• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatnya apresiasi kepada pelaku, karya, dan usaha teknologi informasi lokal di dalam dan luar negeri dapat dicapai dengan:

Dalam dokumen EKONOMI KREATIF Rencana Pengembangan TEK (Halaman 114-123)

Mengembangkan lingkungan yang kondusif yang mengarusutamaan kreativitas dalam pembangunan

12. Meningkatnya apresiasi kepada pelaku, karya, dan usaha teknologi informasi lokal di dalam dan luar negeri dapat dicapai dengan:

a. Pemberian penghargaan bagi karya maupun usaha kreatif dalam bidang teknologi informasi yang berskala nasional.

b. Pemberian fasilitas pada komunitas teknologi informasi untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap teknologi informasi.

c. Pemberian fasilitas untuk publikasi karya teknologi informasi di media massa. d. Sosialisasi dan penyebaran informasi terkait pentingnya penggunaan produk teknologi

informasi lokal serta kualitas produk teknologi informasi lokal yang tidak kalah bersaing dengan produk buatan asing.

e. Pemberian fasilitas untuk mengarsipkan karya teknologi informasi lokal yang dapat meningkatkan inovasi di bidang teknologi informasi Indonesia.

BAB 5

100 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Teknologi Informasi Nasional 2015-2019

5.1 Kesimpulan

Dalam penyusunan Rencana Pengembangan Teknologi Informasi Nasional 2015–2019, teknologi informasi dideinisikan sebagai “Suatu proses menghasilkan ide atau gagasan untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki nilai tambah, yaitu teknologi sebagai teknik dalam mengumpulkan, memproses, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi untuk memudahkan pengguna saling berinteraksi melalui jaringan komputer”. Deinisi tersebut merupakan hasil elaborasi dari proses analisis yang meliputi: kajian pustaka, wawancara mendalam, dan focus group discussion, yang melibatkan para narasumber yang mewakili pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, pelaku industri, komunitas/asosiasi, dan kalangan intelektual.

Secara umum ruang lingkup pengembangan teknologi informasi meliputi penyedia perangkat lunak internet dan penyedia jasa internet, jasa teknologi informasi, dan perangkat lunak. Penyedia perangkat lunak internet dan penyedia jasa internet meliputi jasa domain dan hosting, jasa cloud computing, dan jasa pemasaran Internet, termasuk jasa desain website dan jasa search engine optimization. Penyedia jasa teknologi informasi meliputi konsultasi teknologi informasi dan jasa lainnya serta jasa pengolahan data dan jasa outsourcing. Penyedia perangkat lunak meliputi perangkat lunak aplikasi (aplikasi umum dan aplikasi khusus), perangkat lunak sistem (sistem operasi, bahasa pemrograman, program utilitas, dan sistem manajemen basis data), dan perangkat lunak home entertainment.

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia dimulai pada era pra-internet (sebelum tahun 1990), yaitu pada saat Bank Indonesia mulai menggunakan komputer jenis IBM yang disusul oleh TNI Angkatan Darat di Bandung yang juga menggunakan komputer jenis IBM. Memasuki era internet (tahun 1990–2005), Indonesia secara resmi terhubung dengan Internet menggunakan protokol TCP/IP dan domain .id pada tahun 1993. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia pada era digital (2005–sekarang) ditandai berkembangnya aplikasi perangkat lunak yang terintegrasi dengan Internet, seperti aplikasi e-government, e-education, e-tourism and e-culture, corporate and e-business, dan beberapa aplikasi internet lainnya. Saat ini perkembangan aplikasi perangkat lunak semakin meluas kearah serba digital.

Untuk menggambarkan hubungan saling ketergantungan antara setiap peran di dalam proses penciptaan nilai kreatif dengan lingkungan sekitar, dikembangkan peta ekosistem teknologi informasi yang terdiri atas empat komponen utama, yaitu rantai nilai kreatif, lingkungan pengembangan, pasar, dan pengarsipan. Rantai nilai kreatif teknologi informasi terdiri dari proses kreasi (ekspolasi ide, analisis, interpretasi, dan inalisasi konsep), produksi, dan distribusi, sedangkan lingkungan pengembangan teknologi informasi terkait dengan kegiatan apresiasi (hak cipta, hak paten, dan merek) dan kegiatan pendidikan. Pasar di dalam subsektor teknologi informasi terdiri dari konsumen umum (konsumen dan customer yang sengaja membeli produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya) dan konsumen ahli (konsumen dan customer yang sengaja membeli produk dan jasa untuk keperluan khusus yang kemudian dianalisis dan diteliti lebih lanjut fungsi dan kegunaannya). Pengarsipan yang dimaksud dalam subsektor teknologi informasi proses penyimpanan dokumen penting dan hasil produk teknologi informasi serta dapat digunakan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan kembali. Proses pengarsipan pada teknologi informasi dapat dilakukan dalam bentuk arsip manual handbook dari pembuatan perangkat lunak atau layanan sistem cloud yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan teknologi informasi.

