• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menceritakan Pengalaman yang paling Mengesankan

BAB 3 PENGALAMAN YANG MENGESANKAN

3.2 Menceritakan Pengalaman yang paling Mengesankan

Kompas Muda, 16 November 2007

dengan menarik? Jelaskan!

d. Apakah berita itu menyangkut kehi-dupan masyarakat umum? Jelaskan! e. Apakah berita itu memengaruhi

ke-hidupanmu? Jelaskan!

1. Setelah kalian mendengarkan teks berita tersebut, kerjakan soal-soal berikut ini!

a. Tuliskan pokok-pokok berita yang telah kalian dengarkan!

b. Tuliskan isi berita ke dalam beberapa kalimat!

c. Kemukakan tanggapan kalian me-ngenai isi berita tersebut!

2. Untuk memahami sifat-sifat berita, ja-wablah pertanyaan berikut berdasar-kan teks“Parkour, Seni Melarikan diri”! a. Apakah teks berita itu ditujukan untuk

masyarakat umum? Jelaskan!

b. Apakah berita tersebut bersifat aktual? Jelaskan!

c. Apakah berita itu objektif dan disajikan

3.2 Menceritakan Pengalaman

yang paling Mengesankan

Ada beragam kejadian yang dialami manusia. Ada yang biasa-biasa saja dan langsung terlupakan, tetapi ada yang mengesan-kan dan tak mudah dilupamengesan-kan seperti kejadian menakutkan, menyedihkan, mengagumkan, menyenangkan, dan sebagainya. Oleh karena itu, biasakan mencatat dalam buku harian dan ceritakan kejadian yang pernah kamu alami itu pada temanmu. Orang yang mendengarkan pengalamanmu akan ikut menikmati.

3.2.1 Kerangka Pengalaman yang

Mengesankan

Kalian pasti sudah tidak asing lagi menulis karangan. Sebelum menulis karangan, ada baiknya kalian menyusun sebuah kerangka karangan terbebih dahulu. Kegunaan dari sebuah kerangka karangan adalah:

a. untuk menyusun karangan secara teratur, b. memudahkan penulis untuk menciptakan

kejadian yang berbeda-beda,

c. menghindari penulisan sebuah topik sampai dua kali atau lebih, dan

d. memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu.

Langkah-langkah penulisan kerangka karangan:

a. menentukan tema dari karangan yang akan dibuat,

b. setelah tema sudah ditentukan, tentukan topik atau pokok pembicaraan dalam sebuah karangan, dan

c. kembangkan topik tersebut dengan lebih detail dan mendalam sehingga menjadi sebuah karangan.

BERBICARA

www.sfpkour.com

Parkour, seni melarikan diri yang berasal dari Perancis

3.2.2 Pengembangan Kerangka

Menjadi Karangan Pengalaman

Mengesankan

Berikut ini pengembangan kerangka di atas.

daging sate, padahal warung itu adalah warung sate.

“Kurang ajar pemerintah. Mereka menaikkan harga bahan bakar minyak sedemikian drastis sehingga masyarakat pun tak mampu lagi mem-beli lauk-pauk. Lihat perempuan di meja sebe-rang itu hanya makan ketupat,” tandas Sugeng geram.

Setelah puas menggerutu dan mengecam bantuan langsung tunai (BLT) yang sering salah sasaran, Sugeng memesan seporsi sate daging ayam. “Untuk perempuan itu,” ujarnya.

Namun, sayang, sebelum sate itu siap, sang perempuan telah menyelesaikan makan malamnya dan bergegas pergi. Sugeng kecewa tidak dapat menunjukkan simpatinya kepada perempuan itu.

Penasaran, Sugeng lalu memanggil pemilik warung. Dia berniat meninggalkan sejumlah uang dan berpesan bila perempuan itu datang lagi, bolehlah perempuan pemilik warung memberikan sate ayam, tidak sekadar ketupat dengan bumbu kacang.

