• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh :

EVA MURFIANA D.P

K 7406076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh :

EVA MURFIANA D.P

K 7406076

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

commit to user

ABSTRAK

Eva Murfiana Dita Purbawani. K 7406076. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANAKUNTANSI DENGAN METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Model Group

Investigation (GI) dalam peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi

pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

(classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek

penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta yang berjumlah

29 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan

yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan

melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian

tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan

arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dokumentasi

dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2)

persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5)

pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan

dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)

perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,

dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan,

alokasi waktu masing-masing pertemuan 5 x 40 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran

Group Investigation (GI). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai

berikut: (1) Pada penerapan metode Group Investigation (GI) dalam pelajaran

Akuntansi terdapat peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya

peningkatan pada siklus I sebesar 78,67% menjadi 86% pada siklus II. (2)

Motivasi belajar siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan berdiskusi

(7)

berlangsung dalam pelajaran akuntansi juga mengalami peningkatan. Hal tersebut

ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 77,70% menjadi

83,22% pada siklus II. (3) Partisipasi siswa yang aktif dalam mengemukakan

pendapat dan mengajukan pertanyaan selama berdiskusi dalam pelajaran

Akuntansi mengalami penimgkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya

peningkatan pada siklus I sebesar 67,59% menjadi 82,07% pada siklus II. (4)

Adanya peningkatan prestasi belajar dalam pelajaran akuntansi. Hal tersebut

ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 75,86% menjadi

93,10% pada siklus II.

Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya,

antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI),

(2) Guru membuat suasana baru dalam menyampaikan materi yang dilakukan oleh

siswa dengan cara diskusi dengan tim ahli dan menjelaskan di kelompok utama,

(3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

(GI),dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi baik dari segi keaktifan

(8)

commit to user

ABSTRACT

Eva Murfiana Dita Purbawani. K 7406076. IMPROVING ACADEMIC ACHIVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECTS WITH TYPE OF

COOPERATIVE LEARNING METHODS IN THE GROUP

INVESTIGATION (GI) OF CLASS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2009/2010. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret Surakarta University. July 2010.

The purpose of this study was to describe the Model Group Investigation

(GI) in improving academic achievement in accounting subjects in class XI SMA

Islam 1 Surakarta academic year 2009/2010.

This study uses a classroom action research approach (classroom action

research) using the cycle strategy. The subjects of this study was class XI IPS 2

SMA Islam 1 Surakarta about 29 students. Object of research on action research

are the various activities that occur in the classroom during the learning process.

This research was conducted with the collaboration between researchers,

classroom teachers and involving the participation of students. Source of data

used in this action research, among others, the informant, place or location,

events, documents and archives. Data was collected by observation, testing,

documentation and questionnaire. Research procedure included three stages: (1)

identification, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation

of measures, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process

was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning

action, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and

(4) analysis and reflection. Each cycle is carried out in three sessions, each time

the allocation of 5 x 40-minute meeting.

Based on research that has been done, it can be concluded that there was

an increase academic achievement through the implementation of the learning

model of Group Investigation (GI). This is reflected in several indicators as

follows: (1) In applying method of Group Investigation (GI) in Accounting lesson

there is an increase. It was indicated by an increase in the first cycle of 78.67% to

86% on the second cycle. (2) active student learning motivation in a group

(9)

commit to user

was indicated by an increase in the first cycle of 77.70% to 83.22% on the second

cycle. (3) active student participation in a proposed opinion and ask questions

during the discussion in the lesson penimgkatan Accounting experience. It was

indicated by an increase in the first cycle of 67.59% to 82.07% on the second

cycle. (4) There is an increasing academic achievement in accounting lessons. It

was indicated by an increase in the first cycle of 75.86% to 93.10% on the second

cycle.

The increase occurred after the teacher made several attempts, among

other things: (1) The implementation of cooperative learning model of the type of

Group Investigation (GI), (2) Teachers create a new atmosphere in conveying

materials made by students in a way discussions with the team of experts and

explained in the main group, (3) Teacher evaluation after the implementation of

learning to improve subsequent learning achievement. Thus it can be concluded

that with the implementation of cooperative learning model type Group

Investigation (GI), can improve learning achievement in terms of liveliness

(10)

commit to user

MOTTO

“ The biggest, the smartest, and the strongest are not the survivors. Rather, the survivors are the most adaptable.”

(Orang yang bertahan hidup bukanlah orang yang terbesar, terpandai dan terkuat.

Melainkan orang yang paling mampu beradaptasi/menyesuaikan diri)

(Charles Darwin)

“ Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan

apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.” (Adrie Wongso)

“Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijakan orang lain, Akan tetapii kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.”

(11)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,

cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :

 Ibu dan Ayah tersayang yang telah memberikan banyak pengorbanan dan doa restu sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.

 Eyang putri Darmo Ijoyo terima kasih atas doa restu dan nasehatnya.

 Arif Fiyanto terkasih dan adikku tersayang Raseda E Muhartika yang membuatku selalu bersemangat.

 Drs. Sudiyanto, M.Pd terima kasih untuk dorongan dan bimbingannya selama ini.

 Laily Faiza Ulfa, SE.MM terima kasih untuk bimbingan dan kesabarannya.

