• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Perkembangan Teknologi Informasi Indonesia

Dalam dokumen EKONOMI KREATIF Rencana Pengembangan TEK (Halaman 33-42)

Ruang lingkup pengembangan industri teknologi informasi Indonesia periode 2015–2019 adalah

ABAD 21 Muncul aplikasi video phone dan TV interaktif yang

1.2.2 Sejarah dan Perkembangan Teknologi Informasi Indonesia

Teknologi informasi berkembang pesat ketika jaringan Internet mulai masuk ke Indonesia sekitar awal tahun 1990–an. Namun, jauh sebelum itu, komputer mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1950–an dan mulai marak penggunaannya pada tahun 1980–an. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia dapat dikelompokkan dalam tiga masa, yaitu: era Pra-Internet (s/d 1990), era Internet (1991–2005), dan era Digital (2006–sekarang).

Era Pra-Internet (s/d 1990). Pada masa itu, di Indonesia belum banyak masyarakat yang menggunakan peralatan teknologi informasi karena keterbatasan perangkat komputer dan harganya yang tidak terjangkau. Komputer yang digunakan pada masa itu adalah komputer besar atau disebut dengan istilah komputer mainframe. Merek komputer yang paling banyak digunakan pada masa itu adalah komputer merek IBM, bahkan sekitar tahun 1960–an, terdapat sebuah bank yang memberi nama unit kerja pengolahan datanya dengan sebutan “Divisi IBM” hanya karena komputer yang digunakannya bermerek IBM.

Beberapa tonggak sejarah penggunaan komputer di Indonesia di antaranya terjadi pada tahun 1956. Pada tahun tersebut, Bank Indonesia adalah bank pertama yang menggunakan UNIVAC 1004. Kemudian, pada tahun 1964, TNI Angkatan Darat di Bandung menggunakan IBM Sistem 1401. Perguruan tinggi yang pertama kali menggunakan komputer IBM Sistem 1401 adalah

17

BAB 1: Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia

18 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Teknologi Informasi Nasional 2015-2019 ITB pada tahun 1967, yang kemudian dilanjutkan oleh PUSILKOM UI yang mulai melakukan kegiatan operasional komputasi di lingkungan kampus UI pada tahun 1972.

Setelah tahun 1967, permintaan pemasangan dan penggunaan peralatan komputer semakin meningkat terutama pada instansi-instansi pemerintah sehingga pemerintah merasa perlu untuk mengadakan pengaturan pemanfaatan peralatan komputer dengan membentuk suatu badan yang dikenal dengan nama BAKOTAN (Badan Koordinasi Otomatisasi Administrasi Negara) pada tahun 1969, yang berfungsi sebagai konsultan bagi instansi-instansi yang akan membeli atau menyewa peralatan komputer.

Pada tahun 1973 dan selanjutnya, penggunaan komputer semakin marak. Oleh karena itu, beberapa lembaga pemerintah dan perusahaan mulai menggunakan lebih dari 1 unit komputer, di antaranya adalah Pertamina, Bank Rakyat Indonesia, BNI 1946, BAPINDO, Pupuk Sriwijaya, PT Tambang Timah, PT Semen Cibinong, Asuransi Jiwasraya, Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perumtel, Garuda

Indonesia Airways, DKI Jaya, Pusat Reaktor Atom Bandung, dan Pupuk Kujang2.

Era Internet (1991 s/d 2005). Setelah penggunaan komputer semakin marak di Indonesia, dan harga perangkat komputer semakin terjangkau, teknologi informasi mulai berkembang pesat. Hal tersebut ditandai dengan masuknya jaringan Internet ke Indonesia. Pada tahun 1993, Indonesia secara resmi terhubung dengan Internet menggunakan protokol TCP/IP dan domain .id mulai diakui keberadaannya di Internet. Selanjutnya, situs pertama yang terhubung dengan Internet adalah IPTEKnet.

