• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengutamakan Keaktifan Siswa

Dalam dokumen UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2021 (Halaman 46-62)

TINJAUAN TEORETIS

A. Pembelajaran Online

3. Mengutamakan Keaktifan Siswa

Proses belajar terjadi karena adanya proses aktif dari peserta didik. Proses aktif ini sangat diperlukan dalam pembelajaran konvensional maupun pembelajaran online. Pada pembelajaran online memerlukan kegiatan aktif dari peserta didik. Di zaman yang secanggih ini, dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, akan ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan peserta didik. Dalam pembelajaran online, cara mengaktifkan siswa dapat menggunakan teknologi. Teknologi dipilih, karena dapat memfasilitasi dan menyediakan berbagai hal yang dapat mengaktifkan siswa. Dengan menggunakan teknologi, pendidik dapat merancang beberapa akifitas yang dapat membuat siswa aktif, baik dalam aktif berpikir, aktif bersosialisasi maupun aktif dalam hal lainnya.

4. Keterhubungan

Pembelajaran online dikenal sebagai pembelajaran mandiri. Perlu diketahui bahwa pembelajaran online masih memungkinkan adanya pertemuan

antara peserta didik dan pendidik, bedanya pertemuan dilakukan secara online.

Pembelajaran online tidak merubah kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran konvensional seperti adanya pertemanan, ataupun interaksi dengan pendidik. Salah satu karakteristik dari pembelajaran online yatu adanya konektivitas. Aktivitas pembelajaran online menghubungkan antara peserta didik dan pendidik, antara sesama peserta didik lainnya, menghubungkan antara tim pengajar ataupun siswa dengan staf pendidik lainnya.

Menurut Dabbagh, ada beberapa ciri-ciri siswa dalam pembelajaran online yaitu, sebagai berikut:

a. Spirit Belajar Siswa b. Literacy

c. Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal d. Berkolaborasi

e. Keterampilan untuk Belajar Mandiri 7

Pada pembelajara online, pendidik berperan sebagai fasilitator. Menurut Robin M dan Frank R bahwa dalam pembelajaran online, guru, dosen, tutor, instruktur menjadi seorang fasilitator, pemandu, atau bahkan narasumber ahli, dan bukan lagi menjadi satu-satunya penentu bagi pengalaman pembelajaran siswa.

Ketika menjadi fasilitator, sudah pasti tugas-tugas dari pendidik pun berubah.

Pendidik yang pada awalnya menjadi sumber belajar utama, pada pembelajaran online sumber belajar dapat dari mana saja. Pendidik sebagai fasilitator menjembantani dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik. Dimana pendidik

7Hidayat, Dede Rahmat, et al. "Kemandirian Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi COVID-19." Perspektif Ilmu Pendidikan 34No2 (Oktober 2020),h.147-154.

36

bertugas untuk mempersiapkan segala hal yang dapat merangsang siswa untuk dapat belajar secara mandiri. 8

Teknologi pendidikan membuat kegiatan pembelajaran menjadi luas lebih dari sekedar interaksi antara pendidik-peserta didik di dalam ruang dan waktu yang sangat terbatas. Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber pembelajaran dan biasanya memberikan rangsangan positif dalam proses pendidikan. Teknologi pendidikan membuat peran pendidik berkurang meskipun teknologi pendidikan tidak mampu menggantikan posisi pendidik secara penuh.

Pendidik adalah pendidik, teknologi pendidikan adalah teknologi pendidikan.

Pengaplikasian teknologi pendidikan yang baik adalah salah satu cara mewujudkan proses pembelajaran mengajar yang efektif dan efisien serta produktif sesuai kebutuhan peserta didik. tidak semua pendidik ahli dan paham dengan teknologi.9 Allah berfirman dalam QS al- Anbiya/21:80 disebutkan:

سوُبَل َةَع ۡ نَص ُهََٰنۡمَّلَعَو

dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memeliharakamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah”)10

Ayat di atas dijelaskan bahwa pemanfaatan teknologi sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an yang mana digambarkan melalui Nabi Daud yang dikabarkan membuat baju besi sebagai pelindung dalam peperangan. Dengan demikian, Islam menganjurkan untuk menciptakan sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia untuk mempermudah pekerjaan manusia.