 Murry, Intan dan semua temen-temen seperjuanganku, I lope u Prend...

 Semua sahabat-sahabatku, buat motivasi dan doanya.

 Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

(12)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan

dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.

4. Drs Sukirman, M.M, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

banyak doa dan bimbingan serta semangat.

5. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak

sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.

6. Laily Faiza Ulfa, SE.MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.

7. Drs. Kadarusman, selaku kepala Sekolah SMA Islam 1 Surakarta terima kasih

atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian.

8. Atin Nur Widayati, S.Pd. selaku guru akuntansi SMA Islam 1 Surakarta yang

telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terima kasih untuk

bantuan waktu tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada

Penulis.

9. Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta terima kasih atas kerjasamanya

(13)

commit to user

10. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun

spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Eyang putri Darmo Ijoyo terima kasih atas doa restu dan nasehatnya.

12. Adikku tersayang Raseda E Muhartika yang membuatku selalu bersemangat.

13. Murry, Intan, Ema F, Isna, Tasnim, Ditha, Burhan (pak B), Bayu (singo),

Septian, Hafid (kacang), Wawan (pak wasus), Dyah, Dwi, Susi, Harjani dan

semua teman-teman seperjuangan yang selalu membuatku tersenyum.

14. Mizz tina (munthul), Si boz (mba’ dwi), Alamanda (mizrock), mizz dani, mba’ ci, peethup, mas tri, mas budhi, wizhnue, mas edy, mas sahlan, semua teman-teman “Latero” dan “dJokam Larangan” yang selalu membuat hari-hariku lebih berwarna dan yang selalu mendoakanku.

15. Arif Fiyanto “penyemangatku” yang secara tidak langsung memberiku banyak inspirasi, motivasi dan semangat.

16. Sahabat-sahabatku, terima kasih buat senyum dan doanya.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, 2010

(14)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN REVISI ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Metode Pembelajaran Kooperatif ... 10

a. Hakikat Metode Pembelajaran ... 10

b. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif ... 11

1) Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 11

2) Hakikat Group Investigation (GI) ... 14

(15)

commit to user

3. Hakikat Partisipasi Belajar ... 18

a. Pengertian Partisipasi Siswa ... 18

b. Manfaat P artisipasi ... 20

c. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa ... 20

4. Hakikat Prestasi Belajar ... 21

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 21

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22

5. Mata Pelajaran Akuntansi ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Pemikiran ... 25

D. Hipotesis Tindakan... 28

BAB III TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian... 29

2. Waktu Penelitian ... 30

B. Pendekatan Penelitian ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Prosedur Penelitian... 34

E. Proses Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 38

1. Sejarah Singkat SMA Islam 1 Surakarta ... 38

2. Visi, Indikator dan Misi SMA Islam 1 Surakarta ... 39

3. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta ... 40

4. Pelaksanaan Kurikulum ... 41

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 di SMA Islam 1 Surakarta... 43

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

1. Siklus I ... 46

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 46

(16)

commit to user

c. Observasi dan Interpretasi ... 53

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 54

2. Siklus II ... 56

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 56

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 59

c. Observasi dan Interpretasi ... 62

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 64

D. Pembahasan ... 69

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ... 75

A. Simpulan ... 75

B. Implikasi ... 76

C. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(17)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 30

Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa ... 36

Tabel 3. Penerapan Model Group Investigation (GI) ... 65

Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa ... 65

Tabel 5. Partisipasi Belajar Siswa ... 66

Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 66

Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 67

Tabel 8. Pedoman Angket Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 83

Tabel 9. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Siswa ... 86

Tabel 10. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 87

Tabel 11. Pedoman Angket Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) ... 89

Tabel 12. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) ... 92

Tabel 13. Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta ... 94

Tabel 14. Daftar Anggota Kelompok ... 95

Tabel 15. Daftar Nama Guru, Pembagian Tugas Mengajar dan Fungsional SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 97

Tabel 16. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 138

Tabel 17. Motivasi Berprestasi Siswa Siklus I ... 143

Tabel 18. Penilaian Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 157

Tabel 19. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 191

(18)

commit to user

Tabel 21. Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II ... 199

Tabel 22. Penilaian Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan

Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 209

Tabel 23. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah

(19)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas dengan

Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 27

Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ... 32

Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta ... 42

Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 98

Gambar 5. Suasana Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 109

(20)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ... 81

Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 83

Lampiran 3. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Siswa ... 86

Lampiran 4. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 87

Lampiran 5. Lembar Observasi Penilaian Partisipasi Siswa ... 89

Lampiran 6. Perolehan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigasi (GI) ... 92

Lampiran 7. Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta ... 94

Lampiran 8. Daftar Anggota Kelompok ... 95

Lampiran 9. Daftar Nama Guru, Pembagian Tugas Mengajar dan Fungsional SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 97

Lampiran 10. Catatan Lapangan 2 ... 101

Lampiran 11. Dokumentasi ... 108

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 110

Lampiran 13. Lampiran Materi Pembelajaran ... 119

Lampiran 14. Tugas Diskusi Kelompok ... 122

Lampiran 15.Kunci Jawaban Diskusi Kelompok ... 128

Lampiran 16. Soal Ulangan (Kuis) Siklus I ... 132

Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 135

Lampiran 18. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 138

Lampiran 19. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 143

Lampiran20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 153

Lampiran21. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 157

Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 ... 160

(21)

Lampiran 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 167

Lampiran 25 Lampiran Materi Pembelajaran ... 175

Lampiran 26. Tugas Diskusi Kelompok ... 181

Lampiran 27.Kunci Jawaban Diskusi Kelompok ... 184

Lampiran 28. Soal Ulangan (Kuis) Siklus II ... 188

Lampiran 29. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 192

Lampiran 30. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus II ... 194

Lampiran 31. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II .... 199

Lampiran32. Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 209

Lampiran33. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 213

(22)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah A.