Tampilan website IPTEKnet

Sumber: www.ipteknet.go.id

Perkembangan teknologi informasi terus berlanjut. Pada tahun 1994, mulai muncul Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia, yaitu indonet (www.indonet.net.id). Pada tahun 1996, terbentuk APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) yang memfasilitasi munculnya

(2) “Sejarah Pengguna ICT di Indonesia”, teknologiinformasidankomunikasi.com. Tautan: http://www.teknologiin- formasidankomunikasi.com/ict/sejarah-pengguna-ict-indonesia/

19

BAB 1: Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia

banyak ISP, seperti penyedia jasa hosting dan domain. Kemudian, pada tahun yang sama, muncul perusahaan yang bergerak di bidang jasa e-commerce dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis toko online yang menyediakan bermacam-macam produk, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, alat perkantoran hingga furniture. Pada awalnya, sistem e-commerce ini kurang populer karena banyak pengguna Internet yang masih meragukan keamanan sistem ini dan kurangnya pengetahuan mereka mengenai e-commerce yang sebenarnya. Commerce Net Indonesia merupakan Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia yang menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di Internet. Perkembangan Internet yang begitu pesat membuat banyak pengusaha melirik bisnis e-commerce. Peluang tersebut banyak dimanfaatkan oleh para pengembang aplikasi untuk membuat perangkat lunak aplikasi internet. Pada tahun 1999, secara resmi pemerintah mengeluarkan UU tentang Telekomunikasi No. 36 Tahun 1999.

Dengan maraknya penggunaan internet, pada tahun 1999, Departemen Pendidikan Nasional mulai mengembangkan program TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Selain itu, pada tahun tersebut, perusahaan dotcom dan media-media yang memiliki segmen pendidikan teknologi informasi mulai bermunculan di Indonesia. Pada tahun 2000–an, atas inisiatif seorang pakar teknologi informasi (Onno W. Purbo), dikembangkanlah RT/RW-net, sebuah inisiatif infrastruktur internet berbasis komunitas yang menyediakan akses internet dengan harga terjangkau untuk masyarakat di daerah pedesaan.

Di era ini, sempat terjadi sedikit euforia dengan hadirnya Astaga.com, news portal pertama di Indonesia. Hampir bersamaan dengan diluncurkannya Sanur.com toko buku online, Lipposhop. com e-commerce yang sempat marak. Sekitar tahun tersebut, mulai dirintis pula Detik.com, Kaskus.com, dan beberapa website lokal lain yang sempat berjaya. Setelah itu mulai banyak website korporat yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia untuk menampilkan proil dan produk masing-masing.

Pada tahun 2002, secara resmi pemerintah Indonesia meluncurkan portal nasional dengan alamat www.indonesia.go.id3. Perkembangan perangkat lunak aplikasi di Indonesia berdasarkan data IDC, yaitu pada tahun 2004 terdapat 56.500 pengembang profesional dan 250 perusahaan software house. Pada tahun 2004, Indonesia mendeklarasikan Indonesia Go Open Source (IGOS) sebagai inisiatif untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan perangkat lunak open source di Indonesia.

Era Digital (2006–sekarang). Pada tahun-tahun selanjutnya perkembangan aplikasi di Indonesia semakin marak dan mengarah ke konten digital. Salah satu perusahaan yang mengukuhkan diri sebagai pelopor digital agency di Indonesia adalah Bubu.com pada tahun 2007. Selain itu perkembangan aplikasi perangkat lunak di Indonesia juga dapat dilihat dari ajang-ajang kompetisi yang diadakan. Di antaranya penyelenggaraan Bubu Award yang di inisiasi oleh Bubu.com sebagai ajang kompetisi untuk memberikan apresiasi kepada para individu pelaku kreatif digital

(3) ”Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia”, euismarlina.edublogs.com. http://euismarlina.edublogs.org/ iles/2008/05/materi-3-perkembangan-teknologi-informasi-di-indonesia.pdf.

20 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Teknologi Informasi Nasional 2015-2019 di Indonesia. Bubu Award diselenggarakan pertama kali pada tahun 2001. Hingga tahun 2013, ajang kompetisi tersebut sudah diselenggarakan sebanyak delapan kali.

Momentum penting di tahun 2007, yang membuat perkembangan digital semakin pesat di Indonesia, yaitu masuknya teknologi 3G yang dibawa oleh perusahaan telekomunikasi dan juga masuknya Social Media Facebook di Indonesia. Beberapa tahun kemudian, Twitter juga menjadi tren sampai ke kota-kota kecil. Dengan kecepatan setara 3G, aktivitas Internet semakin nyaman dan memungkinkan update data semakin baik kuantitas maupun kualitasnya.

