• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tawadu’, Taat, Qana’ah, dan Sabar

3. Membiasakan Perilaku Sabar

Kamu telah memahami pengertian sabar, berikut pula contoh-contohnya. Kini saatnya berlatih membiasakan diri berperilaku sabar. Agar upaya pembiasaan ini berjalan efektif, lakukanlah pemantauan diri dengan mencatat hal-hal penting berkaitan dengan perilaku sabar. Fungsinya, agar kamu dapat mengevaluasi perilaku-perilaku yang telah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, yang berhubungan dengan sifat sabar.

Aktivitas

Lakukan diskusi dengan kelompokmu mengenai penerapan perilaku sabar. Kamu dapat bertukar pengalaman mengenai cara menerapkan perilaku sabar, hambatan yang ditemui, serta cara mengendalikan diri agar tetap bersabar.

Secara ringkas isi pokok materi dalam bab ini sebagai berikut.

1. Perilaku tawadu’, taat, qana’ah, dan sabar merupakan perilaku terpuji yang dianjurkan dalam ajaran Islam.

2. Tawadu’ adalah sifat rendah hati atau tidak sombong. Contohnya orang kaya yang memandang orang lain memiliki derajat yang sama dengan dirinya meskipun miskin. Sikap ini dapat dibiasakan dengan selalu menyadari hakikat manusia yang memiliki derajat yang sama sebagai makhluk Allah.

3. Taat berarti tunduk, patuh, dan menerima aturan serta menjalaninya secara tulus. Taat terdiri dari beberapa jenis yaitu taat kepada Allah dan Rasul, taat kepada pemerintah atau pemimpin, taat kepada aturan sekolah, dan sebagainya. Semua aturan yang berada di lingkungan kita, jika hal tersebut baik, maka harus ditaati. Cara membiasakan sikap taat adalah dengan menyadari pentingnya aturan demi ketertiban dan kehidupan yang lebih baik. Sikap taat harus dilakukan dan dibiasakan sebagai sebuah disiplin. 4. Qana’ah berarti menerima dengan sepenuh hati dan merasa cukup dengan apa yang

ada. Orang yang qana’ah tidak akan mengeluh atas kondisi apapun. Untuk membiasakan sikap qana’ah, yang perlu dilakukan adalah tidak mengeluh atas kondisi yang ada, selalu bersyukur, memandang segala sesuatu dari sudut pandang positif, dan selalu berusaha mengadakan perbaikan.

5. Sabar adalah sikap tahan uji dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan, tidak mengeluh. Contohnya bersikap sabar menghadapi bencana, kegagalan, atau kesedihan. Sifat sabar dapat dilatih dan dibiasakan dengan menerima semua kejadian sebagai ketentuan Allah yang terbaik, dan selalu ingat bahwa Allah selalu menguji hamba-Nya dengan ujian agar mereka dapat bersikap sabar.

6. Semua perilaku terpuji pada dasarnya tidak berdiri sendri, tetapi menjadi satu kesatuan. Orang yang tawadu’ dan qana’ah biasanya mudah untuk bersikap taat dan sabar. Semua perilaku terpuji ini harus dibiasakan agar menjadi seorang mukmin yang memiliki akhlak mulia.

Bab IV: Tawadu’, Taat, Qana’ah, dan Sabar 49

Reeksi

Isilah tabel berikut ini sebagai bahan renungan mengenai penguasaan materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak Rencana Perbaikan

1. Memahami perilaku tawadu’, taat, qana’ah, dan sabar.

2. Memahami dalil tentang tawadu’, taat, qana’ah, dan sabar.

3. Termotivasi untuk berperilaku tawadu’, taat, qana’ah, dan sabar.

Uji Kompetensi

Untuk mengetahui sejauh mana penguasaanmu terhadap materi dalam bab

ini, cobalah untuk mengerjakan soal-soal berikut ini!

