PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
EVA MURFIANA D.P
K 7406076
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
EVA MURFIANA D.P
K 7406076
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ABSTRAK
Eva Murfiana Dita Purbawani. K 7406076. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANAKUNTANSI DENGAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Model Group
Investigation (GI) dalam peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi
pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta yang berjumlah
29 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan
melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan
arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dokumentasi
dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2)
persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5)
pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan,
alokasi waktu masing-masing pertemuan 5 x 40 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran
Group Investigation (GI). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai
berikut: (1) Pada penerapan metode Group Investigation (GI) dalam pelajaran
Akuntansi terdapat peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
peningkatan pada siklus I sebesar 78,67% menjadi 86% pada siklus II. (2)
Motivasi belajar siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan berdiskusi
berlangsung dalam pelajaran akuntansi juga mengalami peningkatan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 77,70% menjadi
83,22% pada siklus II. (3) Partisipasi siswa yang aktif dalam mengemukakan
pendapat dan mengajukan pertanyaan selama berdiskusi dalam pelajaran
Akuntansi mengalami penimgkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
peningkatan pada siklus I sebesar 67,59% menjadi 82,07% pada siklus II. (4)
Adanya peningkatan prestasi belajar dalam pelajaran akuntansi. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 75,86% menjadi
93,10% pada siklus II.
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya,
antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI),
(2) Guru membuat suasana baru dalam menyampaikan materi yang dilakukan oleh
siswa dengan cara diskusi dengan tim ahli dan menjelaskan di kelompok utama,
(3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
(GI),dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi baik dari segi keaktifan
commit to user
ABSTRACT
Eva Murfiana Dita Purbawani. K 7406076. IMPROVING ACADEMIC ACHIVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECTS WITH TYPE OF
COOPERATIVE LEARNING METHODS IN THE GROUP
INVESTIGATION (GI) OF CLASS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2009/2010. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret Surakarta University. July 2010.
The purpose of this study was to describe the Model Group Investigation
(GI) in improving academic achievement in accounting subjects in class XI SMA
Islam 1 Surakarta academic year 2009/2010.
This study uses a classroom action research approach (classroom action
research) using the cycle strategy. The subjects of this study was class XI IPS 2
SMA Islam 1 Surakarta about 29 students. Object of research on action research
are the various activities that occur in the classroom during the learning process.
This research was conducted with the collaboration between researchers,
classroom teachers and involving the participation of students. Source of data
used in this action research, among others, the informant, place or location,
events, documents and archives. Data was collected by observation, testing,
documentation and questionnaire. Research procedure included three stages: (1)
identification, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation
of measures, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process
was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning
action, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and
(4) analysis and reflection. Each cycle is carried out in three sessions, each time
the allocation of 5 x 40-minute meeting.
Based on research that has been done, it can be concluded that there was
an increase academic achievement through the implementation of the learning
model of Group Investigation (GI). This is reflected in several indicators as
follows: (1) In applying method of Group Investigation (GI) in Accounting lesson
there is an increase. It was indicated by an increase in the first cycle of 78.67% to
86% on the second cycle. (2) active student learning motivation in a group
commit to user
was indicated by an increase in the first cycle of 77.70% to 83.22% on the second
cycle. (3) active student participation in a proposed opinion and ask questions
during the discussion in the lesson penimgkatan Accounting experience. It was
indicated by an increase in the first cycle of 67.59% to 82.07% on the second
cycle. (4) There is an increasing academic achievement in accounting lessons. It
was indicated by an increase in the first cycle of 75.86% to 93.10% on the second
cycle.
The increase occurred after the teacher made several attempts, among
other things: (1) The implementation of cooperative learning model of the type of
Group Investigation (GI), (2) Teachers create a new atmosphere in conveying
materials made by students in a way discussions with the team of experts and
explained in the main group, (3) Teacher evaluation after the implementation of
learning to improve subsequent learning achievement. Thus it can be concluded
that with the implementation of cooperative learning model type Group
Investigation (GI), can improve learning achievement in terms of liveliness
commit to user
MOTTO
“ The biggest, the smartest, and the strongest are not the survivors. Rather, the survivors are the most adaptable.”
(Orang yang bertahan hidup bukanlah orang yang terbesar, terpandai dan terkuat.
Melainkan orang yang paling mampu beradaptasi/menyesuaikan diri)
(Charles Darwin)
“ Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan
apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.” (Adrie Wongso)
“Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijakan orang lain, Akan tetapii kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.”
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Ibu dan Ayah tersayang yang telah memberikan banyak pengorbanan dan doa restu sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
Eyang putri Darmo Ijoyo terima kasih atas doa restu dan nasehatnya.
Arif Fiyanto terkasih dan adikku tersayang Raseda E Muhartika yang membuatku selalu bersemangat.
Drs. Sudiyanto, M.Pd terima kasih untuk dorongan dan bimbingannya selama ini.
Laily Faiza Ulfa, SE.MM terima kasih untuk bimbingan dan kesabarannya.
