• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melalui Pelabuhan

Dalam dokumen fa transmedia edi 5 low rev3 (Halaman 48-52)

pintu gerbang arus barang dan kegiatan perdagangan. Pelabuhan berperan penting menunjang aktivitas perekonomian setempat. Setidaknya, ada empat pelabuhan yang menjadi pintu keluar masuk arus barang di Tarakan.

Empat pelabuhan tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Diantaranya, Pelabuhan Tengkayu I, diperuntukkan sebagai aktifitas penyeberangan ke pulau-pulau di Kalimantan Utara dengan menggunakan speed boat dan Pelabuhan Tengkayu II untuk kegiatan perdagangan komoditas perikanan. Adapun kegiatan bongkar muat barang maupun sandar labuh kapal-kapal besar (PELNI) dilakukan di Pelabuhan Malundung. Sedangkan layanan bagi

Menggalakkan

Perekonomian

Melalui

Pelabuhan

1. Kegiatan di pelabuhan Tarakan 2. Kantor KSOP Tarakan

2

1

POTRET

pelabuhan Tengkayu I yang targetnya bisa selesai pada tahun 2016 ini.

Sementara itu, Kepala Bidang Perhubungan Laut dan SDP Dinas Perhubungan Kalimantan Utara, Misno menambahkan pihaknya memprediksi biaya pengembangan Pelabuhan Tengkayu I mencapai nilai yang sepenuhnya tidak bisa dicover oleh APBD Provinsi Kaltara. Pemerintah provinsi saat telah menyusun DED

(detail engineering design) serta

laporan pendahuluan. Selanjutnya perlu pula adanya laporan sementara. Misno memperkirakan kebutuhan anggaran mencapai Rp 160 miliar, termasuk

trestel dan terminal. “Nilai ini terlalu

besar kalau pakai ABPD provinsi,” jelasnya.

Biaya perencanaan pembangunan dianggarkan oleh Dishub Kaltara, namun untuk pembangunan fisik akan diajukan ke tingkat pusat. Pemprov berharap bisa mendapat anggaran dari APBN. “Biaya perencanaan sendiri mencapai Rp 800 juta. Oleh karenanya, dokumen-dokumen kami siapkan dari sekarang sehingga tahun depan sudah bisa kami usulkan,” ungkapnya.

PENGEMBANGAN PELABUHAN MALUNDUNG

Pemerintah daerah terus menggalakkan pembangunan

pelabuhan. Pengembangan pelabuhan diharapkan bisa memacu tumbuhnya perekonomian masyarakat setempat. Pelabuhan Tarakan yang biasa disebut Pelabuhan Malundung, merupakan salah satu pelabuhan yang menjadi titik simpul program tol laut. Pelabuhan tersebut akan dihubungkan dengan beberapa pelabuhan lain yang ada di Indonesia.

Pengembangan Pelabuhan Malundung sudah berjalan sejak lama. Masterplan atau rencana pengembangan pelabuhan tersebut sudah mendapat persetujuan daerah baik dari Pemkot Tarakan maupun Pemprov Kalimantan Utara. PT Pelindo IV Cabang Tarakan – selaku pihak pengelola pelabuhan – akan melakukan reklamasi di sekitar pelabuhan untuk menambah lahan peti kemas. Rencana itu akan dilakukan pada triwulan IV tahun 2016 ini, mulai September hingga Desember mendatang. “Untuk memaksimalkan kapal ASDP Ferry berada di Pelabuhan

Juata Laut. Dari keempat pelabuhan tersebut, Pelabuhan Tengkayu I merupakan pelabuhan tersibuk dengan tingkat kepadatan lalu lintas barang dan penumpang yang tinggi.

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PELABUHAN TENGKAYU I

Untuk memenuhi kebutuhan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dan Pemerintah Kota Tarakan berencana mengembangkan infrastruktur

Pelabuhan Tengkayu I. Namun, ada beberapa tantangan yang harus disikapi untuk mewujudkan kapasitas yang memadai. Seperti, terbatasnya lahan parkir yang menyebabkan terbatasnya pula aksesibilitas serta mobilitas kendaraan di dalam area pelabuhan. Hal ini sering menyebabkan kemacetan dan antrean panjang di area dermaga

dan trestle . Apalagi pada satu trestle

yang hanya memiliki lebar enam meter dan harus menampung pergerakan arus kendaraan dari dua arah.

