• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan keterampilan mengelola sumber Bagian dar

Dalam dokumen PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUT (2) (Halaman 159-187)

Perpajakan, terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Butet Wulan Trifina 1) , dan Elvira Wijayanti 2)

4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber Bagian dar

menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

Model pembelajaran kooperatif adalah

rangkaian kegiaatn belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok- kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada tiga cara dasar bagaimana mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain, yaitu kompetitif, individualistic dan kooperatif. Mahasiswa dapat berkompetisi untuk melihat siapa yang terbaik, mereka daapt bekerja individualistis untuk mencapai tujuan tanpa member perhatian kepada mahasiswa lain, atau mereka dapat bekerjasama and saling member perhatian.

Smith dan MacGregor (2007) mendefinisikan cooperative learning

sebagai “the most carefully structured

end of the coolaborative learning

continuum” (Ravenscroft, 2006).

Johnon, Johnson and Holubec (2008) mendefinisikan cooperative learning

sebagai “ the instructional use of small

groups so that students work together to

maximize their own and each other’s learning” (Phipps et al., 2011).

Berbagai riset tentang cooperative learning menunjukkan hasil yang konsisten bahwa cooperative learning

akan meningkatkan prestasi, hubungan interpersonal yang lebih positif dan self- esteem yang lebih tinggi dibandinkan upaya kompetitif atau individualistis (Phipps et al., 2011).

Upaya cooperative learning

diharapkan menjadi lebih produktif dibanding upaya kompetitif ataupun individualistis, bila upaya kooperatif tersebut di dalam kondisi tertentu. Kondisi ini kemudian merupakan elemen dasar cooperative learning mencakup perlunya independensi positif, adanya interaksi tatap-muka (face-to-face interaction), dimilikinya individual

accountability, digunakannya

collaborative skills dan adanya group processing.

Adapun 4 unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) adanya peserta dalam kelompok, 2) adanya aturan kelompok, 3) adanya upaya belajar setiap kelompok,, 4) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar. Pembelajaran ini berdasarkan sistem pengelompokan tim kecil, yaitu antara 2 sampai 4 orang, yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward),

jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

Pembentukan kelompok ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

Sasaran belajar dari pembelajaran kooperatif ini antara lain untuk mengembangkan aneka kemampuan sebagai berikut: 1) ketrampilan berkomunikasi, 2) ketrampilan ini pada dasarnya berkenaan dengan kemampuan menangkap pengertian atau makna dari apa yang di dengar, dibaca, dilihat, dicium, diraba, atau dilakukan dan kemudian menjelaskan pengertian atau makna hasil tangkapan dan pengolahan pikiran dengan bahasa atau kata-kata sendiri sehingga dipahami oleh orang lain., 3) Inisiatif and kreatifitas, Kemampuan ini pada intinya merupakan kesediaan atau kesiapan kemampuan, keberanian untuk mealakukan suatu hal baru atau cara lain dalam menangani suatu pekerjaan atau memanfaatkan sumberdaya atau memecahkan persoalan, 4) Sinergi atau kerjasama. Sinergi atau kerjasama adalah semangat dan kesediaan untuk berbuat bersama orang lain secara kelompok dalam menangani suatu kegiatan yang secara sadar di rancang bersama guna mendapatkan kemanfaatan sebeasr-besarnya.

Penelitian mengenai student active learning dan project based learning telah dilakukan oleh Waras Kamdi (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

student active learning dan proyect based learning sangat baik diterapkan untuk pendidikan vokasi karena mahasiswa akan lebih mengetahui, mempraktekkan atau mengaplikasikan lebih dulu dalam dunia praktek atau dunia kerja nyata sebelum mahasiswa terjun di dunia kerja/dunia nyata.

Metode Penelitian

Rancangan Penelitian adalah peneli- tian kualitatif terapan dengan Penelitian Tindakan Kelas. Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis dan Carr (2005). Kedua penulis ini mengemukakan bahwa: Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan, termasuk di dalamnya bidang pendidikan. (Kemmis & Carr, 2005).

