• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isilah tabel berikut ini sebagai bahan renungan mengenai penguasaan terhadap materi dalam bab ini. Kerjakan di buku tugasmu!

No. Pernyataan Ya Tidak Rencana

Perbaikan

1. Memahami Asmā’ul Husnā As-Salām 2. Memahami Asmā’ul Husnā Al-‘Azīz 3. Memahami Asmā’ul Husnā Al-Khāliq 4. Memahami Asmā’ul Husnā Al-Gaffār 5. Memahami Asmā’ul Husnā Al-Wahhāb 6. Memahami Asmā’ul Husnā Al-Fattāh

7. Memahami Asmā’ul Husnā Al-‘Adl 8. Memahami Asmā’ul Husnā Al-Qayyūm 9. Memahami Asmā’ul Husnā Al-Hādī 10. Memahami Asmā’ul Husnā As-Sabūr 11. Mengetahui ayat-ayat Al Qur’an yang

berkaitan dengan Asmā’ul Husnā 12. Termotivasi untuk mengamalkan

Asmā’ul Husnā

Secara singkat pokok-pokok isi materi dalam bab ini sebagai berikut.

1. Asmā’ul Husnā adalah 99 nama-nama Allah yang baik. Kita dianjurkan untuk berdoa dengan menyebut Asmā’ul Husnā.

2. Di antara 99 Asmā’ul Husnā antara lain As-Salām (Maha Memberi Keselamatan), Al-Aziz (Maha Gagah Perkasa), Al-Khaliq (Maha Pencipta), Al-Gaffar (Maha Pengampun, Al-Wahhab (Maha Pemberi), Al-Fattah (Maha Memutuskan), Al-’Adl (Maha Adil), Al-Qayyūm (Maha Berdiri Sendiri), Al-Hadi (Maha Memberi Petunjuk), dan As-Sabur (Maha Penyabar).

Uji Kompetensi

Untuk mengetahui sejauh mana penguasaanmu terhadap materi dalam bab

ini cobalah untuk mengerjakan soal-soal di bawah ini.

A. Pilihlah a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling benar!

1. Asmā’ul H usnā yaitu ....

a. sifat-sifat Allah yang terpuji b. nama-nama Allah yang baik c. sifat-sifat seorang muslim

d. sifat-sifat manusia

2. Allah Maha Memberi Keselamatan, yakni memiliki sifat ....

a. al-‘Adl c. al-Ghaffār

b. al-Salām d. al-Wahāb

3. Hanif bersedia memaafkan kesalahan orang lain. Hanif mengamalkan

salah satu Asmā’ul H usnā, yaitu ....

a. al-‘Adl c. al-Ghaffār

b. al-Salām d. al-Wahāb

4. Allah memberi petunjuk kepada setiap hamba yang dikehendaki- Nya. Allah adalah ....

a. al-Qayyūm

b. al-Hādī

c. al-‘Azīz

d. al-Fattāh

5. Manusia adalah makhluk, sedangkan Allah ....

a. al-Khāliq

b. as-Sabūr

c. al-Ghaffār

d. al-‘Azīz

6. Perbuatan dosa yang tak terampuni yaitu .... a. membunuh

b. zina c. syirik d. takabur

7. Allah mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya di dunia ini kepada ....

a. orang-orang yang beriman

b. orang-orang kafir

c. semua manusia

Bab III: Asmā’ul Husnā 39

8. Allah adalah penentu keputusan. Asma Allah yang sesuai dalam hal ini adalah ....

a. al-Qayyūm c. al-‘Azīz

b. al-Hādī d. al-Fattāh

9. Bencana alam merupakan tanda keperkasaan Allah, tak satu pun

makhluk sanggup menolaknya. Asmā’ul H usnā dalam hal ini yaitu ....

a. al-Fattāh c. al-Qayyūm

b. al-Hādī d. al-‘Azīz

10. Allah adalah Maha Penyabar. Hal ini dapat dilihat dari kesabaran- Nya dalam menunda azab kepada hamba-hamba-Nya yang kufur di

dunia. Asmā’ul H usnā yang sesuai dengan hal ini adalah ....

