• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam KUH Dagang telah diatur secara khusus tentang hukum-hukum surat berharga, namun jika mengenai perjanjian itu tidak terdapat pengaturannya di dalam KUH Dagang, maka berlakulah ketentuan mengenai perjanjian yang termuat dalam KUH Perdata. Selanjutnya dalam pasal 1 KUH Dagang ditentukan bahwa KUH Perdata seberapa jauh dari padanya dalam kitab ini tidak khusus diadakan penyimpangan-penyimpangan berlaku juga terhadap hal-hal yang dibicarakan di dalam kitab ini. Arti dari pasal ini adalah jika ternyata sesuatu hal sudah diatur di dalam KUH Dagang, maka ketentuan dalam KUH Perdata tentang hal yang sama, tidak diperlukan lagi. Tetapi jika tidak diatur secara khusus maka ketentuan dalam KUH Perdata masih boleh digunakan terhadap hal yang diatur

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

didalam KUH Dagang tersebut. Dalam ilmu hukum asas ini disebut “ lex specialis

derogat generali “ artinya hukum khusus dimenangkan dari hukum umum.14

Sifat hukum kebendaan pada konosemen dapat dilihat dalam ketentuan pasal 527a KUH Dagang yang menyatakkan “ penyerahan konosemen sebelum barang-barang yang tersebut didalamnya diserahkan oleh si pengangkut, dianggap sebagai penyerahan barang-barang terebut. Pada konosemen, pengangkut mengikatkan diri untuk menyerahkan barang-barang yang disebutkan di dalam konosemen itu kepada pemegangnya. Konosemen dapat diterbitkan atas unjuk dan dapat pula atas pengganti. Penyerahan konosemen atas tunjuk cukup dari tangan ketangan, sedangkan

Untuk mengetahui surat-surat mana yang termasuk dalam surat berharga dan mana yang tidak termasuk surat berharga perlu diketahui apa yang menjadi isi perikatan dasarnya. Berdasarkan isi perikatan dasarnya digolongkan menjadi tga golongan :

1. Surat-surat yang bersifat hukum kebendaan ( zakensechtelijke paieren )

Surat-surat ini isi perikatan dasarnya adalah untuk menyerahkan barang yang tercantum didalamnya. Akibat hukum yang ditimbulkan dari penyerahan-penyerahan surat itu kepad pihak lain adalah berupa penyerahan barang-barangnya. Sebagaimana yang tercantum di dalam surat yang bersangkutan. Justru inilah sifat hukum kebendaan yang dimiliki oleh surat-surat golongan ini. Dan yang termauk di dalam golongan ini konosemen, ceel ( waarent ).

14

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

penyerahan konosemen atas pengganti harus dilakukan dengan endosemen ( pasal 506 ayat 2 KUH Dagang ) disertai dengan penyerahan suratnya.

2. Surat-surat tanda keanggotaan dari suatu persekutuan (Lidmaatchhapspapieren )

Surat- surat ini isi perikatan dasarnya adalah hak-hak tertentu yang diberikan oleh persekutuan kepada pemegangnya, misalnya hak untuk mendapatkan dividen atau keuntungan, hak suara dalam rapat dan sebagainya. Yang termasuk dalam golongan ini adalah surat saham perserotan terbatas, perseroan kamanditer, surat keanggotaan koperasi dan sebagainya. Surat-surat saham pada umunya diterbitkanatas unjuk dan atas nama ( op naam, registered ). Sedangkan dalam praktek, tidak mengenal saham atas pengganti. Apabila surat saham atau tanda keanggotaan itu diterbitkan atas tunjuk, maka peralihannya cukup dari tangan–ketangan . Jika diterbitkan atas nama, peralihannya tidak dilakukan dengan endosemen, melainkan dengan cessie ( pasal 613 ayat 1 KUH Dagang ).

3. Surat-surat tagihan hutang ( schulvorderinpapieren )

Surat- surat ini isi perikatan dasarnya adalah guna membayar sejumlah uang, maksudnya si pemegang surat itu mempunyai hak untuk memperoleh pembayaran sejumlah uang yang tercaantum didalamnya dari penandatanganan. Termasuk dalam golongan ini adalah surat atas unjuk dan atas pengganti yang tidak termasuk di dalam golongan pertama dan kedua. Surat-surat golongan ini diatur dalam Buku I titel 6 dan titel 7 KUH Dagang mengatur tentang surat

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

wesel dan surat sanggup, titel 7 mengatur surat tentang urat cek, surat promes atau unjuk, dan kuitansi.15

Dalam surat ini penerbit memberi peerintah kepada pihak ketiga untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang yang menunjukkannya, dan yang menyerahkan surat itu. Dengan penunjukkan itu dan penyerahan surat itu, pemegang memperoleh pembayaran. Bagi pihak ketiga yang telah membayar, surat itu menjadi bukti bahwa ia telah melunasi hutangnya sehingga ia dibebaskan dari kewajiban membayar kepada penerbit. Termasuk dalam surat ini ialah kuitansi atas tunjuk.

