• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Membenahi dan Mempromosikan Keraton Kasunanan Surakarta Sebagai Daerah Tujuan Wisata Yang Baik

HASIL PENELITIAN

C. Pengembangan Pariwisata Di Keraton Kasunanan Surakarta 1 Daya Tarik Keraton Kasunanan Surakarta

3. Upaya Membenahi dan Mempromosikan Keraton Kasunanan Surakarta Sebagai Daerah Tujuan Wisata Yang Baik

a. Upaya Pembenahan Kawasan

Pada dasarnya kawasan wisata budaya ini memerlukan suatu upaya pembenahan, yang dimaksud dengan upaya pembenahan adalah usaha-usaha perawatan dan perbaikan baik dari berbagi fasilitas yang terdapat di obyek wisata tersebut. Hal-hal tersebut adalah :

114

Pelaksanaan pemugaran berdasarkan pada Undang-undang Cagar Budaya No. 5 tahun 1992 pasal 15 ayat 2 huruf d. Hal ini juga tercermin dalam ICOMOS CHARTER article 9 yang menyatakan secara jelas bahwa tujuan pemugaran adalah untuk memelihara dan menumbuhkan nilai-nilai historis dan estetis suatu monument, berdasarkan bahan-bahan asli dan sumber-sumber yang otentik. Dengan demikian misi pemugaran Bangunan Museum Keraton Surakarta merupakan serangkaian kegiatan untuk memperbaiki bangunan museum yang rusak pada bentuk aslinya.

Pelaksanaan pemugaran Bangunan Museum Keraton Surakarta dilaksanakan pada tahun anggaran 1998 sampai dengan 2000. Dasar untuk melaksanakan pemugaran ini diperlukan pengidentifikasian kerusakan pada elemen-elemen bangunan supaya lebih jelas komponen-komponen yang dipertahankan, diganti, maupun ditambal sulam.

Dalam pemugaran yang berlangsung selama 2 tahun melibatkan tenaga ahli, tenaga terdidik dan tenaga terampil. Dana yang diperlukan untuk membiayai pemugaran museum Keraton Kasunanan Surakarta adalah sebagai berikut:

1. APBN tahun 1998/1999 = Rp 42.732.000,00 2. APBN tahun 1999/2000 = Rp 121.561.000,00 3. APBN tahun 2000 = Rp 30.000.000,00

Bangunan Museum Keraton Kasunanan Surakarta yang dipugar meliputi bangunan di sisi timur, sisi selatan, dan sisi barat. Adapun sasarannya antara lain meliputi perbaikan kusen jendela dan pintu, dinding, lantai, langit-langit dan atap.

2) Menata Lahan Parkir

Tempat parkir yang tidak tertata dengan baik sering dikeluhkan oleh para pengunjung. Penyediaan lapangan parker pun dirasa masih kurang, hal ini disebabkan pasar klewer yang terletak di sebelah barat keraton ini tidak mampu menampung semua kendaraan para pedagang sehingga mereka memarkir kendaraan mereka sepanjang alun-alun utara sehingga mengakibatkan kemacetan lalu-lintas. Selain itu para penarik

115

becak juga turut menyebabkan kemacetan lalu-lintas tersebut. Oleh karena itu Badan Pengelola Keraton Kasunanan Surakarta menggandeng Pemkot Surakarta untuk menertibkan pengguna jalan dengan membuat lapangan parkir serta memasanng rambu-rambu lalu-lintas sepanjang alun-alun Utara. Penyediaan lapangan parkir dapat di tempatkan di bekas kantor pemadam kebakaran PEMDA Surakarta atau dapat di tempatkan di Alun- alun Selatan Keraton Surakarta dan juga bagi bus-bus pariwisata sekarang di tempatkan di lahan kosong sebelah Benteng Vastenburg. Dengan adanya tempat parkir yang luas dan memadai diharapkan para wisatawan Keraton merasa nyaman saat berkunjung ke keraton.

3) Penataan Para Pedagang Kaki Lima

Sebuah obyek wisata diharapkan memiliki sebuah kenang- kenangan untuk dikenang oleh para wisatawan. Di sekitar Alun-alun Utara keraton banyak terdapat pedagang kaki lima yang berjualan di shelter-shelter yang disediakan oleh Pemerintah Kota agar kesan keindahan dan keasrian Keraton tetap terjaga.