Tantangan lainnya yaitu kurangnya area sandar atau tambatan bagi kapal barang. Keterbatasan area sandar mengakibatkan antrian kapal yang hendak berlabuh sehingga

membutuhkan waktu untuk menunggu. Disamping itu, kapasitas pelabuhan juga tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan penumpang dan kendaraan yang semakin besar. Berdasarkan data KSOP Pelabuhan Tengkayu I, 2015, pelabuhan ini melayani 327 unit mobil, 785 unit motor, dan 524 penumpang setiap hari.

Kepala Dinas Perhubungan Tarakan Suparlan mengatakan, Pelabuhan Tengkayu I ini sudah selayaknya memerlukan pengembangan dan peningkatan kapasitas. “Nantinya akan ada reklamasi 100 meter ke arah laut dengan lebar sekitar 70 meter. Karena luas pelabuhan saat ini sudah tidak memadai,” ujar Suparlan.

Suparlan menyebutkan telah mengajukan usulan untuk

penambahan trestle menjadi double

trestle. Selain itu, pihaknya juga

meminta untuk pembangunan Jetty di bagian ujung dermaga dan

pembangunan hotel transit di area pelabuhan. “Kami ingin ada pembangunan hotel transit dengan kelas Melati, yang tarifnya bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat,” ujarnya seraya

POTRET

kegiatan bongkar muat, reklamasi akan dilakukan di lahan seluas 2,4 ha,” ujar General Manager PT Pelindo IV Cabang Tarakan Iwan Sjarifuddin.

Masterplan pelabuhan yang dikembangkan, menggambarkan fasilitas pelabuhan modern yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan 30 tahun kedepan.Dengan master plan yang tepat, diharapkan terjadi sinkronisasi dengan RT/RW milik Pemerintah Kota.Langkah ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pengembangan kota Tarakan.

BENTUK PENINGKATAN KAPASITAS Selain reklamasi area peti kemas, kegiatan lainnya adalah penambahan dermaga pelabuhan sepanjang 130 meter dan penambahan satu unit container crane. Saat ini pelabuhan Tarakan atau Pelabuhan Malundung memiliki 250 meter dermaga yang menjorok ke laut. Penambahan dermaga pelabuhan sepanjang 130 meter ini akan

dilakukan dengan dua tahap, dengan rincian 65 meter pada tahap pertama dan 65 meter pada tahap kedua. Adapun pengembangannya nanti lebih mengarah kekiri dermaga yang memiliki kedalaman sekitar 10 meter . Agar lebih lancar, kegiatan bongkar muat akan dipisahkan dengan aktivitas penumpang.

Dengan memindahkan terminal penumpang Malundung mendekati dermaga, diharapkan, akan

memudahkan penumpang yang naik dan turun dari kapal.

Saat ini Terminal bongkar muat peti kemas yang ada sekarang, masih menjadi satu dengan terminal penumpang. Sehingga, bongkar muat peti kemas harus antre bergantian dengan kapal penumpang PELNI. Selain itu, belum adanya terminal peti kemas khusus menyebabkan kegiatan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Malundung menjadi lambat.

4

3

Untuk dukungan dana, Pelindo IV tak khawatir karena mendapat suntikan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 130 miliar, dari total Rp 2 triliun untuk pengembangan sembilan pelabuhan di Indonesia yang diprogramkan PT Pelindo pusat. Sementara untuk teknis reklamasi, Iwan Sjarifuddin mengaku sudah ada beberapa kontraktor BUMN yang

POTRET

3. Kegiatan di Kantor KSOP Tarakan 4. Kegiatan di Pelabuhan 5. Pelabuhan Tengkayu III

7. Kegiatan Penumpang Pelabuhan Tengkayu

5

6 bersedia menangani. Area ini nantinya

untuk mendukung Tarakan sebagai pusat bongkar muat peti kemas di Kalimantan Utara. Dengan penambahan ini, diharapkan pelabuhan Malundung bisa menampung hingga 500 kontainer. Selain perhatian pada peningkatan kapasitas pelabuhan, -- baik untuk barang dan penumpang-- pemerintah tetap tidak mengabaikan aspek keselamatan sarana dan prasarana laut. PEMENUHAN ASPEK KESELAMATAN Faktor keselamatan tetap menjadi perhatian pemerintah. Sebagai regulator Kementerian Perhubungan menggiatkan sosialisasi keselamatan pelayaran ini kepada semua

stakeholder. Salah satunya, pentingnya memperhatikan aturan keselamatan kepada masyarakat.

