• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

4.3 Cara Tokoh Utama Mengatasi Konflik Batin dalam novel dalam

4.3.2 Menjauhi Orang Lain

Supaya dapat mengatasi konflik beberapa orang memisahkan diri dari orang lain dengan cara menjauhi orang lain. Strategi ini merupakan ekspresi dari kebutuhan akan kesendirian, kebebasan, dan kemandirian. Seperti dalam konsep yang dikemukakan oleh Horney yaitu orang-orang yang memisahkan diri dari orang lain mempunyai kebutuhan yang sangat kuat untuk menjadi kuat dan berpengaruh. Mereka menghargai kebebasan dan kemandirian serta sering kali terlihat menyendiri dan sulit didekati.

Tokoh utama mencoba membangun dunianya sendiri dan menolak orang lain yang berusaha dekat dengannya. Tokoh utama merasa bahwa dengan menjauhi orang lain dia tidak merasakan sakit hati dan meneteskan air mata untuk orang lain. Ia mampu menjalani semuanya dengan ikhlas dan pasrah. Memang itulah yang dia inginkan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut:

“Kesepian, bukan masalah untuk Sila. Karena ini pilihan terakhirnya dalam hidup, untuk tidak perlu lagi melibatkan diri

dengan banyak orang. Kalaupun cuaca buruk, ia mencoba menjalani saja apa yang ada di depan matanya. Hanya duduk di teras. Menunggu cuaca baik. Tidak ingin mengulang kesialannya pada waktu itu. Membiarkan air deras menetes semaunya.” (LT:77).

Tokoh utama memilih menjauhi orang lain untuk mengatasi konflik batinnya. Bahkan saat seorang teman mendekatinya dan ingin mengobrol dengannya ia mencoba untuk menghindarinya, karena jika ia memulai percakapan dengan orang lain membuat tokoh utama merasa tersiksa. Tokoh utama ingin merasakan kebebasan dia tidak ingin terganggu oleh hal-hal yang berhubungan dengan orang lain. Hal itu dilihat pada kutipan berikut:

“Pada awalnya, kehadiran Ruben, teman lain, juga sikap, sempat menjadikan Sila seorang perempuan normal. Dalam situasi selayaknya manusia. Dan itu yang ia tidak mau. Timbul pertentangan hati. Ia ingin tidak norma versi manusia dunia. Ia hanya tahu bahwa, pada sisa hidupnya, ia harus melaluinya dengan segala yang tidak biasa.” (LT:81).

“Karena ingin sendiri, ia tahu, semua yang berhubungan dengan manusia lain akan membuatnya tersiksa. Percakapan, perhatian yang sama sekali tidak dibutuhkannya. Ia hanya ingin sendiri.” (LT:81).

Perasaan ditinggalkan oleh orang yang disayang membuat dia untuk menjauhi semua orang-orang yang ada disekitarnya. Tokoh utama memiliki keinginan untuk merasa lebih baik dengan memisahkan diri dari orang lain.

Hal itu membuat tokoh utama merasa lebih tegar dan kuat. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut:

“Sedari awal, ia hanya ingin sendiri, menyalurkan napas melalui apa saja, yang diinginkan otak dan perasaannya.

Semua manusia sekitar yang penuh perhatian beberapa saat ini, hanya sebuah intermezzo kehidupan. bisa juga hanya mimpi dan gangguan!” (LT:102).

Tokoh utama sama sekali tidak ingin Ruben mendekatinya, ia ingin bebas, ia ingin sendiri, ia tidak ingin ada orang yang menganggunya. Ia mengambil jarak dari teman-teman yang ingin mendekatinya. Ruben dianggapnya sebagai orang yang akan membatasi kebebasannya karena jelas ia akan meluangkan waktu untuk hal-hal yang tidak disukainya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut:

“Ruben, please, jawab, bisa kan? Bisa kita berpisah dulu? Aku ingin sendiri. Aku perlu ruang. Aku perlu diri ini sendiri.”

