• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca

BAB 3 PENGALAMAN YANG MENGESANKAN

3.3 Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca

Membaca buku menjadi hobi yang menarik. Membaca buku-buku cerita, seperti novel, cer-pen, atau dongeng akan memberi banyak man-faat bagi kalian.

Untuk menguji masing-masing kata, per-hatikan penambahan keterangan berikut!

Paling Iwan anak pandai.

(‘Iwan’ bukan kata sifat karena tidak bisa diberi keterangan ‘paling’)

Iwan paling anak pandai.

(‘anak’ bukan kata sifat karena tidak bisa diberi keterangan ‘paling’)

Iwan anak paling pandai.

(‘pandai’ termasuk kata sifat karena bisa diberi keterangan ‘paling’)

Pada kata pandai juga bisa ditambahkan keterangan lain atau dibentuk pengulangan. Contoh: kurang pandai, lebih pandai, sama pandai, terpandai, sangat pandai, amat pandai, pandai sekali, pandai benar, terlalu pandai, tidak pandai, sepandai-pandai, dan sepandai-pandainya, serta pandai-pandai.

1. Daftarlah kata sifat yang terdapat dalam teks “Terkecoh Seorang Vegetarian”! 2. Salinlah dan lengkapilah paragraf di

bawah ini dengan kata sifat berikut!

a. ramah d. ramai

b. terbanyak e. semakmur c. terbaik f. subur

Hamparan sawah hijau terbentang mengelilingi Desa Sumber Sari. Sebuah desa yang paling ... tanah pertaniannya bila dibandingkan dengan daerah lain di keca-matan itu. Setiap musim panen, desa ini se-lalu ... dan ... dalam memperoleh hasil panen. Desa ini, walaupun kurang ..., tetapi sangat damai. Penduduknya sama ... dengan pen-duduk desa lain. Maka berbahagialah mereka yang hidup di desa ... ini.

3. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata-kata berikut ini!

a. Duniawi d. Keibuan b. Kuat-kuat e. Pemalu c. Muda belia

4. Susunlah kalimat dengan menggunakan kata-kata di bawah ini!

a. secantik b. terbesar

c. lebih baik daripada d. sama mahalnya dengan e. kurang ramah daripada

MEMBACA

Contoh:

c. Superlatif

Tingkat perbandingan superlatif adalah perbandingan yang menunjukkan tingkat paling atau super daripada yang lain. Tingkat perban-dingan ini bisa dibentuk dengan penambahan kata paling atau imbuhan ter-. Contoh:

a. Dialah siswa paling pandai di kelasku. b. Dialah siswa terpandai di kelasku.

Rina pun maju ke depan sambil mengan-camku.

Aku seperti mendapat kesempatan melaku-kan pembalasan kepada Rina. Kalau Dewi tak mencegahku, aku pasti yang bersorak paling ramai meledek Rina saat ia melawak di depan kelas. Rina kelihatan sangat malu. Ia sama se-kali tak bisa melucu.

Ketika pulang sekolah, Rina menghampiriku. Ia berjanji akan membalasku karena ia meng-anggap akulah yang menyebabkan ia disuruh Bu Wati melawak di depan kelas.

“Sudah, jangan diladeni, Nis. Percuma mela-deni dia. Rina enggak akan berhenti meledek kamu,” tutur Dewi.

***

Sore ini aku diundang Rina ke pesta ulang tahunnya. Sebenarnya, Rina tidak berniat undangku, tetapi Bu Tuti menyuruhnya meng-undang semua teman sekelas. Aku malas da-tang, tapi Dewi memaksaku berangkat. Aku sebetulnya takut di pesta nanti hanya akan menjadi bahan ledekan dia dan teman-teman-nya.

“Bapak tidak kerja hari ini?” tanyaku kepada Bapak yang tampak masih santai di ruang tamu sambil menonton televisi.

“Hari ini Bapak diminta menghibur di rumah yang sedang mengadakan pesta,” jawab Bapak. Aku pun segera bergegas menuju rumah Rina. Di sana teman-teman sudah datang sambil membawa kado. Hanya aku yang tidak memba-wa kado karena tidak punya uang untuk mem-belinya. Beberapa teman akrab Rina meman-dang aneh padaku.

Acara pesta pun dimulai. Rina melayani kami semua. Lalu kami menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Rina tampak bahagia.

Badut Kecil

Teman-teman sering memanggilku Badut Kecil. Ini semua dimulai saat Bu Tuti menanya-kan pekerjaan ayahku. Aku pun menjawab badut, karena memang itulah pekerjaan Bapak. Lalu teman-temanku, terutama Rina, mulai meledek-ku dengan panggilan Badut Kecil.