a. al-Hādī

b. al-Wahhāb

c. al-Fattāh

d. al-Sabūr

11. Salah satu cara mengamalkan Asmā’ul H usnā al-Qayyūm adalah….

a. menjadi pribadi yang mandiri b. gemar menolong

c. menyayangi orang lain

d. memutuskan setiap masalah dengan cepat

12. Salah satu cara mengamalkan Asmā’ul H usnā al-‘Azīz adalah….

a. mencari rezeki Allah b. bersikap tegas

c. memutuskan masalah dengan cepat d. tidak bersedia dibantu

13. Salah satu cara mengamalkan Asmā’ul H usnā al-’Adl adalah….

a. bekerja keras b. bersikap adil c. rajin beribadah d. suka menolong

14. Salah satu cara mengamalkan Asmā’ul H usnā al-Gaffār adalah….

a. memaafkan kesalahan orang lain

b. menegakkan kebenaran

c. menuntut balas d. bersikap adil

15. Salah satu cara mengamalkan Asmā’ul H usnā al-Fattāh adalah….

a. mengambil keputusan dengan musyawarah b. bersikap adil

c. menyayangi orang lain d. bekerja keras

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Jelaskan maksud asma Allah al-Wahhāb!

2. Jelaskan cara mengamalkan Asmā’ul H usnā al-Qayyūm!

3. Manusia selalu membutuhkan pertolongan orang lain, namun tidak demikian dengan Allah. Apa asma Allah yang sesuai dalam hal ini?

4. Tunjukkan satu bukti bahwa Allah adalah al-Gaffār!

5. Allah adalah al-’Adl, jelaskan maksud dari hal ini!

C. Studi Kasus

1. Hanif memiliki seorang teman bernama Sofi. Ia sangat pemaaf,

selalu bersikap adil, dan sabar. Tetapi, Sofi tidak mampu meneladani

Asmā’ul H usnā al-‘Azīz.

Dalam kejadian sehari-hari, Hanif sering melihat Sofi selalu bersikap

baik dan menyayangi orang lain, pemaaf, tetapi anehnya, teman- temannya justru sering menzaliminya dan memperlakukannya dengan tidak adil. Apakah dibutuhkan keseimbangan dalam

meneladani Asmā’ul H usnā? Perlukah Sofi bersikap tegas terhadap

teman-teman yang menzaliminya?

2. Setiap hari Hanif selalu berusaha untuk menyapa setiap temannya ketika bertemu. Hari itu, ketika ia menyalami Ardi ia tidak mau membalas salam Hanif. Sebaliknya, ia menolak dengan kasar.

Menurutmu, bagaimana sebaiknya sikap Hanif? Asmā’ul H usnā apa

yang harus ia terapkan dalam keadaan tersebut?

3. Sofi ditunjuk oleh para guru untuk mewakili sekolahnya mengikuti

lomba menulis kaligrafi. Para guru dan teman-teman So mengatakan

bahwa tulisan Sofi bagus, tetapi So sendiri merasa tulisannya jelek.

Ia merasa tidak percaya diri untuk mewakili sekolahnya dalam lomba tersebut. Ia takut tidak akan menang.

Menurutmu, bagaimana sikap Sofi sebaiknya? Asmā’ul H usnā apa

yang sebaiknya ia amalkan dalam situasi tersebut?

4. Suatu hari Dani datang ke rumah Hanif untuk meminta maaf. Ia mengakui bahwa dirinyalah yang telah merusak lukisan Hanif minggu lalu sehingga Hanif mendapatkan nilai jelek dalam pekerjaan rumah melukis tersebut.

Hanif terkejut. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa yang melakukan hal tersebut adalah Dani. menurutmu bagaimana sebaiknya sikap Hanif? Apakah ia sebaiknya memaafkan Dani, atau memberinya

Ketika memperbincangkan konsep ketaatan, maka benak kita tentu akan lari menuju sebuah istilah yang lebih akrab dikenal secara religius di negeri kita, yaitu ‘takwa’. Takwa berarti sebuah ketaatan seorang hamba kepada Tuhan, yang diwujudkan dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan segala hal yang dilarang-Nya. Muttaqīn adalah predikat impian setiap orang, karena memang pencapaiannya butuh kesungguhan yang luar biasa. Nah, pada bab ini kamu akan belajar tentang konsep ketaatan dalam Islam, berikut sikap islami yang lain yaitu tawadu’, taat, qana’ah, dan sabar. Selamat belajar!

Gambar 4.1. Ibarat padi, semakin tinggi derajat seorang yang tawadu’, ia justru semakin “menunduk” (rendah hati).

sumber: budidayatanamanpadi.com/tanaman_padi/gambar/atomita.jpg

Tawadu’, Taat, Qana’ah, dan Sabar