Pembangunan Sumber Daya Manusia di Indonesia adalah merupakan

bagian integral dari rangkaian kegiatan pembangunaan Nasional yang harus

dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kesinambungan

pembangunan menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.

Dalam pelaksanaan Pembangunan Sumber Daya Manusia sangat ditentukan oleh

dunia pendidikan kita. Sedangkan dunia pendidikan kita terus mengalami

perubahan dan perkembangan yang begitu pesat sesuai dengan kebutuhan global

dunia pendidikan.

Kualitas pendidikan tegantung pada pelaksanaan sistem pembelajaran di

kelas, dimana kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

terlibat di dalamnya antara lain proses belajar mengajar, kualitas tenaga

pengajarnya, kurikulum, fasilitas pendidikan dan manajemen organisasi

pendidikannya. Sistem pembelajaran di kelas merupakan salah satu komponen

peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam proses belajar mengajar

terdapat hubungan erat antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar dan

diantara keduannya terdapat interaksi yang kuat yang saling mendukung untuk

mencapai tujuan. Dengan demikian Pembelajaran merupakan suatu proses belajar

mengajar yang memungkinkan siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang

telah diberiakan sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Kegiatan pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk mencoba

menolong, membimbing dan mengembangkan kemampuan siswa dalam suatu

kegiatan belajar mengajar serta membantu para siswa agar memperoleh berbagai

pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik

(23)

kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,

ketrampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan

perilaku siswa. Pembelajaran dapat membantu siswa yang mengalami

kesulitan-kesulitan dan berusaha memecahkannya serta mencari jalan keluar. Kualitas

pembelajaran tergantung pada berhasil tidaknya proses belajar mengajar dikelas

yang kemudian proses belajar menganjar ini akan mempengaruhi meningkatnya

prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya

merupakan pencerminan usaha belajar siswa. Pada umumnya semakin baik usaha

belajarnya maka semakin baik pula prestasi yang diraih. Dengan demikian,

pelaksanaan pembelajaran perlu direncanakan sebaik mungkin dengan

memperhatikan berbagai aspek.

Akan tetapi pada kenyataannya yang terjadi di lapangan guru belum bisa

menerapkan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Berbagai upaya telah

dilakukan guna meningkatkan sistem pembelajaran yang efektif dan berkualitas.

Ilmu akuntansi sebagai salah satu mata pelajaran yang merupakan bagian dari

Ilmu Pengetahuan Sosial yang di ajarkan kepada siswa agar siswa mampu

mengolah data dalam proses akuntansi yaitu dimana terdapat suatu siklus mulai

dari transaksi keuangan, jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian,

jurnal penutup, neraca saldo penutup sampai pada laporan keuangan. oleh karena

itu pembelajaran akuntansi didominasi dengan pemberian soal-soal, modul dan

latihan-latihan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pemerintah juga berusaha agar kualitas pembelajaran di Indonesia dapat

meningkat. Terbukti dengan adanya perubahan kurikulum pendidikan yang sesuai

dengan perkembangan jaman. Sejak tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK), dan kini telah berubah menjadi kurikulum 2006

yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang menggunakan

paradigma pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran. Esensi

dari teori konstruktivisme adalah ide atau gagasan bahwa siswa harus menemukan

dan mentransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi lain, dan

(24)

commit to user

pelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi, bukan menerima

pengetahuan. Sehingga guru dituntut untuk lebih profesional guru harus mampu

menerapkan suatu pendekatan atau strategi yang disesuaikan dengan materi yang

akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan prestasi

belajar siswa. Seorang guru hendaknya mengetahui bermacam-macam metode

sehingga guru mempunyai pegangan dalam memilih metode mengajar yang akan

digunakan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi, kemampuan guru,

waktu, besar kecilnya kelompok dan fasilitas yanga ada. Metode pembelajaran

yang digunakan dalam mengajarkan mata pelajaran akuntansi pada umumnya

masih menggunakan metode ceramah. Dalam penggunaan metode ceramah ini

siswa kurang menampakkan aktivitas yang positif selama proses pembelajaran.

Hal ini ditunjukkan kurang terlihatnya interaksi baik antara siswa dengan guru,

maupun siswa dengan siswa.

