• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Dalam Meningkatkan Mutu Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskrpsi Lokasi Penelitian

2. Upaya Dalam Meningkatkan Mutu Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

Dalam rangka meningkatkan mutu tenaga pendidik sekolah dasar di Kecamatan Srumbung, pihak UPT DISDIKPORA menyelenggarakan berbagai upaya diantaranya pelatihan, workshop, bintekdan diklat yang bertujuan untuk membekali guru–guru agar memilki ilmu dan wawasan tentang pendidikan semakin luas. Selain itu, pihak UPT juga mengadakan pembinaan secara personal kepada guru yang mengalami kesulitan ketika dalam proses pembelajaran. Hasil dari pembinaan yang didapatkan guru dapat dipraktekkan guru ketika mengajar di kelas. Hal ini sebagaimana diketahui dari pernyataan Bapak SJ selaku kepala UPT DISDIKPORA Kec. Srumbung sebagai berikut:

“ada progran yaitu dengan melakukan pembinaan kepada guru bisa secara intern maupun ekstern. Kalau pembinaan secara ekstern, kami mengundang narasumber dari luar bisa dari Dinas Pendidikan ataupun LPMP. Sedangkan pembinaan dari intern, pihak UPT juga mempunyai narasumber yang berkompeten itu bisa dari pengawas. Besok senin, selasa dan kamis itu akan diadakan workshop di UPT ini. Kalau tahun kemarin ada juga workshop ya sperti diklat itu yang mengadakan dinas kabupaten. Kami mengirimkan guru sesuai permintaan kuota saja jadi

89

tidak semua guru yang mengikuti pelatihan tersebut”(waw. 26 Maret 2016).

Tidak hanya pihak UPT yang menyelenggarakan berbagai pelatihan dan diklat guna meningkatkan mutu guru. Melainkan juga pihak Dinas Kabupaten Magelang yang menyelenggarkan berbagai program seperti diklat Peningkatan kompetensi mutu guru kelas,Workshop penuulisan karya ilmiah guru dll. Selain itu pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang juga melakukan upaya agar guru lebih meningkat dalam etos kerjanya dengan memanfaatkan teknologi yaitu dengan membuat jurnal online yang bernama AVICIANA. Dalam jurnal ini guru di beri wadah untuk dapat menuangkan karya ilmiahnya secara online sehingga dapat diakses secara nasional melalui internet. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Bapak SR sebagai berikut :

“berbagai cara dari pihak dinas untuk dapat meningkatkan mutu guru misal dengan pelatihan, workshop. Ada pula Peningkatan kompetensi mutu guru kelas,Workshop penulisan karya ilmiah guru, pelatihan Kompetensi Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD dan PAUD, Bintek peningkatan kompetensi guru kelas dan masih banyak lagi semuanya ada di proposal”( waw. 30 April 2016).

Penyataan Bapak SR tentang jurnal AVICIANA sebagai berikut :

“ ...Kalau pihak dinas selalu mengupayakan berbagai cara agar mutu guru selalu meningkat. Salah satunya dengan jurnal online yang bernama AVICIANA. Jadi jurnal online memberikan wadah kepada guru untuk menyalurkan karya ilmiahnya secara online sehingga hasil karyanya dapat dinikmati secara nasional bahkan internasional” (waw. 30 April 2016).

Selain pihak Dinas dan UPT yang melakukan berbagai upaya guna meningkatkan mutu tenaga pendidik. Pihak sekolah juga melakukan upaya yaitu dengan memberi kesempatan kepada para guru untuk

90

mengembangkan potensi dan keprofesionalan dirinya melalui berbagai pelatihan yang telah diselenggarakan oleh pihak Dinas dan UPT. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu NHD selaku kepala sekolah SD Negeri Sikepan 1 sebagai berikut :

“memberi kesempatan bagi semua guru khususnya di SD Negeri Sikepan 1 untuk mengembangkan potensi dan keprofesionalisme guru itu sendiri yang tersalurkan melalui program diklat, workhshop dan bintek. Selain itu juga memberi kesempatan bagi semua guru untuk menjadi kepala sekolah dan memberi kesempatan pula bagi guru untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi” (waw. 4 April 2016).

