• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakror yang mempengaruhi koordinasi antara Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia Makassar

Dalam dokumen SKRIPSI. IWAN Nomor Stambuk : (Halaman 83-90)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian

C. Fakror yang mempengaruhi koordinasi antara Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia Makassar

dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam proses lebelisasi halal produk di PT Indofood.

Dalam pelaksanaan koordinasi yang dilakukan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Iindonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan, walaupun ada beberapa faktor yang memepengaruhi dalam koordinasi yang dilakukan. Berkaitan dengan proses labelisasi halal, pemerintah telah menunjuk Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia Makssar dan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Untuk mengeluarkan sertifikat produk halal yang ditangani oleh lembaga Pengawas Obat-obatan dan Makanan, yang berkedudukan dibeberapa daerah ditiap-tiap propinsi. Adapun faktor yang mempengruhi koordinasi adalah sebagai berikut :

1. Kesatuan tindakan

Pada hakekatnya koordinasi memerlukan kesadaran setiap anggota Organisasi atau satuan organisasi untuk saling menyesuaikan diri atau tugasnya dengan anggota atau satuan organisasi tersebut tidak berjalan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu kesatuan tindakan adalah inti dari pada koordinasi. Kesatuan dari pada

usaha, berarti pemimpin harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha dari setiap kegiatan sehingga terdapat adanya keserasian didalam mencapai hasil. Kesatuan tindakan ini adalah merupakan suatu kewajiban dari pemimpin untuk memperoleh suatu koordinasi yang baik dengan mengatur jadwal waktu dimaksudkan bahwa kestuan usaha itu dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Terkait dengan koordinasi yang dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia Makssar dan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam proses lebelisasi halal dan sertifikasi di PT Indofood sukses makmur Tbk Makassar Seperti yang diungkapkan oleh kepala lembaga LPPOM MUI memgatakan bahawa:

“Kami selau melakukan Koordinasi yang baik dengan mengatur jadwal dan waktu. dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.dalam hal ini dalam proses pengawasan dan mekanisme proses labelisasi halal yang dilakuakan oleh BPOM, Depkes dan dalam pemberian sertifikasi halal produk perusahaan yang sudah terdaftar. Seperti pada perusahaan PT Indofood makassar. (Wawancara. 22 July 2014 Jam 10:34)

Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukan bahawa, dalam proses labelisasi halal. Di perlukan kesatuan tindakan oleh lembaga seperti lembaga BPOM yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsinya.

2. Komunikasi

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi, karena komunikasi, sejumlah unit dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan berdasarkan rentang dimana sebagian besar ditentukan oleh adanya komunikasi. Kemunikasi merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan manuasia dalam menjalin organisasi. Sepeti yang diungkapkan oleh Kepala Lembaga BPOM bahwa :

“Kami selalu berkomunikasi saat dalam proses pengawasan dan proses informasi, dan mekanisme dalam labelisasi halal produk seperti yang kami lakukan pada perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk Makassar dalam proses audit halal dan sertifikasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan kami selau bekerja sama dengan baik (Wawancara. 23 July 2014 Jam 11:00)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan bahwa selalu dilakukannya proses komunikasi dan informasi dalam pengawasan produk yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Makassar oleh lembaga LPPOM MUI dan BPOM dalam pemberian labelisasi halal dan sertifikasi.

3. Pembagian kerja

Secara teoritis tujuan dalam suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan bersama dimana individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja sama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Dalam suatu organisai tiang dasarnya adalah prinsip pembagian kerja (devision of labor). Prinsip pembagian kerja ini adalah maksudnya jika suatu organisasi diharapkan untuk dapat berhasil dengan baik dalam usaha mencapai tujuanya, maka hendanya lakukan pembagian kerja. Seperti yang diungkapkan oleh kepala LPPOM MUI memgatakan bahawa:

“Dalam Pembagian kerja walaupun masi kurang efektif saat ini. Namun itu merupakan sebuah pembelajaran untuk kedepan , kami selaku dalam pengawasan, proses labelisasi halal seperti yang dilakuakan oleh BPOM dan penbagian kerja susai dengan atuaran yang telah ditetapkan, seperti lembag LPPOM MUI dalam pemberian sertifikasi halal produk perusahaan yang sudah terdaftar, Sehingga konsumen dapat memperoleh informasi yang dapat membantu konsumen untuk menentukan kehalalan suatu produk yang di hasilkan oleh perusahaan PT Indofood Sukses Makmut Tbk Makassar.

(Wawancara. 24 july 2014 Jam 10:30)

Bedasarkan wawancara peneliti bahwa dalam proses pengawasan dan mekanisme dalam koordinasi sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Uulama Indonesia makassar kepada perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikasi halal dan labelisasi halal oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Proses yang dilakukan dalam tugas kerja.