Aku sebal. Ingin rasanya aku marah dan gantian meledek Rina. Tetapi, apa yang mesti kuledek darinya? Setiap pergi kerja, ayahnya memakai jas dan dasi. Pasti pekerjaan ayahnya enak dan gajinya juga besar. Kalau aku me-ledeknya sebagai Bos Kecil, itu malah menjadi pujian baginya. Pokoknya sebal.

“Halo Badut Kecil,” sapa Rina meledekku saat aku baru datang ke sekolah.

Aku bergegas melangkah masuk kelas saat teman-teman lain ramai-ramai menertawakanku. Rasanya aku ingin menangis. Aku ingin pulang dan marah kepada Bapak karena pekerjaannya telah membuatku malu.

“Sabar, Nis,” hibur Dewi, yang selama ini se-lalu baik kepadaku. “Jangan takut diledek sebagai Badut Kecil. Yang penting, pekerjaan ayahmu halal dan enggak merugikan orang lain,” lanjutnya.

Aku seperti mendapat penolong saat dihibur Dewi.

Saat pelajaran Bahasa Indonesia, ada tugas melawak bagi kami. Rina langsung menunjukku untuk tampil ke depan. Yah, ternyata ledekan-nya belum berhenti.

“Ayo, Badut Kecil, tunjukkan kebolehanmu melucu,” kata Rina sambil tertawa.

“Rina, kamu tidak boleh bicara seperti itu. Anis itu temanmu. Apa alasanmu memanggilnya sebagai Badut?” tanya Bu Tuti marah.

“Anis kan anak seorang badut, Bu. Jadi, boleh dong kalau dia dipanggil Badut Kecil,” Rina mengatakan alasannya kepada Bu Tuti.

“Sekarang kamu yang maju melawak, Rina. Sebagai hukuman karena kamu telah mengejek Anis,” perintah Bu Tuti.

Sekarang kalian akan membaca cerita anak. Kalian harus dapat menceritakan kembali cerita anak yang dibaca. Namun sebelumnya kalian harus menganalisis unsur-unsurnya.

3.3.1 Membaca Cerita Anak

Bacalah cerita berikut ini dengan saksama! Cermatilah pula tokoh, latar, dan alur ceritanya!

Lalu teman-temanku, terutama Rina, mulai meledekku dengan panggilan Badut Kecil

Pembawa acara menyampaikan puncak acara. Katanya, kami semua akan dihibur oleh badut. Aku deg-degan. Apakah badut itu Bapak? Bukankah tadi siang Bapak mengatakan akan datang ke rumah yang sedang mengadakan pesta?

Dan... ternyata badut ini benar Bapak. Aku terasa ingin menangis dan pulang. Mengapa Bapak tak bilang kalau ia akan datang ke rumah Rina? Tetapi yang aku heran, Bapak tak malu saat aku menontonnya. Atraksi sulap ditun-jukkan Bapak dan Bapak tetap bertingkah lucu untuk menghibur anak-anak yang datang ke pesta ulang tahun Rina.

Semua temanku terhibur dengan hiburan badut. Hanya aku yang merasa tidak suka. Aku menganggap teman-teman itu tertawa untuk meledek aku dan Bapak.

Tiba-tiba Rina menghampiriku.

“Nis, maafkan aku, ya? Selama ini aku sering meledekmu sebagai Badut Kecil. Ternyata men-jadi badut itu bukan pekerjaan jelek. Bapakmu telah menghibur teman-teman dengan lelucon-nya,” kata Rina sambil mengulurkan tangan kepadaku.

Aku menyambut uluran tangan Rina sambil tersenyum. Ya, badut bukanlah pekerjaan me-malukan. Meski bergaji kecil, aku yakin Bapak mendapat pahala dari Tuhan karena telah mem-buat anak-anak terhibur. Aku pun tidak malu lagi dipanggil sebagai Badut Kecil. Tetapi, justru sekarang enggak ada lagi yang memanggilku seperti itu.

Junaidi Abdul Munif dalam Kompas Anak, 26 Agustus 2007

3.3.2 Unsur-unsur Cerita

Dengan menjawab soal-soal di atas kalian sudah menganalisis beberapa unsur cerita, yaitu tokoh, perwatakan, dan alur. Selain itu kalian juga sudah dapat memahami isi cerita tersebut.

Unsur-unsur cerita meliputi hal-hal berikut ini.

Tokoh adalah pelaku yang berperan dalam cerita.

Tokoh dalam cerita “Badut Kecil” adalah Anis, Dewi, Rina, Bapak, Bu Tuti.

Perwatakan adalah karakter atau sifat yang diperankan oleh tokoh.