Gambar 1. The Action Research Spiral by Kemmis & Taggart, 2005

Penelitian Tindakan Kelas juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang terkait dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (Kemmis dan Taggart,1988). Sebagai

REVISED PPLAN REFLECT

ACT & OBSERVE PLAN REFLECT

subyek dalam penelitian ini adalah 300 mahasiswa, semester ke tiga dan ke empat Angkatan 2014/2015 yang menempuh mata kuliah SIA Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang. Penelitian ini direncanakan akan melibatkan industri atau UMKM sebagai implementasi dari mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi berbasis SAK Etap ke dalam dunia nyata dan mahasiswa jurusan akuntansi Politeknik Negeri

Malang klas D3-

IIA,IIB,IIC,IID,IIE,IIF,IIRKI dan D4- IIA, IIB,IIC,IID,IIE . Metode Pengumpulan Data adalah data

dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi terhadap obyek penelitian. Adapun teknik analisis data adalah peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, memeriksa di lapangan, kemudian membuat rencana proyek-proyek pembelajaran, pelaksanaan dan observasi, yang datanya diambil dari UMKM dan evaluasi. Permasalahan yang timbul akan dianalisis dan dipecahkan oleh mahasiswa dengan kemmapuan berdasarkan teori yang ada, dipresentasikan di kelas dan didiskusikan secara kelompok dengan menggunakan multimedia. Kriteria Keberhasilan (Indikator Capaian) adalah program evaluasi yang direncanakan dalam

penelitian ini adalah “ multiple strategies” dalam melihat perkembangan

maupun penilaian pada hasil produk yang disesuiakan dengan tujuan pembelajaran yaitu pre-test, kuis, uts, test harian, uas, tugas project based learning. Adapun komponen proses dan hasil penilaian terhadap proses pembelajaran mahasiswa tampak pada tabel 2.

Tabel 2

Proses dan Hasil Penilaian

Interval (dalam huruf) Nilai 80-100 A 71-79 B+ 66-70 B 61-65 C+ 51-60 C 40-50 D 0-39 E

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian implementasi pembaharuan model pembelajaran mata kuliah SIA dan Auditing ini adalah terciptanya rencana pengembangan pembelajaran, satuan acara perkuliahan, garis besar program pembelajaran, bahan ajar SIA dan Auditing, alat peraga SIA dan Auditing dengan power point serta animasi, laporan hasil implementasi SIA ke UMKM yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang dibagi secara kelompok. Masing-masing kelompok 3 orang. Serta hasil penilaian terhadap 300 mahasiswa yang menempuh mata kuliah SIA dengan ranking nilai yang mendapat nilai A sebanyak 85 %, nilai B+ sebanyak 10 % dan nilai B sebanyak 5 %,C+ sebanyak 5%. Sedangkan untuk mata kuliah Auditing yang mendapat nilai A sebanyak 80%, nilai B+ sebanyak 15%, dan nilai B sebanyak 5%. Sedangkan tanggapan mahasiswa terhadap model pembelajaran mata kuliah SIA dan Auditing yang baru yaitu proyect based learning adalah 90 % setuju diterapkannya model pembelajaran

proyect based learning, karena pembelajaran ini membuat mahasiswa aktif, inovatif, kreatif, efektif serta menyenangkan, membuat mahasiswa lebih berkompeten terhadap mata kuliah SIA dan Auditing baik dalam pengetahuan maupun ketrampilan,

sedangkan 10% masih senang dengan pembelajaran tradisional yaitu metode ceramah. Berikut gambar mahasiswa belajar dan ujian SIA dan Pengauditan.