4) Membuat Bak-bak Sampah

Agar tetap terjaga kebersihannya maka disediakan tempat sampah di setiap meter, di lahan parkir, di dekat pedagang kaki lima.

5) Membersihkan dan Memperbaiki Toilet yang Rusak

Toilet ini bersifat untuk umum, jadi sangat diperhatikan kebersihannya agar tidak mengganggu kenyamanan di Keraton. Oleh karena itu, setiap pemakaian toilet membayar Rp 500, 00 uang ini digunakan untuk membeli peralatan pembersih dan bila ada toilet yang rusak, petugas memanggil teknisi keraton untuk memperbaikinya.

6) Memperindah Museum Keraton Surakarta

Museum Keraton Surakarta adalah pintu masuk ke keraton selain Kori Kemandhungan. Oleh sebab itu, pihak keraton harus merawat museum ini dengan maksimal , misalnya :

116

1.6.1 Membersihkan ruangan beseerta isinya. Membersihakan ruangan dan barang-barang yang ada di museum secara intensif sehingga ruangan tersebut tidak pengab sedangkan barang bersejarah di dalamnya dibersihkan sehingga terpelihara kebersihan.

1.6.2 Menambah penerangan. Memberkan penerangan yang cukup di dalam museum dengan menggunakan lampu yang mempunyai betuk kuno sehingga ruangan di dalam museum tidak terlihat gelap dan bentuk lampu tersebut mendukung suasana keaslian Keraton Surakarta.

1.6.3 Memakai pakaian adat. Dalam kegiatan sehari-hari pada SDM yang ada dalam museum ini seperti guide dan abdi dalem memakai pakaian daerah dalam menjalankan tugasnya atau menerapkan kembali peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh PB X. Tata cara memasuki Keraton Kasunanan Surakarta yaitu : 1. Tidak boleh memakai topi atau payung ketika di keraton 2. Tidak boleh memaki alas kaki ketika di keraton

3. Memakai pakaian adapt Jawa jika ingin berkunjung ke Keraton

4. Wanita sedang datang bulan tidak diperbolehkan memasuki Keraton (Mas Antok, Guide Museum Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat wawancara 3 Desember 2009).

b. Usaha-usaha Promosi

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, pengelola pariwisata Keraton Kasunanan Surakarta berusaha melakukan berbagai macam program promosi. Menurut KGPH Poeger (wawancara, 27 Desember 2009) kegiatan promosi yang dilakukan adalah

1) Pihak Keraton bekerja sama dengan pengusaha-pengusaha batik. Misal dengan mengadakan pentas seni dan workshop-workshop tentang batik,

117

dimana nanti kegiatan berada di wilayah Keraton. Hal ini nantinya dapat menarik pengunjung untuk mengunjungi Keraton.

2) Pihak Keraton Kasunanan juga akan mengadakan kerjasama dengan Pemkot, disini yang dimaksud dengan Pemkot adalah Dinas pariwisata. Karena selama ini dirasa komunikasi antara pihak Keraton Kasunanan dengan Dinas Pariwisata Surakarta belum maksimal. Hal ini juga disebabkan Keraton memang berada di dalam wilayah administratif Solo, tapi tidak dikelola oleh Dinas Pariwisata Surakarta, yang mengelola wisata Keraton itu pihak Keraton sendiri (wawancara: Bu Erni, tanggal 23 Desember 2009).

3) Selain dengan Pemkot, pihak keraton juga mengadakan kerjasama dengan biro travel, yaitu dengan memasukkan Keraton Kasunanan Surakarta menjadi salah satu tujuan wisata di biro travel tersebut.

4) Melalui media baik media cetak maupun elektronik. Media cetak, misalnya Koran, majalah, dan pamflet melakukan promosi lewat tulisan-tulisan yang dapat mengundang rasa penasaran pengunjung untuk segera datang mengunjungi Keraton, sedang media elektronik,misalnya TV dan video yang menyuguhkan Keraton dalam bentuk visual audio jadi, keindahan dan keanggunan Keraton dapat dinikmati penikmat media elektronik dan pada akhirnya mereka akan berkunjung ke Keraton Kasunanan Surakarta.