A. Sistem Nilai dan Kecenderungan Sikap
C. Menanamkan Nilai d an Sikap Dalam Ilmu
Penanaman sikap yang baik melalui pengajaran IPS, tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
Dengan kata lain, strategi pengajaran diri dalam IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan pada pengajaran IPS dengan menggunakan berbagai metode (multi methode) digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri siswa. Dengan terbinanya nilai-nilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif terhadap rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan tindakannya tidak menyimpang dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya selalu akan dilandasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya.
Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan dan dirancang secara berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda. Semakin tinggi tingkatnya semakin besar unsur pemahaman dan pertanggungjawabannya.
Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu yang terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai-nilai kehidupan manusia kepada
siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.
Menurut Paul Suparno, SJ. (2001) sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan tekanan. Beberapa sikap dan tingkah laku itu antara lain sebagai berikut.
1. Sikap penghargaan kepada setiap manusia.
Setiap manusia harus mengembangkan sikap menghargai kepada manusia lain karena siapapun orangnya adalah bernilai, inilah yang menjadi hak asasi manusia. Sikap menghargai hak asasi manusia harus dipunyai oleh setiap manusia. Oleh karena itu tindakan meremehkan, menghina, merendahkan, apalagi mengganggu kebahagiaan orang lain dianggap tidak baik.
2. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji.
Sikap ini jelas membantu orang dalam berhubungan dengan orang lain dan hidup bersama orang lain.
3. Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang lain yang berbeda.
Sikap ini jelas sangat membantu kita menjadi manusia, karena memanusiakan manusia lain. Maksudnya setiap manusia harus menghargai keberadaan orang
lain karena bagaimanapun juga manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Bagi bangsa Indonesia, sikap ini jelas sangat diperlukan untuk mengembangkan sikap demokratis. Apalagi sikap rela hidup bersama, meskipun lain gagasan dan lain ideologi, perlu ditekankan. Kita rela hidup bersama dalam perbedaan karena perbedaan adalah keadaan asasi kita. 4. Kebebasan dan tanggung jawab.
Sikap manusia sebagai pribadi bahwa ia mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan dirinya dan bertanggung jawab terhadap ungkapannya. Sikap ini berlaku baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, maupun terhadap alam dan Tuhan. Sikap ini jelas diwujudkan secara bertanggung jawab dalam kebebasan mimbar, kebebasan berbicara, dan kebebasan untuk mengungkapkan gagasan. Siswa diajak bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak lari dari tanggung jawab.
5. Penghargaan terhadap alam.
tidak dibenarkan. Demikian juga pengrusakan alam yang hanya dapat memberikan kehidupan kepada segelintir orang juga tidak dibenarkan. 6. Penghormatan kepada Sang Pencipta.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sudah selayaknya kita menghormati Sang Pencipta. Melalui penghayatan iman, siswa diajak untuk menghormati dan memuji Sang Pencipta. Pujian itu dapat diwujudkan dalam sikap berbuat baik kepada semua makhluk ciptaan, termasuk pada diri sendiri. Sikap menghargai iman orang lain, menghargai budaya orang lain perlu dikembangkan dalam kerangka rela hidup saling membantu dan menerima orang lain.
7. Sikap yang merupakan pengembangan pribadi manusia yang menunjang penyempurnaan diri pribadi misalnya, disiplin, bijaksana, cermat, mandiri,
dan percaya diri.
Meskipun hal-hal itu tidak langsung berkaitan dengan orang lain, tetapi membantu dalam kerja sama dengan orang lain.
Sikap mental dan tingkah laku tersebut di atas harus selalu dikembangkan. Dalam pengembangannya harus dijiwai oleh nilai-nilai, latihan mengungkapkan sikap mental secara baik, terarah, dan terpuji. Kesadaran dan penghayatan siswa terhadap nilai yang menjadi landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia harus ditanamkan secara berkesinambungan, sehingga sikap mental siswa menjadi benar-benar memancarkan kebenaran, keluhuran, dan tanggung jawab.
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), siswa harus diperkenalkan pada proses pengembangan pemahaman alasan-alasan akan nilai-nilai yang diperkenalkan. Pada siswa kelas rendah, unsur-unsur permainan dan penanaman nilai tidak boleh dilupakan. Sebab pada tahap ini, siswa harus dikondisikan merasa senang dalam hidup bersama, bersosialisasi, dan mulai mengenal ilmu pengetahuan. Kegiatan yang dapat diperkenalkan antara lain: mengunjungi museum, kebun binatang, tempat-tempat bersejarah, mengenal lingkungan alam, dan sebagainya. Ilmu pengetahuan haruslah dicintai bukan ditakuti dan menjadi ancaman bagi siswa.
Nilai-nilai yang ditanamkan kepada siswa harus semakin diperdalam dengan cara memperkenalkan mengapa nilai-nilai itu ditanamkan. Tahap demi tahap mulai dikembangkan unsur pemahaman kepada diri siswa. Nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kepahlawanan harus sudah mulai diperkenalkan dan harus mendapat tekanan serta perhatian. Ceritera dan dongeng dapat menjadi sarana yang baik untuk pengenalan dan penanaman nilai-nilai tersebut.