Contoh perwatakan dalam cerita “Badut Kecil” :

Watak Anis adalah pemalu, mudah ter-pengaruh, pemaaf; watak Dewi adalah baik hati, perhatian; dan seterusnya.

Alur adalah jalinan peristiwa yang terjadi dalam cerita.

Cerita “Badut Kecil” menggunakan alur maju, yaitu peristiwa-peristiwa yang dikisahkan se-cara runtut dimulai dari tahap awal (penge-nalan), tengah (konflik), dan akhir (penye-lesaian).

Latar adalah tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.

Latar tempat cerita “Badut Kecil” adalah sekolah, rumah Rina, rumah Anis.

Latar waktu cerita “Badut Kecil” adalah pagi, sore.

Amanat adalah pesan yang ingin disampai-kan penulis kepada pembacanya.

Amanat cerita “Badut Kecil” adalah kita tidak boleh mengejek orang karena pekerjaan yang lebih rendah.

4. Tokoh siapa yang berusaha melerai kon-filk cerita “Badut Kecil”?

5. Bagaimana penyelesaikan konflik dalam cerita “Badut Kecil”?

Diskusikan dengan teman sebangku! 1. Siapakah tokoh dalam cerita “Badut

Kecil”? Sebutkan!

2. Siapakah yang mengalami konflik dalam cerita “Badut Kecil”?

3. Siapakah yang memunculkan konflik dalam cerita “Badut Kecil”?

1. Bacalah 5 cerita anak (cerpen atau novel) dari majalah atau surat kabar! 2. Kemudian laporkan analisis kalian

dalam bentuk tabel berikut ini!

Tambahkah informasi sumber cerita (identitas bu-ku, identitas penulis, identitas majalah atau surat kabar) pada kolom judul cerita.

3.3.3 Sinopsis Cerita Anak

Sekarang kalian harus mampu membuat si-nopsis cerita. Sebelum membuat sisi-nopsis, kalian sebaiknya membuat kerangka cerita terlebih dahulu.

Berikut ini contoh kerangka cerita:

A. Kerjakan berdasarkan cerita “Badut Kecil”!

1. Lanjutkan kerangka cerita “Badut Ke-cil” di samping!

Badut Kecil

1. Teman-teman Anis memanggilnya Badut Kecil karena ayahnya bekerja sebagai badut.

2. Rina paling sering mengejek Anis dengan sebutan Badut Kecil. 3. Ketika Anis sedih, Dewi selalu

menghibur Anis.

4. Rina dihukum Bu Tuti karena dia mengejek Anis.

5. dan seterusnya.

2. Buatlah sinopsis cerita “Badut Kecil” berdasarkan kerangka yang telah di-buat!

3. Bacakan di depan kelas supaya di-tanggapi guru dan teman kalian! B. Pilihlah salah satu cerita yang pernah

kalian analisis pada tugas sebelum-nya!

1. Buatlah kerangka cerita!

2. Buatlah sinopsis cerita berdasarkan kerangka cerita yang telah dibuat! 3. Bacakan di depan kelas supaya

di-tanggapi guru dan teman kalian!

3.3.4 Penggunaan Kata Bersinonim,

Berantonim, dan Berpolisemi

secara Tepat Sesuai dengan

Konteks

Pada bagian ini kalian akan mempelajari sinonim, antonim, dan polisemi. Perhatikan ku-tipan berikut ini!

Kutipan (1)

Penduduk sekitar Danau Maninjau amat bergantung pada air danau. Mereka mandi, mencuci, dan melakukan berbagai keperluan lain menggunakan air danau. Dahulu pendu-duk sekitar danau mengambil ikan hanya dengan pancing, tetapi sekarang banyak yang berganti menggunakan keramba. Dengan bertambahnya penduduk yang bermukim di sekitar danau, maka pemasangan keramba pun bertambah. Akibatnya, kelestarian Danau Maninjau semakin terancam.

Kutipan (2)

Warga sekitar Tasik Maninjau amat bergantung pada air danau. Mereka mandi, mencuci, dan melakukan berbagai keperluan lain memakai air danau. Dahulu penduduk sekitar danau mengambil ikan hanya dengan pancing, tetapi kini banyak yang beralih menggunakan keramba. Dengan bertambah-nya penduduk yang tinggal di sekitar danau, maka pemasangan keramba pun meningkat. Akibatnya, kelestarian Danau Maninjau semakin terancam.