Hal ini juga terjadi di kelas XI SMA Islam 1 Surakarta, dari survei yang

dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan saat megikuti Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, proses

pembelajaran hanya terpuasat pada guru. Dalam proses pembelajaran ini guru

menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Hal ini menyebabkan siswa

cenderung beranggapan dalam mempelajarai akuntansi hanya semata-mata

menghafal, bukan memahami konsep dan prinsip. Sehingga siswa kurang

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan cepat merasa bosan. Dari

hasil survai banyak siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 belum memenuhi

standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi, yaitu

68,00 ini disebabkan motivasi belajar siswa masih rendah dan partispasi siswa

terhadap guru kurang positif. Beberapa siswa sering sibuk dengan urusannya

sendiri sehingga tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh guru,

diantaranya: ketika guru sedang menerangkan hanya sebagian kecil siswa yang

mau aktif dalam proses pembelajaran, ketika diberi kesempatan untuk bertanya

tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, ketika diberi kesempatan untuk

(25)

ketika siswa di suruh mengerjakan soal banyak yang berbicara sendiri, mengantuk

bahkan melamun selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mangajar, hal ini

merupakan permasalahan umum yang dihadapi banyak sekolah termasuk di SMA

Islam 1 Surakarta.

Salah satu faktor yang mempengaruhi potensi perkembangan anak dalam

pencapaian prestasi adalah motivasi belajar. Menurut Hamalik dalam Djamarah

(2002:114), motivasi adalah suatu perubahan didalam pribadi seseorang yang

ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajar akan berusaha mencurahkan

segenap kemamampuannya untuk menguasai ilmu yang dipelajari agar mencapai

hasil belajar yang optimal. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi kegiatan

seseorang untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam belajar, apabila siswa

mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan

kegiatannya mencapai prestasi tinggi. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi,

mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang

diharapkan pengajar. Mungkin siswa cukup bermotivasi untuk berprestasi di

sekolah, akan tetapi pada saat yang sama ada gangguan-gangguan, seperti

misalnya teman-teman yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah.

Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang,

bergairah dan bersemangat dalam belajar. Begitu pula sebaliknya siswa yang

motivasi belajarnya rendah akan cenderung kurang bersemangat dalam belajar.

Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka akan

mencapai prestasi tinggi begitu pula sebaliknya.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah partisipasi

siswa dalam pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat

dibutuhkan karena siswa tidak hanya pandai dalam mengerti dan memahami

pelajaran, akan tetapi harus ditunjukkan partisipasinya dalam proses belajar

mengajar. Partisipasi siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan keaktifannya

dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menerangkan materi pelajaran

(26)

commit to user

berkomunikasi timbal balik dalam pembelajaran. Semakin besar partisipasi siswa

maka akan semakin besar pula rasa keingintahuan siswa pada pelajaran tersebut.

Peran penting seorang guru untuk menumbuhkan rasa untuk berpartisipasi dari

diri siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jika partisipasi siswa semakin baik,

maka guru akan mudah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dan

mencari jalan terbaik untuk memberikan pemahaman kembali mata pelajaran yang

sulit dimengerti. Sebaliknya jika siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran,

maka guru akan mengalami kesulitan dalam mengetahui kesulitan-kesulitan

belajar yang dihadapi siswanya. Partisipasi siswa yang besar akan tercipta suasana

keterbukaan antara guru dan siswa, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang

dihadapi siswa dapat diatasi secara cepat dan tepat. Hal ini akan mendorong siswa

untuk selalu berprestasi.

Rendahnya motivasi siswa dan partisipasi siswa dalam pembelajaran

disebabkan oleh model pembelajaran yang kurang menarik dan masih bersifat

konvensional, sehingga keaktifan siswa dalam belajar kurang dan berakibat lebih

lanjut pada prestasi belajar yang kurang optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka

guru dituntut untuk lebih jeli dalam menemukan inovasi-inovasi baru dalam

pembelajaran yang lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan keaktifan dan

prestasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Oleh karena itu,

perlu dilakukan suatu penelitian guna meningkatkan prestasi belajar siswa, salah

satunya dengan menggunakan suatu model pembelajaran kooperatif yang lebih

menyenangkan dan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan/ partisipasi siswa

sehingga prestasi belajar mata pelajaran akuntansi meningkat.

Metode pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan solusi adalah Group

Investigation (GI) atau investigasi kelompok. Metode pembelajaran kooperatif

tipe Goup Investigation (GI) ini berasal dari jamannya John Dewey (1970) tetapi

telah diperbaharui dan diteliti kembali oleh Shlomo dan Yael Sharan. Metode

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ini dikemukakan oleh

Sharan pada tahun 1992 yang dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang

(27)

kooperatif yang dapat dijadikan solusi adalah Group Investigation (GI) atau

investigasi kelompok, merupakan model pembelajaran yang kompleks karena

memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis

konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Metode pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Dalam metode pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan

masing-masing kelompok beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang

heterogen. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi

mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan

dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

diharapkan pembelajaran di kelas dapat lebih efektif dan prestasi belajar mata

pelajaran akuntansi meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian dengan judul ³Peningkatan Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Akuntansi dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010´

Identifikasi Masalah B.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas

dapat diidentiifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

Rendahnya prestasi belajar siswa dikarenakan kurangnya motivasi belajar dan 1.

partisipasi aktif dari diri siswa.

Keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/ 2.

(28)

commit to user

(KBM) kurang dan terdapat siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan

minimal (KKM) sehingga prestasi belajar kurang optimal.