Penggunaan kapal speed boat yang menjadi alat utama transportasi masyarakat setempat, juga tidak luput dari perhatian. Ini lantaran padatnya lalu lintas speed boat khususnya yang beroperasi di Pelabuhan Tengkayu I. “Targetnya, semua kapal angkutan penumpang telah memenuhi standar pelayaran, terutama segi keselamatan,

Salah satunya, jarak tempat duduk (sheet) penumpang yang harus diatur, tidak berdesak-desakan hanya karena meraih keuntungan besar. Kemudian, alat-alat keselamatan seperti life jacket

(pelampung) juga wajib ada. Setiap keberangkatan, awak kapal perlu menghimbau kepada penumpang untuk menggunakannya.

Abdul Rahman menyebutkan, secara bertahap terus dilakukan sosialisasi dan komunikasi kepada masing-masing daerah selaku pengelola pelabuhan. Peningkatan keselamatan pelayaran terus dilakukan agar keselamatan dan keamanan pelayaran di perairan Tarakan dapat lebih terjamin. Guna menunjang keselamatan pemerintah terus melakukan penggantian dan penambahan alat-alat bantu keselamatan pelayaran, alat bantu navigasi, peralatan telekomunikasi, ba ngunan operasional serta pembangunan pangkalan keselamatan pela- yaran dengan fasilitas-fasilitasnya. (*) kenyamanan, dan keamanan

penumpang yang harus diprioritaskan agar dapat terwujudnya zero accident,” tutur Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tarakan Letnan Kolonel (Letkol) Marinir Abdul Rahman.

POTRET

T

epat pukul 11 siang, pesawat yang kami tumpangi mendarat mulus di Bandara Internasional Juwata Tarakan. Tak kurang dari 3 jam, kami menikmati penerbangan dengan rute Cengkareng— Tarakan. Terik matahari menyambut kedatangan kami. Namun, seberapa pun teriknya Sang Surya tak sedikit pun menyurutkan langkah kami untuk menelusuri setiap sudut Kota Tarakan. Siang itu, kami pun memulai perjalanan kami di Bumi Paguntaka.

“Selamat Datang di Kota Tarakan, Bumi Paguntaka”. Itulah sambutan keramahtamahan Kota Tarakan—yang terpampang pada dinding kota di ujung gerbang Bandara Juwata, kepada setiap pendatang. Bumi Paguntaka berarti “Bumi Kita” menjadi julukan sekaligus simbol keterbukaan Kota perbatasan dengan Malaysia ini.

Dengan menumpang mobil, kami pun mulai menelusuri setiap sudut Kota Tarakan. Meskipun Tarakan adalah kota terbesar di Provinsi Kalimanta Utara (Kaltara), kami tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai tempat- tempat tujuan. Selain jalur lalu lintas yang bebas hambatan, Tarakan merupakan pulau kecil dengan luas wilayah sekitar 250 km2. Untuk mengelilingi dan menjelajahi pulau ini pun, tidak butuh waktu lama. Di antara destinasi wisata yang ada di Tarakan, salah satunya Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB). Perjalanan ke KKMB tidak lebih dari setengah jam dari bandara. KKMB ini terletak di Pusat Kota Tarakan.

Bahkan, lokasinya berdekatan dengan kawasan permukiman, Pelabuhan Tengkayu II, dan juga Pasar Gusher. Padahal, di benak kami, kawasan konservasi ini berada jauh dari pusat kota dan keramaian.

Dengan membayar tiket seharga Rp 3.000, kami bisa menikmati sejuknya udara di antara rindangnya pohon mangrove. Beruntunglah, karena kami datang tepat saat waktunya bekantan makan. Puluhan bekantan berkumpul di atas sebuah panggung kayu untuk menyantap setandan pisang yang telah disiapkan petugas.

Dari seorang pemandu, kami ketahui ada sekitar 35 ekor bekantan (Proboscis monkey) dan 22 jenis mangrove di kawasan konservasi seluas 22 ha ini. Bekantan ini pun menjadi ikon KKMB sekaligus magnet bagi pengunjung untuk singgah di KKMB.

WISATA SEJARAH

Dari KKMB, kami putuskan untuk menyambangi objek-objek wisata di pusat kota terlebih dahulu. Tujuan kami berikutnya adalah Museum Rumah Bundar. Tidak seperti namanya, rumah ini tidak sepenuhnya bundar, melainkan berbentuk setengah lingkaran. Dulunya,

Terpikat

Keramahan &

Dalam dokumen fa transmedia edi 5 low rev3 (Halaman 48-52)

Dokumen terkait