8Rahmawati, Mega, and Edi Suryadi. "Guru sebagai fasilitator dan efektivitas belajar siswa." Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper) 4.1 (Januari 2019),h.49-54.

9Mastura dan Rustam Santaria,” Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pengajaran bagi Guru dan Siswa”, Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran 3, no 2 ( Agustus 2020): h. 290.

10KementerianAgamaRI,Al-Qur’andanTerjemahnya (Bandung:Diponegoro, 2014), h. 328.

Memanfaatkan teknologi dalam pendidikan harus diarahkan untuk terciptanya kepribadian Islam peserta didik dan membina mereka agar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.11 Kemampuan dalam penggunaan teknologi menjadi kendala utama bagi semua pihak untuk mengikuti pembelajaran online.

Tanpa adanya pelatihan awal, pendidik akan merasa asing dengan kondisi yang mengharuskan pembelajaran dari rumah.

Pembelajaran online pendidik diharuskan menyiapkan materi pelajaran untuk dapat diakses oleh siswa. Selain itu pendidik juga merancang pembelajaran online dari awal proses pembelajaran seperti membuat silabus, RPP, mempersiapkan materi, penilaian, diskusi dan lain-lain. Pada pembelajaran online pendidik tetap dapat berperan sebgai pendidik pada umumnya, yaitu berinteraksi dengan siswa, hanya saja caranya yang berbeda. Pada pembelajaran online, semua interaksi dilakukan secara tidak langsung atau tidak tatap muka. Biasanya pendidik pada pembelajaran online akan membuat forum diskusi dimana siswa dan pendidik dapat berinteraksi. Dalam forum diskusi, pendidik dapat menilai semua aktivitas dan keaktifan siswa. Selain itu pendidik dalam pembelajaran online memiliki tugas untuk tetap meluruskan semua pengetahuan peserta didik, menyamakan persepsi antara peserta didik, dan meluruskan setiap pengetahuan yang diperoleh peserta didik. Untuk dapat menjalankan semua tugas dalam pembelajaran online, maka dapat dianalisis beberapa kompetensi yang diperlukan oleh seorang pendidik saat pembelajaran online. 12

Menurut Hardianto, terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik saat pembelajaran online, yaitu sebagai berikut:

11Suharyanto, Adele B.L. Mailangkay, “Penerapan E-learning Sebagai Alat Bantu Mengajar dalam Dunia Pendidikan” IKPIA Perbanas 3 No. 4 (Agustus-Desember 2016), h. 17.

12Dewi, Novi Ratna, and Isa Akhlis. "Pengembangan perangkat pembelajaran IPA berbasis pendidikan multikultural menggunakan permainan untuk mengembangkan karakter siswa." Unnes Science Education Journal 5 No1 (Februari 2016).

38

a. menguasai dan update terhadap perkembangan internet dalam hal ini pendidik harus dapat memanfaatkan setiap teknologi yang dapat mendukung proses belajar peserta didik.

b. kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi

c. mampu memotivasi peserta didik saat pembelajaran online d. kemampuan dalam mendesain pembelajaran online

e. kemampuan mengelola sistem pembelajaran online f. ketepatan dalam pemilihan bahan ajar online learning

g. kemampuan dalam mengontrol proses pembelajaran pendidik perlu mengontrol jalannya proses pembelajaran.13

Secara umum manfaat e-leaning yaitu kemudahan informasi terkini karena adanya koneksi langsung dengan berbagai sumber di dunia maya, pertukaran ide serta kemudahan memperoleh informasi menyebabkan kemudahan pertukaran data serta kenyamanan berkomunikasi e-mail digunakan sebagai akses bertukar ide, biaya rendah pembayaran pulsa atau sewa di warnet relative rendah. 14

a. Tujuan penggunaan pembelajaran online sebagai sistem pembelajaran adalah b. Meningkatkan kualitas pembelajaran

c. Mengubah budaya mengajar

d. Mengubah budaya pembelajaran yang pasif menjadi budaya pembelajaran yang aktif sehingga terbentuk independent learning

e. Memperluas basis dan kesempatan pembelajaran oleh Masyarakat

f. Mengembangkan dan memperluas produk dan layanan baru pembelajaran.15

13Aka, Kukuh Andri. "Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Sebagai Wujud Inovasi Sumber Belajar di Sekolah Dasar." ELSE (Elementary School Education Journal):

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar 1 No 2 ( Maret2017).

