• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

5.2 Hasil Temuan

5.3.1 Peranan Keluarga Pengganti dalam Mengembalikan

5.3.1.1 Menciptakan Keluarga Baru

Salah satu upaya untuk memperbaiki fungsi sosial anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua adalah menciptakan keluarga baru yang terdiri dari orang tua dan saudara. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Pertalian antara suami dan istri adalah perkawinan; dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah, dan kadangkala adopsi. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga; atau jika mereka bertempat tinggal, rumah tangga tersebut menjadi rumah mereka. Kadang-kadang seperti masa lampau, rumah tangga adalah keluarga luas, meliputi di dalamnya tiga, empat, sampai lima generasi. (Khairuddin, 1997: 3).

Menciptakan keluarga baru dalam proses perbaikan fungsi sosial pada anak- anak yang kehilangan pengasuhan orang tua ini sangat diperlukanagar anak mendapatkan kasih sayang orang tua yang mengasuhnya dan kakak-adik dnegan ikatan keluarga tumbuh secara alami layaknya dalam sebuah keluarga di dalam sebuah rumah yang setiap keluarga menciptakan suasana rumah yang nyaman

dengan lingkungan seperti desa dimana keluarga SOS merupakan bagian dari masyarakat.

Informan utama pertama YY mengatakan bahwa dirinya tinggal bersama ibu asuh dan 8 orang saudaranya. YY mempunyai 5 orang saudara laki-laki dan 3 orang saudara perempuan. Hubungan YY dengan saudara asunya cukup akrab, karena YY lebih sering diam dan mengalah jika terjadi keributan. Tidak heran jika saudara asuh YY sering mengajaknya bermain bersama. Ibu asuh YY tidak pernah pilih kasih atau berpihak pada yang satu, sikap ibu asuh terhadapnya sama dengan sikap ibu asuh ke saudaranya yang lain.

Informan utama kedua IG menjalin hubungan yang akrab dengan saudara-saudara asuh yang lain, tidak pernah terjadi pertengkaran diantara mereka. Ibu asuh IG tidak pernah membeda-bedakan ia dengan saudara-saudara yang lain. IG tinggal dengan seorang ibu asuh dan 8 orang saudaranya, ia mempunyai abang, kakak dan adik asuh.

Informan utama ketiga MS mengatakan bahwa dirinya tinggal dengan ibu asuh dan 7 orang saudara asuhnya. MS mengakui hubungan ia dengan saudara- saudaranya yang lain sangat baik, jarang terjadi pertengkaran diantara mereka karena saudara-saudara MS sangat kompak dan seru. Begitupun dengan ibu asuhnya yang tidak pernah pilih-pilih kasih kepada siapapun.

Informan utama keempat LS sama seperti dengan informan lain,ibu asuh LS tidak pernah membeda-bedakan perhatiannya dengan saudara LS yang lain. Hubungan LS dengan 10 saudaranya juga sangat baik, karena LS termasuk anak yang supel dan mudah bergaul.

Informan utama kelima DA memiliki ibu asuh dan 9 orang saudara asuh. DA jarang mengalami pertengkaran dengan saudara-saudara asuhnya. Sama seperti

informan yang lain sikap ibu asuh kepadanya sama dengan sikap ibu asuhnya kepada saudara yang lain.

Informan utama keenam AP berbeda dengan informan yang lain, hubungan AP dengan saudara-saudara asuhnya yang lain tidak terlalu baik. Mereka sering bertengkar karena bermain. AP mengatakan setiap ia bertengkar dengan saudaranya, ibu asuhnya yang selalu melerainya sampai akhirnya hubungan kembali baik. AP tinggal dengan ibu asuh dan 7 saudara asuhnya. AP memiliki ibu asuh yang sikapnya tidak pernah membeda-bedakan ia kepada saudara yang lain.

Informan utama ketujuh DL mengatakan bahwa saat di village hubungan ia dengan saudara asuhnya yang lain cukup baik. Setiap mereka ingin melakukan sesuatu, biasanya DL dan saudara-saudara asuhnya akan berkompromi dahulu. Ibu asuh DL tidak pernah memberda-bedakan perhatiannya kepada dirinya. Sekarang DL sudah tinggal di asrama remaja putra, ia memilki bapak dan ibu pembina dan 14 orang saudara asuh. Sama seperti saat berada di village, hubungan DL dengan saudara asuhnya di asrama remaja putra juga cukup baik.

Informan utama kedelapan SA hampir sama dengan Informan utama LS, SA juga menjalin hubungan yang sangat baik dengan saudara asuhnya, karena ia anak yang supel dan tidak sulit untuk berteman. Ibu asuh SA selalu adil kepada ia dan saudara-saudara asuhnya yang lain. Bedanya SA memiliki ibu dan 9 saudara asuh yang sangat baik dan kompak menurutnya.

Informan utama kesembilan FLtinggal bersama ibu asuh yang selalu perhatian kepadanya dan 8 orang saudara asuhnya. Tidak jauh berbeda dengan informan lainnya, hubungan FL dengan saudara asuhnya cukup baik, meskipun sering terjadi pertengkaran diantara mereka yang biasanya karena saling mengejek

dan bahkan pernah sampai saling baku pukul. Tetapi tidak berlangsung lama biasanya dalam dua hari hubungan mereka sudah kembali membaik.

Informan utama kesepuluh ZP mengatakan bahwa hubungan ia dengan saudara asuhnya yang lain sangat baik dan kompak, walaupun tidak jarang mereka bertengkar karena kalah bermain bola kaki salah paham. ZP tinggal bersama ibu dan 7 orang saudara asuh. Ibu asuh ZP tidak pernah membeda-bedakan siakapnya kepada saudara asuhnya yang lain.

Kutipan hasil wawancara yang diuraikan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa YY, IG, MS, LS, DA, AP, DL, SA, FL dan ZP memiliki kesamaan dalam hal sikap ibu asuh yang selalu bersikap adil dan tidak pernah membeda-bedakan perhatiannya kepada saudara yang lain. Setiap anak membutuhkan seorang ibu, dan tumbuh secara alamiah dengan kakak dan adik, di dalam rumah mereka sendiri, dan di dalam lingkungan desa yang mendukungnya.

Keluarga mempunyai sistem jaringan interaksi yang lebih bersifat hubungan interpersonal, dimana masing-masing anggota dalam keluarga dimungkinkan mempunyai intensitas hubungan satu sama lain; antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara anak dengan anak. (Khairuddin, 1997: 4).

Dokumen terkait