Mouse
Syarat minimal menjalankan Sistem Informasi
Geografis (SIG) penyajian sistem drainase ini menggunakan
aplikasi Arcview GIS 3.3 ini adalah sebagai berikut:
1) Processor : Intel Pentium 3 1.06 GHz
3) Hardisk : monimal terdapat freespace sebesar 100 MB
untuk data pengujian
4) Monitor dan Graphic Card : Minimal dapat menampilkan
resolusi 256 colors
5) Mouse dan keyboard standar
Penggunaan perangkat keras diatas dimaksudkan
sebagai syarat minimal menjalankan Sistem Informasi
Geografis (SIG) dalam membuka dengan menggunakan
Arcview GIS 3.3. Hal ini dikarenakan apabila perangkat keras
yang digunakan dibawah syarat minimal maka aplikasi aplikasi
tidak dapat dijalankan.
b. Perangkat Lunak (Software)
Pengertian Software komputer adalah sekumpulan
data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data
elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa
program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah.
Melalui software atau perangkat lunak inilah suatu komputer
dapat menjalankan suatu perintah. Perangkat lunak yang
digunakan dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis
(SIG) untuk menyajikan informasi sistem drainase ini adalah :
1) Arcview 3.3
Arcview merupakan salah satu perangkat lunak
mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI
(Environmental Systems Research Institute). Dengan
Arcview kita dengan mudah dapat mengelola data,
menganalisa dan membuat peta serta laporan yang
berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis.
2) Microsoft Office 2007
Microsoft Office adalah sebuah paket aplikasi
perkantoran buatan Microsoft yang mempunyai beberapa
fungsi, diantaranya Microsoft Word (Pengolah Data),
Microsoft Excel (Pengolah Angka), Microsoft Power Point
(Presentasi), Microsoft Acces (Databases), dll.
3) Autocad 2007
Perangkat lunak yang memudahkan proses aplikasi
kepentingan gambar teknik 2D, sedangkan 3D merupakan
software aplikasi untuk pembuat model dalam bentuk tiga
dimensi.
c. Alat Survei Lapangan
1) Water Pass
Water pass digunakan untuk mengetahui beda tinggi tanah
dan pengukuran penampang melintang saluran drainase
2) Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur dimensi penampang
saluran.
3) Kamera Digital
Digunakan untuk mendapatkan dokumentasi foto sekolah
yang akan ditampilkan pada sistem informasi.
d. Bahan Penelitian
1) Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang
datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
Dalam penelitian ini peta yang digunakan adalah peta
topografi kampus UNNES Sekaran (Geomatika 2010).
2) Data Atribut
Data atribut adalah data pelengkap dan tidak memiliki
aspek kewilayahan ini diperoleh melalui survei langsung
di lapangan yaitu pengamatan dan pengukuran langsung
saluran drainase di kampus UNNES.
3.4.2. Desain Media Pembelajaran
Desain rancangan dari media pembelajaran pada mata
kuliah Teknik Drainase Perkotaan yang terdiri dari modul dan
1. Desain Modul
Desain rancangan dari modul mata kuliah Teknik
Drainase Perkotaan secara garis besar sebagai berikut:
Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran
Evaluasi
Gambar 3.1. Desain modul
2. Desain Aplikasi SIG
Desain rancangan dari aplikasi SIG pendukung modul
mata kuliah Teknik Drainase sebagai berikut:
Mulai
Pengumpulan Data
Data Spasial Data Tekstual
-Peta Garis UNNES -Peta Sistem Drainase
ArcView 3.3
-Data Atribut -Data Kondisi Saluran
Integrasi Data
Pemrograman Visualisasi
Aplikasi SIG Sistem Drainase
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa angket, yaitu suatu daftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden dan harus diisi sesuai
pentunjuk pengisian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh
peneliti. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari
penelitian serupa yaitu penelitian yang di lakukan oleh Fitri Indrayati
dalam skripsi yang berjudul “Desain Pembelajaran Hidrolika Saluran
Terbuka Pada Program Studi Teknik Sipil S1 Universitas Negeri
Semarang”
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitri Indrayati Prosedur
penyusunan angket yang di pakai adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan
Tujuan dari penyusunan angket ini adalah untuk
mendapatkan data tentang persepsi mahasiswa terhadap
modul pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi
geografis.
2) Menentukan jenis angket
Dalam penelitian ini angket yan digunakan oleh peneliti
adalah jenis angket tertutup yang diberikan langsung kepada
3) Merancang angket
Angket tersusun dari beberapa pertanyaan sesuai dengan
aspek-aspek yang telah ditentukan sebelumnya dalam kisi-
kisi angket.
4) Penskoran
Angket penelitian ini akan digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat,
sehingga harus mempunyai skala. Jenis-jenis skala
pengukuran yang dapat digunakan dalam penelitian
Administrasi, Pendidikan dan Sosial antara lain:
a) Skala Likert
b) Skala Guttman
c) Rating Scale
d) Semantic Deferential
dan penelitian ini menggunakan Rating Scale dalam
mentukan penskoran.
