• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Edukasi dan Sosialisasi Halal

Dalam dokumen SKRIPSI. IWAN Nomor Stambuk : (Halaman 71-76)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian

7. Pelatihan Edukasi dan Sosialisasi Halal

Pelatihan sistem jaminan halal ini bertujuan untuk memperluas pemahaman dan menigkatkan kepedulian setiap karyawan terhadap kehalalan RM, di PT Indofood proses produksi maupun FG. Dengan pelatihan ini diharapkan semua karyawan peduli terhadap komitmen kebijakan halal dan menerapkanya sesuai dengan lingkup pekerjaanya masing-masing. Pelatihan dapat dilakukan secara internal (pelatihan didalam perusahaan) dan juga pelatihan eksternal (pelatihan diluar perusahaan) serta pelaihan insidentil (pelatihan diluar jadwal) yang bisa dilakukan didalam maupun diluar perusahaan.

Ketua IHA dipersyaratkan mengikuti pelatihan sistem jaminan halal yang dilaksanakan oleh LPPOM MUI setiap 2 tahun sekali, setelah mendaptkan pelatihan dari LPPOM MUI, ketua IHA akan memberikan informasi yang didapat selama pelatihan kepada semua tim IHA dan personal terkait, sehingga diharapkan informasi dari LPPOM MUI dapat diteruskan kesemua karyawan.

Evaluasi pelatihan meliputi evaluasi pelaksanaan pelatihan , pelaksanaan jadwal pelatiahn dan evaluasi hasil pelatihan. Prosedur tentang pelaksanaan pelatihan dapat dilihat pada SOP pelatihan. Penyebarluasan informasi melalui sistem jaminan halal dilakuakn dengan memberikan sosialisasi kapada seluruh karyawan. Sosialisasi ini dapat berupa komunikasi internal antara departemen dan komunikasi eksternal ke supplier, konsumen dll. Bentuk kegiatan sosialisasi dapat berupa meeting tentang halal, spanduk, pamplet, email komunikasi internal dan eksternal, notulen, berita acara, internal memo dan kegiatan sejenis lainya.

a. Bahan

Semua bahan yang digunakan selama proses produksi harus memenuhi persyaratan halal yang dapat dibuktikan dengan sertifikat halal yang dikeluarkan MUI atau sertifikat halal dari badan sertifikasi yang diakui oleh LPPOM MUI atau surat azin pemakaian RM dari LPPOM MUI. Prosedur penerimaan bahan baku atau supplier baru mengacu pada SOP penerimaan bahan baku/supplier (NDHO-CQC-23).

Raw material dan supplier yang telah memenuhi persyaratan akan dimasukkan dalam list supplier (form CQA-023) dan daftar bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong untuk seluruh produk mie instan yang dikeluarkan maks. Satu kali pertiga bulan oleh CQA NDL. Daftar bahan baku, bahan tambahan penolong untuk seluruh produk mie instsn ini secara periodic minimal, satu kali pertahun akan dilaporkan ke LPPOM MUI untuk mendapatkan persetujuan. RM yang digunakan untuk proses produksi dikategorikan kedalam RM kritis dan non kritis. Pengglongan RM ini ditentukan oleh LPPOM MUI.

Depertemen yang terkait dengan pembelian dan penerimaan RM (purchasing, PDQC dan WHS) harus memastikan bahwa RM dibeli dan diterima adalah RM dari supplier yang telah tercantum dalm list supplier tersebut.

b. Prosedur Kegiatan Kritis

Beberapa kegiatan kritis dalam pelaksanaan sistem jaminan halal di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk antara lain :

1) Seleksi RM dan supplier mengacu pada SOP penerimaan bahan baku/supplier (NDHO-CQC-23).

2) Pembelian RM dilakukan hanya kepada supplier yang telah disetujui dan tercantum pada list supplier, proses pebelian mengacu pada SOP pembelian (NDJKT-PURCH-02).

3) Pemeriksaan kehalalan penerimaan RM mengacu pada SOP, IQC, RM dan SOP gudang RM.

4) Standar kode label kemasan RM mengacu pada FORM CQA-022 stndar kode label kemasan RM format label yang digunakan adalah : kode supplier/kode principe/Negara asal. Khusus untuk principe yang sekaligus sebagai supplier maka kode labelya adalah dalah kode supplier/-/Negra asal.