Keterbatasan kemampuan guru dalam menentukan dan menerapkan metode-3.

metode pembelajaran yang sesuai dan diminati oleh siswa. Sehingga guru

mengalami kesulitan dalam meningkatkan semangat belajar dan pemahaman

siswa terhadap materi yang disampaikan.

Keterbatasan sarana dan prasarana di kelas seperti media pembelajaran dan 4.

sumber-sumber belajar.

Pembatasan Masalah C.

Kualitas penelitian ilmiah bukanlah terletak pada keluasan masalah yang

diambil akan tetapi pada kedalaman pengkajian pemecahan masalah, untuk itu

penelitian ini difokuskan pada:

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap di SMA Islam 1 1.

Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Objek penelitian adalah sebagai berikut: 2.

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

a.

(GI). Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah

model pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara prinsip

belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme

dan prinsip pembelajaran demokrasi. Melalui pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation (GI) yang diterapkan di SMA Islam 1

Surakarta menumbuhkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan

partisipasi aktif siswa saat proses belajar mengajar berlangsung serta

(29)

Pengukuran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi b.

dengan menilai keaktifan dan hasil belajar siswa dari pembelajaran

dengan metode Group Investiogation (GI).

Perumusan Masalah D.

Setelah dilaksanakan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Rumusan masalah utama: 1.

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas

XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010?

Rumusan masalah khusus: 2.

Apakah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group

1.

Investigation (GI) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata

pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010?

Apakah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group

2.

Investigation (GI) dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mata

pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010?

Tujuan Penelitian E.

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum:

(30)

commit to user

Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas

XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Tujuan Khusus:

2.

Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar mata pelajaran akuntansi 1.

pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam belajar mata pelajaran akuntansi 2.

pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Manfaat Penelitian F.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut :

Manfaat teotitis 1.

Hasil penelatian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam bidang pendidikan khususnya motode pembelajaran yang paling efektif,

serta mendorong calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih

mendalam mengenai dunia pendidikan.

Manfaat Praktis 2.

Bagi Sekolah 1.

Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan

sumber-sumber belajar.

Bagi Guru 2.

Menambah masukan dalam pengelolaan kelas untuk kegiatan belajar mengajar

(KBM) melalui pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat memberikan

sumbangan yang nyata bagi peningkatan profesionalitas guru dalam upaya

(31)

Bagi Siswa 3.

Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya.

Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih menyenangi belajar yang

bernuansa perhitungan dan analisa, lebih berani dan terampil bertanya dan

menjelaskan.

Bagi Peneliti 4.

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku kuliah

khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk membekali peneliti

sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar yang tepat.

BAB II

LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka A.

Metode Pembelajaran Kooperatif 1.

(32)

commit to user

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan

pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman

dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun

kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan dan

nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

W. James Popham dan Eva L. Baker (2003:7) menyatakan bahwa

³efektivitas pengajaran itu seharusnya ditinjau dari hubungannya dengan guru

tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, didalam situasi tertentu dalam

uasahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu ´. Dalam proses

pembelajaran terdapat hubungan yang erat antara siswa dengan guru yang

mengajar dan diantara keduanya terdapat interaksi yang kuat saling mendukung

untuk mencapai tujuan.

Efektivitas guru mengajar nyata dari keberhasilan siswa menguasai apa

yang diajarkan guru itu (Nasution, 1999 : 110). Menurut Dick dan Reiser dalam

M. Sobry Sutikno (2004 : 85) ³Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran

yang memungkinkan siswa untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan

dan sikap serta membuat siswa senang´.

Richard Dunne dan Ted Wragg dalam Anwar Jasin (1996:4) menjelaskan

ciri-ciri pembelajaran yang efektif yaitu:

Pembelajaran efektif memudahkan murid belajar sesuatau yang 1)

bermanfaat seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan bagaimana

hidup serasi dengan sesama atau sesuatu hasil belajar yang

diinginkan.

Pembelajaran efektif adalah bahwa ketrampilan tersebut diakui oleh 2)

mereka yang kompeten menilai, seperti guru-geru, pelatih guru-guru,

pengawas, tutor, dan pemandu atau murid-murid sendiri.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang efektif

(33)

termotivasi untuk mempelejari materi yang telah diberikan sehingga tercapainya

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)

b.

Hakikat Pembelajaran Kooperatif 1)

Robert E. Slavin (1995: 73-74) menjelaskan mengenai komponen

utama yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: a) presentasi kelas;

b) kelompok; c) tes; d) nilai peningkatan atau perkembangan; dan e)

penghargaan kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen yang

saling terkait, yaitu: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka;

(3) akuntabilitas individual; dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan

antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan.

Metode pembelajaran ini menggunakan kelompok kecil, setiap siswa

yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda ±

beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan

pemahaman siswa terhadap topik/ materi pelajaran yang diajarkan. Setiap

anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang sedang

diajarkan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok

untuk belajar, dengan demikian perlu diciptakan atmosfir keberhasilan.

Seluruh siswa pada kegiatan belajar ini harus berpartisipasi aktif, perbedaan

individual antara siswa dapat diminimalkan pada saat mereka mempelajari

materi. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah: (a) meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik; (b) penerimaan terhadap perbedaan

individu; dan (c) pengembangan keterampilan sosial.

