TAHAP 4. PERSIAPAN DAN RANCANGAN
2. Merancang Program Pelatihan SIYB
2.1. Metodologi pelatihan SIYB
Metodologi pelatihan SIYB didasarkan pada dua pilar dasar. Pilar-pilar tersebut adalah:
1. partisipatif, dan 2. berorientasi pada aksi Pelatihan Partisipatif
Metodologi pelatihan SIYB mengunakan pendekatan partisipatif, selama intervensi pelatihan dan kegiatan-kegiatan tindak lanjut, klien Anda akan dianggap sebagai narasumber utama. Mereka telah memiliki ‘alat’ penting, yaitu pengalaman pribadi mereka dalam berbisnis khususnya yang dapat digunakan untuk menambah masukan bagi para pelatih SIYB selama sesi pelatihan.
Penting untuk tidak menciptakan suasana ‘kembali ke bangku sekolah’. Anda harus memperlakukan setiap peserta sebagai sumber ide yang sama berharganya dengan Anda. Ini yang membedakan antara mengajar orang dewasa dan mengajar anak kecil Daripada menceramahi para klien Anda, gunakan metode pelatihan yang bersifat partisipatif untuk mendapatkan masukan yang aktif dari para peserta . Ulasan singkat mengenai metode-metode pelatihan yang direkomendasikan untuk digunakan selama pelatihan SIYB dapat Anda ditemukan di akhir bab ini.
Pada kotak dibawah ini Anda akan menemukan beberapa kiat mengenai bagaimana cara melatih dengan pendekatan pendidikan orang dewasa.
Tabel 3. Panduan untuk Melatih Orang Dewasa dalam SIYB
Orientasi aksi
Metodologi pelatihan SIYB fokus terhadap pembelajaran melalui aksi. Selama pelatihan, klien Anda belajar sambil melakukannya dengan bantuan latihan serta permainan;
• Latihan, melalui latihan-latihan di buku panduan pelatihan, Kondisikan peserta untuk mengkaitkan dan menerapkan antara materi yang mereka terima dalam sesi pelatihan dengan lingkungan kerja mereka sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan mereka memahami cara terbaik untuk menggunakan berbagai teknik-teknik untuk memperoleh berbagai ide bisnis dan menerapkannya sebagai alat manajemen dan perencanaan bisnis mereka. Hasil dari latihan-latihan ini akan berguna secara langsung bagi para klien Anda karena memberikan dasar untuk memperoleh ide bisnis, membuat rencana usaha atau membuat rencana aksi
• Permainan, dengan memainkan permainan bisnis, klien Anda akan mensimulasikan penggunaan alat perencanaan usaha dan manajemen bisnis. Mereka dapat mengalami situasi bisnis yang sebenarnya didalam kelas. Berdasarkan hasil dari permainan bisnis atau permainan peran, mereka dapat menajamkan kegiatan-kegiatan yang mereka rencanakan untuk digunakan di kemudian hari.
Cara Orang Dewasa Belajar
Ketika menangani orang dewasa dalam suasana pembelajaran, ingatlah bahwa mereka tidak seperti anak-anak, orang dewasa adalah:
Motivated (Termotivasi). Orang dewasa telah memilih untuk berpartisipasi dalam pelatihan SYB karena mereka percaya bahwa hal itu akan bermanfaat bagi mereka
Active (Aktif). Orang dewasa belajar dan mengingat dengan lebih baik pada saat mereka terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
Time-Conscious (Sadar waktu). Orang dewasa dan khususnya pengusaha, adalah orang-orang yang sibuk. Waktu mereka berharga dan mereka hanya akan belajar apabila informasinya relevan bagi mereka.
Utilitarian (Berguna). Orang dewasa ingin mencapai hasil yang konkret. Mereka akan lebih termotivasi saat informasinya berguna dan dapat langsung diterapkan didalam bisnis mereka.