Surat-surat yang diatur dalam titel 6 dan 7 KUH Dagang dikategorikan lagi menurut bentuknya menjadi 3 macam :

1. Surat sanggup membayar atau janji untuk membayar ( schuldbekenteenis of

betalingsbelofte ).

Dalam surat ini penandatangan berjanji atau untuk menyanggupi membayar sejumlah uang kepada pemegang surat itu atau orang yan menggantikannya 2. Surat perintah membayar ( betalingsopracht, order of payment )

Dalam surat ini penerbit memerinthkan kepada pihak ketiga ( tersangkut ) yang

namanya disebutkan dalam surat itu untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang atau penggantinya. Jika pihak ketiga itu tidak mau membayar penerbit tetap bertanggung jawab atas pembayaran itu. Termasuk dalam bentuk ini ialah surat wesel dan cek.

3. Surat pembebasan utang ( kwijting, receipt )

16

Ditinjau dari penetapan hari bayarnya, ada 4 jenis surat wesel yaitu : 15 I b i d, hal 11-12 16 I b i d, hal 13

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

a.Wesel atas unjuk

Wesel atas unjuk ini untuk dibayar pada waktu diunjukkanya kepada tertarik ( zichlwissel sight draft ) atau dinamakan pula dengan wesel atas penglihatan. Agar wesel ini di bayar, maka ia harus diunjukkan dalam tenggang waktu satu tahun lamanya terhitung sejak dari tanggal penarikannya. Penarik boleh memperpendek atau memperpanjang tenggang waktu itu. Para endosant boleh memperpendeknya ( pasal 133 KUH Dagang ).

b.Wesel setelah unjuk

Wesel ini bisa ditarik untuk dibayar pada waktu tertentu. Setelah diunjukkannya atau diperlihatkannya kepad tertarik ( nazich wissel after

sight draft ) atau dinamakan pula dengan wesel sesudah penglihatan.

Pasal 122 KUH Dagang menentukan, bahwa surat wesel yang harus dibayar pada waku tertentu setelah diunjukkannya, harus diperlihatkan untuk disetujui tertarik pembayarannya dalam waktu satu tahun sejak tanggal hari penerbitannya. Penarik boleh memperpendek atau memperpanjang tenggang waktu tersebut. Lebih lanjut pasal 134 KUH Dagang menentukan, bahwa saat surat wesel tadi diperlihatkan kepada tertarik dianggap setelah diperlihatkan itu sebagai tanggal persetujuan tertarik untuk melakukan pembayaran atau akaseptasi dan bila tertarik tidak mengakseptirnya, maka penerima wesel boleh mengajukan tuntutan protesnya.

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

Wesel ini bisa ditarik untuk dibayar pada suatu waktu setelah hari tanggal penerbitannya ( dato wissel,after date draft ). Pasal 135 KUH Dagang menyatakan, bahwa wesel yang harus dibayar satu atau beberapa bulan setelah tanggal penerbitannya, pembayarannya dilakukan pada hari tanggal yang bersamaan dengan hari tanggal penerbitannya. Dalam hal tidak adanya hari tanggal yang bersamaan, wesel itu dibayarkan pada hari yang terakhir dari bulan yang bersangkutan.

d. Wesel penanggalan

Wesel ini bisa ditarik untuk dibayar pada suatu waktu tertentu yang telah ditentukan dalam surat weselnya ( dag wissel date draft ). Bila hari bayar wesel yang harus dibayar pada suatu waktu yang telah ditentukan, dimana tanggalnya berlainan, maka menurut pasal 136 ayat (1) KUH Dagang yang dianggap sebagai hari pembayarannya adalah hari tanggal tempat pembayarannya.17

perdagangan adalah ditimbulkan oleh adanya transaksi perdagangan itu. Pihak yang satu berhak atas penyerahan barang, dan pihak lainnya berhak atas pembayaran. Ada kalanya di dalam suatu transaksi yang terjadi antara dua pihak, bahwa pihak yang satu hendak memberikan sejumlah uang, sedang pihak yang lain menerima pesan untuk menyimpan uang tersebut. Atau juga bentuk transaksi dimana pihak yang satu memberikan pesan kepada pihak lainnya agar pihak lain itu memberikan sejumlah uang kepada pihak tertentu yang ditunjuk, dan pihak

Pada mulanya apa yang disebut hak dan kewajiban didalam lalu lintas

17

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

pemberi pesan memberikan sejumlah uan kepada si penerima pesan sebagai imbalannya.