14Husniyatus Salamah Zainiyati. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT konsep dan Aplikasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta:Kencana, 2017), h. 161.

15Indah Purnama Sari ,” Implementasi Pembelajaran Berbasis Elearning Menggunakan Claroline,” Jurnal pendidikan 4 No 1 ( Oktober 2017),h. 79.

Setidaknya terdapat tiga fungsi pembelajaran e-learning bagi kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti.

1. Suplemen

Dikatakan berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran online atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban maupun keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran E-Learning.16

2. Komplemen

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap apabila materi pembelajaran online diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran Pembelajaran online diprogramkan untuk menjadi reinforcement atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

Materi pembelajaran e learning dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang cepat memahami materi pelajaran yang disampaikan pendidik secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran online secara khusus dikembangkan untuk mereka. 17

Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan pendidik di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran e

16Utami, Yuliza Putri, and Derius Alan Dheri Cahyono. "Study at Home: Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Proses Pembelajaran Daring." Jurnal Ilmiah Matematika Realistik 1No 1 ( Juni 2020),h. 20-26.

17Sari, Rika Mulyati Mustika, and Nanang Priatna. "Model-Model Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0 (E-Learning, M-Learning, AR-Learning dan VR-Learning)." Biormatika:

Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan 6 No1 (April 2020),h. 107-115.

40

learning yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik di kelas.

3. Substitusi

Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran atau perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksible mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas sehari-hari Mahasiswa.18 Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui internet.19

secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui internet. 20

Adapun aplikasi yang sering digunakan dalam pembelajaran online adalah 1. Zoom Meeting

Zoom meeting sendiri merupakan sebuah media pembelajaranmenggunakan video. Pendiri aplikasi zoom meeting yaitu Erica diresmikan tahun 2011 di San Jose, California. Aplikasi ini tidak digunakan untuk

pembelajaran saja tapi digunakan dalam urusan-urusan lainnya.Pada aplikasi zoom meeting ini, orang dapat berkomunikasi langsung dengan yang lainnya

18Shodiq, Imam Ja'far, and Husniyatus Salamah Zainiyati. "Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning Menggunakan Whastsapp Sebagai Solusi Ditengah Penyebaran Covid-19 Di Mi Nurulhuda Jelu." Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman 6 No 2 ( September 2020),h.144-159.

19Indah Purnama Sari ,” Implementasi Pembelajaran berbasis ELearning Menggunakan Claroline,” Jurnal pendidikan 4 No 1 ( Oktober 2017), h. 78.

20Indah Purnama Sari," Implementasi Pembelajaran berbasis ELearn Claroline," Jurnal pendidikan 4 No 1 (Oktober 2017), h. 78.

melalui video. Oleh karena itu, zoom meeting memang cocok digunakan sebagai media pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran online dengan memanfaatkan penggunaan aplikasi zoom meeting, terdapat dua buah teori yang dapat meninjau kegiatan pembelajaran tersebut. Pertama, teori behavioristik merupakan salah satu teori yang membahas tentang berubahnya perilaku seseorang yang didasari dari sebuah pengalaman. Teori ini menekankan terbentuknya perilaku yang terlihat dari hasil proses belajar. Kedua, teori kognitif merupakan tingkah laku individu dapat diarahkan melalui sudut pandang individu tersebut dan juga pengalamannya dalam situasi yang memiliki relasi dengan sebuah tujuan. Karena, dalam tingkah laku individu sifatnya dinamis, sifat dinamis tersebutlah yang dipengaruhi oleh proses belajar.21 Zoom meeting merupakan aplikasi meeting online dengan konsep

screen sharing. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya bertatap muka dengan lebih 100 orang partisipan. Tidak hanya di PC atau laptop aplikasi ini juga bisa diunduh di smartphone.22