Responsive (Tanggap). Orang dewasa dapat menilai kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dan bereaksi terhadap hal tersebut. Umpan balik yang bersifat konstruktif akan mendorong mereka untuk mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi mereka.
Experienced (Berpengalaman). Orang dewasa membawa kekayaan pengalaman pribadi dan pengalaman bisnis ke dalam pelatihan
Apabila Anda mengambil huruf pertama dari prinsip-prinsip tersebut, Anda akan dapat mengingat hal-hal ini dengan mudah!
MATURE = DEWASA
Pada akhir intervensi pelatihan, klien-klien Anda akan membawa pulang rencana aksi yang merinci mengenai apa yang harus mereka lakukan untuk menyelesaikan rencana usaha mereka atau untuk memulai bisnis. Rencana usaha akan menjadi dasar untuk tindak lanjut setelah pelatihan selesai. Kemungkinan peserta akan memulai bisnis sebagai dampak dari pelatihan SIYB akan lebih memungkinkan apa bila pelatih melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa rencana aksi benar-benar diimplementasikan (lihat Bab berikutnya tentang kegiatan-kegiatan tindak lanjut setelah pelatihan).
2.2. Rencana Sesi Pelatihan SIYB Mengembangkan rencana sesi
Pelatih dan fasilitator yang efektif akan menyiapkan kegiatan-kegiatan pelatihan mereka dan menggunakan alat bantu pelatihan yang tepat. Anda harus merencanakan setiap sesi secara hati-hati, memahami isinya dan mengantisipasi apa yang akan terjadi dalam ruang pelatihan. Oleh karena itu, Anda perlu:
• Menyelesaikan semua latihan, perhitungan, dan memahaminya;
• Mencoba memprediksi kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan oleh Anda sendiri atau peserta serta jawaban-jawaban yang tidak lengkap atau tidak terduga, yang mungkin tidak salah tetapi perlu ditindaklanjuti.
• Mempertimbangkan berbagai studi kasus, mengerjakannya sendiri dan berusaha memprediksi semua kemungkinan yang akan dilakukan peserta untuk menganalisanya. Coba antisipasi tanggapan mereka.
• Memikirkan contoh-contoh lokal yang akan meningkatkan efektifitas presentasi Anda. Buatlah catatan tentang contoh-contoh tersebut secara berhati-hati di rencana sesi.
Anda telah menyesuaikan struktur intervensi pelatihan dan isi dari setiap modul sesi pada tahap awal saat memasarkan pelatihan, kemudian mempertajam struktur pelatihan tersebut dan memilih isi sesi berdasarkan hasil Analisa Kebutuhan Pelatihan yang Anda miliki.
Tugas selanjutnya adalah mengembangkan “Rencana Sesi” untuk setiap sesi SIYB yang akan Anda sampaikan. Rencana sesi akan membantu anda untuk membuat intervensi pelatihan lebih terstruktur sebagai berikut ;
1. Topik yang akan Anda bahas dan di sesi apa ?
2. Tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai pada setiap sesi (lihat tabel)
3. Kegiatan apa yang akan dilakukan selama sesi tersebut, dengan urutan kronologis dan berapa menit waktu yang anda butuhkan dari setiap kegiatan
4. Metode pelatihan dan alat pelatihan yang akan Anda gunakan (lihat “Metode pelatihan SIYB” pada Bab ini)
5. Materi pendukung pelatihan apa saja yang akan ingin Anda jadikan rujukan tersebut.
Menetapkan tujuan pembelajaran
Menetapakan tujuan untuk setiap sesi SIYB merupakan hal yang sangat penting dan akan diuraikan secara lebih terperinci dalam bab ini. Menetapkan tujuan dalam setiap sesi pelatihan SIYB merupakan cara untuk memastikan bahwa Anda dan rekan pelatih Anda mengikuti pendekatan pelatihan secara terstruktur. Hal ini akan memberi nilai lebih pada sesi dan peserta akan mengetahui pembelajaran apa yang akan mereka terima.