Berikut ini merupakan prinsip dasar, ciri-ciri, serta kelebihan dan

kekurangan pembelajaran kooperatif :

Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Kooperatif a).

Dibawah ini merupakan prinsip dasar dalam metode pembelajaran

(34)

commit to user

Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup (1)

dan sepenanggungan.

Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya. (2)

Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya (3)

memiliki tujuan yang sama.

Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara (4)

anggota kelompoknya.

Siswa akan dikenakan evaluasi dan diberikan hadiah/penghargaan yang (5)

juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan (6)

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

Siswa akan diminta pertanggung jawaban tentang materi yang (7)

dipelajari dalam kelompoknya.

Ciri ± Ciri Pembelajaran Kooperatif b).

Berikut ini merupakan ciri ± ciri pembelajaran kooperatif, antara lain :

Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan (1)

materi pelajaran.

Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, (2)

sedang dan rendah.

Anggota kelompok dapat berasal dari suku, budaya, jenis kelamin, dan (3)

ras yang berbeda.

Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu. (4)

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif c).

Pembelajaran kooperatif di samping memiliki kelebihan juga

memiliki kelemahan.

(35)

Pembelajaran yang aktif : pembelajaran kooperatif mengharuskan (a).

setiap siswa aktif berinteraksi satu sama lain.

Keterampilan sosial : siswa belajar berinteraksi dengan siswa lain, (b).

mengembangkan suatu keterampilan interpersonal, kepemimpinan,

berkompromi, komunikasi dan berkolaborasi.

Saling ketergantungan : ketergantungan positif dan kepercayaan (c).

kelompok dikembangkan dengan adanya interaksi siswa untuk

mencapai tujuan yang sama.

Akuntabilitas individu : apabila kelompok mencapai keberhasilan (d).

dan sukses itu adalah akibat dari input dari setiap individu yang ada

dalam kelompok.

Sedangkan kelemahan dari metode pembelajaran kooperatif antara

(2)

lain:

Kecocokan antara siswa : dalam pembentukan kelompok kadang (a).

sangat sulit sehingga guru harus mengetahui siswanya dengan baik

untuk menggabungkan siswa agar mau bekerja sama dengan baik.

Ketergantungan siswa : guru tidak boleh hanya mempercayai satu (b).

siswa yang pintar untuk mengkoordinasikan belajar pada

kelompoknya karena akan menggagalkan tujuan pembelajaran

kooperatif. Sehingga guru harus mengelola kelompok sehingga

benar ± benar terjadi kolaborasi.

Memerlukan waktu yang lama : metode pembelajaran kooperatif (c).

memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari materi

pelajaran dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya.

Individualist : siswa yang suka bekerja secara independen tidak (d).

menyukai metode pembelajaran kooperatif.

Keterbatasan logistik/ bahan : guru harus menyiapkan banyak (e).

informasi yang menjadi tanggung jawab siswa untuk mempelajari,

(36)

commit to user

Adapun manfaat yang diperoleh dengan penerapan pembelajaran

kooperatif adalah mendokumentasikan hasil-hasil pembelajaran termasuk

peningkatan hasil belajar, perbaikan terhadap tingkah laku dan kehadiran,

meningkatkan self ± confidence dan motivasi, serta meningkatkan kedekatan

antara teman sekelas dan teman satu sekolah.

Hakikat Group Investigation (GI)

2).

Metode pembelajaran kooperatif tipe Goup Investigation (GI) ini

berasal dari jamannya John Dewey (1970) tetapi telah diperbaharui dan diteliti

kembali oleh Shlomo dan Yael Sharan. Metode pembelajaran kooperatif tipe

Goup Investigation (GI) ini dikemukakan kembali oleh Sharan pada tahun

1992 yang dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang lebih tinggi

seperti menganalisis dan mengevaluasi. Siswa bekerja dalam kelompok untuk

menghasilkan suatu proyek/ tugas yang dapat dipilih sendiri oleh siswa.

Metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

merupakan metode pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara

prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme

dan prinsip pembelajaran demokrasi. Metode pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat

mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran sehingga akan

memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru

akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat

memperbaiki kesalahannya.

Robert E. Slavin (2008 : 215), mengatakan bahwa ³ Group

Investigation tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan

pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak

memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di kelas´.

Dalam pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI), interaksi sosial menjadi faktor penting bagi perkembangan

(37)

teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok

kecil, dimana pertukaran pikiran dan sikap-sikap kooperatif bisa terus

bertahan. Dalam pembelajaran inilah, kooperatif memainkan peranannya

dalam memberi kebebasan kepada pebelajar untuk berfikir secara analitis,

kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Pola pengajaran ini akan menciptakan

pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai subyek pembelajaran ikut

terlibat dalam penentuan pembelajaran.

Adapun langkah ± langkah pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) menurut Robert E. Slavin (2008 : 218) antara lain :

Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam

kelompok.

Siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sujumlah topik a).

dan mengkategorikan saran-saran.

Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik b).

yang teleh mereka pilih.