Murry, Intan dan semua temen-temen seperjuanganku, I lope u Prend...
Semua sahabat-sahabatku, buat motivasi dan doanya.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan
dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Drs Sukirman, M.M, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
banyak doa dan bimbingan serta semangat.
5. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak
sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Laily Faiza Ulfa, SE.MM, selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
7. Drs. Kadarusman, selaku kepala Sekolah SMA Islam 1 Surakarta terima kasih
atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian.
8. Atin Nur Widayati, S.Pd. selaku guru akuntansi SMA Islam 1 Surakarta yang
telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terima kasih untuk
bantuan waktu tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada
Penulis.
9. Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta terima kasih atas kerjasamanya
commit to user
10. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Eyang putri Darmo Ijoyo terima kasih atas doa restu dan nasehatnya.
12. Adikku tersayang Raseda E Muhartika yang membuatku selalu bersemangat.
13. Murry, Intan, Ema F, Isna, Tasnim, Ditha, Burhan (pak B), Bayu (singo),
Septian, Hafid (kacang), Wawan (pak wasus), Dyah, Dwi, Susi, Harjani dan
semua teman-teman seperjuangan yang selalu membuatku tersenyum.
14. Mizz tina (munthul), Si boz (mba’ dwi), Alamanda (mizrock), mizz dani, mba’ ci, peethup, mas tri, mas budhi, wizhnue, mas edy, mas sahlan, semua teman-teman “Latero” dan “dJokam Larangan” yang selalu membuat hari-hariku lebih berwarna dan yang selalu mendoakanku.
15. Arif Fiyanto “penyemangatku” yang secara tidak langsung memberiku banyak inspirasi, motivasi dan semangat.
16. Sahabat-sahabatku, terima kasih buat senyum dan doanya.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, 2010
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN REVISI ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Tinjauan Pustaka ... 10
1. Metode Pembelajaran Kooperatif ... 10
a. Hakikat Metode Pembelajaran ... 10
b. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif ... 11
1) Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 11
2) Hakikat Group Investigation (GI) ... 14
commit to user
3. Hakikat Partisipasi Belajar ... 18
a. Pengertian Partisipasi Siswa ... 18
b. Manfaat P artisipasi ... 20
c. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa ... 20
4. Hakikat Prestasi Belajar ... 21
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 21
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22
5. Mata Pelajaran Akuntansi ... 23
B. Penelitian yang Relevan ... 24
C. Kerangka Pemikiran ... 25
D. Hipotesis Tindakan... 28
BAB III TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
1. Tempat Penelitian... 29
2. Waktu Penelitian ... 30
B. Pendekatan Penelitian ... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ... 33
D. Prosedur Penelitian... 34
E. Proses Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 38
1. Sejarah Singkat SMA Islam 1 Surakarta ... 38
2. Visi, Indikator dan Misi SMA Islam 1 Surakarta ... 39
3. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta ... 40
4. Pelaksanaan Kurikulum ... 41
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 di SMA Islam 1 Surakarta... 43
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46
1. Siklus I ... 46
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 46
commit to user
c. Observasi dan Interpretasi ... 53
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 54
2. Siklus II ... 56
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 56
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 59
c. Observasi dan Interpretasi ... 62
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 64
D. Pembahasan ... 69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ... 75
A. Simpulan ... 75
B. Implikasi ... 76
C. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 30
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa ... 36
Tabel 3. Penerapan Model Group Investigation (GI) ... 65
Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa ... 65
Tabel 5. Partisipasi Belajar Siswa ... 66
Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 66
Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 67
Tabel 8. Pedoman Angket Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 83
Tabel 9. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Siswa ... 86
Tabel 10. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 87
Tabel 11. Pedoman Angket Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) ... 89
Tabel 12. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) ... 92
Tabel 13. Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta ... 94
Tabel 14. Daftar Anggota Kelompok ... 95
Tabel 15. Daftar Nama Guru, Pembagian Tugas Mengajar dan Fungsional SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 97
Tabel 16. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 138
Tabel 17. Motivasi Berprestasi Siswa Siklus I ... 143
Tabel 18. Penilaian Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 157
Tabel 19. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 191
commit to user
Tabel 21. Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II ... 199
Tabel 22. Penilaian Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan
Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 209
Tabel 23. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas dengan
Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 27
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ... 32
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta ... 42
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 98
Gambar 5. Suasana Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 109
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ... 81
Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 83
Lampiran 3. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Siswa ... 86
Lampiran 4. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 87
Lampiran 5. Lembar Observasi Penilaian Partisipasi Siswa ... 89
Lampiran 6. Perolehan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigasi (GI) ... 92
Lampiran 7. Daftar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Islam 1 Surakarta ... 94
Lampiran 8. Daftar Anggota Kelompok ... 95
Lampiran 9. Daftar Nama Guru, Pembagian Tugas Mengajar dan Fungsional SMA Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 97
Lampiran 10. Catatan Lapangan 2 ... 101
Lampiran 11. Dokumentasi ... 108
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 110
Lampiran 13. Lampiran Materi Pembelajaran ... 119
Lampiran 14. Tugas Diskusi Kelompok ... 122
Lampiran 15.Kunci Jawaban Diskusi Kelompok ... 128
Lampiran 16. Soal Ulangan (Kuis) Siklus I ... 132
Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 135
Lampiran 18. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus I ... 138
Lampiran 19. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 143
Lampiran20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 153
Lampiran21. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus I ... 157
Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 ... 160
Lampiran 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 167
Lampiran 25 Lampiran Materi Pembelajaran ... 175
Lampiran 26. Tugas Diskusi Kelompok ... 181
Lampiran 27.Kunci Jawaban Diskusi Kelompok ... 184
Lampiran 28. Soal Ulangan (Kuis) Siklus II ... 188
Lampiran 29. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 192
Lampiran 30. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Siklus II ... 194
Lampiran 31. Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II .... 199
Lampiran32. Lembar Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Dengan Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 209
Lampiran33. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Group Investigation (GI) Siklus II ... 213
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah A.