Prosedur yang direkomendasikan adalah sebagai berikut: di awal setiap sesi, perkenalkan tujuannya dan tanya apakah tujuan tersebut sudah jelas bagi para peserta.
Cara yang biasanya digunakan adalah dengan menuliskannya di papan atau flip chart.
Pastikan Anda lakukan hal ini sebelum sesi dimulai, sebagai bagian dari persiapan Anda dan bukan pada saat peserta sudah berada di ruang pelatihan. Pastikan bahwa tujuan tersebut tidak dihapus selama sesi sehingga Anda dapat kembali ke tujuan tersebut pada akhir sesi untuk memverifikasi, apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum.
Merumuskan tujuan mungkin nampak mudah, tetapi pengalaman telah menunjukkan bahwa hal ini dapat menjadi tantangan. Kotak dibawah ini memuat beberapa kiat yang akan membantu pelatih SIYB untuk merumuskan tujuan-tujuan sesi .
Tabel 4. Kiat-Kiat untuk Merumuskan Tujuan Pembelajaran untuk Sesi-Sesi Pelatihan SIYB
1. Tujuan harus selalu dirumuskan dari sudut pandang peserta dan bukan dari sudut pandang pelatih. Ini adalah kesalahan yang sering terjadi, contohnya, tujuan seperti:
Memperkenalkan konsep pemasaran ke para peserta, diekspresikan dari sisi pelatih, bukan dari apa yang akan dicapai oleh peserta pelatihan.
2. Salah satu cara yang mudah untuk membantu Anda membuat tujuan sesi adalah dengan membuat kalimat ; ″ Pada akhir sesi ini, peserta akan dapat ... ″.
3. Tujuan sesi harus spesifik dan dapat diukur. Tujuan seperti: ″ Membuat pengusaha dapat melakukan perhitungan biaya ″ mungkin terlalu luas dan harus dibagi menjadi beberapa bagian yang dapat diukur, seperti: ″ Membuat pengusaha dapat membedakan biaya langsung dan tidak langsung ″ dan ″ membuat mereka dapat menggunakan formulir perhitungan biaya untuk bisnis eceran dan borongan″.
4. Tujuan sesi harus dapat dicapai. Tanyakan kepada diri Anda sendiri apakah hal tersebut memungkinkan tecapai? Misalnya, peserta akan memahami konsep rencana pemasaran yang lengkap dalam satu jam.
5. Tujuan dapat terpusat pada tiga jenis perubahan yang berbeda: Peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan Peningkatan keterampilan. Untuk masing-masing jenis, terdapat kata-kata kunci khusus yang dapat digunakan pada saat merumuskan tujuan. Contoh:
• Pengetahuan: peserta akan dapat memahami, mengerti, menjelaskan, mengidentifikasi, mendeskripsikan, mengetahui, menyebutkan, dll.
• Sikap: pada akhir sesi, peserta akan menghargai, menilai, dll.
• Perilaku: pada akhir sesi, pengusaha dapat menulis, menggunakan, menghitung, mengisi, membuat, dll.
Dibawah ini, Anda dapat menemukan sebuah contoh rencana sesi untuk topik pemasaran. Ingatlah: Anda didorong untuk mengadaptasi dan melengkapi sesi-sesi ini, dan untuk menggunakan jadwal intervensi pelatihan secara akomodatif. Anda juga dapat memilih topik-topik SIYB yang perlu dikembangkan untuk membantu peserta pelatihan dalam menyusun rencana usaha mereka. Fleksibilitas merupakan hal yang fundamental dalam program SIYB.
Idealnya, dalam setiap sesi pelatihan SIYB harus mencakup hal-hal berikut ini:
• Teori : Isinya adalah pengetahuan yang mereka harus pelajari.
• Contoh: Isinya adalah studi kasus yang menyoroti tentang pentingnya penerapan teori.
• Latihan: Isinya adalah kegiatan yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk memperdalam dan tes terhadap pengetahuan baru peserta didik.
