• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM MENGENAI GANTI RUGI

A. Mengenai Ganti Rugi ( Secara Umum Yang Diatur Di Dalam KUH Perdata / KUH Dagang ) Perdata / KUH Dagang )

1. Mengenai Ganti Rugi Yang Diatur Di Dalam KUH Perdata

Terdapat perbedaan didalam memberikan pengertian mengenai ganti rugi yang diajukan oleh para sarjana. Karena untuk memberikan pengertian tentang suatu hal, cara yang dipergunakan adalah dengan mengajukan rumusan, sedangkan untuk membuat rumusan yang seragam dalam ilmu social adalah merupakan sesuatu hal yang cukup sulit. Sehingga tidak mengherankan apabila terdapat berbagai rumusan yang dapat kita temukan sebagai pendapat para sarjana.

“ Ganti rugi didalam suatu perikatan adalah perbuatan yang wajib dilaksanakan pihak yang berwanprestasi, yang menjadi hak pihak yang menderita akibat langsung dari wanprestasi tersebut.”20

Mengenai ganti rugi ini, Wirjono Prodjodikoro, mengatakan “ dalam hal-hal lain hanya ada satu sanksi, yaitu yang membebankan pada pihak yang berwajib suatu kewajiban untuk mengganti kerugian yang di derita oleh pihak berhak.”21

20

Ny.H.Basrah,Ganti Rugi Menurut Ketentuan didalam Buku III KUH Perdata, Penerbit Perpustakaan Fakultas Hukum USU,Medan,1974,hal 2

21

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

Di dalam hal ini yang dimaksud dengan “ dalam hal lain “ adalah hal-hal diluar norma hukum pidana. Seperti diketahui sanksi terhadap pelanggaran norma hukum dalam hal ini KUH Perdata khususnya dalam bentuk perikatan adalah kewajiban untuk mengganti kerugian.

Alas hak untuk menuntut ganti rugi ini di dalam KUH Perdata ditentukan dalam Pasal 1365 dan 1366.

Pasal 1365 KUH Perdata menyebutkan :

“ Tiap perbuatan yang melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, diwajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”

Sedangkan pasal 1366 KUH Perdata, menyebutkan :

“ Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hati.”

Secara umum kerugian dapat diartikan sebagai salah satu akibat dari suatu perbuatan yang dialami oleh seseorang atau satu pihak yang dianggap bersifat menghilangkan suatu keuntungan ( winderving ).

Mengenai kerugian ini diatur dalam Pasal 1243-1252 KUH Perdata, disebutkan biaya, kerugian dan bunga uang ( konsten, schadenen enteressen ).

Dalam pasal 1243 KUH Perdata bahwa, penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dialmpaukannya.

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

Dalam pasal 1244 KUH Perdata bahwa, jika ada alas an untuk itu, si berutang harus dihukum mengganti semua biaya, rugi dan bunga apabila ia tak dapat membuktikan bahwa hal tidak atau tidak pada waktu yang tepat dilaksanakannya perikatan itu disebabkan suatu hal yang tak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan padanya, kesemuanya itupun jika itikad buruk tidaklah ada pada pihaknya.

Dalam pasal 1245 KUH Perdata bahwa, tidaklah biaya rugi dan bunga, harus digantinya, apabila lantaran suatu keadaan memaksa atau lantaran ada kejadian tak disengaja si berutang beralangan memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang sama telah melakukan perbuatan yang terlarang.

Dalam pasal 1246 KUH Perdata bahwa, biaya rugi dan bunga yang oleh si berpiutang boleh dituntut akan penggantiannya terdirilah pada umunya atas rugi yang telah dideritanya dan untung yang sedianya harus dapat dinikmatinya, dengan tak mengurangi pengecualian-pengecualian serta perubahan-perubahan yang akan disebut dibawah ini.

Dalam pasal 1247 KUH Perdata bahwa, si berutang hanya diwajibkan mengganti biaya, rugi dan bunga yang nyata telah atau sedianya harus dapat diduganya sewaktu perikatan dilahirkan, kecuali jika hal tidak dipenuhinya perikatan itu disebabkan sesuatu tipu daya yang dilakukan olehnya.

Dalam pasal 1248 KUH Perdata bahwa, bahkan jika hal tidak dipenuhinya perikatan itu disebabkan tipu daya si berutang, penggantian biaya, rugi dan bunga sekadar mengenai kerugian yang dideritanya oleh si berpiutang dan keuntungan

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

yang terhilang baginya, hanyalah terdiri atas apayang merupakan akibat langsung dari tak dipenuhinya perikatan.

Pasal 1249 KUH Perdata bahwa, jika dalam suatu perikatan ditentukannya, bahwa si yang lalai memenuhinya, sebagai ganti rugi harus membayar autu jumlah uang tertentu, maka kepada pihak yang lain tak boleh diberikan suatu jumlah yang lebih maupun kurang dari pada jumlah itu.