(LT:97).

Dengan menjauhi orang lain dapat membuatnya merasa lebih nyaman untuk melakukan semua aktivitasnya tanpa ada yang menggangunya. Ia lebih suka menyibukkan diri untuk pekerjaannya. Tokoh utama tidak mau Ruben terus-menerus mendekatinya, ia butuh waktu untuk sendiri. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut:

“Ruben, aku minta maaf sekali, sudah mengabaikanmu selama ini. Aku sibuk dengan pekerjaan. Aku memerlukan waktu untuk sendiri, untuk beberapa lama. Kamu paham…..?!”

(LT:121).

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Konflik batin merupakan bagian yang integral dari kehidupan manusia, misalnya dihadapkan pilihan dua keinginan yang berbeda, atau antara harapan dengan kewajiban atau antara dua perangkat nilai.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap novel Langit Terbuka karya Rayni N. Massardi dapat disimpulkan bentuk konflik batin tokoh utama, faktor yang mengakibatkan konflik batin, dan cara mengatasi konflik batin adalah sebagai berikut:

1. Bentuk konflik batin yang dirasakan tokoh utama berupa perbedaan pendapat, percekcokan, rasa cemas, dan perasaan ditinggalkan. Konflik batin yang dirasakannya berawal dari perlakuan orang tua yang tidak menghargai serta tidak memperdulikan anaknya.

2. Faktor yang mempengaruhi konflik batin tokoh utama ialah kurangnya perhatian dari orang tua dan perbedaan pandangan sosial tokoh utama dengan lingkungan sosial.

3. Tokoh utama mengatasi konflik batinnya dengan cara mendekati orang lain untuk melindungi dri dari perasaan ketidakberdayaan dan menjauhi orang lain dengan tujuan mengurangi perasaan sendirian atau terpisah.

5.2 Saran

Melalui hasil penelitian ini, penulis mengajukan beberapa saran, antara lain:

1. Penelitian ini khusus membahas Konflik Batin Tokoh Utama dalam novel Langit Terbuka. Oleh sebab itu, untuk para peneliti sastra diharapkan dapat melakukan

penelitian selanjutnya dengan lebih sempurna dan meluas terhadap karya-karya sastra, seperti novel dengan tema lainnya yang beragam.

2. Dalam penelitian ini diharapkan tidak hanya berpedoman dengan satu pendapat ahli saja, melainkan diperlukan pendapat dari beberapa para ahli yang lainnya sebagai pembanding untuk mendapatkan penelitian yang lebih lengkap dan dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Aisyah, Siti. 2014. “Konflik Batin Tokoh Aisyah dalam novel Ada Tasbih di Hati Aisya karya Wien Oktadatu Setyawati” (Skripsi). Sumatera Utara: USU Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru Algesindo

Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta:

Med Press.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra : Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Med Press.

Faruk, 2012. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Feist dan Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Jabrohim. 2001. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.

Kusumawati, Atik. 2011. “Konflik Batin Tokoh Utama dalam novel Orang

Ketiga Karya Yudhita Hardini Serta Alternatif Pembelajaran” (Skripsi) Semarang: IKIP PGRI.

Moleong, Lexy J. 1984. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Nusantara Media.

Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Medan: Adicita Karya Nusa.

Ratna, Nyoman Khuta. 20015. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sangidu. 2004. Penelitian Sastra, Pendekatan, Teori, Metode, dan Kiat.

Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjag Mada.

Saputra, Joko. 2015. “ Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Saman Karya Ayu Utami: Pendekatan Psikonalisis Sigmund Freud” (Skripsi). Program studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50897 (Diakses pada 5

Siswantoro.2016. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung:Pustaka Setia

Wicaksono. 2014. Pengkajian Prosa Fiksi. Bandar Lampung: Garudhawaca.