Melihat berkembangnya teknologi informasi ke arah konten digital, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi mengadakan ajang INAICTA (Indonesian Information and Communication Technology Award) yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 2007. Pada tahun ini, Indonesia pertama kali ikut serta di ajang kompetisi internasional, Imagine Cup. Beberapa aplikasi perangkat lunak yang dikembangkan pada saat itu adalah aplikasi pendidikan, seperti ubiquitos learning, aplikasi bisnis seperti Promise (Procurement Management Information System for Enterprise), dan games.

Pada tahun 2008, perkembangan perangkat lunak semakin beragam. Sejalan dengan infrastruktur Internet yang mulai membaik, muncul aplikasi e-government, seperti aplikasi PAMOR (Sistim Informasi Pajak Kendaraan Bermotor ), e-education seperti Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan, e-tourism and e-culture seperti aplikasi JBATIK, dan beberapa aplikasi internet lainnya.

Pada tahun 2009, pengembangan aplikasi perangkat lunak mobile mulai berkembang pesat. Beberapa aplikasi mobile yang berhasil dikembangkan pada saat itu dan berhasil memenangkan ajang kompetisi INAICTA, di antaranya mGeometri, yaitu aplikasi pendidikan untuk pelajaran Geometri yang dapat digunakan pada perangkat mobile touchscreen seperti handphone sehingga murid dapat mengulang pelajaran kapanpun, di manapun, dan berapakalipun. Kebangkitan industri digital di Indonesia dikukuhkan pada penyelenggaraan Kompetisi Bubu Award V.06 tahun 2009, yang bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (sekarang

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan pihak Telkom4. Dengan bertema “he Rise

of Digital Era”, ajang tersebut menjadikan industri-industri digital lainnya semakin bergairah untuk menghasilkan karya-karya kreatif digital sehingga meningkatkan perhatian masyarakat Indonesia pada kegiatan pemasaran juga periklanan yang menggunakan media online dan digital.

Sejak tahun 2010, industri digital menjadi salah satu industri yang bersaing dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara integral. Ajang kompetisi lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan digital start up (pemula) di Indonesia adalah SparxUp Award yang diadakan pertama kali pada tahun 2010. Karya-karya yang lahir dari ajang lomba ini diharapkan membuat industri digital menjadi lebih bergairah dan bersaing di kancah internasional. Beberapa karya yang lahir dari ajang ini, di antaranya adalah aplikasi yang menyediakan sarana interaksi sosial pengguna, aplikasi untuk perangkat mobile, aplikasi transaksi komersial (e-commerce), konten website, dan aplikasi games. Selain itu, ajang ini juga menjadi wadah bagi para start up untuk saling berkomunikasi dan memperkaya ilmu.

(4) Dee, “Bubu Awards, Ajang Kompetisi Para Blogger”, Kompas.com, 15 April 2009. Tautan: http://tekno.kompas. com/read/2009/04/15/15420812/bubu.awards.ajang.kompetisi.para.blogger.

21

BAB 1: Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia

Pemenang Sparxup Award 2011

Sumber: DailySocial.net

SparxUp Award

Sparxup Award adalah sebuah inisiatif dari tiga entitas: Kompas.com, SemutApi Colony dan DailySocial.net, sebagai bentuk kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui bidang teknologi. SparxUp Award diadakan pertama kali tahun 2010, untuk mengumpulkan dan mengangkat karya-karya start up digital Indonesia yang bagus agar terekspose dan untuk menginspirasi anak-anak muda supaya berani mencoba membuat perusahaan start up. Pada awalnya SparxUp dilombakan untuk 8 kategori antara lain:

1. Best Social Networking Site; 2. Best Mobile; 3. Best Use of Technology; 4. Best e-commerce ; 5. Best Games; 6. Best User Generated Content; 7. Best Portal; 8. Best WAP.

Penjurian dilakukan oleh sekitar 15-20 juri nasional yang memang bergerak di bidang digital. Setiap tahun jumlah antusiasme peserta selalu meningkat, namun penjurian yang sangat ketat menyebabkan hanya karya-karya terbaik yang berhasil masuk nominasi. Setiap tahun SparxUp Award mengalami sedikit perubahan dalam kategori, penilaian dan fokusnya. Setiap pemenang mendapat hadiah mulai dari uang tunai hingga dukungan lain seperti konsultasi dan fasilitas lain. Banyak pemenang Sparx Up yang juga berhasil memenangi perlombaan lain bahkan di tingkat Internasional. Dengan adanya ajang ini diharapkan karya-karya anak bangsa di bidang kreatif digital dapat bersaing di kancah internasional.