Pada kelas tinggi, harus ditambah porsi pemahamannya. Kegiatan-kegiatan harus dipilih supaya dapat membangun sikap tanggung jawab, keteraturan, dan kebersamaan dalam kelompok yang saling membantu.
Pemberian tugas baik yang bersifat individu maupun kelompok, diskusi, dan tanya jawab merupakan metode yang cocok untuk menanamkan nilai dan sikap dalam pengajaran IPS.
Pada jenjang SLTP, nilai dan sikap yang ditanamkan harus disampaikan dengan argumentasi yang rasional. Kegiatan-kegiatan yang dijalankan harus diarahkan pada pembentukan sikap pribadi dalam kebersamaan yang dilandasi dengan pemikiran matang dan mendalam. Pada jenjang ini ditanamkan tanggung jawab sosial selain tanggung jawab pribadi dalam kegiatan kelompok yang terarah. Penanaman nilai dan sikap dalam pengajaran IPS dapat ditempuh dengan cara pemberian tugas, diskusi, dan tanya jawab.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah nilai dan sikap yang telah tertanam sejak SD harus semakin diperdalam sampai suatu keyakinan bahwa apa yang telah diajarkan dan dilaksanakan adalah baik. Dengan demikian diharapkan nilai-nilai dan sikap yang ditanamkan sudah menjadi suatu kebiasaan yang sudah diyakini kebenarannya.
Pada jenjang SMA, porsi pengembangan nilai dan sikap lebih kecil dibandingkan porsi pengembangan akademis. Ini bukan berarti nilai dan sikap yang telah diperoleh melalui pengajaran IPS di SD dan SLIP ditinggalkan, melainkan harus semakin dihayati dengan kesadaran dan pengertian yang mendalam. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar
harus semakin mengembangkan pola pemikiran dan pendalaman nilai-nilai kehidupan.
Pada jenjang Perguruan Tinggi, yang harus dikembangkan adalah aspek akademis secara tuntas. Ini berarti bahwa penanaman nilai-nilai hidup dan pembentukan sikap hidup diharapkan telah puma pada jenjang SMA. Pada jenjang ini harus dikembangkan pendalaman secara ilmiah akan nilai-nilai hidup
manusia dengan pertanggungjawaban yang mendalam dan ilmiah.
Penanaman nilai dan sikap kepada siswa itu penting. Ungkapan ini senada dengan tujuan pengajaran IPS yang selain mengembangkan pengetahuan juga mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai serta sikap kepada siswa. Leonard Kenworthy (dalam Kosasih Djahiri dan Fatimah Ma’mun.1978/1979
:107) mengemukakan rumus sebagai berikut:
ajarkan atau kita bina kepada siswa maka sikap seseorang akan terlatih dan terbina pula. Namun harus kita sadari bahwa tidak selamanya kita dapat mengajarkan keempat aspek itu dalam pengajaran suatu konsep. Hal itu dapat diatasi dengan menggunakan teknik dan langkah tertentu. Nilai-nilai sopan santun, baik dan buruk, adil dan tidak adil, dan sebagainya dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara menimbulkan kesadaran siswa sendiri dan melalui cara-cara kritis rasional dalam proses belajar mengajar dan ditanamkan secara bertahap.
Penanaman nilai melalui drilling atau hafalan semata tidaklah tepat, sebab siswa menerima suatu nilai hanya sebagai pengetahuan yang disimpannya dalam benaknya atau berusaha ke arah mengubah sikap dengan secara terpaksa, semu atau pura-pura tanpa keyakinan. Pengajaran nilai dan sikap hendaknya benar mampu menyentuh kesadaran nilai siswa itu sendiri dan tertanam melalui logika pembenaran yang dapat diterima siswa itu, sehingga nilai-nilai tersebut menjadi milik dan keyakinan yang tidak mudah berubah.
Pengajaran IPS pada hakekatnya adalah pengajaran yang mensosialkan diri dan pribadi siswa. Dengan demikian siswa dengan segala kepribadiannya atau sikapnya hendaknya mampu meresapi (menghayati), mengadaptasi (menerima), dan mempraktekkan nilai-nilai umum yang berlaku di masyarakat. Setiap konsep, topik atau tema pelajaran IPS memiliki nilai-nilai tertentu yang
oleh siswa perlu dikaji, diolah, ditelaah dan dicocokkan dengan dirinya, serta diproses menjadi miliknya untuk kemudian digunakan sebagai pola atau barometer perbuatan dalam hidupnya. Kalau nilai dan sikap tersebut memang dianggap baik untuk orang lain, maka dapat dikomunikasikan dan disebarluaskan kepada orang lain dengan cara wajar.
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi sub unit 2 mengenai sikap dan nilai dalam IPS, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini!
1. Diskusikan dengan teman-teman Anda, atas pertanyaan! Mengapa nilai dan sikap positif perlu ditanamkan pada diri peserta didik?
2. Sistem nilai yang ada dalam diri setiap peserta didik berkaitan erat dengan lapangan hidup! Jelaskan oleh Anda keterhubungan antarsistem nilai tersebut dengan sikap hidup peserta didik dalam kehidupan sehari-hari!
3. Mengapa nilai merupakan pencerminan budaya suatu kelompok dan merupakan pedoman kehidupan bermasyarakat yang tingkatannya lebih tinggi dari pada
norma sosial? Jelaskan!