Di dalam pasal 100 KUH Dagang menegaskan bahwa tiap-tiap surat wesel berisikan :

1. Nama surat wesel yang dimuatkan di dalam teksnya sendiri dan diistilahkan dalam bahasa surat itu ditulisnya.

2. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu. 3. Nama orang yang harus membayarnya ( tertarik atau pembayar ). 4. Penetapan hari bayarnya.

5. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan.

6. Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yan ditunjuk olehnya, pembayaran harus dilakukan.

7. Tanggal dan tempat surat wesel ditariknya

8. Tanda-tangan orang yang mengeluarkannya ( penarik ).

Dalam hal surat wesel yang tidak menetapkan hari bayar dianggap harus dibayar pada hari diunjukkannya. Dalam hal tak adanya penetapan khusus, maka tempat yag tertulis di samping nama tertarik dianggap sebagai tempat pembayaran dan tempat dimana tertarik berdomisili. Surat wesel yang tidak menerangkan tempat ditariknya, iapun dianggap ditandatangani ditempat yang tertulis disamping nama si penarik.

Dalam pasal 102 KUH Dagang, menegaskan bahwa ada surat wesel yang berbuat kepada orang yang ditunjuk oleh penarik. Ada yang ditarik atas diri penarik sendiri. Ada yang ditarik atas tanggungan orang ketiga. Tiap penarik surat wesel dianggap telah menariknya atas tanggungan dia sendiri, apabila dari surat

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

wesel itu atau dari surat pemberitahuannya tidak ternyata, atau tanggungan siapa surat itu ditariknya.

Sedangkan pasal 102 a KUH Dagang, jika di dalam surat wesel itu penarik telah memuatkan kata harga untuk dipungut atau untuk incasso atau dalam pemberian kuasaatau kata lain yang memberikan perintah untuk memungut semata-mata maka si penerima bisa melakukan semua hak yang timbul dari surat wesel itu, akan tetapi ia tak bisa mengendosemenkannya kepada orang lain melainkan dengan cara pemberian kuasa. Dalam hal-hal surat wesel yang demikian, maka kepada pemegang, para berutang weselpun hanya bisa melancarkan upaya-upaya bantahan ialah diantaranya, yang mana sedianya bisa mereka lancarkan kepada penarik. Perintah termasuk dalam surat wesel incasso tak berakhir dengan matinya, atau kemudian tak ada lagi adanya kecakapan menurut hukum pada sipemberi perintah.

Pasal 103 KUH Dagang, menegaskan bahwa surat wesel ada yang harus dibayar ditempat tinngal seorang ketiga, baik ditempat tertarik berdomisili, maupu n ditempat lain.

Dalam pasal 104 KUH Dagang, bahwa dalam suatu surat wesel yang jumlah uangnya harus dibayar pada hari diunjukkannya atau pada suatu waktu setelah diunjukkannya, penarik bisa tentukan, bahwa jumlah uang itu berbunga. Dalam tiap surat wesel lainnya, klausula bunga yang demikian harus dianggap tak tertulis. Bunga itu berjalan terhitung mulai tanggal surat wesel, kecuali lain hari ditentukannya.

Dalam pasal 105 KUH Dagang, menguraikan bahwa surat wesel yang jumlah uangnya dituliskan tidak saja dengan huruf selengkap-lengkapnya, akan

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

tetapi juga dengan angka iapun dalam hal adanya selisih antara satu sama lain, berlaku untuk jumlah uang yang tertulis dengan huruf selengkap-lengkapnya., Surat wesel yang jumlah uangnya berulang-ulang dituliskannya baik dengan huruf selengkap-lengkapnya, maupun dengan angka, iapun dalam hal adanya selisih, berlaku untuk jumlah uang yang terkecil.