Pembahasan

Hasil penelitian implementasi pembaharuan model pembelajaran mata kuliah SIA dan Auditing ini adalah terciptanya kompetensi untuk mata kuliah SIA dan Auditing , Rencana pengembangan pembelajaran, Garis-garis besar program pembelajaran, satuan acara perkuliahan, bahan ajar SIA dan Auditing, alat peraga SIA dan Auditing dengan power point serta animasi, laporan hasil implementasi SIA ke UMKM. Berdasarkan SAK Etap. Penelitian ini mengimplementasikan metode pembelajaran yang baru terhadap mata kuliah Sistem Informasi akuntansi dan Auditing dengan motede proyect based learning dan pemanfaatan bahan ajar serta alat peraga yang menggunakan multimedia serta mahasiswa diberi proyek /tugas untuk mendesain dan membuat laporan keuangan dengan desain sistem tersebut pada UMKM berdasarkan SAK Etap serta memecahkan permasalahan yang terjadi. Desain didasarkan pada teori dan konsep yang telah diajarkan di kelas atau sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi atau sesuai dengan bahan ajar yang telah dibuat oleh dosen. Proyek mendesain sistem ini akan sangat membantu perusahaan dalam pembuatan laporan keuangan karena selama ini masih banyak UMKM yang belum mempunyai sistem akuntansi, sehingga mereka kesulitan dalam pembuatan laporan

keuangannya. Pembelajaran menjadi lebih mudah, tidak membosankan mahasiswa lebih paham akan teori dan kemudian memecahkan permasalahan yang ada di dunia nyata sehingga aspek kognitif, psikomotorik dan afektif dapat tercapai. Dalam pembelajaran Auditing mahasiswa diberi kasus atau soal untuk dapat mengaudit suatu laporan keuangan perusahaan kemudian membuat kertas kerja, dan memberikan pendapat auditor atas hasil audit yang telah dilakukan oleh mahasiswa. Di bawah ini hasil wawancara dengan responden atau informan yaitu beberapa mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah SIA dan Auditing dengan metode pembelajaran yang baru yaitu project based learning

dan pemanfaatan bahan ajar dan multimedia.

Anggun Rikmawati,

Menurut saya sistem pembelajaran SIA dan Auditing dengan menggunakan

project based learning lebih akurat, efisien karena terhubung langsung di dunia kerja/nyata. Kita lebih mudah memahaminya, apalagi dengan adanya panduan modul/bahan ajar dan multimedia berupa power point animasi. Karena pada dasarnya apapun yang dikerjakan langsung/praktek akan lebih mudah dibandingkan hanya belajar teori saja. Dan sistem ini juga mengajarkan/melatih skill pada saat kerja nanti.

Lisna Hilmiyanti,

Menurut saya, mata kuliah SIA dan Auditing yang selama ini diterapkan menggunakan project based learning

membuat saya menjadi lebih paham karena hasil pembelajaran yang saya terima tidak hanya berupa teori tetapi juga praktek untuk menyusun sistem informasi akuntansi yang terdapat dalam suatu perusahaan baik perusahaan manufaktur, jasa atau dagang. Tak hanya itu kita juga dapat mengetahui kekurangan/kelemahan dari sistem yang

telah dibuat sebuah perusahaan dengan begitu kita dapat memperbaiki sistem yang telah dibuat untuk menciptakan sistem informasi akuntansi yang lebih baik. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan mudah dengan menggunakan modul/bahan ajar dan multimedia.

Dinda Ayu Kristalia,

Menurut saya, pembelajaran berdasarkan proyek yang diberikan cukup efektif, itu bisa membuat mahasiswa bisa semakin kreatif dan inovatif. Selain itu dari situ kita bisa menerapkan teori SIA yang sudah diajarkan dalam proyek tersebut, serta dapat melatih mahasiswa agar bisa terjun langsung dalam pembelajaran project based learning dan multimedia.

Leila Nur Chasanah,

Menurut saya, mata kuliah SIA dan Auditing dengan menggunakan project based learning lebih tepat, karena saya menjadi lebih paham untuk mempelajari cara praktek untuk membuat laporan keuangan di suatu perusahaan. Tidak hanya itu, saya juga dapat mengerti kekurangan sistem yang sudah dibuat oleh perusahaan tersebut. Jadi saya dapat memperbaiki sistem tersebut sehingga bisa menjadi lebih baik lagi.

Erza Putra Rizky R,

Menurut saya metode pembelajaran SIA dan Auditing dengan menggunakan

project based learning and multimedia membuat mahasiswa sangat aktif, kreatif, pembelajaran efektif, inovatif, menyenangkan, karena mendorong mahasiswa untuk mengerti materi SIA dan dapat mengaplikasikan ke dunia kerja/nyata.