Aplikasi ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan

pembelajaran bisa dilakukan lebih banyak waktu. Di sisi lain keuntungan penggunaan aplikasi ini adalah pendidik dan peserta didik tidak terpaku dalam satu ruang dan waktu untuk menjalankan kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak harus datang ke kelas pada waktu tertentu. Begitupun pendidik bisa mengubah dan menambahkan materi pembelajaran kapan saja dan dimana saja baik yang berbentuk text maupun video. Aplikasi zoom meeting menawarkan

21Danin Haqien dan Aqiilah Afiifadiyah, , "Pemanfaatan Zoom Meeting untuk Proses Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19", Jurnal pendidikan 5 no 1 ( Agustus 2020), h. 51.

22AnNisan Al Mu'min Liu dan ilyas, "Pengaruh Pembelajaran Online Berbasis Zoom Cloud Meeting terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Fisika Universitas Flores". Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan 6, no. 1 (Maret 2020), h. 36.

42

kemudahan dan fleksibilitas di dalamnya. Zoom meeting merupakan aplikasi pembelajaran elektronik (E-Learning) berbasis open source.

Aplikasi Zoom Meeting menyediakan course-course online atau ruang

kelas online yang seolah-olah dapat menggantikan fungsi proses pembelajaran di kelas seperti penyedia materi, komunikasi antar pendidik, peserta didik, absensi, dan evaluasi. Dengan menggunakan aplikasi zoom meeting paradigma proses pembelajaran yang teacher center dapat diubah menjadi student-center. Beberapa fitur penunjang pembelajaran yang disediakan aplikasi ini diantaranya kita dapat membagikan materi, video, tugas, kuis, diskusi, kolaborasi, tempat pengumpulan tugas dan penilaian. Banyak kelebihan yang ditawarkan oleh aplikasi zoom meeting diantaranya adalah untuk aplikasi zoom meeting dapat merekam segala aktivitas pembelajaran antara pendidik dan peserta didik de waktu lama.

Aplikasi Zoom Meeting biasa digunakan pada pembelajaran blended learning. Blended learning merupakan kombinasi kegiatan pembelajaran secara

tatap muka dan dalam jaringan (daring). Dalam pembelajaran blended learning, aplikasi Zoom Meeting bisa menerapkan beberapa setting pembelajaran diantaranya setting pembelajaran asinkron dan sinkron. Asinkron memungkinkan peserta didik mengakses e-learning kapan saja dan mengunduh dokumen atau mengirim pesan kepada pendidik atau teman sebayanya.23

kondisi pandemic saat ini, aplikasi zoom meeting dapat menerapkan setting pembelajaran sinkron maya, asinkron mandiri dan asiakion kolaboratif.

Ketiga setting pembelajaran tersebut dirasa efektif karena tidak melibatkan pendidik dan peserta didik dalam satu waktu dan tempat tertentu.

23Nugraha Permana putra, dkk, Solusi Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan aplikasi ZOOM dan WA Grup di Era New Normal pada Warga Belajar Paket C di PKBM Bina Mandiri Zoom dan Wa Group di Era New Normal pada Warga Belajar Kota Cimahi, h. 23.

2. Google Classroom

Menurut Muhammad Yaumi media pembelajaran ialah semua bentuk perlatan fisik yang di desain secara terencana untuk menyampaikan informasi dan

membangun interaksi. Peralatan fisik yang dimaksud mencakup benda asli, bahan cetak, visual, audio, audio visual, multimedia dan web. 24

Google classroom dalam bahasa Indonesia yaitu ruang kelas google adalah

suatu ruang pembelajaran yang diperuntukkan setiap ruang lingkup pendidikan yang dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar atas kesulitan dalam membuat, membagikan, dan menggolong-golongkan setiap penugasan tanpa kertas. 25

Google classroom merupakan aplikasi dari google yang Berfungsi sebagai

sistem manajemen pembelajaran untuk sekolah-sekolah dengan tujuan memudahkan pembuatan pendistribusian dan penilaian tugas secara online.