A. Pilihlah a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling benar!

1. Merasa diri sebagai orang yang paling tawadu’ adalah contoh dari sikap ....

a. hasad b. riya’ c. takabur d. ikhlas

2. Rendah hati adalah bagian dari perilaku .... a. taat

b. sabar c. tawakal d. tawadu’

3. Ayat Al-Qur’an yang menganjurkan manusia bersikap tawadu’ adalah ....

a. QS. al-Furqān: 63

b. QS. an-Nisā’: 59

c. QS. an-Nisā’: 69

4. Seorang penyabar sejati akan senantiasa ....

a. giat bekerja

b. malas bekerja

c. berputus asa

d. bekerja lamban

5. Merasa cukup atas nikmat yang Allah berikan adalah inti dari sikap ....

a. sabar b. tawakal c. tawadu’

d. qana’ah

6. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu taat kepada Rasulullah. Orang yang taat kepada Rasul berarti telah taat pula kepada ....

a. orang tua

b. malaikat c. Allah d. pemimpin

7. Perilaku sabar dapat dilihat ketika seseorang tertimpa musibah. Ketika tertimpa musibah, seorang penyabar akan ....

a. bersyukur dan berserah diri kepada Allah, sembari berupaya mengatasinya

b. menyalahkan orang lain

c. marah dan menggugat Sang Pencipta terkait kesedihan yang dialami

d. mencari penyebab musibah

8. Salah satu keuntungan memiliki sifat sabar adalah .... a. merasa tenteram

b. selalu dihormati

c. terhindar dari musibah d. tidak perlu berusaha

9.

å

äB1

RVæks =-

ã l

p=çJ

eãûY q} äj

Kutipan ayat di atas mengandung makna ....

a. penyabar sejati akan memperoleh pahala tanpa batas b. orang sabar selalu dalam petunjuk-Nya

c. sabar adalah menahan diri dari sikap marah d. kesabaran makhluk pasti ada batasnya

Bab IV: Tawadu’, Taat, Qana’ah, dan Sabar 51

10. Perilaku tawadu’ seorang pemimpin antara lain dapat dilihat dari sikapnya yaitu ....

a. ingin selalu dihormati

b. menyayangi rakyatnya

c. merebut hak rakyat

d. pilih kasih

11. Ciri-ciri orang yang sabar adalah .... a. tidak mudah marah

b. selalu bekerja keras

c. menerima situasi apapun tanpa berusaha mengubahnya d. selalu bersedih

12. Ciri-ciri orang yang qana’ah adalah ....

a. selalu bersyukur dan tenang

b. selalu kekurangan

c. tidak pernah terlihat gembira d. tidak suka bekerja keras 13. Ciri-ciri orang yang taat adalah ....

a. selalu terlihat bahagia b. suka membantu

c. tidak pernah melalaikan tugas d. selalu berusaha

14. Ciri-ciri orang yang tawadu’ adalah .... a. sombong

b. rendah hati c. selalu bersyukur d. tidak percaya diri

15. Kesabaran seseorang akan tampak apabila .... a. mendapat musibah

b. menghadapi kabar menyenangkan c. harus memutuskan masalah

d. harus menyelesaikan pekerjaan seorang diri

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apa yang dimaksud taat kepada Allah dan Rasul? 2. Apa yang dimaksud sabar?

3. Berikan satu contoh perilaku sabar!

4. Apa yang dimaksud qana’ah? Berikan satu contoh perilaku qana’ah!

5. Sebagai muslim, mengapa kita harus bersikap tawadu’, taat, qana’ah,

C. Studi Kasus

Makruf adalah siswa kelas VII di MTs Nurul Jauhar Surakarta. Ia dikenal sangat cerdas dan tekun. Dapat ditebak, ia pun menjadi siswa berprestasi di kelasnya. Ia selalu berbangga hati ketika tantangan- tantangan dari setiap mata pelajaran di kelas dapat diselesaikannya dengan sempurna. Ia sangat yakin, tak ada yang melebihi kehebatannya di kelas. Makruf pun menjelma menjadi pribadi yang tinggi hati, selalu merasa benar jika ada perdebatan tentang suatu persoalan.