5) Formula produk mengacu pada kumpulan standar.

6) Pemeriksaan kehalalan selama proses produksi mengacu pada SOP, PQC dan SOP/SOM masing-masing station.

7) Prosedur sanitasi dan pencucian najis.

Prosedur sanitasi mengacu pada SOP sanitasi (NDMKS-MGT-15)

1) Criteria penilaian dan GMP karyawan mengacu pada SOP, GMP (NDMKS-MGT-07)

2) Pemeriksaan kehalalan selama penyimpanan loading FG mengacu pada SOP, OQC dan SOP werehouse FG.

1. Tujuan, Ruang Lingkup Dan Acuan a. Tujuan

1) Menjamin kehalalan produk yang dihasilkan secara kesinambungan dan konsisten sesuai dengan sysriat isam yang telah ditetapkan berdas arkan fatwa MUI

2) Penduan ini digunakan sebagai acuan dalam penyusunan SOP (Standard Operating Prosedur) diunit masing-masing sebagai wujud implementasi jaminan halal dilingkup Indofood.

b. Ruang Lingkupnya

1) Dasar pemikiran halal dan toyib 2) Kebijakan mutu dan komitmen halal 3) Persyaratan makanan halal

4) Pedoman cara memproduksi yang halal 5) Penentuan titik kritis keharaman produk 6) Pedoman distribusi dan transportasi

7) Pedoman pemilihan pemasok jasa boga yang halal.

c. Acuan

1) Al-Quran dan hadist

2) Pedoman umum (LPPOM MUI) Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan Dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia.

3) Codex Alimentarious: General Guidelines For Use Of The Term

“Halal” CAC/GL 24-1997.

2. Internal Halal Audit (IHA)

a. Internal halal audit diselenggarakan secara berkala oleh masing –masing unit Grup Indofood. Prosedur internal halal Audit wajib dimiliki oleh unit yang bersangkutan, sedangkan organisasi IHA disetiap unit mengacu kepada pedoman organisasi secretariat halal inndofood SHI-002.

b. Laporan pelaksanaan IHA dari setiap unit akan direview oleh tim inti sebelum dikirim ke LPPOM MUI.

c. Tugas dan tanggung jawab internal auditor halal beserta pencatatan temuan oleh auditnya mengacu pada SOP Internal Halal Audit (NDJKT-MGT-11).

3. Pelatihan

Rencana pelatihan dan sosialisasi kepada karyawan akan dilakuakan oleh depertemen personalia mengacu pada SOP palatihan (NDJKT-PERS-03).

4. Tinjauan manajemen halal

a. Untuk menjamin efektipitas implementasi halal disetiap unit Grup Indofood, maka tim IHA unit wajib melakukan tinjauan manajemen halal secara berkala yang dihadiri oleh tim IHA, Pembina dan top manajemen unit bersangkutan. .

b. Masukan yang dijadikan materi rapat adalah : 1) Hasil Internal Halal Audit.

2) Hasil Audit Halal LPPOM MUI.

3) Hasil Verifikasi IHA.

4) Masukan dan infomasi terbaru dari LPOM MUI atau pemerintah.

5) Pengaduan pelanggan.

6) Masalah yang belum terselesaikan mengenai kehalalan, COA, keberatan/masukan suppliers.

7) Ketidak sesuaian RM, produk FG, inpers, proses, kemesan, transportasi/distribusi, terkait dengan halal.

c. Keluaran (output) dari rapat tinjauan manajemen halal berupa:

1) Action plan (tidak lanjut) perbaiakan disertai time frame (jadwal) dan penanggung jawab.

2) Rekomendasi kepada management, SHI.

3) Ususlan untuk LPPOM MUI atau pihak pemerintah SHI

4) Rekomendasi untuk suppliers, distributor, transfortir,penegecap, dan user.

d. Prosedur tinjauan manajemen halal mengikuti SOP disetiap unit.

e. Laporan/minutes meeting tinjauan manajemen halal disamapaikan juga kepada Pembina, top menejemen diunit/devisi dan SHI.

Dalam dokumen SKRIPSI. IWAN Nomor Stambuk : (Halaman 71-76)