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bapak MY selaku kepala sekolah SD Negeri Jamblangan sebagai berikut :

“Oiya kalau itu ada. Kalau waktu yang lalu ada istilahnya sertifikasi guru. Seritifikasi menuntut supaya guru itu mengajar secara profesional. Sehingga dari pihak pemerintah mengadakan PLPG. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kedisiplinan terutama dalam mengajar dan kinerja guru. Dari hal itu nantinya hasil pendidikan akan meningkat. Salah satu nya ada tunjangan profesi. Selain itu, ada lagi pengirian diklat. Ada beberapa diklat yang diselenggarakan baik oleh Dinas Pendidikan maupun oleh UPT diantaranya diklat mata pelajaran yang ditujukan oleh guru – guru yang mengampu kelas tinggi dan diklat teatik bagi guru – guru yang mengampu kelas rendah” (waw. 14 Maret 2016).

KKG atau kelompok kerja guru merupakan salah satu upaya dari beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak UPT DISDIKPORA untuk meningkatkan mutu guru. Dalam forum KKG semua guru sekolah dasar di Kec. Srumbung dapat sharing dan bertukar pikiran tentang permasalahan yang dihadapi ketika proses pembelajaran di kelas. KKG di Kecamatan Srumbung dibagi menjadi empat kali dalam sebulan. Pada minggu pertama

91

dan kedua KKG dilaksanakan pada tingkat gugus atau daerah binaan, pada minggu ketiga KKG dilaksanakan pada tingkat UPT dan pada minggu keempat KKG dilaksanakan pada tingkat sekolah. Kelompok kerja guru dilaksanakan setiap hari Sabtu siang setelah jam belajar selesai. Hal ini dimaksudkan agar KKG tidak mengganggu dalam proses pembelajaran. Pada tingkat sekolah yang menjadi pembina adalah kepala sekolah. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Ibu NK sebagai berikut :

“program itu ada mengadakan KKG ( Kelompok Kerja Guru) jadi dalam KKG apabila ada guru yang mengalami kesulitan saat proses pembelajaran bisa saling bediskusi untuk menyelesaikan permasalahan. KKG itu dilakukan beberapa tingkat ada tingkat sekolah, gugus, dan tingkat UPT” ( waw. 30 April 2016).

Diperkuat dengan pernyataan Ibu MK selaku wali kelas 3 SD Negeri Sikepan 1 sebagai berikut :

“ ....Rutin, kalau KKG itu dilakukan setiap hari Sabtu pada Minggu itu pada tingkat gugus, tapi kalau KKG yang yang tingkat Kecamatan sudah lama tidak dilaksanakan. Dalam forum KKG gugus itu yang menjadi pembina adalah pengawas sekolah dan masing – masing kepala sekolah” ( waw. 30 April 2016).

Dari pernyataan beberapa narasumber diatas maka dapat disimpulkan bahwa berbagai cara telah dilakukan guna meningkatkan mutu guru baik dari pihak Dinas Kabupaten Magelang, UPT DISDIKPORA Kec. Srumbung maupun pihak sekolah. Berbagai lembaga pendidikan tersebut mempunyai caranya masing – masing agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Beberapa program tersebut diantaranya Pelatihan Peningkatan Kompetensi Mutu Guru Kelas,Workshop Penulisan Karya Ilmiah Guru, Pelatihan Kompetensi Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD dan

92

PAUD, serta Bintek Peningkatan Kompetensi Guru Kelas dan KKG atau Kelompok Kerja Guru serta jurnal online AVICIANA. Namun kelemahan dari upaya peningkatan mutu guru sekolah dasar ini adalah tidak teraturnya pelatihan dilaksanakan yang menyebabkan kurang tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Hal ini sesuai yang diungkapkan Ibu FA sebagai berikut :

“kalau hanya dibutuhkan saja mbak..dari pihak UPT tidak memberikan jadwal secara terperinci” (waw. 28 April 2016). Hal ini diperkuat dengan pernyataan beberapa guru di SD Negeri Sikepan 1 dan SD Negeri Jamblangan sebagai berikut :

