• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merangkai alur sebuah harapan ( Proses terbentuknya tema )

Dalam dokumen Keseimbangan di Rumah Perubahan (Halaman 32-38)

BAB I RANGKAIAN ALUR KESEIMBANGAN

1.2. Merangkai alur sebuah harapan ( Proses terbentuknya tema )

Gambar 1.2. Masyarakat Nias Utara 2 Sumber : kepulauannias.com

Bermula dari pembangunan Sumber Daya Manusia

Lotu adalah salah satu kota di Nias Utara, lokasi ini menjadi awal pembangunan karena memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi sebuah daerah yang akan berkembang. Pemerintah Nias Utara berencana akan melakukan pengembangan di daerah tersebut terlebih dahulu sekaligus akan menjadi pusat Pemerintahan Nias Utara. Pengembangan yang dilakukan meliputi infrastruktur Pemerintahan, permukiman, industri, sekolah dan akademi, fasilitas umum dan sebagainya. Akan tetapi langkah awal yang dilakukan Pemerintah adalah dengan mendirikan Akademi Komunitas Nias Utara. Pembangunan sebuah kota ditentukan oleh 2 hal yaitu : kemampuan Sumber Daya Manusia dan kemampuan Sumber Daya Alam. Namun kemampuan Sumber Daya Manusia lebih menentukan dan diyakini dapat dengan cepat membangun kota Nias Utara.

Pada awal pembangunan, titik kosentrasi berada pada pembangunan Sumber Daya Manusia, dengan harapan akan mampu membaawa kemajuan bagi Nias Utara. Pembangunan SDM dilandasi dengan karakter agar mempunyai nilai yang berbudaya dan beradab serta bertanggung jawab terhadap tanah kelahirannya. Memiliki rasa percaya diri, rasa kemanusiaan, kepedulian, tangguh, kedisiplinan dan attitude yang baik juga harus dimiliki oleh SDM di Nias Utara. Mempunyai kecerdasan tentunya diperlukan namun belum cukup jika tidak diimbangi dengan karakter diri yang kuat. Kekuatan dan kemajuan bangsa yang ditentukan oleh karakter SDM-nya. Kekuatan Negara - negara maju, seperti Singapura, Jepang, Inggris dan sebagainya bukan terletak pada Sumber Daya

Alam tetapi lebih kepada kualitas SDM-nya. Begitu juga kenajuan sebuah kota bukan ditentukan oleh SDA atau besarnya pendapatan asli daerah tetapi ditentukan oleh kualitas SDM yaitu SDM yang berkarakter.

Akademi Komunitas dengan sistem vokasional menjadi solusi

Setelah Pemerintah melakukan pendataan terhadap masyarakat, dan ternyata dapat disimpulkan bahwa kompetensi lulusan SLTA tidak sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya secara kuantitas bahkan juga kualitasnya sangat memprihatinkan. Hal ini berdasarkan fakta pendidikan yang menunjukkan bahwa masyarakat lulusan SLTA banyak yang tidak terserap di dunia kerja, bukan hanya karena melainkan juga kurangnya kemampuan intelektual. Membangun kembali sistem di SLTA tentunya dilakukan namun hal itu belum cukup untuk membentuk karakter generasi penerus yang berintelektual. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk membangun sekolah tinggi dengan jenjang 2 tahun ( Diploma-2 ). Sekolah tinggi ini lebih dikenal dengan Akademi Komunitas. Dengan pembangunan kampus ini juga diharapkan, siswa lulusan SLTA dapat menekuni pendidikan yang lebih tinggi lagi tanpa harus pergi atau berpindah ke kota – kota besar di luar pulau Nias. Sangat disayangkan juga beberapa generasi penerus dari tanah Nias yang dikirim oleh Pemerintah untuk menekuni pendidikan di luar kota Nias, tidak kembali lagi untuk membangun kota Nias Utara. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan bagi pembangunan Akademi Komunitas ini.

Akademi Komunitas Nias Utara juga mengimplementasikan sistem pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi adalah pendidikan keahlian terapan yang diselenggarakan di perguruan tinggi berbentuk akademi, politeknik, institut dan universitas berdasarkan standar kompetensi nasional dan/atau internasional. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan peserta didik agar memiliki keahlian terapan tertentu serta mampu beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu dan dapat menciptakan peluang kerja. Pendidikan ini juga berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian serta berbagai kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan dan tuntutan kebutuhan lapangan pekerjaan.

Dengan dibangunnya Akademi Komunitas ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi kota Nias Utara. Kualitas Sumber Daya Manusia yang meningkat akan mendukung pengelolaan Sumber Daya Alam yang ada di Nias Utara, meliputi: sumber daya perikanan, pertanian,perkebunan, peternakan dan pariwisata. Jika dikelola semaksimal mungkin akan meningkatkan perekonomian, kualitas hidup masyarakat, dan membantu perbaikan infrastruktur lainnya.

Akademi Komunitas yang berkelanjutan serta bersimbiosis

Sistem berkelanjutan sudah menjadi trend topik di Indonesia dan diterapkan pada berbagai fungsi bangunan. Namun pada dasarnya sistem berkelanjutan selalu berdampingan dengan konsep simbiosisme. Konsep berkelanjutan berasaskan pada kelestarian yaitu memenuhi kebutuhan saat ini dan

di masa yang akan datang. Akademi ini juga membutuhkan identitas agar dapat mempertahankan keberadaannya. Pembangunan yang berkelanjutan bukan membahas tentang penghematan energi saja melainkan ikut mempertimbangkan interaksi yang terjadi anatara manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Dalam pembangunan sebuah kawasan terdapat enam aspek yang menjadi prinsip keberlanjutan, yaitu : Aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek sumber daya, spek sosial, dan aspek keterlibatan. Keenam aspek tersebut bukanlah hal yang terpisah melainkan aspek yang harus saling bersmbiosis satu sama lain atau lebih tepatnya keenam aspek tersebut akan saling mempengaruhi.

Gambar 1.3. Skematik Sustainable dan Symbiosisme Sumber : Dokumen Pribadi

Menciptakan keseimbangan pada Kampus Perikanan

Dalam pengelolaan budidaya perikanan yang berkelanjutan terdapat kode etik yaiu CCRF ( Code of Conduct for Responsible Fisheries ). Terdapat 3 aspek

yang harus ditegakkan dalam Budidaya Perikanan, yaitu : Ekologi, Sosial, dan Ekonomi. Ketiga aspek tersebut sering terjadi proses tarik ulur, seperti misalnya : suatu saat aspek ekologi yang menonjol dan pada saat yang berbeda aspek sosial dan ekonomi yang menonjol. Permasalahan ini sering terjadi di dalam budidya perikanan sehingga sangat dibutuhkan Keseimbangan di dalam mengatur proses tarik ulur. Fungsi utama dari pengelolaan budidaya perikanan adalah Stabilitas dan Konsistensi ( Keseimbangan ). Sehingga pada kampus perikanan air tawar AKNIRA yang berperan sebagai rumah perubahan sangat tepat diterapkan keseimbangan. Perancangan kampus ini bukan hanya secara fisik tetapi mampu menciptakan ketiga aspek tersebut bahkan simbiosisme antar aspek. Berikut skematik ketiga aspek serta bentuk realisasinya tersebut :

BAB II

PENELUSURAN DI BALIK SEBUAH RUMAH PERUBAHAN

2.1.Seribu Pertanyaan ( Data – data tentang Kurikulum AKNIRA )

Dalam dokumen Keseimbangan di Rumah Perubahan (Halaman 32-38)

Dokumen terkait