4. Disiplin

Pada setiap organiasi yang komplek, setiap bagian harus bekerja secara terkoordinasi agar masing-masing dapat menghasilkan hasil yang diharapakan.

Koordinasi adalah usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda agar kegiatan dari pada bagian-bagian itu sesuai pada waktunya, sehingga masing-masing dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal agar diporoleh hasil secara keseluruhan, untuk itu diperlukan disiplin. Seperti yang diungkapkan oleh kepala lembaga BPOM memgatakan bahawa:

“Dalal Pengawasan yang kami lakukan sesuai atuaran yang telah ditetapkan, dan proses labelisasi halal berjalan seusai mekanisme dan atuaran yang telah ditetapkan, dan dalam pemberian labelisasi halal produk perusahaan yang sudah terdaftar proses audit yang kami lakukan, (Wawancara. 25 July 2014 Jam 10:34).

Bedasarkan wawancara peneliti tersebut, bahwa, dalam proses pengawasan, dan mekanisme dalam koordinasi sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh LPPOM MUI kepada perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikasi halal dan labelisasi halal oleh BPOM. Dalam pelaksanaan yang disiplin proses audit halal terhadap produk yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Makassar.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis dengan informan tentang koordinasi lembaga pengkajian pangan obat-obatan dan kosmetik majelis ulama Indonesia Makassar, dengan badan pengawas obat dan makanan dalam labelisasi halal PT Indofood sebagai berikut :

1. Koordinasi yang dilakuakan oleh lembaga pengkajian pangan obat-obatan dan kosmetik majelis ulama Indonesia Makassar dengan badan pengawas obat dan makanan dalam labelisasi halal PT Indofood. terdiri dari enam aspek yakni Komunikasi, Integrasi, Sinkronisasi, Simplikasi, Monitoring dan Evaluasi, Pemrograman. Koordinasi lembaga pengkajian pangan obat-obatan dan kosmetik majelis ulama Indonesia Makassar LPPOM MUI dengan badan pengawas obat dan makanan BPOM dalam labelisasi halal PT Indofood. Peran Pemerintah melakukan koordinasi untuk bersama-sama menjalankan fungsi dan tanggung jawab dalam upaya proses pengawasan terhadap produk-produk makanan.

2. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan ada beberapa bentuk yang digunakan dalam koordinasi lembaga pengkajian pangan obat-obatan dan kosmetik majelis ulama Indonesia Makassar dengan badan pengawas obat dan makanan dalam labelisasi halal PT Indofood Sukses Makmur Tbk Makassar yaitu: Komuniksi yang dilakukan melibatkan pihak tersebut dalam labelisasi halal PT Indofood

Sukses Makmur Tbk Makassar, pembagian kerja yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing lembaga dalam proses mekanisme labelisasi halal dan sertifikasi halal, dan disiplin; setiap bagian harus bekerja secara terkoordinasi agar masing-masing dapat menhasilkan hasil yang diharapakan. Koordinasi adalah usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda agar kegiatan dari pada bagian-bagian itu sesuai pada waktunya, sehingga masing-masing dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal agar diporoleh hasil secara keseluruhan, untuk itu diperlukan disiplin.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di kemukakan di atas, maka berikut ini dikemukakan saran atau masukan :

1. Agar pemerintah atau Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia Makssar dan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang ada disetiap provinsi, agar lebih memperkuat peran komunikasi dalam koordinasi. lembaga pengkajian pangan obat-obatan dan kosmetik majelis ulama Indonesia Makassar dalam labelisasi halal PT Indofood Sukses Makmur Tbk Makassar,dalam proses pengawasan labelisasi halal dan sertifikasi terhadap produk makanan.

2. Agar Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia Makssar dan Badan Pengawas Obat dan Makanan, tidak jenuh dalam melakukan proses komunikasi, koordinasi yang efektif dan komunikatif.

3. Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia Makssar dan Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang ada disetiap provinsi, agar lebih memperkuat peran komunikasi, koordinasi dalam proses lebelisasi halal dan sertifikasi terhadap produk.

4. Dalam proses pengawasan pada perusahaan PT Indofood CPB Makassar agar selalu berkoordinasi dalam melaksanakan Sistem Jaminan Halal SJH. Menjaga kesinambungan proses produksi halal, sehingga produk yang dihasilkan dapat selalu dijamin kehalalannya sesuai dengan ketentuan LPPOM MUI.

Dalam dokumen SKRIPSI. IWAN Nomor Stambuk : (Halaman 83-90)