• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

5.2 Hasil Temuan

5.3.1 Peranan Keluarga Pengganti dalam Mengembalikan

5.3.1.3 Memberikan Pemenuhan Kebutuhan Makanan

Makanan, tidak bisa disangkal, merupakan kebutuhan primer manusia. Makanan dibutuhkan oleh setiap manusia tanpa terkecuali untuk melangsungkan hidup. Namun masih saja banyak orang yang kesulitan mendapatkan bahan makanan, bukan karena langkanya bahan makanan, tetapi karena keadaan ekonomi yang kurang mendukung. Kewajiban orang tua untuk menyiapkan anak sejak dini menjadi anak yang sehat, cerdas dan memiliki karakter sesuain dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Persiapan harus dilakukan secara terencana, tepat, intensif dan berkesinambungan baik oleh keluarga, masyarakat, pemerintah maupun swasta.

Salah satu upaya yang paling mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang anak secara optimal sekaligus memenuhi hak anak adalah memebrikan makanan terbaik bagi anak. Salah satunya adalah pemenuhan gizi dan nutrisi sangatlah penting bagi anak-anak yang sedang berada di fase pertumbuhan dan perkembangan. Namun yang terjadi pada kenyataannya adalah masih banyak anak-anak yang berada dalam fase tersebut, tetapi tidak mendapatkan pemenuhan gizi yang cukup. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya adalah keterbatasan pendapatan orang tua, kurang mengertinya orang tua akan pentingnya gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, dan masih banyak lagi WIB).

Memberikan kebutuhan makanan kepada anak merupakan salah satu peranan ibu asuh dalam keluarga pengganti ini, dengan pola makan yang teratur serta kulitas gizi dan nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak. Ibu asuh harus mengatur kebutuhan makanan anak-anak layaknya peran ibu sesungguhnya dalam keluarga.

Informan utama pertama YY mengatakan bahwa ibu asuhnya selalu menyiapkan makanan untuk YY dan saudara asuhnya yang lain. Saat sarapan dan makan malam YY dan saudara yang lain diajak makan bersama-sama dirumah oleh ibu asuhnya.

Informan utama kedua IG mengaku pola makannya sudah teratur, karena ibu asuhnya selalu menyiapkan makanan untuk ia dan saudara asuh yang lain. Terutama sebelum berangkat sekolah selalu disiapkan sarapan oleh ibu asuhnya.

Informan utama ketiga MS mengatakan bahwa ia tidak pernah kelaparan selama tinggal dengan ibu asuhnya, karena ibu asuh MS selalu menyiapkan makanan sesuai dengan waktunya. Saat sarapan, makan siang dan makan malam.

Informan utama keempat LS mengaku ibunya selalu memasak dan menyiapkan makanan untuk dirinya dan saudara asuhnya. Setiap sarapan dan makan malam selalu bersama-sama dengan ibu dan saudara asuh yang lain, hanya makan siang yang masing-masing karena pulang sekolah ia dan saudara asuhnya berbeda- beda.

Informan utama kelima DA mengatakan ia dan saudara asuhnya selalu disiapkan makanan baik sarapan, makan siang dan makan malam oleh ibu asuhnya. Ibu asuh selalu menemani DA dan saudara asuhnya makan bersama dirumah.

Informan utama keenam AP mengatakan sebelum berangkat sekolah selalu disiapkan sarapan oleh ibu asuhnya, terkadang ia sarapan roti atau nasi dan lauknya.

Informan utama ketujuh DL mengaku bahwa saat ia tinggal bersama ibu asuhnya di village, ibu asuh DL selalu menyiapkan sarapan sebelum berangkat sekolah, makan siang setelah pulang sekolah dan makan malam sebelum belajar. DL mengaku masakan ibu asuhnya cukup enak.

Informan utama kedelapan SA mengaku bahwa semenjak diasuh oleh ibu asuhnya pola makan SA sekarang sudah teratur dan mendapatkan makanan yang bergizi.

Informan utama kesembilan FL mengatakan bahwa ia selalu makan bersama-sama dengan ibu dan saudara asuhnya dirumah. Semua makanan disediakan oleh ibu asuh FL untuk dirinya dan saudara-saudaranya.

Informan utama kesepuluh ZP mengatakan untuk makan, juga sama seperti informan YY, IG, MS, LS, DA, AP, DL, SA dan FL, dirinya juga selalu disiapkan ibu asuhnya sarapan, makan siang dan makan malam untuk dirinya dan saudara asuhnya yang lain.

Dari kesepuluh informan yang telah diwawancarai, membuktikan bahwa ibu asuh tidak pernah membiarkan anak-anak asuhnya kelaparan, dan para informan sangat menyukai jika ibu asuhnya ikut makan bersama-sama dengan mereka. Tugas dari ibu asuh salah satunya adalah selalu menyiapkan makan bak sarapan, makan siang maupun makan malam. Yang memang seharusnya ibu asuh menyiapkan makanan selayaknya bagaimana tugas seorang ibu kandung terhadap anaknya sendiri dalam sebuah keluarga.