Google classroom berperan sebagai media atau alat yang dapat di gunakan guru dan peserta didik untuk menciptakan kelas online, di mana guru dapat memberikan tugas maupun pengumuman secara langsung.

Google classroom menjadi teknologi komunikasi paling utama dalam kegiatan proses pembelajaran. Kehebatan teknologi komunikasi ditandai dengan

hadirnya metode pembelajaran e-learning. Google classroom merupakan sarana memperlancar komunikasi jarak jauh antara guru dan peserta didik. Sarana belajar

bersama, menerima dan membaca materi, mengirimkan tugas secara jarak jauh hingga menyajikan nilai tugas secara transparansi. Semua peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran ini mendapatkan kesempatan yang sama.

24Muhammad Yaumi, Media & Teknologi Pembelajaran, h. 7.

25Asnawi N, "Pengukuran usability aplikasi google classroom sebagai e- learning menggunakan use questionnaire (studi kasus: Prodi sistem informasi unipma)", Research: Journal of Computer, Information System & Technology Management 1, No 1 (Agustus 2018), h. 17-21.

44

Memanfaatkan google classroom sebagai proses pembelajaran dapat membuat peserta didik sebagai partisipan mampu mengarsipkan tugas dan menghubungkannya dengan penyimpanan google drive. Fleksibilitas waktu dan tempat juga membuat google classroom menjadi proses pembelajaran yang disukai. Selain menjadikan peserta didik lebih mandiri juga membuat sesi diskusi layaknya kelas tatap muka tetap dapat terjalin. Kehadiran google classroom

sebagai salah satu media pembelajaran diminati dan membuat pengalaman baru peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.26

Google classroom adalah layanan berbasis internet yang disediakan secara

gratis oleh google sebagai sebuah e-learning. Layanan ini didesain untuk membantu pendidik membuat dan membagikan tugas kepada peserta didik secara paperless. Dengan demikian, jika mereka membutuhkan bantuan karena kesulitan memahami tugas atau ingin mempelajari lebih lanjut tentang topik tertentu, mereka bisa mendapatkan masukan langsung dari teman mereka. Sehingga pembelajaran menjadi aktif dan tidak membosankan.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat di simpulkan bahwa google classroom adalah sebuah teknologi yang di rancang oleh google untuk mempermudah guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas dalam membuat, mengembangkan dan menggolongkan setiap penugasan tanpa kertas (paperless). Google classroom dapat di akses melalui website dan aplikasi. Untuk melalui website dapat menggunakan google chrome. Dan untuk aplikasi tersedia di Playstore untuk android, dan App untuk IOS.

26Swita Amallia Hapsari dan Heri Pamungkas, “Pemanfaatan Goggle Classroom sebagai Pembelajaran Online di Univrsitas Dian Nuswantoro”, Jurnal Wacana 18, No 2 (Desember Media 2019), h. 231.

Google classroom merupakan produk google yang terhubung dengan gmail, drive, hangout, youtube dan calender. Banyaknya fasilitas yang disediakan

google classroom akan memudahkan guru dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud bukan hanya di kelas saja melainkan juga di luar kelas karena peserta didik dapat melakukan pembelajaran

dimana pun dan kapan pun dengan mengakses google classroom secara online.

Google classroom adalah suatu learning management system yang dapat digunakan untuk menyediakan bahan ajar, tes yang terintegrasi penilaian. Berbeda

dengan media pembelajaran yang lain keunggulan media google classroom adalah asalan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran. Google Classroom membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih produktif dan bermakna dengan menyederhanakan tugas, meningkatkan kolaborasi, dan membina komunikasi.

Pengajar dapat membuat kelas, memberikan tugas, mengirim masukan melihat semuanya di satu tempat.

3. WhatsApp

Aplikasi WhatsApp (WA) menjadi salah satu sarana komunikasi yang saat

ini disukai oleh seluruh masyarakat. Penggunaan media sosial WA sudah menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi. whatsapp sebagai aplikasi chatting yang dapat mengirim dan menerima pesan teks, gambar, video dan lain-lain kepada orang lain dengan menggunakan smartphone jenis apapun yang mendukung komunikasi di seluruh dunia. Dari sisi hasil pembelajaran, pembelajaran online atau jarak jauh sebagai media Grup WhatsApp masih menjadi kontroversi di kalangan pemangku kepentingan dan masyarakat.