Semua berjalan lancar, hingga suatu hari Makruf mendapati suatu persoalan yang tak kunjung berhasil dipecahkan. Ada sebuah soal matematika yang diajukan sang guru tak mampu ia selesaikan. Keputusasaan mulai membayangi benaknya. Ia pun pasrah, namun enggan mengaku kalah. Ia selalu berdalih bisa memecahkannya, demi menjaga nama baiknya di depan teman-teman sekelas.

Namun apalah daya, sepintar apa pun seseorang menyembunyikan sesuatu, pasti terkuak pula kebenarannya. Ia tak kuasa lagi menyem- bunyikan ketidakmampuannya menyelesaikan soal matematika itu di depan teman-temannya. Ia merasa sangat malu. Ia pun sadar bahwa kemampuan manusia ada batasnya. Sejak peristiwa itu, Makruf berubah menjadi siswa yang tak sungkan untuk bertanya dan menerima masukan dari teman-temannya. Ia tak lagi menganggap diri sebagai orang paling hebat di antara teman-temannya.

Sejak peristiwa tersebut, Makruf menjadi lebih baik. Ia tidak hanya dikenal sebagai anak yang cerdas, tetapi juga suka berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman-temannya. Teman-teman Makruf lebih menyukainya. Selain itu, Makruf sendiri merasa lebih nyaman dengan perubahan perilakunya. Ia tak perlu lagi menyembunyikan ke- kurangannya.

Menurut kamu, apa perilaku yang tergambar dari penggalan kisah di atas? Jika ada di antara teman sekelas berlaku demikian, bagaimana sikap kamu? Paparkan pendapat mengenai hal ini secara singkat dan jelas!

Gambar 5.1. Setiap orang yang berada dalam keadaan junub tidak boleh memasuki masjid sebelum ia mandi. sumber: http://matanews.com/wp-content/uploads/masjid_kubah_emas-depok.jpg

Tatacara Bersuci

V

Bab

Secara empirik, kesucian yang dimaksud adalah keadaan suci seorang hamba di hadapan-Nya dalam keadaan tertentu. Adapun dalam arti yang lebih luas, kesucian yang dimaksud bisa jadi merupakan sebuah ketulusan hati seseorang dalam menghamba kepada-Nya, yang tak terkotori sedikit pun oleh pelbagai bentuk kemusyrikan ataupun kemaksiatan. Nah, pada bab ini, pengertian pertamalah yang akan menjadi objek bahasan. Kita akan mempelajari tata cara mandi wajib, berikut cara membedakan hadas dengan najis. Dengan memahami dan menjalankan ketentuan-ketentuan syariat tersebut, kamu diharapkan menjadi seorang muslim yang dapat menjaga kesucian.

Sebelum mempelajari materi dalam bab ini, coba bacalah peta konsep di bawah ini agar kamu mudah memahami alur pembelajarannya.

Peta Konsep Kata Kunci • taharah • janabat • hadas • najis Bersuci (Taharah) Najis Mutawassitah Mukhaffafah Mugallazah

Bersihkan dengan air

Hadas

Sugra Kubra

Wudu Mandi wajib

Niat Membasuh

Bab V: Tatacara Bersuci 55

Sebagaimana telah kamu ketahui, dalam kajian fikih, bab taharah membahas

hal yang menyangkut masalah bersuci dari hadas dan najis. Kita berwudu, tayamum, mandi, atau melakukan aktivitas bersuci lainnya, dilakukan untuk menyucikan diri dari hadas. Semua itu dilakukan agar peribadatan tertentu, misalnya: salat, menjadi sah di sisi Allah. Pada bab ini, ketentuan-ketentuan taharah yang akan dibahas adalah seputar hadas-najis dan mandi janabat. Selamat menyimak!