101 BAB 5: Penutup

Dampak ekonomi dari pengembangan subsektor teknologi informasi dapat dilihat dari peta industri yang menggambarkan keterkaitan dari suatu proses rantai nilai kreatif ke arah hulu (backward linkage) dan ke arah hilir (forward linkage). Backward linkage di dalam subsektor teknologi informasi diantaranya adalah industri desain, jasa IT consultant, jasa market research, incubator teknologi, web housing dan domain, web design/development, perusahaan hardware dan device, perusahaan telekomunikasi dan jaringan internet, perusahaan outsource, perusahaan media, perusahaan pembayaran, dan lain-lain. Forward linkage di dalam subsektor teknologi informasi diantaranya adalah industri permainan, industri penerbitan, industri produk dan jasa teknologi informasi, platform proider, mobile application, situs web, software shop, dan lain-lain. Selain digunakan dalam melihat dampak ekonomi dari subsektor teknologi informasi, rantai nilai kreatif juga digunakan dalam mengidentiikasi model bisnis yang umumnya terjadi di subsektor teknologi informasi, yaitu custom software, semi-custom, product software, freeware, shareware, proprietary, open source, freemium, hree Party Market, dan Multi Sided.

Kontribusi ekonomi subsektor teknologi informasi dapat dilihat dari nilai tambah bruto, ketenagakerjaan, aktivitas perusahaan, konsumsi rumah tangga, dan nilai ekspor. Sebagai contoh dapat dilihat di tahun 2013, subsektor teknologi informasi memberikan kontribusi nilai tambah bruto sebesar 1,57% terhadap total nilai tambah bruto industri kreatif Indonesia, dengan rata- rata pertumbuhan 2010–2013 sebesar 8,81%. Dari sisi ketenagakerjaan, subsektor teknologi informasi memberikan kontribusi sebesar 0,58% terhadap total jumlah tenaga kerja industri kreatif Indonesia, dengan rata-rata pertumbuhan 2010–2013 sebesar 1,91%.

Berdasarkan hasil temuan-temuan selama penyusunan rencana aksi jangka menengah di subsektor teknologi informasi dapat disimpulkan bahwa industri perangkat lunak adalah salah satu ruang dalam ranah industri kreatif yang bisa dilakukan banyak orang, dengan modal yang relatif tidak sebesar bisnis lainnya. Beberapa tahun mendatang, perkembangan industri perangkat lunak di Indonesia dipercaya akan meningkat tajam. Perkembangan pesat industri teknologi informasi di Indonesia membuka mata dunia tentang kemampuan SDM Indonesia yang mampu bekerja dengan baik.

Berdasarkan kondisi subsektor industri teknologi informasi di Indonesia saat ini, tantangan yang mungkin dihadapi, serta dengan memperhitungkan daya saing serta potensi yang dimiliki dan juga arahan strategis pembangunan nasional dan juga pengembangan ekonomi kreatif periode 2015–2019 maka visi pengembangan teknologi informasi selama periode 2015–2019 adalah “Terwujudnya wirausaha kreatif yang berkualitas, berdaya saing dan berkelanjutan dalam bidang teknologi informasi (perangkat lunak sistem, perangkat lunak aplikasi, jasa implementasi sistem, dan jasa pengembangan aplikasi) melalui ekosistem ekonomi kreatif ”.

5.2 Saran

Pengembangan subsektor teknologi informasi dalam satu tahun kedepan akan difokuskan pada:

• Melakukan pemetaan dan publikasi hasil pemetaan tenaga kerja teknologi informasi.

• Melakukan penyusunan kebijakan terkait crowdsourcing.

• Mulai melakukan perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana pendidikan teknologi

informasi di pendidikan tinggi.

• Memfasilitasi kolaborasi dan penciptaan jejaring kreatif antar wirausaha kreatif di tingkat lokal, nasional, dan global.

102 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Teknologi Informasi Nasional 2015-2019

• Melakukan pemetaan institusi pendidikan teknologi informasi baik formal maupun

non-formal di Indonesia.

• Mulai membangun institusi pendidikan teknologi informasi baru di Indonesia.

• Mulai memberikan bimbingan bagi unit usaha teknologi informasi di Indonesia.

• Mulai melakukan penyusunan kebijakan bentuk badan usaha teknologi informasi (irma).

• Mulai memfasilitasi pengembangan desain dan konten karya kreatif di bidang teknologi informasi.

• Memberikan fasilitas inkubator teknologi informasi.

• Mulai melakukan penyusunan skema pembiayaan untuk modal awal pelaku teknologi

informasi.

• Mengembangkan sistem informasi pasar karya kreatif di dalam negeri dan luar negeri

yang dapat diakses dengan mudah dan informasinya didistribusikan dengan baik.

• Meningkatkan persebaran dan kecepatan internet di Indonesia secara bertahap.

• Mulai melakukan pengembangan regulasi model pembiayaan bagi usaha, pelaku usaha,

orang kreatif lokal yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

• Memfasilitasi kemitraan strategis dengan negara yang memiliki kemajuan di bidang

teknologi informasi.

• Memberikan fasilitas pada komunitas teknologi informasi untuk membantu meningkatkan

kesadaran masyarakat terhadap teknologi informasi.

Untuk penyempurnaan studi dan penulisan buku rencana aksi periode selanjutnya, perlu dilakukan beberapa hal seperti: meningkatkan intensitas kolaborasi antar pemangku kepentingan di subsektor teknologi informasi, meningkatkan intensitas komunikasi lintas kementerian/lembaga, dan memutakhirkan data kontribusi ekonomi dengan perbaikan pada Klasiikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Kreatif.

106 Ek onomi Kr eatif: R enc ana P engembangan T

eknologi Informasi Nasional 2015-2019

Dalam dokumen EKONOMI KREATIF Rencana Pengembangan TEK (Halaman 114-123)