Hal ini dikarenakan pembelajaran online masih dirasa belum lebih baik dari pembelajaran konvensional tatap muka, terutama dalam hal pembelajaran matematika Paradigma pembelajaran matematika menuntut siswa untuk berpikir

46

kritis agar dapat memahami konsep-konsep matematika yang dipelajari dan mampu menerapkan konsep-konsep tersebut dengan baik dari berbagai respon terhadap masalah matematika. Walaupun banyak fitur canggih yang ditawarkan oleh aplikasi WhatsApp, namun dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran online masih menimbulkan permasalahan, hal ini terlihat dari masih adanya pro dan kontra yang terjadi dari kalangan pendidik, siswa dan orang tua murid27.

4. Google Meet

Google meet Merupakan sebuah aplikasi video conference yang digunakan

untuk proses meeting secara online yang dibuat dan dikembangkan oieh Google.

Google meet memungkinkan pengguna untuk mengadakan rapat saat dalam

perjalanan, melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan kelas pelatihan virtual, wawancara jarak jauh, dan masih banyak lagi. Googie meet memiliki fitur yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan panggilan video berkualitas tinggi untuk grup yang dapat mencapai 250 orang. Google meet merupakan versi yang terbaru lebih

kuat dibandingkan dengan Hangouts pendahulunya karena Google Meet memiliki fitur yang mampu ditampilkan pada aplikasi web, Android, dan 10S.

Disamping itu, aplikasi Google Meet memiliki Interface atau antarmuka yang unik dan fungsional dengan ukuran ringan dan cepat, mengedepankan pengelolaan yang lebih efisien sehingga mudah untuk digunakan dan diikuti oleh semua penggunanya. Google meet dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa yang berlangsung

27Muhammad Turmuzil, Laila Hayati , Nurul Hikmah, Eka Kurniawan, Deni Hamdani

“Persepsi Guru Sekolah Menengah Pertama terhadap Penggunaan Aplikasi Whats Anna Pembelajaran Online Selama Pandemi СOVID-19" Jurnal Ilmu Pendidikan 3 No 6 2021), h 4847 - 4857

dari rumah sekaligus mengajarkan siswa untuk memanfaatkan teknologi sejak dini sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna untuk siswa tersebut

Pemanfaatan google meet sebagai media pembelajaran bertujuan untuk menciptakan keterampilan menyimak dan berbicara dalam menggunakan aplikasi google meet sebagai media pembelajaran.28

Berkenaan dengan pembelajaran online penulis memasukkan teori pembelajaran kolaboratif online (Online Colaborative Learning) di dalam tesis ini.

Kegiatan pembelajaran online dengan memanfaatkan penggunaan internet terdapat teori yang dapat meninjau kegiatan pembelajaran tersebut yaitu teori pembelajaran kolaboratif online, atau OCL, merupakan teori yang pertama kali di cetuskan oleh Linda Harasim, Profesor di School of Communication di Simon Fraser University di Vancouver pada tahun 2012 dari teori yang awalnya disebut komunikasi melalui komputer (CMC), atau pembelajaran jaringan. Teori pembelajaran kolaboratif online, atau OCL, adalah bentuk pengajaran konstruktivis yang mengambil bentuk pembelajaran kelompok yang dipimpin instruktur secara online. Dalam OCL, siswa didorong untuk bersama memecahkan Masalah melalui wacana alih-alih mengingat jawaban yang benar. Pendidik memainkan peran penting sebagai fasilitator serta anggota komunitas pengetahuan yang diteliti.29

Prinsip-prinsip desain dalam pembelajaran OCL menurut Harasim, ada tiga tahap konstruksi pengetahuan melalui wacana dalam kelompok:

a. Pembuatan gagasan: fase brainstorming, di mana pikiran yang berbeda

a. Pembuatan gagasan: fase brainstorming, di mana pikiran yang berbeda

Dalam dokumen UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2021 (Halaman 46-62)

Dokumen terkait