Akan tetapi, sang pemilik warung malah me-ngernyitkan dahi. Dia mengatakan tidak mungkin memberikan perempuan itu sate ayam. “Perempuan itu langganan kami, tapi memang tidak pernah beli sate. Dia pengikut Buddha dan vegetarian, Pak,” kata pemilik warung. Sugeng pun melongo, sementara yang lain terpingkal-pingkal, kemudian menyantap ludes sate yang dipesan Sugeng untuk perempuan itu.

Kompas, 30 Oktober 2005 Terkecoh Seorang Vegetarian

1. Sugeng berjanji dengan sahabat-sahabat-nya untuk berbuka puasa di sebuah warung sate.

2. Di warung sate, Sugeng memerhatikan seorang wanita tua yang makan hanya dengan kupat dan bumbu sate

3. Sugeng mengumpat lalu membelikan seporsi date untuk wanita tua itu, tetapi sebelum siap wanita itu sudah pergi 4. Akhirnya, Sugeng menitipkan uang pada

pemilik warung sate untuk wanita tua itu. 5. Pemilik warung malah kebingungan. 6. Menurut pemilik warung sate, wanita itu

seorang vegetarian.

7. Sugeng terpana mendengar itu dan teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal. 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Terkecoh Seorang Vegetarian

Ketika beduk ditabuh, azan berkumandang, tiba untuk berbuka puasa. Orang-orang bondong-bondong pulang ke rumah untuk ber-buka, sementara yang lain, warung-warung di tepi jalan dijadikan lokasi berbuka.

Sugeng, warga Jalan Surya Gang Purnama, Pontianak Selatan, bersama para sahabat dari Pontianak Fotografi telah janjian untuk berbuka puasa bersama di sebuah warung sate di kawasan Pasar Mawar, Pontianak, pada minggu keempat Oktober.

Satu per-satu anggota Pontianak Fotografi hadir. Menu favoritnya tentu saja satu porsi sate ayam berjumlah 10 tusuk dengan nasi putih yang pulen dan hangat mengepulkan uap, dipadu segelas es jeruk. Sembari bersantap, obrolan demi obrolan mengalir.

Tiba-tiba seorang perempuan tua masuk ke dalam warung sate beratapkan terpal itu. Kerutan-kerutan ada di wajahnya, rambutnya pun telah memutih. Perempuan keturunan Tionghoa itu berpakaian kain tipis dengan warna telah memudar.

Sugeng memerhatikan, perempuan itu hanya memesan ketupat dipadu bumbu kacang tanpa

123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121 12345678901234567890123456789012123456789012345678901234567890121

1. Pilihlah satu pengalaman mengesan yang pernah kalian alami lalu tulis dalam bentuk kerangka karangan dan kembangkan menjadi sebuah cerita pengalaman! 2. Ceritakan pengalaman kalian di depan

kelas dan mintalah tanggapan dari teman-teman kalian.

3.2.3 Kata Sifat

Perhatikan kutipan dari wacana “Terkecoh Seorang Vegetarian” berikut ini!

(1) ... Menu favorit tentu saja satu porsi sate ayam berjumlah 10 tusuk dengan nasi pu-tih yang pulen dan hangat mengepulkan uap, dipadu segelas es jeruk.

(2) Tiba-tiba seorang perempuan tua masuk ke dalam warung sate beratapkan terpal itu ... . Berikut ini salah satu contoh kerangka

pe-ngalaman seorang bernama Sugeng. Coba kalian buat juga kerangka pengalaman me-ngesankan yang kalian alami!

3. Tingkat Perbandingan

Dalam memahami dan menggunakan kata sifat, kita perlu mengenali kata sifat dalam fungsinya sebagai kata untuk menyatakan tingkat perbandingan. Tiga macam tingkat per-bandingan kata sifat.

a. Ekuatif

Tingkat perbandingan ekuatif adalah per-bandingan antara dua hal atau dua benda yang menunjukkan keadaan yang sama. Tingkat per-bandingan ini bisa dibentuk dengan penambah-an imbuhpenambah-an se- atau kata sama. Contoh: 2. Kata sifat polimorfemis

Kata sifat polimorfemis dibentuk dengan me-nambahkan unsur lain pada kata dasar itu. Tiga cara pembentukan kata sifat polimorfemis. a. Afiksasi atau penambahan imbuhan

Kata yang mendapatkan imbuhan dapat be-rupa kata benda (nomina), kata kerja (verba), atau kata sifat (adjektiva). Imbuhan pembentuk kata sifat antara lain pe-, ke-an, dan imbuhan asing -i, -wi, dan -ah. Contoh:

Kata pulen, hangat, dan tua dalam kutipan di atas termasuk kata sifat, karena mengungkap-kan sifat benda.