Rizki Tri Anugrahsari,

Menurut saya, pemeblajaran berdasarkan proyek cukup efektif diberikan kepada mahasiswa. Karena dengan membuat proyek kita terjun langsung ke praktek dan mengaplikasikannya ke perusahaan atau

dunia nyata membut mahasiswa menjadi lebih paham. Dan penggunaan multimedia yaitu power point dengan animasi cukup baik sehingga mahasiswa akan lebih tertarik dalam memahami materi.

Iritan Permata Sandy,

SIA merupakan mata kuliah yang dapat dibilang membosankan, tetapi dengan adanya Project based learning

kami lebih dapat mencerna SIA sehingga SIA yang rumit dapat dimengerti. Pengajar sayapun sangat dekat dengan mahasiswa/I sehingga mahasiswa/I enjoy

dalam menerima materi. Dengan adanya power point dan animasi yang menarik dapat menambah semangat dalam pembelajaran. Modul/bahan ajar yang telah disusun menjadi lebih mudah bagi kami untuk mempelajari atau mendalami SIA.

Dwi Argo Putro,

Menurut saya, mata kuliah SIA dan Auditing dengan menggunakan project based learning lebih tepat saya lebih paham untuk mempelajarinya dengan cara praktek untuk membuat laporan keuangan di suatu perusahaan. Dan tidak hanya itu saya lebih mengerti tentang kelebihan atau kekurangan dari SIA yang telah disusun oleh perusahaan. Saya dapat memperbaiki kekurangan SIA perusahaan dengan adanya project ini. Pada intinya saya sangat senang dan saya sangat mendukung dengan adanya pembuatan project ini.

Othy Happy D.S,

Pendapat saya tentang pembelajaran SIA dan Auditing berdasarkan proyek yaitu: 1) saya lebih mengerti dan memahami konsep serta penerapan desain SIA dalam perusahaan, 2) kegunaan desain SIA ini ternyata sangat membantu perusahaan dalam mencatat/memposting keluar masuk transaksi yang dilakukan serta lebih efisien dalam penggunaannya, 3) dengan pembelajaran SIA project

based learning memberi kesan menarik untuk diri saya karena tidak hanya konsep teori yang wajib kita pelajari tetapi juga dengan adanya proyek langsung dalam konteks perusahaan yang membuat saya lebih mengerti penerapan/aplikasi SIA dalam dunia kerja.

Dita Octavia P,

SIA dan Auditing merupakan salah satu mata kuliah yang sangat memerlukan konsentrasi total karena banyak mengandung teori-teori yang harus dipahami didalamnya. Dalam pengaplikasiannya menggunakan project based learning dengan pemanfaatan bahan ajar dan multimedia power point serta animasi terkesan lebih efektif. Saya merasa sangat nyaman dengan metode yang diterapkan, karena sangat membantu dalam penyerapan teori dan aplikasi ke dalam praktek penyusunan sistem sampai pembuatan laporan keuangan suatu entitas usaha.

Rizky Putri,

Pembelajaran SIA dan Auditing dengan project based learning membuat mahasiswa lebih memahami konsep teori dan pengaplikasiannya ke dalam dunia kerja/nyata/entitas usaha. Modul/bahan ajar juga sangat mendukung dalam pembelajaran serta penggunaan multimedia dengan power point dan animasi juga sangat membantu dalam pemahaman konsep teori.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang didapat adalah :

1. Metode pembelajaran project based learning telah berhasil diterapkan di pendidikan vokasi yaitu Politeknik Negeri Malang.

2. Terciptanya RPP, SILABI, SAP, GBPP, bahan ajar, power point dengan animasi (multimedia) untuk mata kuliah SIA dan Pengauditan.

3. SIA berhasil di implementasi kan ke UMKM.

4. Mahasiswa lebih kompeten dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan.

5. Hasil survey menunjukkan bahwa mahasiswa lebih senang dengan metode pembelajaran proyect based learning dan cooperative learning.

6. Nilai mahasiswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Saran

Sebaiknya inovasi metode pembelajaran yang baru yaitu Paikem ini berdasarkan metode proyect based dan cooperative learning digunakan untuk pembelajaran di pendidikan vokasi yaitu Politeknik Negeri Malang maupun pendidikan vokasi yang lainnya.

