• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek a).

mereka.

Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka b).

laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk c).

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir.

Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai a).

macam bentuk.

Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya b).

secara aktif.

Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan c).

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

Tahap 6 : Evaluasi

Siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, a).

mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran b).

siswa.

Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran c).

paling tinggi.

Hakikat Motivasi Belajar 2.

Prestasi belajar yang maksimal tidak dapat terwujud tanpa usaha dari guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Melalui penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diharapkan dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa. W. S. Winkel mengatakan bahwa ³motif´

adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu (Darsono, 2000:61). Berawal dari

kata ³motif´ itu, motivasi diartikan sebagai motif yang sudah menjadi aktif pada

saat-saat melakukan suatu perbuatan. Sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang, jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan

Menurut McDonald dalam Oemar Hamalik (2009: 173), Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dimiliki siswa. Harus ada motivasi untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan belajar. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal dalam menjalani kehidupan. Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu. Siswa yang selalu memperhatikan waktu guru menyampaikan materi pelajaran bukanlah masalah bagi guru karena didalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran diri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Berbeda dengan siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar

commit to user

dirinya mutlak diperlukan. Dalam hal ini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.

Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus (Anni, 2005:111). Dalam pengertian ini intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi. Untuk belajar sangat

diperlukan adanya motivasi, sesuai dengan semboyan ³ motivation is an essential

condition of learning´. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu (Sardiman, 2003:84). Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Sardiman (2003: 85) mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:

Mendorong manusia untuk berbuat. 1.

Motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai. 2.

Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannnya.

Menyelesaikan perbuatan. 3.

Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

3. Hakikat Partisipasi Belajar Pengertian Partisipasi Siswa

a.

Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris Partisipate yang dalam

bahasa indonesia berarti turut serta, ambil bagian atau keterlibatan. Partisipasi dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah perisipasi yang berarti keterlibatan siswa secara fisik, intelektual-emosional, dan sosial dalam proses poembelajan.

Menurut Keit Davis dalam Sastroputro (1989:35) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi

kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002:149). Partisipasi siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156).

Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon siswa secara positif, menggunakan pengalaman berstruktur, dan menggunakan metode yang bevariasi yang lebih melibatkan siswa. Siswa sebagai subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Sebagai subjek siswa adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkaan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu, dari pihak siswa diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif subjek belajar dalam proses pembelajaran antara lain dipengaruhi faktor kemampuan yang dimiliki hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.

Pendapat tentang partisipasi juga disampaikan oleh Dimyanti dan Mudjino (1994: 26) mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi memiliki aspek-aspek yaitu kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta pisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan, serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.

commit to user Manfaat Partisipasi

b.

Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan manfaat prinsipil dari partisipasi yaitu:

Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karea 1)

banyaknya sumbangan pemikiran

Pengembangan potensi diri dan kreativitas 2)

Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang 3)

diberikan dan adanya perasaan diperlukan

Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk 4)

membangun kepentingan bersama

Heidjrachman dalam Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan bahwa dengan dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan pikiran), adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan.

Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan memberikan peranan yang penting bagi keberhasilan tujuan dari proses pembelajaran yang terkait.

Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa c.

Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta suatu kondisi sebagai berikut:

Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa 1)

Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjasi pengalaman dalam belajar. 2)

Tujuan kegiatan pembelajaran yaitu tercapainya kemampuan minimal siswa 3)

(kompetensi dasar).

Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, 4)

meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep.

commit to user

Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, 5)

sikap, dan keterampilan.

Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) until menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui 9 aspek berikut ini:

Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga 1)

mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 2)

Mengingatkan kompetensi prasyarat. 3)

Memberikan stimulus (masalah, topic, dan konsep) yang akan 4)

dipelajari.

Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 5)

Memunculkan aktivitas serta partisipasi aktif siswa dalam kegiatan 6)

pembelajaran.

Memberikan umpan balik (feed back). 7)

Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga 8)

kemampuan siswa terpantau dan terukur.

Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir

9)

pembelajaran.

Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan partisipasi siswa. Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam merangsang tumbuhnya partsisipasi siswa. Dengan demikian peran serta dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat, yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa.

4. Hakikat Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar

a.

Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar pada akhirnya ingin mengetahui hasilnya. Hasil dari kegiatan belajar itulah yang dinamakan prestasi belajar. Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses belajar. Prestasi merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan yang baru dari proses belajar seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam

commit to user

belajarnya, berarti ia mendapatkan hasil kecakapan yang baru dari apa yang dipelajarinya (Suryabrata, 2001:232).

Widodo (2002: 594) berpendapat bahwa ³Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai´. Menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa ³prestasi belajar adalah

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.´

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian tehadap penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbul, angka, huruf atau kode.

Prestasi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/ berdiskusi), keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata diklat akuntansi keuangan, yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

Group Investigation (GI) dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata diklat akuntansi pada siswa kelas XI.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar b.

Pencapaian prestasi belajar oleh seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal).

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari: a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: (1) Faktor intelektif yang meliputi: Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat dan faktor

kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal terdiri dari: a) Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok. b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor diatas akan saling berinteraksi baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam pencapaian prestasi belajar yang dilakukan oleh siswa. Sehingga faktor-faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.