Komposisi kelompok didasarkan pada keterkaitan siswa dan c).

harus bersifat heterogen.

Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dan d).

memfasilitasi pengaturan.

Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari.

Siswa merencanakan bersama mengenai materi yang akan a).

dipelajari, bagaimana mempelajarinya, siapa melakukan apa dan

untuk tujuan atau kepentingan apa menginvestigasi topik ini.

Tahap 3 : Melaksanakan investigasi

Siswa mengumpulkan informasi, menganalisa data dan membuat a).

kesimpulan.

Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang b).

dilakukan kelompoknya.

Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi dan c).

(38)

commit to user

Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir.

Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek a).

mereka.

Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka b).

laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi

mereka.

Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk c).

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir.

Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai a).

macam bentuk.

Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya b).

secara aktif.

Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan c).

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya

oleh seluruh anggota kelas.

Tahap 6 : Evaluasi

Siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, a).

mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai

keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran b).

siswa.

Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran c).

paling tinggi.

Hakikat Motivasi Belajar 2.

Prestasi belajar yang maksimal tidak dapat terwujud tanpa usaha dari

(39)

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diharapkan dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa. W. S. Winkel mengatakan bahwa ³motif´

adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu (Darsono, 2000:61). Berawal dari

kata ³motif´ itu, motivasi diartikan sebagai motif yang sudah menjadi aktif pada

saat-saat melakukan suatu perbuatan. Sedangkan motif sudah ada dalam diri

seseorang, jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan

Menurut McDonald dalam Oemar Hamalik (2009: 173), Motivasi adalah

suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya

afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar merupakan hal yang

sangat penting dimiliki siswa. Harus ada motivasi untuk melaksanakan suatu

kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan belajar. Motivasi belajar

merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah

pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki subjek belajar itu dapat

tercapai.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi instrinsik timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dan dorongan

dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ini terbentuk karena

kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan

dirinya dan bekal dalam menjalani kehidupan. Motivasi ekstrinsik timbul sebagai

akibat pengaruh dari luar individu. Siswa yang selalu memperhatikan waktu guru

menyampaikan materi pelajaran bukanlah masalah bagi guru karena didalam diri

siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian

biasanya dengan kesadaran diri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin

tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai

gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar

memecahkan perhatiannya. Berbeda dengan siswa yang tidak ada motivasi di

(40)

commit to user

dirinya mutlak diperlukan. Dalam hal ini tugas guru adalah membangkitkan

motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.

Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan

memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus (Anni, 2005:111). Dalam

pengertian ini intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi. Untuk belajar sangat

diperlukan adanya motivasi, sesuai dengan semboyan ³ motivation is an essential

condition of learning´. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi.

Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu

(Sardiman, 2003:84). Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha

belajar bagi para siswa.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi.

Sardiman (2003: 85) mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:

Mendorong manusia untuk berbuat. 1.

Motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai. 2.

Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannnya.

Menyelesaikan perbuatan. 3.

Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna

mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut.

3. Hakikat Partisipasi Belajar

Pengertian Partisipasi Siswa a.

Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris Partisipate yang dalam

bahasa indonesia berarti turut serta, ambil bagian atau keterlibatan. Partisipasi

dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah perisipasi yang berarti keterlibatan

siswa secara fisik, intelektual-emosional, dan sosial dalam proses poembelajan.

Menurut Keit Davis dalam Sastroputro (1989:35) menyatakan bahwa

(41)

kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok

dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang

bersangkutan.

George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut

sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan

sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai

persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan

tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002:149). Partisipasi

siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156).

Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai

cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon siswa secara

positif, menggunakan pengalaman berstruktur, dan menggunakan metode yang

bevariasi yang lebih melibatkan siswa. Siswa sebagai subjek sekaligus objek

dalam pembelajaran. Sebagai subjek siswa adalah individu yang melakukan proses

belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkaan dapat

mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu, dari pihak siswa

diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif subjek

belajar dalam proses pembelajaran antara lain dipengaruhi faktor kemampuan

yang dimiliki hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.

Pendapat tentang partisipasi juga disampaikan oleh Dimyanti dan

Mudjino (1994: 26) mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi

memiliki aspek-aspek yaitu kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi atau

keterlibatan dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan

siswa selama proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta pisik anggota dalam

memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan, serta

(42)

commit to user Manfaat Partisipasi

b.

Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan manfaat prinsipil dari

partisipasi yaitu:

Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karea 1)

banyaknya sumbangan pemikiran

Pengembangan potensi diri dan kreativitas 2)

Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang 3)

diberikan dan adanya perasaan diperlukan

Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk 4)

membangun kepentingan bersama

Heidjrachman dalam Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan bahwa

dengan dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti

bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan pikiran),

adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya

perasaan diperlukan.

Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi

diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab

terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan

memberikan peranan yang penting bagi keberhasilan tujuan dari proses

pembelajaran yang terkait.

Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa c.

Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan bahwa peran aktif dan

partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta

suatu kondisi sebagai berikut:

Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa 1)

Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjasi pengalaman dalam belajar. 2)

Tujuan kegiatan pembelajaran yaitu tercapainya kemampuan minimal siswa 3)

(kompetensi dasar).

Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, 4)

meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta

(43)

commit to user

Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, 5)

sikap, dan keterampilan.

Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) until

menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan

melalui 9 aspek berikut ini:

Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga 1)

mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 2)

Mengingatkan kompetensi prasyarat. 3)

Memberikan stimulus (masalah, topic, dan konsep) yang akan 4)

dipelajari.

Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 5)

Memunculkan aktivitas serta partisipasi aktif siswa dalam kegiatan 6)

pembelajaran.

Memberikan umpan balik (feed back). 7)

Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga 8)

kemampuan siswa terpantau dan terukur.

Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir

9)

pembelajaran.

Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran

tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan

partisipasi siswa. Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam

merangsang tumbuhnya partsisipasi siswa. Dengan demikian peran serta dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat, yang pada

akhirnya kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa.

4. Hakikat Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi Belajar a.

Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar pada akhirnya ingin

mengetahui hasilnya. Hasil dari kegiatan belajar itulah yang dinamakan prestasi

belajar. Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses belajar. Prestasi merupakan

kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan

(44)

commit to user

belajarnya, berarti ia mendapatkan hasil kecakapan yang baru dari apa yang

dipelajarinya (Suryabrata, 2001:232).

Widodo (2002: 594) berpendapat bahwa ³Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai´. Menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa ³prestasi belajar adalah

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.´

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi

belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian

tehadap penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui

proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbul, angka, huruf atau kode.

Prestasi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan tingkat

pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/

berdiskusi), keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM)

dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata diklat akuntansi

keuangan, yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

Group Investigation (GI) dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata

diklat akuntansi pada siswa kelas XI.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar b.

Pencapaian prestasi belajar oleh seorang individu merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam (faktor

internal) maupun dari luar (faktor eksternal).

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari: a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang

bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya

penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b) Faktor psikologis

baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: (1) Faktor

(45)

kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non intelektif, yaitu

unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,

motivasi, emosi penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal terdiri dari: a) Faktor sosial yang terdiri atas :

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan

kelompok. b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan

iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor diatas akan saling berinteraksi baik secara langsung

ataupun tidak langsung dalam pencapaian prestasi belajar yang dilakukan oleh

siswa. Sehingga faktor-faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap

pencapaian prestasi belajar siswa.

Mata Pelajaran Akuntansi 5.

Akuntansi ( accounting) berasal dari bahasa inggris ³to account´ yang

artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan, dari pengelola

perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan

kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan tersebut. Pengertian akuntansi

yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accounts (AICPA)

yang dikutip oleh Ngadiman, dkk (2004: 2) dalam bukunya yang menyatakan

bahwa ³Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa´. Fungsinya ialah menyediakan data

kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang

digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomis dalam pemilihan

alternatif suatu keadaan.

Sedangkan menurut Arnie Fajar (2005: 130), akuntansi merupakan mata

pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi

berkenaan dengan transaksi keuangan. Menurut AAA ( American Accounting

Association) dalam Kardiman (2006: 2), akuntansi sebagai suatu proses

pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang

(46)

commit to user

oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Menurut Achmad

Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 3), akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu

sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit

organisasi atau kesatuan ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.´

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata

pelajaran akuntansi adalah merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu

sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan

melalui proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi

yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan

tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut

Ruang lingkup mata pelajaran akuntansi dimulai dari dasar-dasar

konseptual, struktur, dan siklus akuntansi. Fungsi mata pelajaran akuntansi di

SMA salah satunya adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap

rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan,

pengelompokan serta pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan

keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Penelitian Yang Relevan B.

Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan

kelas menggunakan pembelajaran kooperatif model Group Investigasi (GI) antara

lain :

Hendrawan Yulianto Nugroho (2007). ³Study Komparasi antara Metode

1.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan Metede Ceramah

dalam Pembelajran Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas II Semester I SMK

BATIK 2 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007´.

Eka Vitaloka (2009). ³Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata

2.

(47)

Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Simo Boyolali Tahun

Ajaran 2009/

Gambar

Tabel 23. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas dengan
Gambar 1. Kerangka Berfikir Tentang Penelitian Tindakan Kelas dengan
Tabel 1. Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu ditunjukkan juga dalam simulasi ini pengaruh perubahan parameter serat optis dan sistem komunikasi optis terhadap besarnya daya sinyal FWM yang dibangkitkan..

[r]

Khusus Jagung Putih menjadi alternatif makanan pokok pengganti beras di Kabupaten Grobogan dan dari luas total pertanaman jagung sekitar 95.000 ha dan 15-20% adalah

menyaksikan, dan akan berakibat pada kepuasan dan ketidakpuasan khalayak.. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada partisipan. mengenai teknik pengambilan gambar

Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana teknik sipil bidang studi teknik sumberdaya air pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara..

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan pelayaran memiliki 3.000 TEUs untuk salah satu rutenya, maka dapat dilihat yang paling efisien pada rute tersebut dengan jumlah

• Risiko yang timbul akibat perubahan suku bunga dan nilai pasar surat berharga yang terjadi pada saat bank.

Pembuatan Karbon Aktif Super dari Batubara dan Tempurung Kelapa.. Tesis Fakultas Teknik Universitas