3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Dalam penelitian ini
uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana modul
pembelajaran menggunakan aplikasi sistem informasi geografis,
Instrumen penelitian dianggap valid karena sudah pernah
digunakan sebelumnya pada penelitian yang serupa, dalam penelitian
yang dilakukan oleh Fitri Indrayati.
a. Aspek Materi
Pada aspek materi akan diuji oleh ahli materi, dengan
indikator yang dinilai adalah:
1) Kelogisan dan kejelasan uraian materi.
2) Kesesuaian tujuan, indikator pembelajaran, dan materi
dengan silabus atau kurikulum.
b. Aspek Instruksional
Pada aspek instruksional indikator yang dinilai adalah:
1) Kedalaman materi dan kemudahan untuk dipahami.
2) Materi tersusun secara sistematis dengan alur yang logis
3) Kejelasan contoh-contoh dan gambar dalam menjelaskan
materi.
4) Pemberian motivasi belajar.
5) Konsistensi dan ketepatan evaluasi.
6) Media pembelajaran membantu dosen dalam mengatasi
kesulitan belajar mahasiswa dan memungkinkan mahasiswa
belajar mandiri.
c. Aspek Media
Pada aspek media akan diuji dari ahli media, dengan
1) Elemen mutu mdul
a) Font.
b) Layout.
c) Warna.
d) Penyajian materi.
Validasi instrumen kuesioner ini dilakukan oleh pakar
atau orang yang ahli di bidang penelitian. Kisi-kisi angket
terdiri dari aspek substansi atau materi, aspek media, dan aspek
instruksional. Berikut adalah kisi-kisi jumlah butir-butir angket
validasi yang akan digunakan dalam penelitian ini.
a) Aspek Materi
Aspek materi diuji oleh Dosen Jurusan Teknik Sipil
Unnes yang ahli dalam bidang keilmuan drainase perkotaan
sebagai ahli materi.
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Materi
Kriteria Sub Kriteria Jumlah
Butir
Aspek Materi
Kelogisan dan kejelasan uraian materi 2
Kesesuaian Tujuan, Indikator Pembelajaran, dan Materi dengan Silabus atau Kurikulum
b) Aspek Instruksional
Aspek instruksional diuji oleh Dosen Jurusan
Teknik Sipil Unnes yang ahli dalam keilmuan drainase
perkotaan sebagai Ahli Instruksional.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Instruksional
Kriteria Sub Kriteria Jumlah
Butir
Aspek Instruksional
Kedalaman materi dan kemudahan
untuk dipahami 3
Materi tersusun secara sistematis
dengan alur yang logis 2
Kejelasan contoh-contoh dan gambar
dalam menjelaskan materi 1
Pemberian motivasi belajar 1
Konsistensi dan ketepatan evaluasi 1
Media pembelajaran membantu dosen
Aspek media diuji oleh Dosen dari pusat tata bahasa
Unnes yang ahli dalam bidang media sebagai Ahli Media.
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket dalam Aspek Media
d) Persepsi Mahasiswa
Kuesioner ditujukan untuk mahasiswa sebagai
pengguna media guna mengetahui persepsi mahasiswa
tentang adanya media pembelajaran.
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Persepsi Mahasiswa
Kriteria Sub Kriteria Jumlah
Butir
Media Pembelajar an
Menimbulkan minat dalam belajar 3
Mengurangi kesulitan belajar 5
Kemandirian belajar 2
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data adapun sumber-sumber yang
mendukung dalam pengumpulan data pada penelitian ini :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh
secara langsung dari lapangan, diantaranya sebagai berikut.
1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Unnes yang ahli atau pakar dalam
bidang drainase sebagai tim penguji/ahli materi.
2) Dosen Jurusan Teknik Sipil dan dosen Jurusan Teknologi
Pendidikan Unnes yang ahli atau pakar dalam bidang media
sebagai tim penguji/ahli media.
3) Mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Bangunan yang
mengikuti mata kuliah Teknik Drainase Perkotaan semester
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang berkaitan tentang media
pembelajaran dan penelitian yang diperoleh tidak secara langsung.
Data sekunder dalam penelitian ini diantaranya:
1) Data daftar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan S1,
Jurusan Teknik Sipil, UNNES.
2) Silabus Mata Kuliah Teknik Drainase Perkotaan, diperoleh dari
Dosen pengampu mata kuliah.
3.5.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah data hasil penelitian untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan untuk
mengetahui pendapat ahli media dan ahli materi akan media yang
disusun, serta pendapat mahasiswa akan media adalah dengan teknik
analisis deskriptif prosentase. Untuk menganalisis data hasil angket
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapannya
kemudian disusun sesuai dengan angket responden
b. Mengkuantitatifkan data hasil checkling sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan dengan memberi skor sesuai dengan bobot
yang telah ditentukan sebelumnya.