Pembangunan Sumber Daya Manusia di Indonesia adalah merupakan
bagian integral dari rangkaian kegiatan pembangunaan Nasional yang harus
dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kesinambungan
pembangunan menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Dalam pelaksanaan Pembangunan Sumber Daya Manusia sangat ditentukan oleh
dunia pendidikan kita. Sedangkan dunia pendidikan kita terus mengalami
perubahan dan perkembangan yang begitu pesat sesuai dengan kebutuhan global
dunia pendidikan.
Kualitas pendidikan tegantung pada pelaksanaan sistem pembelajaran di
kelas, dimana kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terlibat di dalamnya antara lain proses belajar mengajar, kualitas tenaga
pengajarnya, kurikulum, fasilitas pendidikan dan manajemen organisasi
pendidikannya. Sistem pembelajaran di kelas merupakan salah satu komponen
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam proses belajar mengajar
terdapat hubungan erat antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar dan
diantara keduannya terdapat interaksi yang kuat yang saling mendukung untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian Pembelajaran merupakan suatu proses belajar
mengajar yang memungkinkan siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang
telah diberiakan sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk mencoba
menolong, membimbing dan mengembangkan kemampuan siswa dalam suatu
kegiatan belajar mengajar serta membantu para siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik
kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,
ketrampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku siswa. Pembelajaran dapat membantu siswa yang mengalami
kesulitan-kesulitan dan berusaha memecahkannya serta mencari jalan keluar. Kualitas
pembelajaran tergantung pada berhasil tidaknya proses belajar mengajar dikelas
yang kemudian proses belajar menganjar ini akan mempengaruhi meningkatnya
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya
merupakan pencerminan usaha belajar siswa. Pada umumnya semakin baik usaha
belajarnya maka semakin baik pula prestasi yang diraih. Dengan demikian,
pelaksanaan pembelajaran perlu direncanakan sebaik mungkin dengan
memperhatikan berbagai aspek.
Akan tetapi pada kenyataannya yang terjadi di lapangan guru belum bisa
menerapkan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Berbagai upaya telah
dilakukan guna meningkatkan sistem pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
Ilmu akuntansi sebagai salah satu mata pelajaran yang merupakan bagian dari
Ilmu Pengetahuan Sosial yang di ajarkan kepada siswa agar siswa mampu
mengolah data dalam proses akuntansi yaitu dimana terdapat suatu siklus mulai
dari transaksi keuangan, jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian,
jurnal penutup, neraca saldo penutup sampai pada laporan keuangan. oleh karena
itu pembelajaran akuntansi didominasi dengan pemberian soal-soal, modul dan
latihan-latihan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pemerintah juga berusaha agar kualitas pembelajaran di Indonesia dapat
meningkat. Terbukti dengan adanya perubahan kurikulum pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan jaman. Sejak tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), dan kini telah berubah menjadi kurikulum 2006
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang menggunakan
paradigma pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan pembelajaran. Esensi
dari teori konstruktivisme adalah ide atau gagasan bahwa siswa harus menemukan
dan mentransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi lain, dan
commit to user
pelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi, bukan menerima
pengetahuan. Sehingga guru dituntut untuk lebih profesional guru harus mampu
menerapkan suatu pendekatan atau strategi yang disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan prestasi
belajar siswa. Seorang guru hendaknya mengetahui bermacam-macam metode
sehingga guru mempunyai pegangan dalam memilih metode mengajar yang akan
digunakan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi, kemampuan guru,
waktu, besar kecilnya kelompok dan fasilitas yanga ada. Metode pembelajaran
yang digunakan dalam mengajarkan mata pelajaran akuntansi pada umumnya
masih menggunakan metode ceramah. Dalam penggunaan metode ceramah ini
siswa kurang menampakkan aktivitas yang positif selama proses pembelajaran.
Hal ini ditunjukkan kurang terlihatnya interaksi baik antara siswa dengan guru,
maupun siswa dengan siswa.