• Kerja lapangan: Isinya adalah penerapan dalam kehidupan nyata dari pengetahuan baru sebagai bagian dari penyiapan rencana usaha peserta didik.
Penjelasan
1. Teori: Secara umum, teori dapat disampaikan dengan ceramah pendek atau melalui penceramah tamu (nara sumber). Buku modul SIYB berisi teori yang diarahkan agar peserta didik tidak perlu membuat catatan secara rinci.
2. Contoh: Contoh yang terdapat dalam Buku modul SIYB didasarkan pada satu jenis bisnis. Apabila contoh itu tidak cocok dengan peserta pelatihan, Anda dapat mencari contoh lain.
3. Latihan: Latihan-latihan yang tercantum dalam Buku modul SIYB akan sering dikerjakan secara berkelompok, dirancang untuk memperdalam dan menguji pengetahuan peserta. Sementara Buku Rencana Usaha SIYB dapat digunakan oleh peserta secara individual dalam mempersiapkan rencana usaha mereka.
4. Kerja lapangan: Kerja lapangan yang tercantum dalam Buku modul SIYB dikerjakan selama program pelatihan. Kerja lapangan akan menghasilkan informasi tentang kehidupan nyata yang perlu dikumpulkan oleh peserta didik dalam kaitannya dengan ide bisnis mereka. Apabila peserta pelatihan menyiapkan rencana bisnis mereka sendiri, maka mereka perlu melakukan kerja lapangan yang dikerjakan oleh mereka sendiri. Apabila mereka menyiapkan rencana bisnis secara kelompok, maka mengumpulkan informasi inipun dilakukan secara berkelompok.
Tabel 5. Contoh Rencana Sesi SIYB (Untuk Pelatihan SYB)
Waktu Isi Metode Hal
5 menit Tujuan Ceramah 20 menit Bisnis-bisnis di
dalam Komunitas
Diskusi Terbuka
1. Ajak peserta untuk membuat sebuah daftar bisnis-bisnis yang mereka temukan di wilayah mereka
2. Ajak mereka untuk menyoroti kebutuhan-kebutuhan komunitas yand dipenuhi oleh bisnis-bisnis ini
3. Gunakan beberapa contoh untuk menunjukkan kepada peserta bahwa ide bisnis yang sukses adalah ide yang memecahkan masalah banyak orang/komunitas. Tekankan bahwa ide bisnis yang sukses adalah ide yang memecahkan apa yang sebelumnya/sedang menjadi masalah bagi banyak orang/komunitas.
30 menit Analisa SWOT Ide bisnis Anda
Latihan kelompok
1. Sajikan Kegiatan 10 di Buku Latihan SYB –
“Analisa SWOT ide bisnis Anda.”
2. Apabila peserta berasal dari komunitas yang sama, ajak mereka untuk menyelesaikan (mengisi) lembaran tersebut di kelompok-kelompok kecil. Apabila peserta tidak berasal dari komunitas yang sama, biarkan mereka mengerjakannya sendiri-sendiri.
3. Masing-masing kelompok menyajikan laporannya di depan kelas.
5 menit Pencapaian tujuan DiskusiTanyakan kepada peserta apakah tujuan sesi telah tercapai
Sesi : Ide Bisnis
Tujuan : Pada akhir sesi, pengusaha akan dapat mendeskripsikan setidaknya tiga kesempatan bisnis di wilayah mereka.(pelajaran ini dapat digunakan untuk menghasilkan ide bisnis untuk individu atau komunitas).
Materi : • Flipchat dan Papan Tulis
• Buku Modul SIYB Durasi : 90 menit
2.3. Merampungkan jadwal pelatihan
Sebelum memutuskan total durasi seminar, terdapat beberapa hal lagi yang perlu Anda pertimbangkan selain dari sesi-sesi SIYB . Pertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk hal-hal berikut ini:
• Sesi pembukaan seminar dan sesi penutupan
• Pengantar program
• Perkenalan diri sendiri / perkenalan peserta
• Pencair suasana (ice breakers) / pembangkit semangat (energisers)
• Permainan, permainan peran, kunjungan lapangan, ceramah tamu
• Persiapan rencana aksi
• Evaluasi harian dan Review Evaluasi Harian
• Evaluasi akhir seminar.