Kemudian dalam pasal 1250 KUH Perdata bahwa, dalam tiap-tiap perikatan yang semata-mata berhubungan dengan pembayaran sejumlah uang, penggantian biaya, rugi dan bunga sekadar disebabkan terlambatnya pelaksanaan, hanya terdiri atas bunga yang ditentukan oleh undang-undang, dengan tidak mengurangi peraturan-peraturan undang-undang khusus. Penggantian biaya, rugi dan bunga tersebut wajib dibayar, dengan tidak usah dibuktikannya sesuatu kerugian oleh si berpiutang. Penggantian biaya. rugi dan bunga itu hanya harus dibayar terhitung mulai dari ia diminta dimuka Pengadilan, kecuali dalam hal-hal dimana undang-undang menetapkan bahwa ia berlaku demi hukum.

Dalam pasal 1251 KUH Perdata bahwa, bunga dari uang pokok yang dapat ditagih dapat pula menghasilkan bunga, baik karena suatu permintaan dimuka pengadilan, maupun karena suatu persetujuan khusus, asal saja permitaan atau persetujuan tersebut mengenai bunga yang harus dibayar untuk satu tahun.

Dan dalam pasal 1252 KUH Perdata bahwa, meskipun demikian, penghasilan-penghasilan yang dapat ditagih, sepertinya uang gadgai dan uang sewa, bunga abadi atau bunga selama hidupnya seorang, menghasilkan bunga mulai dari dilakukannya penuntutan atau dibuatnya perjanjian. Peraturan yang sama berlaku terhadap pengembalian penghasilan-penghasilan dan bunga yang

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

dibayar oleh seorang pihak ketiga kepada si berpiutang untuk pembebasan si berpiutang.

Seperti halnya pendapat Wirjono Prodjodikoro, menyebutkan : bahwa biaya dan kerugian menunjukkan suatu macam kerugian yang betul-betul mengurangi kekayaan orang ( varlies ), sedangkan bunga uang menunjukkan suatu macam kerugian yang bersifat menghilangkan suatu keuntungan (

winsderving ).

Dan dalam 1831 KUH Perdata bahwa, si penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada si berpiutang selain jika si berutang lalain sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.

Pada umumnya kerugian dapat dibedakan atas : a. kerugian material

b. kerugian immaterial

Tentang kerugian ini Wirjono Prodjodikoro, menyebutkan bahwa kerugian terdiri dari :

1. Kerugian yang bersifat mengurangi kekayaan orang ( verlies ) 2. Kerugian yang bersifat menghilangkan suatu keuntungan

Hal ini dapat dilihat tentang apa yang dikemukakan beliau yaitu :

“ Tentang hal ini pasal 1247-1252 KUH Perdata memuat suatu peraturan. Dalam Pasal - pasal tersebut kerugian ini disebut kosten, schaden en interessen ( biaya, kerugian dan bunga uang ). Istilah ini lazimnya diartikan sedemikian rupa

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

betul-betul bersifat mengurangi kekayaan orang ( verlies ), sedang bunga uang menunjukkan suatu macam kerugian, yang bersifat menghilangkan suatu keuntungan atau winsderving.”

Maka untuk suatu perjanjian yang dilakukan harus menggunakan barang-barang yang dapat diperdagangngkan saja untuk dapat dilakukannya suatu perjanjian yang sesuai dengan bunyi pasal 1332 KUH Perdata yaitu, hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian.

• Kerugian Material

Yang dimaksud dengan kerugian Material ialah kerugian yang dapat dinilai dengan uang dan wajar jika ganti ruginya berwujud uang.

Contoh : A dan B mengadakan perjanjian Jual-beli

Barang telah diterima dan telah dibawa pulang oleh si B sebagai pembeli, tetapi harganya tidak pernah dibayar. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang nyata bagi si A. Kerugian tersebut berbentuk materi yaitu harga barang yang telah disepakati.

• Kerugian Immaterial

Yang dimaksud dengan kerugian immaterial adalah “ A dan B ( tukang jahit ) mengadakan perikatan upah –mengupah. A memesan pakaian pengantin untuk dipakai pada tanggal tertentu , jam tertentu,dan tempat tertentu. Pada waktunya, pakaian pengantin belum juga tiba, disusul oleh si A tempat kediaman B tidak ada dirumah, ia sudah pergi keluar kota, istrinya tak tahu kemana ia pergi. A tidak sempat lagi menyewa pakaian

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

pengantin di tempat lain. Waktu telah mendesak, tamu pertama telah datang.

Dalam keadaan mendesak demikian, A sebagai pengantin harus memakai kain pelekat yang sudah pernah dipakai dan baju pinjaman. Baju itu ternyata kekecilan pula, sehingga waktu di pakai ketat sekali. Sewaktu A disandingkan dipelaminan dengan pengantin pria ternyata jauh benar bedanya, pengantin pria berpakaian lengkap secara apa yang sudah dipesannya. Para tamu merasa rikuh, geli rasanya hati mereka, ingin terbahak-bahak, tetapi suatu kode etik tidak membenarkan hal yang sedemikian itu. Maka muka A merah padam, rasanya tidak sanggup menahan malu. Sehari suntuk perasaannya tertekan, berminggu-minggu ia merasa sedih. “ sakitnya tak seberapa tetapi malunya ini .“ Si A dari segi material tidak ada keluhan, kado melimpah ruah”.22

Dokumen terkait