Hal ini juga terjadi di kelas XI SMA Islam 1 Surakarta, dari survei yang
dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan saat megikuti Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, proses
pembelajaran hanya terpuasat pada guru. Dalam proses pembelajaran ini guru
menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Hal ini menyebabkan siswa
cenderung beranggapan dalam mempelajarai akuntansi hanya semata-mata
menghafal, bukan memahami konsep dan prinsip. Sehingga siswa kurang
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan cepat merasa bosan. Dari
hasil survai banyak siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 belum memenuhi
standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi, yaitu
68,00 ini disebabkan motivasi belajar siswa masih rendah dan partispasi siswa
terhadap guru kurang positif. Beberapa siswa sering sibuk dengan urusannya
sendiri sehingga tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh guru,
diantaranya: ketika guru sedang menerangkan hanya sebagian kecil siswa yang
mau aktif dalam proses pembelajaran, ketika diberi kesempatan untuk bertanya
tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, ketika diberi kesempatan untuk
ketika siswa di suruh mengerjakan soal banyak yang berbicara sendiri, mengantuk
bahkan melamun selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mangajar, hal ini
merupakan permasalahan umum yang dihadapi banyak sekolah termasuk di SMA
Islam 1 Surakarta.
Salah satu faktor yang mempengaruhi potensi perkembangan anak dalam
pencapaian prestasi adalah motivasi belajar. Menurut Hamalik dalam Djamarah
(2002:114), motivasi adalah suatu perubahan didalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajar akan berusaha mencurahkan
segenap kemamampuannya untuk menguasai ilmu yang dipelajari agar mencapai
hasil belajar yang optimal. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam belajar, apabila siswa
mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan
kegiatannya mencapai prestasi tinggi. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi,
mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang
diharapkan pengajar. Mungkin siswa cukup bermotivasi untuk berprestasi di
sekolah, akan tetapi pada saat yang sama ada gangguan-gangguan, seperti
misalnya teman-teman yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah.
Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang,
bergairah dan bersemangat dalam belajar. Begitu pula sebaliknya siswa yang
motivasi belajarnya rendah akan cenderung kurang bersemangat dalam belajar.
Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi maka akan
mencapai prestasi tinggi begitu pula sebaliknya.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah partisipasi
siswa dalam pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat
dibutuhkan karena siswa tidak hanya pandai dalam mengerti dan memahami
pelajaran, akan tetapi harus ditunjukkan partisipasinya dalam proses belajar
mengajar. Partisipasi siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan keaktifannya
dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menerangkan materi pelajaran
commit to user
berkomunikasi timbal balik dalam pembelajaran. Semakin besar partisipasi siswa
maka akan semakin besar pula rasa keingintahuan siswa pada pelajaran tersebut.
Peran penting seorang guru untuk menumbuhkan rasa untuk berpartisipasi dari
diri siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jika partisipasi siswa semakin baik,
maka guru akan mudah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dan
mencari jalan terbaik untuk memberikan pemahaman kembali mata pelajaran yang
sulit dimengerti. Sebaliknya jika siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran,
maka guru akan mengalami kesulitan dalam mengetahui kesulitan-kesulitan
belajar yang dihadapi siswanya. Partisipasi siswa yang besar akan tercipta suasana
keterbukaan antara guru dan siswa, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang
dihadapi siswa dapat diatasi secara cepat dan tepat. Hal ini akan mendorong siswa
untuk selalu berprestasi.
Rendahnya motivasi siswa dan partisipasi siswa dalam pembelajaran
disebabkan oleh model pembelajaran yang kurang menarik dan masih bersifat
konvensional, sehingga keaktifan siswa dalam belajar kurang dan berakibat lebih
lanjut pada prestasi belajar yang kurang optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka
guru dituntut untuk lebih jeli dalam menemukan inovasi-inovasi baru dalam
pembelajaran yang lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan keaktifan dan
prestasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan suatu penelitian guna meningkatkan prestasi belajar siswa, salah
satunya dengan menggunakan suatu model pembelajaran kooperatif yang lebih
menyenangkan dan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan/ partisipasi siswa
sehingga prestasi belajar mata pelajaran akuntansi meningkat.
Metode pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan solusi adalah Group
Investigation (GI) atau investigasi kelompok. Metode pembelajaran kooperatif
tipe Goup Investigation (GI) ini berasal dari jamannya John Dewey (1970) tetapi
telah diperbaharui dan diteliti kembali oleh Shlomo dan Yael Sharan. Metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ini dikemukakan oleh
Sharan pada tahun 1992 yang dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang
kooperatif yang dapat dijadikan solusi adalah Group Investigation (GI) atau
investigasi kelompok, merupakan model pembelajaran yang kompleks karena
memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis
konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Metode pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Dalam metode pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan
masing-masing kelompok beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang
heterogen. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi
mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan
dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
diharapkan pembelajaran di kelas dapat lebih efektif dan prestasi belajar mata
pelajaran akuntansi meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul ³Peningkatan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Akuntansi dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010´
Identifikasi Masalah B.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
dapat diidentiifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
Rendahnya prestasi belajar siswa dikarenakan kurangnya motivasi belajar dan 1.
partisipasi aktif dari diri siswa.
Keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/ 2.
commit to user
(KBM) kurang dan terdapat siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sehingga prestasi belajar kurang optimal.
Keterbatasan kemampuan guru dalam menentukan dan menerapkan metode-3.
metode pembelajaran yang sesuai dan diminati oleh siswa. Sehingga guru
mengalami kesulitan dalam meningkatkan semangat belajar dan pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan.
Keterbatasan sarana dan prasarana di kelas seperti media pembelajaran dan 4.
sumber-sumber belajar.
Pembatasan Masalah C.
Kualitas penelitian ilmiah bukanlah terletak pada keluasan masalah yang
diambil akan tetapi pada kedalaman pengkajian pemecahan masalah, untuk itu
penelitian ini difokuskan pada:
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap di SMA Islam 1 1.
Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.
Objek penelitian adalah sebagai berikut: 2.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
a.
(GI). Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah
model pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara prinsip
belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme
dan prinsip pembelajaran demokrasi. Melalui pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation (GI) yang diterapkan di SMA Islam 1
Surakarta menumbuhkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan
partisipasi aktif siswa saat proses belajar mengajar berlangsung serta
Pengukuran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi b.
dengan menilai keaktifan dan hasil belajar siswa dari pembelajaran
dengan metode Group Investiogation (GI).
Perumusan Masalah D.
Setelah dilaksanakan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Rumusan masalah utama: 1.
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas
XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010?
Rumusan masalah khusus: 2.
Apakah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group
1.
Investigation (GI) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010?
Apakah melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Group
2.
Investigation (GI) dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mata
pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010?
Tujuan Penelitian E.
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum:
commit to user
Meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas
XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Tujuan Khusus:
2.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar mata pelajaran akuntansi 1.
pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam belajar mata pelajaran akuntansi 2.
pada siswa kelas XI di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Manfaat Penelitian F.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
Manfaat teotitis 1.
Hasil penelatian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam bidang pendidikan khususnya motode pembelajaran yang paling efektif,
serta mendorong calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih
mendalam mengenai dunia pendidikan.
Manfaat Praktis 2.
Bagi Sekolah 1.
Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan
sumber-sumber belajar.
Bagi Guru 2.
Menambah masukan dalam pengelolaan kelas untuk kegiatan belajar mengajar
(KBM) melalui pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat memberikan
sumbangan yang nyata bagi peningkatan profesionalitas guru dalam upaya
Bagi Siswa 3.
Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya.
Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih menyenangi belajar yang
bernuansa perhitungan dan analisa, lebih berani dan terampil bertanya dan
menjelaskan.
Bagi Peneliti 4.
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku kuliah
khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk membekali peneliti
sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar yang tepat.
BAB II
LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka A.
Metode Pembelajaran Kooperatif 1.
commit to user
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja. Oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Tujuan
pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman
dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
W. James Popham dan Eva L. Baker (2003:7) menyatakan bahwa
³efektivitas pengajaran itu seharusnya ditinjau dari hubungannya dengan guru
tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, didalam situasi tertentu dalam
uasahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu ´. Dalam proses
pembelajaran terdapat hubungan yang erat antara siswa dengan guru yang
mengajar dan diantara keduanya terdapat interaksi yang kuat saling mendukung
untuk mencapai tujuan.
Efektivitas guru mengajar nyata dari keberhasilan siswa menguasai apa
yang diajarkan guru itu (Nasution, 1999 : 110). Menurut Dick dan Reiser dalam
M. Sobry Sutikno (2004 : 85) ³Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran
yang memungkinkan siswa untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan
dan sikap serta membuat siswa senang´.
Richard Dunne dan Ted Wragg dalam Anwar Jasin (1996:4) menjelaskan
ciri-ciri pembelajaran yang efektif yaitu:
Pembelajaran efektif memudahkan murid belajar sesuatau yang 1)
bermanfaat seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan bagaimana
hidup serasi dengan sesama atau sesuatu hasil belajar yang
diinginkan.
Pembelajaran efektif adalah bahwa ketrampilan tersebut diakui oleh 2)
mereka yang kompeten menilai, seperti guru-geru, pelatih guru-guru,
pengawas, tutor, dan pemandu atau murid-murid sendiri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang efektif
termotivasi untuk mempelejari materi yang telah diberikan sehingga tercapainya
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)
b.
Hakikat Pembelajaran Kooperatif 1)
Robert E. Slavin (1995: 73-74) menjelaskan mengenai komponen
utama yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: a) presentasi kelas;
b) kelompok; c) tes; d) nilai peningkatan atau perkembangan; dan e)
penghargaan kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen yang
saling terkait, yaitu: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka;
(3) akuntabilitas individual; dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan
antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan.