Daftar Rujukan

Ahmadi, 2011, Makalah Pembelajaran Paikem, Jakarta.

Anonim. 2010. Tanya Jawab Seputar Unit dan Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Bagian Kurikulum Depdiknas Ditjen Dikti Direktorat Pembinaan akademik dan Kemahasiswaan.

Anonimous, 2015, Pembelajaran Aktif, Buletin P & P, Verksi Eletronik, Edisi 3 (April-Juni 2015).

Baer, John. Grouping and Achievement in Cooperative Learning. College Teaching. Vol. 51 No. 4.

Blumenfeld et al., 2011. Motivating Project Based Learning: Sustaining The Doing, Supporting The Learning. Journal Educational Psychologist. Vol. 26 No. 3-4 p. 369-398.

Carr, Kemmis, 2005, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung.

Chong, Vineent K. 2012. Cooperative learning: The Role of Feedback and

Use of Lecture Activities on Student’t

Academic Performance.

Cook, Ellen D.,, anita C. Hazelwood. 2012. An Active Learning Strategy for the Classroom ”Who Wants to Win

Some Mini Chips Ahoy ? /Journal of Accounting Education 20 pp. 297- 306.

Depdiknas. Tanpa Tahun. Konsep Paikem.http://akhmadsudrajat.wordpr ess.com/Bahan ajar/konsep- pakem/feed, Nofember,23,2010. Dewajani, Sylvi. 2012. Belajar Mandiri

Belajar Aktif Strategi Kognitif,

makalah disampaikan pada Pelatihan Active Learning yang diselenggarakan PHK A3 Jurusan IESP Undip di Semarang.

_____________, 2013. Case-Based Learning. Makalah disampaikan pada Pelatihan Active Learning yang diselenggarakan PHK A3 Jurusan IESP Undip di Semarang.

Dit. Teknik. 2010. Pembelajaran

Berbasis PAIKEM (CTL,

Pembelajaran Terpadu,

Pembelajaran Tematik), Jakarta, Kemendiknas.

Edgar Dale, 2013. Audio-Visual Methods in Teaching (3 rd edition) Holt, Tinehart and Winston, 1969.

Hall, James.A, 2015, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Handoko, Ham. 2015. Metode Kasus dalam Pengajaran (Manajemen), Makalah disampaikan pada Lokakarya Peningkatan Kemampuan Penyusunan dan Penerapan Kasus untuk Pengajaran, Semarang 23 Nopember. Http://Unikharinizar.multiply.com/journa l/item/8/desain-pesan pembelajaran Paikem. Http://makalahkumakalahmu.wordpress.c om./2010/11/05/pembelajaran Paikem. Http://sunartombs.wordpress.com./2011/ 12/25/paikem-pembelajaran-aktif- kreatif-efektif dan-menyenangkan. Indrayati, 2015, Sistem Informasi

Akuntansi, Edisi 1, Penerbit Aditia Media, Malang.

Indrayati, 2016, Pengauditan, Edisi 1, Penerbit Aditia Media, Malang. Jauhar.Muhammad.2011, Implementasi

PAIKEM, Jakarta, Prestasi Pustaka. Karim.M.2014.Makalah dan Sosialisasi

KBK, Cirebon.

Kamdi, Waras, 2010, Project Based Learning, Tesis, Universitas Negeri Malang

Kartadinata, Syah, 2009, Metode Pembelajaran paikem, Jakarta.

Rohani, Ahmad, 2014, Pengelolaan Pengajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Soemanto, Wasty, 2014, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan), Bina Aksara. Suparlan, 2008, Pembelajaran paikem,

Malang.

Tarmizi, 2009, Pembelajaran paikem, Malang.

Tim DBE2, 2014. Pengenalan Pembelajaran Efektif Dalam Mata Pelajaran Pokok, Jakarta.