Sekarang Anda dapat menentukan total durasi seminar, sebagai contoh standar SYB adalah minimum 40 jam. Meskipun demikian, ingatlah bahwa ini adalah jumlah jam minimum berdasarkan pengalaman dinegara lain dalam menyelenggarakan pelatihan SIYB. Anda dapat fleksibel dalam topik-topik yang Anda pilih untuk melatih kelompok sasaran Anda, berdasarkan tingkat kebutuhan dan pengetahuan mereka, namun tidak dianjurkan untuk menyingkat durasi masing-masing topik.
Studi penilaian dampak pelatihan di Indonesia ini telah menemukan bahwa sejumlah besar peserta yang telah dilatih SIYB (hampir sepertiganya) menginginkan durasi pelatihan yang lebih panjang, tentunya ini juga tergantung pada ketersediaan sumber daya manusia dan finansial.
Ingatlah bahwa pelatihan SIYB berbasis pada materi. Selalu gunakan materi-materi tersebut selama pelatihan dan selalu dikaitkan kembali antara setiap sesi untuk memastikan bahwa Anda memperoleh dampak pelatihan yang maksimal.
2.4. Metode Pelatihan SIYB
Anda telah melihat bahwa metodologi pelatihan SIYB bersifat partisipatif dan berorientasi pada aksi. Berdasarkan pada kedua prinsip kunci ini, terdapat beberapa metode pelatihan yang direkomendasikan untuk digunakan oleh para pelatih SIYB. Sangat penting untuk tidak menceramahi para peserta selama pelatihan berlangsung. Metode ceramah mungkin berguna untuk mentransfer poin-poin pembelajaran yang penting, penggunaan yang terlalu sering cenderung menciptakan atmosfir ‘kembali ke bangku sekolah’ dimana peserta diperlakukan sebagai penerima informasi yang pasif, bukan sebagai orang dewasa dalam suasana pembelajaran.
Penggunaan jenis alat bantu pelatihan dan metode pembelajaran yang berbeda merupakan hal yang penting untuk membuat peserta terus tertarik dan aktif dalam pelatihan SIYB. Rencana sesi terperinci dan jadwal yang disarankan terdapat dalam lampiran panduan pelatih. Anda perlu mengadaptasikan hal tersebut sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran dan waktu yang tersedia dalam pelatihan Anda.
Metode pelatihan yang direkomendasikan adalah: brainstorming (curah pendapat), diskusi, latihan, permainan peran dan studi kasus. Pelatih SIYB didorong untuk menciptakan situasi “bermain peran” dan “studi kasus” berdasarkan kondisi peserta pelatihan. Anda dapat menggunakan pengalaman nyata mengenai situasi masalah yang pernah Anda hadapi atau berdasarkan pengalaman-pengalaman bisnis yang ada didalam peserta pelatihan.
2.4.1. Brainstorming
Brainstorming (curah pendapat) merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan ide-ide. Tujuannya adalah untuk menstimulir peserta agar menemukan cara-cara yang berbeda saat menanggapi masalah tertentu. Anda mengetengahkan sebuah masalah atau sebuah pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban atau cara mengatasinya, ajak peserta untuk memikirkan cara-cara yang berbeda tersebut. Tujuan dari brainstorming adalah untuk menghasilkan sederet alternatif solusi/jawaban dan kemudian mendiskusikan kelebihan dan kekurangan masing-masing solusi.
Metode brainstorming biasanya mengikuti langkah-langkah berikut ini;
• Pengantar: Ajukan permasalahan atau pertanyaan.