LAMPIRAN

1.Biografi Penulis (Rayni N. Massardi)

Rayni N. Massardi, lahir 29 Mei 1957 di Brussel, Belgia. Menamatkan pendidikan di Universitas Paris III, Sorbonne Nouvelle Departement d’Etude et de Recherches Cinematographiques, Paris, Perancis (1976 -1981). Sebelumnya, pada awal 1976 pernah mampir beberapa bulan di Sekolah Tinggi Publisistik (kini IISIP Jakarta). Istri pewarta dan penulis Noorca M. Massardi ini telah dikaruniai dua putri (Cassandra Massardi dan Nakita Massardi), serta dua cucu lelaki: Bondi dan Dylan Maka.

Cerpen-cerpen dari istri pengarang Noorca M. Massardi, ini telah diterbitkan di berbagai majalah dan surat kabar, serta antologi. Antara lain dalam antologi bersama Laki-Laki yang Kawin dengan Peri: Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 1995 (Penerbit Kompas, 1995), dan Riwayat Negeri yang Haru:

Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2006 (Penerbit Kompas, 2006). Kumpulan cerpen tunggalnya adalah: Istri Model Baru (Yayasan Sarinah, 1990), Pembunuh (Penerbit Kompas, 2005), I Don’t Care (Gramedia Pustaka Utama, 2008), dan Awas Kucing Hilang (Gradien Mediatama, 2010). Kumpulan cerita Terima Kasih, Anakku dari Penerbit Padasan (2012), ini adalah kumpulan cerpen Rayni yang kelima. Novel Langit Terbuka merupakan novel pertama Rayni N. Massardi.

2. Sinopsis Novel “LANGIT TERBUKA”

Novel ini menceritakan tentang perjuangan hati yang hening dari seorang perempuan bernama Sila. Terhempas oleh beragam masalah, sarat akan acaknya cinta, hati, dan pikiran: ia ingin bangkit kembali dari titik nol pada sisa waktu dan umurnya. Perempuan itu sepanjang hari hanya sendirian.

Dalam kesendiriannya di tempat baru, Sila mengharapakan keajaiban dalam perjalanan hidupnya untuk dapat bertemu dengan seseorang yang berbeda.

Ia ingin berjumpa lagi dengan hati yang baik, dan ia rindu akan ketulusan. Tidak mudah!

Ada panorama, benda, pikiran, amarah, dan kegembiraan yang mengantar sial pada arti sebuah hati, perasaan, hak asasi, dan penghormatan.

Hidupnya adalah hidupnya saja. Tidak ada seorang pun yang mengelilinginya. Karena perempuan yang bernama Sila itu sudah enam bulan tinggal sendirian dalam sepi. Penuh ketenangan. Dan, ia sendirilah yang memutuskan begitu. Karena baginya tidak ada lagi manusia yang bisa menerima keinginan, rasa, kehendak, dan filosofi hidupnya. Tidak ada satu pun orang yang mengerti atau sebaliknya. Ia merasa sudah tidak punya kemampuan untuk memahami, atau bertoleransi dengan orang lain. Makanya ia memutuskan untuk menjauh dari permasalahan yang akan menyakiti dirinya, sekaligus membuat orang lain jadi benci, berburuk sangka melulu, dan marah pada dirinya.

Melelahkan memang! Tapi itu harus dihadapi! Diputuskan! Dan, dia berani memilih tempat yang umum.

Dalam keseharian dia tampil seadanya, karena sekitar tempat tinggalnya terlalu indah. Sila berpenghasilan rutin yang setiap bulan masuk kedalam rekening

korannya. Hasil investasi beberapa tahun di sebuah perusahaan tambang yang sedang berkibar. Ia juga masih menjadi salah seorang direksi dari perusaan besar itu. Jadi, secara finansial, ia aman untuk beberapa tahun ke depan, bahkan untuk waktu yang lama. Semua sudah diperhitungkan matang oleh Sila. Karena ia juga tidak mau mati konyol atau membiarkan tubuhnya tersesat ditempat asing itu.