• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenal Penyakit Flu Burung

Dalam dokumen sma10bhsind AktifDanKreatif (Halaman 53-56)

Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus inluenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian inluenza.

Adapun definisi dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut.

1. Kasus Suspect

Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temperatur

38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaan. Hal ini terjadi biasanya karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit lu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus lu burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita lu burung.

Dalam pelajaran ini, Anda akan berlatih menulis paragraf ekspositoris. Sebelumnya, Anda harus memahami terlebih dahulu materi mengenai paragraf ekspositoris. Pertama, Anda akan berlatih mendaftar topik-topik menarik dan menyusun kerangka karangan. Kemudian, Anda akan me-ngembangkan kerangka karangan tersebut menjadi karangan ekspositoris. Dengan demikian, diharapkan kemampuan menulis Anda akan bertambah.

2. Kasus Probable

Kasus probable adalah kasus suspect disertai salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus inluenza A (H5N1). Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial

gagal pernapasan atau meninggal dan terbukti tidak adanya penyebab lain.

3. Kasus Kompermasi

Kasus kompermasi adalah kasus suspect atau

probable didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium. Dalam hal ini, kultur virus inluenza H5N1 positif PCR inluenza (H5) positif. Selain itu, terjadi peningkatan titer antibody H5 sebesar empat kali.

Sumber: www.images.google.com

Selanjutnya, gejala klinis yang ditemui seperti gejala lu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan, batuk, beringus, nyeri otot, sakit kepala, dan lemas. Dalam waktu singkat, penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru

(pneumonia). Apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik, dapat menyebabkan kematian.

Etiologi (penyebab penyakit) lu burung adalah virus inluenza. Adapun sifat virus ini, yaitu dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Adapun di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.

Virus penyebab lu burung dikenal beberapa tipe virus inluenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus inluenza tipe A terdiri atas beberapa turunan (strain), yaitu: H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2, dan lain-lain.

Saat ini, penyebab lu burung adalah Highly Pothogenic Avian Inluenza Virus, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus inluenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah lu burung pada unggas. Secara umum, virus lu burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.

Masa inkubasi virus inluenza bervariasi antara 1–7 hari. Penularan Flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi di antara populasi unggas satu peternakan, bahkan, dapat menyebar dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain. Adapun penularan penyakit ini kepada manusia adalah melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas terserang lu burung. Orang yang memiliki resiko besar untuk terserang lu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual, dan penjamah unggas. Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia. Selain itu, belum ada bukti adanya penularan pada manusia melalui daging unggas yang dikonsumsi.

Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut. - Setiap orang yang berhubungan dengan bahan

yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker atau kacamata renang).

- Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya.

- Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.

- Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.

- Mengonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80 °C selama 1 menit. Dalam hal ini, telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64 °C selama 5 menit.

- Melaksanakan kebersihan lingkungan. - Menjaga kebersihan diri.

Dari bacaan tersebut, Anda telah mendapatkan pemaparan, penjelasan, penyampaian informasi, sampai penerangan menge-nai lu burung. Akan tetapi, Anda tidak diajak untuk menerima atau melaksanakan hal-hal yang dijelaskan dalam bacaan. Intinya, dalam tulisan ekspositoris disajikan pengetahuan atau ilmu, deinisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara, sampai proses terjadinya sesuatu.

Langkah selanjutnya, Anda dapat melakukan penyuntingan. Dalam hal ini, Anda dapat menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan panduan Ejaan yang Disempurnakan. Kegiatan pe-nyuntingan ini dapat dilakukan dengan bertukar silang hasil pekerjaan teman. Dalam hal ini, Anda dan teman dapat mendiskusikan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dari isi karangan ekspositoris yang telah di-tulis.

Uji Materi

1. Tulislah sebuah karangan yang berpola ekspositoris.

2. Adapun tema yang dikemukakan adalah masalah kesehatan, misalnya masalah kesehatan di lingkungan sekolah atau di lingkungan tempat Anda tinggal.

3. Sebelum menulis karangan berpola ekspositoris, terlebih dahulu buatlah kerangka karangannya.

4. Setelah selesai, bacakanlah tulisan Anda di depan kelas secara bergiliran.

5. Selama teman Anda membacakan tulisannya, lakukanlah penilaian dengan berikut.

6. Tukarkanlah tulisan Anda dengan teman sebangku.

7. Lakukan penyuntingan dengan memperhatikan kaidah berbahasa yang baik dan benar.

No Unsur Penilaian Penilian Nilai

a. b. c.

Kesesuaian isi dengan tema Kesesuaian kaidah paragraf ekspositif

Penggunaan bahasa

Keruntutan penyampaian isi

0-2 0-4 0-2 0-2 Jumlah Total Tabel 3.1

Info

Bahasa

Saat menulis karangan berpola ekspositoris, Anda dapat meng-gunakan kata penghubung dan kata berimbuhan.

A. Kata Penghubung

Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Dilihat dari fungsinya, berikut ini dua macam kata penghubung.

1. Kata penghubung yang kedudukannya sederajat atau setara, terdiri atas beberapa hal berikut.

a. Menggabungkan biasa: dan, dengan, serta.

b. Menggabungkan memilih: atau.

c. Menggabungkan mempertentangkan: tetapi, namun,

Dalam dokumen sma10bhsind AktifDanKreatif (Halaman 53-56)