• Hasil: Meminta kelompok mengetengahkan sebanyak mungkin ide dan pemecahan masalah. Pada dasarnya, pada fase ini tidak ada yang dapat menyensor atau mengkritisi sebuah ide, tidak peduli seberapa “gila”nya ide tersebut.
Kembangkan arus yang bebas saat melemparkan ide-ide karena hal itu akan merangsang kreatifitas peserta pelatihan. Pelatih berperan sebagai pencatat, mencatat ide-ide dan pemecahan masalah di kertas flip chart tanpa menilai, menyensor atau mengkritisi.
• Analisa: Pelatih dan peserta menganalisa data yang dikumpulkan dan memasukkannya kedalam kategori-kategori. Ide-ide yang berlebihan atau tidak relevan harus dibuang.
• Penutup: Harus diambil sebuah keputusan sebagai hasil dari brainstorming. Sebuah proses kreatif dapat dimasukkan kedalamnya, dan proses tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam sebuah sesi brainstorming untuk masalah-masalah lain.
Kapan digunakan?
Brainstorming Ideal digunakan untuk menemukan ide-ide atau solusi-solusi praktis terhadap suatu masalah. Dalam pelatihan, brainstorming juga digunakan untuk membantu peserta belajar dari pengalaman mereka. Sebagai sebuah metode pelatihan, brainstorming digunakan ketika peserta memiliki ide-ide mengenai bagaimana masalah tertentu dapat diselesaikan.
Apa yang akan dicapai?
Peserta belajar dari pengalaman mereka sendiri. Selain itu, mereka juga belajar memilih dari berbagai alternatif solusi.
Kelebihan:
Brainstorming menghasilkan partisipasi dalam derajat yang lebih tinggi. Brainstorming juga membuat sesi tersebut lebih hidup dan menstimulir cara berpikir yang kreatif.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
Selama brainstorming, fokusnya harus terletak pada perolehan ide-ide dan bukan pada diskusi tentang ide-ide itu sendiri.
Komentar yang bersifat mengkritisi tidak diperbolehkan. Evaluasi ide-ide tersebut di lain waktu.
Fokuskan perhatian Anda untuk memperoleh ide sebanyak mungkin.
2.4.2. Diskusi
Pengetahuan, ide dan opini mengenai topik tertentu dibahas dengan bebas antara peserta dan pelatih. Dalam diskusi terbuka, pelatih memfasilitasi dan mengendalikan diskusi sementara yang lain berpartisipasi. Dalam diskusi kelompok, peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Subyeknya didiskusikan dengan bebas oleh masing-masing kelompok. Pelatih berkeliling ke semua kelompok sebagai pengamat dan memberikan masukan apabila diperlukan. Para kelompok setelah itu digabungkan kembali dan kesimpulan dari masing-masing kelompok dipresentasikan dan didiskusikan di forum terbuka.
Kapan digunakan?
Idealnya, diskusi digunakan untuk menganalisa sebuab situasi dan untuk menegaskan konsep dan pemahaman peserta melalui pertukaran pendapat dengan yang lain. Diskusi digunakan saat peserta memiliki pengetahuan latar belakang mengenai permasalahan Apa yang akan dicapai?
Diskusi mengakibatkan perubahan sikap peserta karena didalmnya terdapat proses berbagi pengalaman antara peserta.
Kelebihan:
Diskusi memberikan umpan balik kepada pelatih mengenai cara, dimana peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki.
Kekurangan:
Peserta mungkin akan menyimpang dari subyek yang dibahas atau terdapat peserta yang merasa proses diskusi tidak berguna bagi nya
Hal-hal yang harus diperhatikan:
Mungkin akan terdapat peserta yang keras kepala, tidak mau terbuka terhadap masukan dari peserta lainnya atau tidak mau merubah sikap terhadap opini dari peserta lainnya atau bersiap-siap untuk menolak setiap masukan (defence).
Anda perlu mengendalikan struktur dan arah diskusi untuk menghindari hal ini.