Widjajanto,Nugroho, 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wiriatmadja,Rochiati, 2015, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

161

Defia Nurbatin1), dan Hendy Hermawan2)

1,2)STIE INDOCAKTI Malang 1)[email protected]

Abstract

The purpose of this study to produce a model of quality system of accounting in the form of Standard Operating Procedures (SOP ) as a guide agribusiness transactions along with its financial reporting to improve the accuracy of accounting information for agribusiness in Blitar. The method used in this study is a research & development models DBR (Design Based Research) on Purwiya nto (2014) were modified. The research phase starting from problem identification, data collection, product formulation, product testing (validation expert) and the refinement of the final product. Data collection techniques that focus group discussions, observation, interviews, and questionnaires (questionnaire). Questionnaire as an instrument of expert validation consists of four aspects, namely ratings aspects of usability, convenience, comprehensiveness and readability. The technique used to analyze the data validation scoring result is the percentage by category using the technique technique interval Before-After. This research has resulted in three quality systems that demonstrate the application of SOP SOP to be effective to implement with evidence of the average percentage of near-perfect and according to user needs.

Keywords : Quality System, Standard Operating Procedures, Accounting Information

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan model sistem mutu akuntansi berbentuk Standard Operating Procedures (SOP) sebagai panduan transaksi agribisnis peternakan beserta pelaporan keuangannya untuk meningkatkan keakuratan informasi akuntansi bagi peternakan di Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research & development model DBR (Design Based Research) dari Purwiyanto (2014) yang dimodifikasi. Tahap penelitian dimulai dari identifikasi masalah, pengumpulan data, penyusunan produk, uji produk (validasi ahli) dan penyempurnaan produk akhir. Tehnik pengumpulan data yaitu Focus Group Discussion, observasi, wawancara, dan kuisioner (angket). Angket sebagai instrumen validasi ahli terdiri dari 4 aspek penilaian yaitu aspek kegunaan, kemudahan, kelengkapan, dan keterbacaan. Tehnik yang digunakan untuk menganalisis data hasil skoring validasi adalah menggunakan tehnik prosentase dengan kategori interval tehnik Before-After. Penelitian ini menghasilkan sistem mutu dalam bentuk tiga SOP yang menunjukkan penerapan SOP dapat berjalan dengan efektif untuk diimplementasikan dengan bukti hasil prosentase rata-rata mendekati sempurna dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Kata Kunci : Sistem Mutu, Standart Operating Procedures, Informasi Akuntansi

Pendahuluan

Ditengah laju pertumbuhan ekonomi yang masih dikatakan belum menentu stabil kepulihannya akibat krisis eko- nomi, subsektor peternakan mempunyai potensi dan peluang yang besar sebagai

sumber pertumbuhan baru dalam pereko- nomian Indonesia. Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat Indonesia serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan protein, akan cenderung meningkatkan permin-

taan produk peternakan. Tujuan pemba- ngunan peternakan pada era globalisasi bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif dan kreatif melalui peternakan yang tangguh berbasis sumber daya lokal, sehingga produk ayam lokal bisa bersaing dengan adanya ayam impor yang sudah mulai membanjiri Indonesia. Selain itu menurut Simatupang et al.

(2004) dilihat dari segi peluang pasar, pengembangan agribisnis peternakan me- miliki prospek yang baik khususnya da- lam memenuhi kebutuhan domestik yang semakin meningkat. Hal tersebut didu- kung dengan mulai berkembangnya kepe- milikan peternakan ayam lokal khususnya di pedesaan, sehingga dapat mendorong timbulnya usaha baru sekaligus lapangan kerja bagi masyarakat.

Perkembangan usaha kepemilikan peternakan ayam lokal di pedesaan dise- babkan peternakan ayam merupakan usa- ha yang dapat dibagi sesuai dengan status produksinya yaitu ayam potong lokal diawali dengan usaha memproduksi telur tetas, dilanjutkan dengan usaha menetas- kan telur, dan terakhir usaha mempro- duksi ayam siap potong atau menyuplai daging ayam potong. Segmen-segmen usaha tersebut dapat di implementasikan di suatu wilayah atau kelompok tani ternak yang anggotanya dapat memilih usaha sesuai dengan keahliannya masing- masing. Oleh karena pangsa pasar ayam

Dalam dokumen PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUT (2) (Halaman 159-187)