“....kalau KKG itu dilakukan setiap hari Sabtu pada tingkat gugus, tapi kalau KKG yang yang tingkat Kecamatan sudah lama tidak dilaksanakan. Dalam forum KKG gugus itu yang menjadi pembina adalah pengawas sekolah dan masing – masing kepala sekolah. Namun kalau pelatihan yang lain itu saya rasa tidak rutin biasanya hanya ada pemberitahuan dari UPT seminggu sebelummnya” (waw. 30 April 2016).

kalau yang KKG itu rutin namun kalau yang lainnya tidak. Alasan mengapa program yang lainnya tidak terjadwal secara rutin mungkin karena dana yang ada masih minimal dan kegiatan – kegiatan yang ada di UPT pun sudah banyak” (waw. 9 April 2016). “ouh...tidak mbak. Pelatihan itu sifatnya tidak terjadwal” (waw. 22 Maret 2016).

Faktor tidak adanya jadwal yang pasti dalam pelaksanaan pelatihan dandiklat serta workshop tersebut menyebabkan pelatihan yang dilaksanakan tidak berjalan secara optimal dan efektif. Selain faktor tersebut ada pula faktor lainnya yang menghambat diantaranya yaitu kurangnya semangat dari peserta pelatihan ketika mengikuti seminar ataupun diklat, kedisiplinan yang masih rendah, dan waktu pelatihan yang

93

terlalu singkat. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan Ibu NK sebagai berikut :

“namanya juga pelatihan dan itu hanya dilaksanakan cuma seminggu, materi yang diberikan juga sangat banyak. Waktunya juga sampai sore. Setiap orang kan menerima materi yang diberikan juga berbeda – beda. Ada yang baik dan ada yang kurang. Kalau dapat saya simpulkan masih belum optimal” (waw. 30 April 2016).

Diperkuat dengan pernyataan Ibu MK sebagai berikut :

“ya kalau menurut saya tergantung dengan orangnya masing – masing. Namun kalau saya belum optimal. Hal ini dikarenakan banyak guru di Kec. Srumbung yang sudah tua, kemudian saat pelatihan berlangsung banyak yang tidak memperhatikan. Ada pula yang telat saat datang ke pelatihan” (waw. 30 April 2016).

Walaupun upaya yang dilakukan pihak UPT DISDIKPORA Kec. Srumbung belum berjalan secara optimal. Namun sedikit banyak telah berpengaruh terhadap kinerja guru. Dari berbagai pelatihan tersebut guru menjadi lebih profesional dalam mengajar. Misalnya dalam pelatihan membaca tanpa mengeja sebelumnya guru belum mengetahui metode yang tepat, namun setelah mengikuti guru pelatihan tersebut menjadi mengerti. Selain itu setelah diadakannya program PLPG, kedisiplinan guru semakin meningkat. Hal ini sebagaimana pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak MY sebagai berikut :

Kalau efektif nya ya belum maksimal tapi juga sudah berpengaruh. Terutama dalam kdisipilnan guru. Kalau dulu sebelum ada PLPG. Guru pulang bersamaan dengan murid sekitar jam 13.00 WIB atau bahkan 12.15 WIB. Tapi sekarang karena sudah ada PLPG guru baru boleh pulang setelah pukul 14.00 WIB khusunya bagi guru yang sudah bersertifikasi jam kantor sampai pukul 14.00 WIB. Hal itu untuk memenuhi admnistrasi” (waw. 14 Maret 2016).

94

Diperkuat dengan pernyataan Ibu SN selaku wali kelas 1 SD Negeri Sikepan 1 sebagai berikut:

“menurut saya sudah cukup efektif mbak..karena dulunya sebelum guru mengikuti pelatihan. Misalnya dalam pelatihan membaca tanpa mengeja sebelumnya guru belum mengetahui metode yang tepat, tapi setelah mengikuti guru jadi tahu” ( waw. 22 Maret 2016).

3. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Dalam Strategi Peningkatan