Membagi kelas kedalam kelompok-kelompok kecil.
Pelatih mengelilingi kelompok dan membantu kelompok-kelompok untuk tetap fokus pada topik bahasan.
Mempertahankan tujuan diskusi. Hentikan diskusi apabila diskusi tidak relevan terhadap tujuan diskusi.
Mengklarifikasi komentar dan menyusun kalimatnya kembali dengan kata-kata lain yang berhubungan dengan pelatihan.
Membuat ringkasan tentang hal-hal yang didiskusikan dan menuliskan poin-poin utama pembelajaran di papan tulis atau kertas flipchart
2.4.3. Latihan
Peserta diminta untuk mengerjakan tugas tertentu yang akan membawa hasil. Latihan biasanya merupakan sebuah praktek atau ujian pengetahuan yang telah mereka pelajari.
Latihan dapat dilakukan dalam berkelompok atau sendiri-sendiri (Individu). Karena tingkat penyerapan pengetahuan berbeda antara peserta lainnya, latihan kelompok akan membantu menguatkan pengetahuan satu dengan yang lainnya. Latihan individual membantu mempraktekkan pengetahuan yang dipelajari khususnya berkaitan dengan bisnis yang akan digelutinya.
Metode latihan biasanya disampaikan dengan urutan sebagai berikut :
• Pengantar: memperkenalkan latihan yang perlu diselesaikan.
• Pemecahan masalah: pemecahan masalah, secara individual atau per kelompok.
• Presentasi: mempresentasikan hasil latihan .
• Klarifikasi: dilakukan dengan metode ceramah untuk menjelaskan isu atau masalah yang belum jelas.
Kapan digunakan?
Latihan digunakan setelah peserta mempelajari pengetahuan tertentu atau topik yang sudah dicakup.
Apa yang akan dicapai?
Latihan adalah sebuah bentuk pembelajaran aktif saat para pengusaha mempraktekan teknik-teknik yang telah dipelajari dan peserta berusaha menerapkan pengetahuan untuk memperoleh solusi dalam bisnisnya. Latihan juga membantu pelatih untuk mencari tahu seberapa banyak pembelajaran yang telah diserap oleh peserta pelatihan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Beberapa peserta mungkin akan mengalami kesulitan mengikuti latihan ini. Dalam kasus seperti ini, Anda perlu memberikan mereka petunjuk yang sesuai secara personal atau mendorong peserta lainnya untuk membantu, tetapi tidak memberikan solusinya.
2.4.4. Studi Kasus
Studi kasus adalah sebuah kejadian di masa lampau atau serangkaian kejadian dengan detil-detil yang sesuai yang perlu diperiksa dan dipahami oleh pengusaha. Para pengusaha diminta untuk menganalisa dan mendiagnosa sebab-sebab sebuah permasalahan yang dimuat dalam studi kasus. Mereka mungkin akan diminta untuk memecahkan permasalahannya.
Metode studi kasus biasanya mengikuti proses berikut ini.
• Pengantar studi kasus: Menjelaskan tujuan studi kasus dan isu-isu tertentu.
Bahasan studi kasus mungkin perlu dibacakan oleh salah seorang peserta.
• Analisa kasus: Dipraktekkan secara perorangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.
• Presentasi pemecahan masalah: Apabila memungkinkan, setiap kelompok harus menyajikan pemecahan masalah.
• Diskusi pemecahan masalah: Dilakukan secara terbuka di kelompok-kelompok kecil.
• Penutupan: Membuat rangkuman mengenai pemecahan masalah dan hal-hal
Kapan digunakan?
Idealnya, studi kasus digunakan untuk mendemonstrasikan penerapan berbagai teknis dalam situasi nyata yang mungkin akan dihadapi oleh peserta.
Idealnya, studi kasus digunakan untuk mendemonstrasikan penerapan berbagai teknis dalam situasi nyata yang mungkin akan dihadapi oleh peserta.