5.3.1.4 Memberikan Perlindungan dari Segala Bentuk Kekerasan dan Hukuman Fisik

Pasal 3 Undang-Undang tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, dan berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berkahlak mulia dan

sejahtera. Dampak dari kekerasan dapat mengakibatkan trauma kepada anak. Anak- anak dapat menjadi sakit hati, dendam dan menampilkan perilaku menyimpang.

Informan utama pertama YY tidak pernah sama sekali dipukul oleh ibu asuhnya, jiak ia dan saudara asuhnya melakukan kesalahan yang fatal. Jika hanya kesalahan-kesalahan yang masih bisa ditolerir, ibu asuh YY hanya memberikan nasihat agar tidak mengulangi kesalahan lagi.

Informan utama kedua IG mengaku selama diasuh oleh ibu asuhnya, ia tidak pernah mendapatkan kekerasan sama sekali. Ibu asuhnya selalu sayang dan perhatian kepadanya seperti anak sendiri. Walaupun membuat kesalahan ibu asuhnya hanya memberikan nasihat kepada dirinya dan saudara asuhnya yang lain.

Informan utama ketiga MS sama seperti informan pertama YY dan informan kedua IG tidak pernah mendapatkan kekerasan seperti pukulan atau apapun. Jika MS dan saudara asuhnya yang lain hanya diberikan nasehat dan teguran.

Informan utama keempat LS jika melakukan kesalahan selalu diberikan sanksi oleh ibu asuhnya yang bisa membuat jera dan setelah itu selalu diberikan nasehat agar LS atau saudara asuhnya yang lain tidak mengulangi kesalahannya.

Informan utama kelima DA tidak pernah sama sekali dipukul oleh ibu asuhnya walaupun melakukan kesalahan ia hanya diberikan nasehat. Tetapi jika DA atau saudara asuhnya yang lain melakukan kesalahan yang besar, ibu asuhnya akan membawa dan menyelesaikannya bersama pembina.

Informan utama keenam AP mengaku ibu asuhnya sangat sayang kepadanya, sama sekali ia tidak pernah dipukul oleh ibu asuhnya. Ketika marah ibu asuh AP selalu menasehati siapapun yang berbuat salah.

Informan utama ketujuh DL sama dengan informan yang lain, DL tidak pernah dipukul oleh ibu asuhnya. Jika DL ataupun saudara asuhnya melakukan kesalahan, ibu asuhnya akan menegur dan tentu akan dinasehati.

Informan utama kedelapan SA mengatakan peraturan dirumahnya, jika ada yang melakukan kesalahan pasti akan dimarahi dan mendapat sanksi dari ibu asuh. Tetapi SA dan saudara asuhnya yang lain tidak pernah dipukul oleh ibu asuhnya.

Informan utama kesembilan FL mengaku siapapun yang melakukan kesalahan dirumahnya akan diberikan sanksi oleh ibu asuhnya, setelah itu diberikan nasehat agar tidak mengulangi kesalahan lagi.

Informan utama kesepuluh ZP sama seperti informan yang lain ZP tidak pernah sama sekali mendapat kekerasan dari ibu asuhnya. Jika marah ibu asuhnya hanya memberikan teguran dan nasehat saja.

Ini membuktikan bahwa ibu asuh yang dimiliki oleh masing-masing informan tidak pernah melakukan kekerasan terhadap anak-anak asuh di Yayasan SOS Children’s Village Medan. Memang seharusnya anak-anak mendapatkan perlindungan dari kekerasan, pelecehan dan eksploitasi. Anak-anak akan merasa nyaman dalam suasana yang tenang dan penuh kasih sayang tanpa adanya kekerasan dirumah. Bagi ibu asuh yang memiliki aturan memberikan sanksi kepada anak-anak yang membuat kesalahan, itu merupakan salah satu cara yang cukup baik dalam membuat anak-anak tidak melakukan kesalahannya lagi. Selagi sanksi yang diberikan tidak bersifat mencelakai dan membahayakan kesehatan dan keselamatan anak-anak.

Bukan berarti pembina Yayasan SOS Children’s Village medan tidak bisa ikut campur jika anak-anak asuh melakukan kesalahan, terutama kesalahan yang fatal. Jika ibu asuh tidak mampu menangani masalah anak-anak, ibu asuh dapat

menceritakan keluhannya kepada pembina lalu pembina akan mendiskusikan solusinya bersama ibu-ibu asuh yang lain. Biasanya masalahnya karena anak-anak yang memasuki masa remaja yang sering melawan dan berbicara kasar.

Dokumen terkait