Dalam pasal 106 KUH Dagang KUH Dagang, menegaskan apabila surat wesel itu memuat tanda tangan orang-orang yang menurut hukum tak cakap mengikat dirinya dengan menggunakan surat wesel atau tanda-tangan orang-orang rekaan belaka, ataupun pula tanda-tangan yang peduli apa yang menjadikan sebabnya, tidak dapat mengikat diri mereka yang menaruhnya, atau diri mereka atas nama siapa tandatangan itu ditaruhnya, maka biar demikian sekalipun ikatan-ikatan orang lain yang tanda-tangannya termuat dalam surat wesel itu berlaku juga

Dalam pasal 107 KUH Dagang, tiap-tiap orang yang menaruh tanda-tangannya di dalam sesuatu surat wesel sebagai wakil orang lain atas nama siapa ia berwenang untuk bertindak, iapun dengan diri sendiri terikat karena surat wesel itu, dan apabila telah membayarnya, memperoleh juga hak-hak yang sama yang sedianya ada pada orang-orang yang katanya diwakili itu. Akibat yang sama berlaku juga bagi seorang wakil yang bertindak dengan melampaui batas kewenangannya.

Pada pasal 108 KUH Dagang, penarik sesuatu surat wesel harus menanggung akseptasi dan pembayarannya. Ia boleh mengecualikan diri dari kewajibannya menanggung akseptasi, namun tiap-tiap klausula untuk mengeculikan diri dari kewajibannya menanggung pembayaran, harus dianggap tak tertulis.

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

Dalam pasal 109 KUH Dagang, dikatakan bahwa jika ada suatu surat wesel yang tak lengkap sewaktu ditariknya dan kemudian dilengkapkan dan bertentangan dengan persetujuan-persetujuannya dulu, maka manakala persetujuan tadi tidak dipenuhi, hal ini tidak boleh dikemukakan atas kerugian pemegang, kecuali surat wesel itu oleh pemegang tersebut di peroleh dengan itikad buruk atau karena sesuatu keteledoran yang besar.

Yang dimaksud dengan pembayaran dengan itikad buruk yaitu pembayaran itu mengetahui bahwa surat berharga itu yang disodorkan kepadanya untuk memperoleh pembayaran itu adalah berasal dari perbuatan yang tidak halal, atau tidak sah. Apabila dalam melakukan pembayaran, sipembayar tidak memiliki deretan endosemen yang diwajibkan kepadanya oleh undang-undang, ia dikatakan melakukan keteledoran yang besar. Keteledoran yang besar tidak membebaskan si pembayar itu dari kewajibannya. Pembayar yang telah melakukan pembayaran kepada pemegang dengan itikad buruk atau karena keteledoran yang besar diwajibkan untuk membayar sekali lagi kepada yang berhak sebenarnya. Tetapi ia memperoleh hak untuk menagih kepada mereka yang telah memperoleh surat wesel itu dengan itikad buruk yang diatur dalam pasal 4 KUH Dagang.18

Pengaturan secara khusus tentang legitimasi formal dalam KUH Dagang, yaitu dalam pasal 115 ayat 1 KUH Dagang untuk surat wesel, barangsiapa memegang suatu surat wesel iapun harus dianggap sebagai pemegangnya yang sah, apabila ia bisa membuktikan haknya dengan memperlihatkan suatu deretan tak terputus dari segala pengendosemenan surat wesel itu, pun sekiranya endosemen yang terakhir dilakukan dalam blanko. Endosemen-endosemen yang

18

Arpan C. P : Ganti Rugi Pengiriman Weselpos Pada PT. Pos Indonesia (Persero) (Studi Kasus PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kotamadya Sibolga), 2007.

USU Repository © 2009

telah dicoret dalam hubungan ini harus dianggap tak tertulis. Apabila suatu endosemen dalam blanko disusul dengan endosemen lain maka penandatangan endosemen yang terakhir dianggap telah memperoleh surat wesel itu dengan pengendosemenan dalam blanko.

Tentang kemungkinan berakhirnya endosemen ditentukan oleh pasal 119 KUH Dagang yang menyatakan bahwa, endosemen yang diselenggarakan setelah hari bayar, iapun mempunyai akibat yang sama dengan endosemen yang sebelumnya. Dalam pada itu, endosemen yang diselenggarakan setelah protes non pembayaran, atau setelah lewat jangka waktu yang ditentukan guna membuat protes, endosemen itupun hanya mempunyai akibt-akibatnya sebagai cessie biasa. Kecuali dibuktikan kebalikannya, tiap-tiap endosemen tanpa tanggal dianggaplah ia diselenggarakan sebelum lewat jangka waktu yang ditentukan guan membuat protes.

Apa yang disebut akseptasi yang diatur dalam pasal 120-128 KUH Dagang adalah suatu pernyataan dari seorang tersangkut atau tertarik, bahwa ia menyetujui untuk membayar atas surat wesel pada hari pembayaran atau vervaldag. Atas pernyataan itu menurut hukum wesel tersangkut lalu menjadi terikat sebagai debitur, diamana keterikatan tersebut ditentukan oleh tanda tangan yang dicantumkan pada surat wesel itu.

Dokumen terkait