Mata Pelajaran Akuntansi 5.

Akuntansi ( accounting) berasal dari bahasa inggris ³to account´ yang

artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan, dari pengelola perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan tersebut. Pengertian akuntansi

yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accounts (AICPA)

yang dikutip oleh Ngadiman, dkk (2004: 2) dalam bukunya yang menyatakan

bahwa ³Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa´. Fungsinya ialah menyediakan data

kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomis dalam pemilihan alternatif suatu keadaan.

Sedangkan menurut Arnie Fajar (2005: 130), akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi

berkenaan dengan transaksi keuangan. Menurut AAA ( American Accounting

Association) dalam Kardiman (2006: 2), akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas

commit to user

oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Menurut Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 3), akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.´

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran akuntansi adalah merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan melalui proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut

Ruang lingkup mata pelajaran akuntansi dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus akuntansi. Fungsi mata pelajaran akuntansi di SMA salah satunya adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan serta pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Penelitian Yang Relevan B.

Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran kooperatif model Group Investigasi (GI) antara lain :

Hendrawan Yulianto Nugroho (2007). ³Study Komparasi antara Metode

1.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan Metede Ceramah dalam Pembelajran Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas II Semester I SMK

BATIK 2 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007´.

Eka Vitaloka (2009). ³Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata

2.

Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Simo Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.

Efa M. Sakdiyah (2006). ³ Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Partisipasi Siswa

3.

dalam Pembelajran Terhadap Prestasi Belajar Akuntnasi Siswa Kelas XI IPS

SMA NEGERI 1 TAYU PATI Semester II Tahun Ajaran 2005/2006 ´.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada pengaruh positif antara motivasi berprestasi, disiplin belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tayu Pati baik secara simultan maupun parsial dan variabel yang paling berpengaruh adalah motivasi berprestasi kemudian diikuti oleh disiplin belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada siswa sebaiknya siswa dapat menentukan proporsi waktu belajar sebaik mungkin dengan mempertimbangkan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga prestasi belajar akuntansi dapat lebih optimal. Hendaknya guru dapat membantu meningkatkan disiplin belajar siswa dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk selalu bertanya mengenai materi yang dijelaskan dan siswa hendaknya langsung bertanya kepada guru jika susah mencerna materi yang diterangkan oleh guru di depan kelas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Kepada pihak sekolah untuk lebih menyediakan refrensi buku-buku akuntansi yang bervariasi agar dapat dipinjam oleh siswa dan guru perlu memberikan penugasan-penugasan yang menuntut siswa untuk mencari literatur lain, seperti penugasan kepada siswa untuk mencari soal-soal untuk dibawa ke forum diskusi kelas.

Kerangka Pemikiran C.

Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk mencapai kualitas proses dan hasil belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

commit to user

Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang telah diberiakan sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Salah satu permasalahan yang dihadapai dalam pembelajaran akuntansi adalah bahwa guru merasa kesulitan mencari metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Hal tersebut menjadikan indikator bahwa prestasi belajar akuntansi siswa rendah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi

peneliti akan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) sehingga akan terbentuk suatu pembalajaran yang menarik, berkesan dan membuat siswa lebih bersemangat.

Faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah adanya motivasi belajar yang dimiliki siswa. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang ingin di capai dalam kegiatan belajar mengajar. Peranan motivasi sangat diperlukan, siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang, bergairah dan semangat dalam belajar. Sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah maka cenderung kurang bersemangat dalam belajar. Meningkatnya motivasi belajar siswa di tandai dengan adanya Kesadaran dalam diri siswa untuk belajar, siswa memperhatiakan waktu guru menyampaikan materi pelajaran, adanya antusias dan minat belajar yang tinggi dari siswa untuk belajar lebih giat sehingga orientasi siswa jauh ke depan. Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka kemungkinan prestasinya tinggi, begitu pula sebaliknya.

Faktor lain yang mempengaruhi belajar siswa adalah adanya partisipasi aktif dari diri siswa. Partisipasi merupakan keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Siswa dituntut secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Partisipasi aktif siswa ditandai dengan adanya kontribusi atau keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif bertanya dan ada komunikasi timbal balik. Dengan meningkatnya motivasi belajar

siswa dan partisipasi aktif siswa maka akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Motivasi belajar siswa meningkat

Meningkatnya motivasi belajar siswa di tandai dengan adanya Kesadaran dalam diri siswa untuk belajar, siswa memperhatiakan waktu guru menyampaikan materi pelajaran, adanya antusias dan minat belajar yang tinggi dari siswa untuk belajar lebih giat sehingga

orientasi siswa jauh ke depan.

Partisipasi serta keektifan siswa juga ikut meningkat.

Partisipasi aktif siswa ditandai dengan adanya kontribusi /keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran misalnya siswa dapat memberikan

pendapatnya dan saran, siswa lebih aktif bertanya dan adanya komunikasi timbal balik.

commit to user

Gambar 1. Kerangka Berfikir Tentang Penelitian Tindakan Kelas dengan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)

Hipotesis Tindakan D.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan, yang dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban

yang benar. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap pertanyaan±

pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan bahwa: ´Penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan prestasi belajar mata

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait