• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.22. Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota

2.22.2. Mengadaptasikan Kawasan Pusat Kota Bag

Peningkatan pedestrian di pusat Kota dilakukan dengan berbagai alasan. Beberapa Kota melakukan peningkatan pedestrian untuk mengontrol lalu lintas atau menjawab masalah-masalah perkotaan baik dalam hal ekonomi, sosial, maupun lingkungan seperti mengurangi keributan dan asap pembuangan. Beberapa kota yang identitasnya hilang karena pengaruh metropolitan, melakukan peningkatan pedestrian untuk mendapatkan identitas dan meningkatkan penampakan Kota. Selain itu, juga dapat digunakan untuk meningkatkan daya tarik kota bagi turis yang dapat meningkatkan kesempatan berwisata dan berbelanja.

Beberapa pemecahan untuk mengadaptasikan pusat kota bagi pejalan kaki antar lain:

1) Pelebaran trotoar sebagai kawasan pejalan kaki, dikatakan nyaman bila aman, teratur, menerus, dan terpilihara. Dari keempat elemen tersebut, keramain/kepadatan merupakan salah faktor yang mempengaruhi seberapa cepat, dan sering orang berjalan. Selain masalah keramaian dan kepadatan, kadang-kadang ada alasan lain kenapa suatu trotoar lebih nyaman dan menarik, serta dapat meningkatkan perlindungan dari konflik dengan jalan lalulintas.

Priorotas pertama bagi pelebaran trotoar harus dilakukan di kawasan persimpangan dimana perbaikan dan pelebaran tersebut ditujukan untuk peningkatan keselamatan. Setelah dilakukan pelebaran trotoar disepanjang

jalan, juga meningkatkan keselamatan pejalan kaki. Sebagai contoh, trotoar yang berbatasan dengan jalan sibuk, biasanya tanpa tempat parkir, dapat diperlebar untuk meningkatkan keamanan pejalan kaki. Penambahan lebar trotoar dapat membuat pejalan kaki nyaman satu sama lain tanpa kwatir adanya resiko antara satu dengan yang lain. Kemudian, trotoar diperlebar ditempat-tempat yang memberikan ruang bagi pejalan kaki menuju tempat istirahat, tempat ngobrol, serta menikmati suasana lingkungan perkotaan.

2) Merubah kembali jalan (Re-channeling srteets): banyak persimpangan jalan diperlebar dengan sedikit penghargaan maupun perhatian bagi kepentingan kenderaan bermotor. Perencanaan harus menentukan ruang yang benar-benar dibutuhkan oleh kenderaan, dan melengkapi elemen- elemen koridor jalan tersebut untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Juga harus diperhitungkan dan ditentukan ruang bagi pejalan kaki maupun jalur sepeda, serta penggunaan shelter transit..

3) Memperlambat kenderaan: kecepatan lalulintas harus dikurangi khususnya yang berdekatan dengan sekolah-sekolah, kawasan bisnis yang ramai, pusat perkantoran, kawasan perumahan, juga sebagai rute rekreasi pejalan kaki, joging, ataupun bersepeda dekat taman/ruang terbuka, serta kawasan-kawasan lain yang memiliki jumlah pejalan kaki yang padat. Beberapa cara untuk untuk mencapai hal tersebut antara lain:

a. Perletakan tanda-tanda batasan kecepatan: Polisi lokal harus berpatroli disepajang rute-rute tersebut, untuk memastikan pengendara menaati batasan kecepatan ditetapkan.

b. Permukaan jalur lalulintas yang kasar: kegiatan ini dapat menurunkan kecepatan kenderaan, karena perancang permukaan yang kasar maupun bertekstur dapat mengurangi kecepatan mobil dan meningkatkan visual dari jalan tersebut. Salah satu cara untuk paling gampang untuk mencapai hal ini adalah, membiarkan jalanan dengan lubang-lubang tanpa dilakukan perbaikan, atau dengan cara yang mahal mengganti bahan permukaan jalan dengan bata/brick.

c. Benjolan jalan atau polisi tidur: kebanyakan dibangun kawasan- kawasan properti swasta seperti dikompleks apartemen dan pusat- pusat perbelanjaan, dimana diharapkan kenderaan bergerak dengan kecepatan lambat

d. Memperpanjang trotoar yang melewati ataupun menyebrangi jalan dengan ramp turun maupun naik untuk menciptakan benjolan-bejolan polisi tidur yang luas

e. Jalan diubah menjadi satu jalur lalu lintas.

f. Jalur lalulintas dengan dua jalur dapat dipersempit pada satu titik dimana tidak mungkin bagi dua mobil untuk saling melewati, namun harus saling mengurangi kecepatan

4) Mengorganisasikan kembali Jalan:

a. Belokan jalan: menghubungkan trotoar dengan trotoar pada sebuah putaran mobil dapat tetap berjalan namun dipaksa untuk lambat, diwaktu bersamaan, sistem jalur pejalan kaki diagonal yang menerus dapat tercipta dipersimpangan

b. Penyeberangan aman bagi pejalan kaki: dapat mengurangi bahaya dari penyeberangan jalan pada persimpangan, terutama trotoar yang di perlebar dapat dibangun pada jalur parkir yang tidak dipakai, khususnya disudut jalan.

c. Putaran lalu lintas: Terdapat ditengah-tengah persimpangan dan merupakan cara yang paling efisien untuk mengurangi lalulintas yang tidak penting. Putaran memaksa pengendara untuk mengurangi kecepatannya.

d. Jalan Buntu (Cul De Sak): merupakan solusi lain untuk mengurangi lalulintas yang lewat dengan menutup ujung tidak tembus.

5) Revitalisasi kawasan perbelanjaan: Meliputi dua objek yaitu:

a. Perbelanjaan/Shopping: suatu kawasan kota maupun permukiman harus memiliki toko serba ada, obat, restoran, toko roti, kantor pos, perpustakaan, tempat parkir, dan lain-lain, dimana tanpa elemen- elemen kenyamanan tersebut, masyarakat akan pergi ketempat lain dengan mobil yang akan menambah kemacetan lalulintas

b. Penampakan jalan (street scape): temasuk jalur jalan maupun jalur pedestrian, tempat duduk, pencahayaan, pohon-pohon, dan perabotan jalan lainnya. Pola jalur pejalan kaki dan pencahayaan sering menjadi dasar terciptanya kawasan unik.

6) Mengadaptasikan jalan Arteri bagi pejalan kaki: kawasan jalan arteri yang diperuntukan bagi pusat pembelanjaan, mungkin yang terbaik adalah me- rute-kan kembali jalur lalulintas dan memperlebar trotoar bagi penjalan kaki. Mobil tetap dapat dipergunakan namun pada batas kecepatan tertentu. Jalur pejalan kaki yang lebar menguntungkan bagi toko-toko retan karena banyak pejalan kaki yang akan lebih memperhatikan dagangannya dari pada dengan kenderaan. Salah satu cara lain adalah dengan menggunakan standart-standart boulevard bagi kawasan trotoar, yaitu pemisahan antara kawasan pejalan kaki dari jalan dengan ruang- ruang tempat penanaman pohon. Tempat parkir dapat ditiadakan untuk memberikan kenyamanan ruang pejalan kaki.

Meningkatkan kenyamanan pedestrian tidak selamanya merupakan proyek besar dengan biaya yang besar. Banyak, alternatif lain yang bisa diambil, antara lain:

a. Menutup jalur lalulintas pada jam-jam tertentu b. Meningkatkan kegiatan retail berskala pejalan kaki c. Memperbaiki tempat parkir

e. Menambah bangku Taman

f. Kawasan berjalan yang terlindung g. Pohon dan Tanaman (Landsscape) h. Bila mungkin menutup beberapa jalan

i. Peningkatan keberadaan jalan-jalan kecil maupun gang yang terdapat dibelakang jalan utama.

j. Perencanaan transit mall: berupa penutup jalan bagi lalulintas normal, namun terbuka bagi bus, taksi, dan pada saat-saat tertentu bagi truk pengantar barang.

k. Penempatan/perencanaan plaza yang sesuai dengan skala manusia; dengan tingkat kenyamanan yang dapat mengundang pejalan kaki untuk menggunakan plaza tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah: ukuran plaza yang terlalu besar hendaknya dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, perencanaan permukiman yang di buat tanaman, tempat-tempat duduk dan tersedianya perlindungan dari angin, hujan, maupun panas, serta aksesibilitas yang baik ketempat- tempat perbelanjaan dan istirahat seperti restoran-restoran.

l. Meningkatkan fasilitas-fasilitas rekreasi seperti teater, bioskop, restoran, kafe, perpustakaan, sampai tengah malam, hotel, ruang-ruang

pertemuan, dan lainnya untuk meningkatkan kawasan pedestrian untuk penggunaan malam hari.

m. Mengembangkan tempat-tempat nongkrong dan berkumpul bagi anak- anak muda dan remaja, seperti snack bar, games, internet café, dan lainya. Tempat ngumpul para remaja ini memiliki kontribusi yang positif yang penting bagi diri sendiri, dan juga bagi keramaian pusat kota.

Nilai-nilai perkembangan Kota yang meggunakan konsep pedestrianisasi telah membuka kembali wawasan perancang Kota untuk membangun pusat kotanya. Sehingga kemudian lahir gerakan kenikmatan kota melalui perubahan bagian-bagian kota menjadi ruang-ruang pedestrian. Kota yang pedestrian, akan dapat meningkatkan keberadaan kota tersebut, meningkatkan sektor pariwisata, yang pada hakekatnya akan berpengaruh pada pertumbuhan dan peningkatan ekonomi Kota.

Dokumen terkait