A. Bentuk-bentuk kata sifat Variasi-variasi bentuk kata sifat. 1. Kata sifat terdiri atas satu morfem

Kata sifat ini hanya terdiri atas satu kata dasar tanpa mengalami penambahan imbuhan. Contoh:

a. Irma membeli baju baru.

b. Badan orang tua itu masih sangat tegap. c. Anton memakai sepasang sepatu mahal.

Kata-kata bercetak tebal dalam kalimat di atas adalah kata sifat yang hanya terdiri dari satu kata dasar atau satu morfem saja.

b. Pengulangan kata

Pengulangan kata sifat berasal dari kata dasar jenis kata sifat. Pengulangan kata tersebut berfungsi untuk menyangatkan atau menyatakan keseluruhan. Contoh:

c. Bentuk paduan

Kata sifat bentuk paduan merupakan kata sifat yang dibentuk dengan afiksasi dan pengu-langan atau penambahan kata lain. Contoh:

a. Ayahku seorang pekerja. (pe- + verba)

b. Sudah lama ia menjadi perokok. (pe- + nomina)

c. Sifat Ari masih sangat keibuan. (ke-an + nomina)

d. Pemandangan di Puncak sangat alami. (nomina + -i)

e. Reaksi kimiawi terjadi pada larutan itu. (nomina + -wi)

f. Kebutuhan batiniahnya terpuaskan pada masa kecilnya.

(nomina + -iah)

a. Pada malam purnama itu bulan bersinar terang-benderang.

b. Desa Sekarmaju selalu aman tenteram. c. Semahir-mahirnya mekanik memperbaiki mesin itu, sekali waktu juga melakukan kesalahan.

d. Andi sangat pintar berbahasa Inggris.

a. Tuti secantik ibu.

b. Tuti sama cantiknya dengan ibu. c. Dido sepintar Raka.

d. Dido sama pintarnya dengan Raka. b. Komparatif

Tingkat perbandingan komparatif adalah perbandingan antara dua hal atau dua benda yang menunjukkan keadaan benda yang satu lebih atau kurang daripada yang lain. Tingkat perbandingan ini bisa dibentuk dengan penam-bahan kata lebih atau kurang. Contoh:

a. Mangga manalagi berukuran lebih kecil daripada mangga golek.

b. Kakaknya kurang ramah dibandingkan adiknya.

a. Lemparkan bola itu tinggi-tinggi! (sangat tinggi)

b. Buah mangga yang dijualnya itu besar-besar. (semuanya besar)

c. Para kontestan Putri Indonesia itu cantik-cantik. (semuanya cantik)

d. Suasana pada saat kerusuhan itu kacau-balau.

B. Ciri-ciri kata sifat

Kata sifat dapat kita kenali dengan mudah karena kata sifat memiliki ciri-ciri berikut ini. a. Dapat diberi keterangan pembanding paling,

kurang, lebih, sama, atau imbuhan ter-,

seperti paling tinggi, kurang manis, lebih besar.

b. Dapat diberi keterangan penguat sangat, amat, terlalu, sekali, benar, seperti sangat pintar, amat jauh, terlalu pendek, kecil se-kali, bagus benar.

c. Dapat diingkari dengan kata tidak, seperti

tidak bagus.

d. Dapat diulang dan ditambah dengan awalan

se- atau se-nya, seperti semanis, setinggi-tingginya.

e. Pada kata tertentu berakhir dengan akhir-an –er, -i / -wi, -iah, -if, -ik, dan -al, seperti

temporer, alami, surgawi, jasmaniah, negatif, heroik, nasional.

3.3 Menceritakan Kembali