Metode pembelajaran ini menggunakan kelompok kecil, setiap siswa
yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda ±
beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap topik/ materi pelajaran yang diajarkan. Setiap
anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang sedang
diajarkan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membantu anggota kelompok
untuk belajar, dengan demikian perlu diciptakan atmosfir keberhasilan.
Seluruh siswa pada kegiatan belajar ini harus berpartisipasi aktif, perbedaan
individual antara siswa dapat diminimalkan pada saat mereka mempelajari
materi. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah: (a) meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik; (b) penerimaan terhadap perbedaan
individu; dan (c) pengembangan keterampilan sosial.
Berikut ini merupakan prinsip dasar, ciri-ciri, serta kelebihan dan
kekurangan pembelajaran kooperatif :
Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Kooperatif a).
Dibawah ini merupakan prinsip dasar dalam metode pembelajaran
commit to user
Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka sehidup (1)
dan sepenanggungan.
Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya. (2)
Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya (3)
memiliki tujuan yang sama.
Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara (4)
anggota kelompoknya.
Siswa akan dikenakan evaluasi dan diberikan hadiah/penghargaan yang (5)
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan (6)
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
Siswa akan diminta pertanggung jawaban tentang materi yang (7)
dipelajari dalam kelompoknya.
Ciri ± Ciri Pembelajaran Kooperatif b).
Berikut ini merupakan ciri ± ciri pembelajaran kooperatif, antara lain :
Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan (1)
materi pelajaran.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, (2)
sedang dan rendah.
Anggota kelompok dapat berasal dari suku, budaya, jenis kelamin, dan (3)
ras yang berbeda.
Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu. (4)
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif c).
Pembelajaran kooperatif di samping memiliki kelebihan juga
memiliki kelemahan.
Pembelajaran yang aktif : pembelajaran kooperatif mengharuskan (a).
setiap siswa aktif berinteraksi satu sama lain.
Keterampilan sosial : siswa belajar berinteraksi dengan siswa lain, (b).
mengembangkan suatu keterampilan interpersonal, kepemimpinan,
berkompromi, komunikasi dan berkolaborasi.
Saling ketergantungan : ketergantungan positif dan kepercayaan (c).
kelompok dikembangkan dengan adanya interaksi siswa untuk
mencapai tujuan yang sama.
Akuntabilitas individu : apabila kelompok mencapai keberhasilan (d).
dan sukses itu adalah akibat dari input dari setiap individu yang ada
dalam kelompok.
Sedangkan kelemahan dari metode pembelajaran kooperatif antara
(2)
lain:
Kecocokan antara siswa : dalam pembentukan kelompok kadang (a).
sangat sulit sehingga guru harus mengetahui siswanya dengan baik
untuk menggabungkan siswa agar mau bekerja sama dengan baik.
Ketergantungan siswa : guru tidak boleh hanya mempercayai satu (b).
siswa yang pintar untuk mengkoordinasikan belajar pada
kelompoknya karena akan menggagalkan tujuan pembelajaran
kooperatif. Sehingga guru harus mengelola kelompok sehingga
benar ± benar terjadi kolaborasi.
Memerlukan waktu yang lama : metode pembelajaran kooperatif (c).
memerlukan waktu lebih banyak untuk mempelajari materi
pelajaran dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya.
Individualist : siswa yang suka bekerja secara independen tidak (d).
menyukai metode pembelajaran kooperatif.
Keterbatasan logistik/ bahan : guru harus menyiapkan banyak (e).
informasi yang menjadi tanggung jawab siswa untuk mempelajari,
commit to user
Adapun manfaat yang diperoleh dengan penerapan pembelajaran
kooperatif adalah mendokumentasikan hasil-hasil pembelajaran termasuk
peningkatan hasil belajar, perbaikan terhadap tingkah laku dan kehadiran,
meningkatkan self ± confidence dan motivasi, serta meningkatkan kedekatan
antara teman sekelas dan teman satu sekolah.
Hakikat Group Investigation (GI)
2).
Metode pembelajaran kooperatif tipe Goup Investigation (GI) ini
berasal dari jamannya John Dewey (1970) tetapi telah diperbaharui dan diteliti
kembali oleh Shlomo dan Yael Sharan. Metode pembelajaran kooperatif tipe
Goup Investigation (GI) ini dikemukakan kembali oleh Sharan pada tahun
1992 yang dirancang untuk melatih kemampuan berfikir yang lebih tinggi
seperti menganalisis dan mengevaluasi. Siswa bekerja dalam kelompok untuk
menghasilkan suatu proyek/ tugas yang dapat dipilih sendiri oleh siswa.
Metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
merupakan metode pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara
prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme
dan prinsip pembelajaran demokrasi. Metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat
mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran sehingga akan
memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru
akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat
memperbaiki kesalahannya.
Robert E. Slavin (2008 : 215), mengatakan bahwa ³ Group
Investigation tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan
pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak
memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di kelas´.