Judul

Cerita Tokoh

Watak Tokoh

Kata bercetak tebal pada kutipan (4) ada-lah kata berpolisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki beberapa arti. Arti jatuh dalam percakapan di atas adalah:

- jatuh = menderita (jatuh sakit) - jatuh = terpelanting (jatuh dari motor) - jatuh = bangkrut (usahanya jatuh)

1. Perhatikan kutipan teks berikut ini! Bukan hanya warga yang rumahnya ro-boh yang ketakutan. Di antara reruntuhan di seantero kota, beberapa rumah masih tegak. Namun, penghuninya ketakutan sehingga tidak berani berada di rumahnya. Mereka memilih mendirikan tenda darurat di halaman rumah. Bahkan, mereka juga membawa peralatan masak.

Kekhawatiran tersebut cukup beralasan. Gempa susulan masih terus terjadi meskipun kekuatannya tidak besar. Warga merasakan getaran-getaran yang menyebabkan mereka terus tercekam.

a. Berdasarkan kutipan di atas, tuliskan sinonim dari kata yang dicetak tebal! b. Tulislah kembali kutipan tersebut

menggunakan sinonim kata yang telah kalian temukan!

2. Perhatikan kutipan teks berikut ini! Berdasarkan laporan wartawan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Nanang, dari lokasi bencana kemarin, sekitar 90 persen bangunan di Gunung Sitoli ambruk dan rusak berat. Warga selamat banyak yang ke-bingungan, karena kerabat mereka masih belum ditemukan. Mereka khawatir orang-orang yang mereka cintai itu terjebak di bawah reruntuhan atau, bahkan sudah tewas. Jumlah korban yang berhasil dievakuasi 320 orang hingga siang kemarin. Tetapi, banyak yang cemas bahwa korban meninggal Kata-kata yang dicetak tebal pada kutipan

(1) bersinonim dengan kata yang dicetak tebal pada kutipan (2). Sinonim adalah persamaan arti kata. Tanda sinonim yaitu sama dengan (=).

penduduk = warga danau = tasik menggunakan = memakai sekarang = kini berganti = beralih bermukim = tinggal bertambah = meningkat Kutipan (3)

Oleh pengaruh letak geografis, setiap wilayah di Nusantara memiliki karakter ber-beda. Hal ini menjadi salah satu faktor terjadi-nya peristiwa perpindahan penduduk.

Sebagian wilayah memiliki curah hujan ting-gi dan subur, namun sebagian lainnya bercu-rah hujan rendah hingga sering mengalami kekeringan. Wilayah subur tersebut misalnya wilayah Pulau Jawa dan Bali. Di daerah yang subur demikian, penduduk dengan mudah mengusahakan kegiatan pertanian.

Sebaliknya ada wilayah yang gersang seperti sebagian daerah Nusa Tenggara. Di wilayah ini penduduk sulit mengusahakan ke-giatan pertanian. Iklim setengah kering dengan musim panas yang panjang membuat daerah ini tidak ramah dan kurang produktif. Namun tantangan yang lebih besar adalah adanya ketidakteraturan musim. Musim hujan dapat berawal dan berakhir lebih cepat. Bahkan terkadang hujan tidak datang sama sekali.

Adanya daerah kurang subur adalah salah satu penyebab terjadinya perpindahan pen-duduk. Penduduk di daerah berkekurangan cenderung melirik peluang untuk mengadu nasib di daerah yang berkelimpahan.

Kata-kata yang dicetak tebal pada kutipan (3) adalah kata-kata yang berantonim. Antonim adalah lawan arti kata. Tanda antonim yaitu tanda silang (x). Pada kutipan tersebut kata-kata antonim adalah: tinggi x rendah subur x gersang mudah x sulit berawal x berakhir berkekurangan x berkelimpahan

Nardi : Ayah, jatuh dari motor ketika me-ngantar kakek ke rumah sakit. Narto : Sedang kakekmu?

Nardi : Nah, itu yang membuatku bingung. Ia tidak mau makan dan selalu murung setelah usaha nenek jatuh. Padahal usaha nenek itu satu-satunya yang menopang kehidupan kami. Ayah dan ibu sudah 4 bulan ini di-PHK.

Kutipan (4)

Narto : Hari ini kamu kelihatan sedih ada masalah, Di?

Nardi : Bagaimana tidak sedih, To. Ayah dan kakekku jatuh sakit.

MENULIS

dunia diperkirakan masih banyak. Meski baru dua hari peristiwa gempa terjadi, bau mayat mulai mengembang di udara kota ini. Para evakuator mulai mengenakan masker.

a. Berdasarkan kutipan di atas, tuliskan antonim dari kata yang dicetak tebal! b. Buatlah karangan singkat mengguna-kan antonim kata-kata yang kalian temukan!

3. Buatlah sebuah percakapan dengan dua tokoh, sertakan kata berpolisemi dalam percakapan tersebut!

3.4 Menulis Pantun yang Sesuai