• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memperagakan Keefektifan Public Speaking

Lampiran 18 Lanjutan D Evaluas

A. Memperagakan Keefektifan Public Speaking

Public Speaking merupakan bagian dari keterampilan berbahasa, khususnya berbicara. Sebagai sebuah keterampilan, tidak akan pernah datang begitu saja kepada pelakunya, akan tetapi, butuh sebuah proses. Dengan kata lain, keterampilan berbicara di depan umum ini akan semakin lancar dan sukses manakala yang bersangkutan selalu berlatih untuk mengasahnya.

Menurut Arsjad (1991: 17) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam berbicara di depan umum yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Faktor-faktor kebahasaan dalam menunjang keefektifan dalam berbicara didepan umum antara lain ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata ( diksi ), Ketepatan kata. Sedangkan faktor-faktor non kebahasaan dalam menunjang keefektifan dalam berbicara didepan umum antara lain sikap yang jawar, tenang, dan tidak kaku, Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara juga sangat menetukan, kelancaran, relevansi/ penalaran, penguasaan topik. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

e) Ketepatan Ucapan

Dalam berbicara dihadapan umum seseorang harus dapat membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian si pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan arti yang kita gunakan tidak selalu sama. Pengucapan bunyi- bunyi bahasa yang tidak tepat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa dianggap menyimpang terlalu jauh dari ragam lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi, atau pembicara dianggap aneh.

Lampiran 19 lanjutan

f) Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai.

Kesesuaian tekanan nada, sendi, dan durasi akan merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara di depan umum (public speaking). Bahkan kadang- kadang faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan menarik. Sebaliknya jika penyampaian data saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejenuhan dan keefektifan berbicara tentu berkurang.

g) Pilihan kata ( Diksi )

Dalam berbicara pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar.

h) Ketepatan kata

Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraanya. Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menimbulkan akibat. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaiakan tergambar lengkap dalam pikiran pendengar persis seperti apa yang dimaksud oleh si pembicara.

Keefektifan dalam berbicara di hadapan umum tidak hanya didukung oleh faktor-faktor kebahasaan yang sudah diuraikan di atas, tetapi juga ditentukan oleh faktor nonkebahasaan. Bahkan dalam pembicaraan, faktor nonkebahasaan ini sangat mempengaruhi keefektifan berbicara. Dalam kegiatan belajar-mengajar berbicara, sebaiknya faktornon kebahasaan ini ditanamkan terlebih dahulu, sehingga apabila faktor nonkebahsaan sudah dikuasi akan memudahkan penerapan faktor kebahasaan. Menurut Arsjad (1991: 20) Adapun penjelasan dari faktor non kebahasaan dalam menunjang keefektifan berbicara didepan umum sebagai berikut:

i) Sikap yang jawar, tenang, dan tidak kaku.

Pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan pertama ini sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak pendengar. Dari sikap wajar sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukan otoritas dan integritas dirinya. Tentu sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat dan penguasaan materi. Penguasaan materi yang baik, setidaknya akan menguarangi kegugupan. Namun bagaimana pun, sikap ini memerlukan latihan. Kalau sudah biasa, lama kelamaan rasa gugup akan hilang dan akan timbul sikap tenang dan wajar. Sebaiknya dalam latihan sikap ini yang ditanamkan lebih awal, karena sikap ini merupakan modal utama untuk kesuksesan berbicara.

j) Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara.

Agar pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan pembicara betul-betul terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan pembicara sangat membantu. Hal ini sangat di hiraukan oleh pembicara. Pandangan yang tertuju pada satu arah, akan menyebabkan pendengar merasa kurang diperhatikan. Banyak pembicara tidak memperhatikan pendengar, tetapi melihat ke atas, ke samping atau ke atas. Akibatnya perhatian pendengar berkurang. Hendaknya diusahakan supaya pendengar merasa terlibat dan diperhatikan.

k) Kesediaan menghargai pendapat orang lain.

Dalam menyampaikan pembicaraan, seorang pembicara hendaknya memiliki sikap terbuka dalam menerima pendapat orang lain, bersedia menerima kritik, tidak berarti si pembicara begitu saja mengikuti pendapat orang lain, tetapi juga harus dapat mempertahankan pendapat dan meyakinkan orang lain. Tentu saja kalau pendapatnya itu mengundang argumentasi yang kuat dan betul-betul diyakini kebenaranya.

Lampiran 19 lanjutan

l) Gerak gerik dan mimik yang tepat.

Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting selain mendapat tekanan, biasanya dibantu dengan gerak tangan atau mimik. Hal ini dapat menghidupkan suasana agar tidak kaku. Tetapi gerak-gerik yang berlebihan akan menggangu keefektififan berbicara. Mungkin perhatian pendengar akan terarah pada gerak-gerik dan mimik yang berlebihan ini, sehingga pesan kurang dipahami.

m) Kenyaringan suara juga sangat menetukan.

Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar dan akustik. Tetapi perlu diperhatikan jangan berteriak. Kita aturlah kenyaringan suara kita supaya dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas.

n) Kelancaran

Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Sering kali kita dengar pembicara berbicara terputus-putus itu akan menggangu penangkapan pendengar menangkap isi pembicaraan. Dan sebaliknya pembicara yang terrlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraannya.

o) Relevansi/ penalaran

Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berfikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.

p) Penguasaan topik

Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuanya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasi. Penguasan topik baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Jadi, penguaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.

Dari papara di atas, dapat diketahui bahwa Faktor-faktor yang menunjang Keefektifan Public Speaking yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.

Faktor-faktor kebahasaan dalam menunjang keefektifan dalam berbicara didepan umum antara lain ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata ( diksi ), Ketepatan kata. Sedangkan faktor- faktor non kebahasaan dalam menunjang keefektifan dalam berbicara didepan umum antara lain sikap yang jawar, tenang, dan tidak kaku, Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara juga sangat menetukan, kelancaran, relevansi/ penalaran, penguasaan topik.

Dalam meningkatkan keterampilan public speaking peneliti berupaya memberikan layanan yang disajikan secara klasikal dengan konten isi layanan tekait dengan faktor kebahasaan dan nonkebahsaan yang menunjang keterampilan public speaking, dengan harapan setelah dilakukannya layanan tersebut siswa dapat memahami dan mengaplikasikan dalam lingkungan disekitarnya.

B. Memperagakan Fungsi Keterampilan Public Speaking dalam kehidupan

Dokumen terkait