Dalam pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI), interaksi sosial menjadi faktor penting bagi perkembangan
teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan dalam kelompok
kecil, dimana pertukaran pikiran dan sikap-sikap kooperatif bisa terus
bertahan. Dalam pembelajaran inilah, kooperatif memainkan peranannya
dalam memberi kebebasan kepada pebelajar untuk berfikir secara analitis,
kritis, kreatif, reflektif dan produktif. Pola pengajaran ini akan menciptakan
pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai subyek pembelajaran ikut
terlibat dalam penentuan pembelajaran.
Adapun langkah ± langkah pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) menurut Robert E. Slavin (2008 : 218) antara lain :
Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam
kelompok.
Siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sujumlah topik a).
dan mengkategorikan saran-saran.
Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik b).
yang teleh mereka pilih.
Komposisi kelompok didasarkan pada keterkaitan siswa dan c).
harus bersifat heterogen.
Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dan d).
memfasilitasi pengaturan.
Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
Siswa merencanakan bersama mengenai materi yang akan a).
dipelajari, bagaimana mempelajarinya, siapa melakukan apa dan
untuk tujuan atau kepentingan apa menginvestigasi topik ini.
Tahap 3 : Melaksanakan investigasi
Siswa mengumpulkan informasi, menganalisa data dan membuat a).
kesimpulan.
Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang b).
dilakukan kelompoknya.
Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi dan c).
commit to user
Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir.
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek a).
mereka.
Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka b).
laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi
mereka.
Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk c).
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir.
Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai a).
macam bentuk.
Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya b).
secara aktif.
Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan c).
presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya
oleh seluruh anggota kelas.
Tahap 6 : Evaluasi
Siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, a).
mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai
keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.
Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran b).
siswa.
Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran c).
paling tinggi.
Hakikat Motivasi Belajar 2.
Prestasi belajar yang maksimal tidak dapat terwujud tanpa usaha dari
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diharapkan dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. W. S. Winkel mengatakan bahwa ³motif´
adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu (Darsono, 2000:61). Berawal dari
kata ³motif´ itu, motivasi diartikan sebagai motif yang sudah menjadi aktif pada
saat-saat melakukan suatu perbuatan. Sedangkan motif sudah ada dalam diri
seseorang, jauh sebelum orang itu melakukan suatu perbuatan
Menurut McDonald dalam Oemar Hamalik (2009: 173), Motivasi adalah
suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar merupakan hal yang
sangat penting dimiliki siswa. Harus ada motivasi untuk melaksanakan suatu
kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan belajar. Motivasi belajar
merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki subjek belajar itu dapat
tercapai.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dan dorongan
dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi ini terbentuk karena
kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan
dirinya dan bekal dalam menjalani kehidupan. Motivasi ekstrinsik timbul sebagai
akibat pengaruh dari luar individu. Siswa yang selalu memperhatikan waktu guru
menyampaikan materi pelajaran bukanlah masalah bagi guru karena didalam diri
siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi instrinsik. Siswa yang demikian
biasanya dengan kesadaran diri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin
tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai
gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar
memecahkan perhatiannya. Berbeda dengan siswa yang tidak ada motivasi di
commit to user
dirinya mutlak diperlukan. Dalam hal ini tugas guru adalah membangkitkan
motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan
memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus (Anni, 2005:111). Dalam
pengertian ini intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi. Untuk belajar sangat
diperlukan adanya motivasi, sesuai dengan semboyan ³ motivation is an essential
condition of learning´. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi.
Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu
(Sardiman, 2003:84). Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para siswa.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi.
Sardiman (2003: 85) mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:
Mendorong manusia untuk berbuat. 1.
Motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai. 2.
Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannnya.
Menyelesaikan perbuatan. 3.
Menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna
mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
3. Hakikat Partisipasi Belajar
Pengertian Partisipasi Siswa a.
Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris Partisipate yang dalam
bahasa indonesia berarti turut serta, ambil bagian atau keterlibatan. Partisipasi
dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah perisipasi yang berarti keterlibatan
siswa secara fisik, intelektual-emosional, dan sosial dalam proses poembelajan.
Menurut Keit Davis dalam Sastroputro (1989:35) menyatakan bahwa
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok
dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang
bersangkutan.
George Terry dalam Winardi menyatakan bahwa partisipasi adalah turut
sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan
sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai
persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan
tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut (Winardi, 2002:149). Partisipasi
siswa dalam pembelajaran sering juga diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Mulyasa, 2004:156).
Untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon siswa secara
positif, menggunakan pengalaman berstruktur, dan menggunakan metode yang
bevariasi yang lebih melibatkan siswa. Siswa sebagai subjek sekaligus objek
dalam pembelajaran. Sebagai subjek siswa adalah individu yang melakukan proses
belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkaan dapat
mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar. Untuk itu, dari pihak siswa
diperlukan partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif subjek
belajar dalam proses pembelajaran antara lain dipengaruhi faktor kemampuan
yang dimiliki hubungannya dengan materi yang akan dipelajari.
Pendapat tentang partisipasi juga disampaikan oleh Dimyanti dan
Mudjino (1994: 26) mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi
memiliki aspek-aspek yaitu kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi atau
keterlibatan dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan
siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta pisik anggota dalam
memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan, serta
commit to user Manfaat Partisipasi
b.
Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan manfaat prinsipil dari
partisipasi yaitu:
Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karea 1)
banyaknya sumbangan pemikiran
Pengembangan potensi diri dan kreativitas 2)
Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang 3)
diberikan dan adanya perasaan diperlukan
Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk 4)
membangun kepentingan bersama
Heidjrachman dalam Suryosubroto (1997: 282) mengemukakan bahwa
dengan dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti
bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan pikiran),
adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya
perasaan diperlukan.
Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi
diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab
terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan
memberikan peranan yang penting bagi keberhasilan tujuan dari proses
pembelajaran yang terkait.
Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa c.
Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan bahwa peran aktif dan
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta
suatu kondisi sebagai berikut:
Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa 1)
Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjasi pengalaman dalam belajar. 2)
Tujuan kegiatan pembelajaran yaitu tercapainya kemampuan minimal siswa 3)
(kompetensi dasar).
Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, 4)
meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta
commit to user
Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, 5)
sikap, dan keterampilan.
Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) until
menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan
melalui 9 aspek berikut ini:
Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga 1)
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 2)
Mengingatkan kompetensi prasyarat. 3)
Memberikan stimulus (masalah, topic, dan konsep) yang akan 4)
dipelajari.
Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 5)
Memunculkan aktivitas serta partisipasi aktif siswa dalam kegiatan 6)
pembelajaran.
Memberikan umpan balik (feed back). 7)
Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga 8)
kemampuan siswa terpantau dan terukur.
Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir
9)
pembelajaran.
Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran
tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan
partisipasi siswa. Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam
merangsang tumbuhnya partsisipasi siswa. Dengan demikian peran serta dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat, yang pada
akhirnya kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa.
4. Hakikat Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi Belajar a.
Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar pada akhirnya ingin
mengetahui hasilnya. Hasil dari kegiatan belajar itulah yang dinamakan prestasi
belajar. Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses belajar. Prestasi merupakan
kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil kecakapan
commit to user
belajarnya, berarti ia mendapatkan hasil kecakapan yang baru dari apa yang
dipelajarinya (Suryabrata, 2001:232).
Widodo (2002: 594) berpendapat bahwa ³Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai´. Menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa ³prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.´
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian
tehadap penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui
proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbul, angka, huruf atau kode.
Prestasi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan tingkat
pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
keterampilan bekerjasama dalam tim/ kelompok (kemampuan berpendapat/
berdiskusi), keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM)
dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata diklat akuntansi
keuangan, yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Group Investigation (GI) dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar mata
diklat akuntansi pada siswa kelas XI.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar b.
Pencapaian prestasi belajar oleh seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam (faktor
internal) maupun dari luar (faktor eksternal).
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor internal terdiri dari: a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang
bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya
penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b) Faktor psikologis
baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: (1) Faktor
kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non intelektif, yaitu
unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal terdiri dari: a) Faktor sosial yang terdiri atas :
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan
kelompok. b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan
iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor-faktor diatas akan saling berinteraksi baik secara langsung
ataupun tidak langsung dalam pencapaian prestasi belajar yang dilakukan oleh
siswa. Sehingga faktor-faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa.
Mata Pelajaran Akuntansi 5.
Akuntansi ( accounting) berasal dari bahasa inggris ³to account´ yang
artinya memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan, dari pengelola
perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan
kepadanya untuk menjalankan kegiatan perusahaan tersebut. Pengertian akuntansi
yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accounts (AICPA)
yang dikutip oleh Ngadiman, dkk (2004: 2) dalam bukunya yang menyatakan
bahwa ³Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa´. Fungsinya ialah menyediakan data
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomis dalam pemilihan
alternatif suatu keadaan.
Sedangkan menurut Arnie Fajar (2005: 130), akuntansi merupakan mata
pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi
berkenaan dengan transaksi keuangan. Menurut AAA ( American Accounting
Association) dalam Kardiman (2006: 2), akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang
commit to user
oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Menurut Achmad
Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 3), akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit
organisasi atau kesatuan ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.´
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata
pelajaran akuntansi adalah merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu
sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan
melalui proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi
yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan
tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut
Ruang lingkup mata pelajaran akuntansi dimulai dari dasar-dasar
konseptual, struktur, dan siklus akuntansi. Fungsi mata pelajaran akuntansi di
SMA salah satunya adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap
rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan,
pengelompokan serta pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan
keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Penelitian Yang Relevan B.
Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan
kelas menggunakan pembelajaran kooperatif model Group Investigasi (GI) antara
lain :
Hendrawan Yulianto Nugroho (2007). ³Study Komparasi antara Metode
1.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan Metede Ceramah
dalam Pembelajran Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas II Semester I SMK
BATIK 2 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007´.
Eka Vitaloka (2009). ³Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata
2.
Investigation (GI) Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Simo Boyolali Tahun
Ajaran 2009/