Sumber: Herman Kwok, CEO SemutApi

Pada tahun 2011, Android mulai masuk ke pasar Indonesia. Walaupun pada awal kemunculannya Android masih belum setenar Blackberry, pada tahun 2012, Android mendominasi pasar smartphone di Indonesia. Peluang tersebut banyak dimanfaatkan oleh para pengembang aplikasi Indonesia, misalnya GITS Indonesia yang memasang beberapa aplikasinya melalui platform Android, seperti aplikasi Toresto yang memberikan informasi tempat-tempat kuliner di Indonesia dan aplikasi Kamus Inggris-Indonesia. Beberapa pengembang aplikasi lainnya memasang aplikasinya pada platform Android, seperti Bitzdroid, yaitu aplikasi yang digunakan untuk memesan tiket ilm secara online. Ada juga Klik-Eat, aplikasi untuk memesan makanan dari berbagai restoran secara online. Selain itu, ada Detik.com, yaitu portal berita online, dan banyak aplikasi lainnya yang dapat di download ,baik secara gratis dan berbayar, di platform Android.

22 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Teknologi Informasi Nasional 2015-2019

Aplikasi Toresto dari PT. GITS Indonesia

Sumber: www.gits.co.id

PT. GITS Indonesia merupakan salah satu pengembang perangkat lunak sejak tahun 2010. Produk perangkat lunaknya berfokus kepada aplikasi mobile untuk platform Android, iOS, Symbian, dan pengembangan aplikasi Harmattan. Salah satu produk aplikasi inisiatif dari PT. GITS Indonesia saat ini sudah mendunia. Mereka memanfaatkan peluang dengan melihat fenomena banyaknya berbagai macam kuliner dan banyaknya masyarakat Indonesia yang mencari tempat kuliner. Aplikasi tersebut dinamakan Toresto, yaitu aplikasi mobile yang akan membawa penggunanya ke tempat-tempat baru di mana penggunanya dapat menemukan makanan favoritnya. Toresto terintegrasi dengan peta dan GPS, untuk menemukan tempat di mana penggunanya ingin pergi. Dengan Toresto, pengguna dapat berbagi informasi dengan Torians lain, selain itu pengguna juga dapat menggunakan itur Twitter atau Facebook pada Toresto untuk mengundang teman pergi berburu makanan bersama.

Sumber: www.gits.co.id

Bubu.com juga memprakarsai IDByte yang pertama kali diadakan pada konferensi digital tahun 2012 yang diisi oleh pembicara-pembicara industri digital di dunia. IDByte dapat dijadikan ajang bagi para pelaku digital start up di Indonesia untuk unjuk teknologi dan inovasi sehingga memperluas jaringan masyarakat di dunia. Hingga saat ini, perkembangan aplikasi perangkat lunak belum menemui titik jenuhnya, bahkan banyak bermunculan aplikasi perangkat lunak karya anak bangsa yang bersaing tidak hanya di tingkat nasional tetapi di tingkat internasional. Dibuktikan dengan kemenangan tim Solite Studio Indonesia dalam ajang kompetisi internasional Imagine Cup pada tahun 2013 dengan aplikasi mobile games, yaitu “Save the Hamsters” sebagai juara ke-2 dunia. Aplikasi perangkat lunak saat ini, sudah diterapkan pada berbagai bidang, di antaranya perangkat lunak untuk ritel (Point of Sales), perpustakaan, restoran, dan lembaga pendidikan. Selain itu, aplikasi perangkat lunak, saat ini, juga sudah digunakan pada perangkat elektronik lainnya, seperti televisi digital, peralatan kesehatan, dan peralatan musik seperti yang digagas oleh pengembang aplikasi Kuassa (www.kuassa.com) yang mengembangkan aplikasi ampliikasi gitar digital dan audio processing. Aplikasi Kuassa ini berhasil menarik minat pembeli dari luar negeri.

BAB 2

Dalam dokumen EKONOMI KREATIF Rencana Pengembangan TEK (Halaman 33-42)